Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

19 December 2008

Arsip - Saya Ikut Workshop Penulis (Elex-Indosiar)


Berita lengkap: http://www.indosiar.com/news/anda-perlu-tahu/77397/cara-kreatif-mendesain-buku.

Sabtu, 13 Desember 2008, Indosiar.com bekerjasama dengan PT. Elex Media komputindo, Penerbit dan Multimedia dari Gramedia Group, mengadakan Workshop Penulisan Buku dengan tema "Cara Kreatif Mendesain Buku".

Saya juga hadir di sana, dan banyak mendapat masukan terutama dalam hal teknik-teknik menggali ide penulisan buku dan "mind mapping", memaksimalkan kemampuan mesin asosiasi otak kita untuk menghasilkan ide baru yang orisinil. Walaupun hal-hal lain yang saya cari di workshop ini terutama teknik2 penulisan novel fiksi "show, don't tell" dan sebagainya (karena memang temanya bukan itu), teknik pengembangan ide cerita ini benar-benar menjadi masukan yang sangat berharga, yang akan saya terapkan dalam karya-karya saya selanjutnya.

Semoga akan lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan workshop seperti ini yang niscaya akan menelurkan hasil kreasi yang maksimal, dan sekaligus mengharumkan nama bangsa.

18 December 2008

FireHeart dan Fiksi Fantasi Indonesia

Coba tebak, untuk tujuan apa saya membuat artikel seperti ini?

-------------------------------

Beberapa tahun belakangan ini banyak insan, putra bangsa Indonesia telah menunjukkan kreativitas yang sangat mengesankan dan berpengaruh, diantaranya karya-karya seperti Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta dsb.

Selain itu, ada pula karya-karya kreatif dalam bentuk game, komik dan novel fantasi, yang adalah buah dari usaha-usaha luar biasa yang telah menyita banyak sekali waktu, tenaga dan komitmen. Untuk membuat suatu karya Fantasi, diperlukan tingkat daya imajinasi yang ekstrim, jauh melebihi yang diperlukan untuk karya2 populer (teenlit, chicklit dsb).

Sudah ada berbagai karya yang dipublikasikan, contohnya komik Knights of Apocalypse dan Inspirit Arena, game Travian di Internet dan novel-novel fantasi seperti Zauri dan FireHeart.

Novel karya saya (Andry Chang), FireHeart - Legenda Paladin Buku Satu: Sang Pemburu adalah karya Fiksi Fantasi yang seperti yang saya alami, dibuat dengan usaha luar biasa seperti di atas. Diharapkan karya ini dapat menjadi contoh dan sumber inspirasi teman-teman sekalian agar terus berjuang, mengembangkan bakat dan daya imajinasi dan menelurkan karya-karya yang niscaya dapat mengharumkan nama bangsa dan setanding dengan karya-karya besar lainnya seperti Laskar Pelangi.

Memanfaatkan momentum menjamurnya game online internet di kalangan remaja, anak-anak dan pemuda, novel yang adalah buku pertama dari trilogi ini selain sarat dengan unsur2 petualangan sebagai hiburan, juga memuat pesan-pesan moral terutama sikap mental dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari yang dikemas dalam latar belakang Medieval Fantasy yang dikombinasikan dengan unsur-unsur Anime dan silat.

Sinopsis Buku Satu:
Kehidupan sebagai pemburu monster tidaklah mudah bagi siapapun, terlebih bagiku. Banyak hal kualami: Selamat dari pembantaian yang menewaskan keluargaku dan seluruh warga desa, jatuh cinta pada putri raja, seorang diri menerobos sepasukan tentara, melarikan diri dari kota benteng kaum kurcaci, dan bekerjasama dengan para pemburu dan pahlawan digdaya dalam misi “mencegah kebangkitan kembali Penguasa Mutlak Kegelapan” yang kucurigai adalah suatu jebakan.

Namaku Robert Chandler. Juluki aku si Pembantai Orc, Pendekar Berambut Putih atau apapun. Satu hal yang pasti tentang diriku: Akulah si Pemburu Matahari.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan kunjungi www.fireheart.tk atau fantasindo.blogspot.com

Terima kasih atas perhatiannya.

12 December 2008

Halloween - The Child's Killing pg 5-6

“Bu.. bukan kok ! Dia ini...”, Raine segera menghentikan kata-katanya, menyadari bahwa tidak mungkin ia menceritakan pada Mylene, kalau dirinya menjadi target Child’s Play Killer.

Felix menyadari hal tersebut, lalu sambil tersenyum ramah, ia berkata, “Saya adalah saudara jauh Nona Raine. Salam kenal, nama saya Felix.”

“A.. ah, salam kenal juga. Nama saya Mylene, teman dekat Raine.”, lalu Mylene menarik lengan Raine dan berbisik, “Raine, kamu nggak pernah bilang kalau punya saudara se-ganteng ini.”

Raine hanya tersenyum. Lalu sambil mengangkat bahu, Mylene berkata, “Ya ok deh, kalau gitu aku nggak akan mengganggu urusan kalian lagi. Bye Raine, sampai besok ya ?”

Setelah Mylene berlalu, Felix memandang Raine dengan serius.

“Nona Raine, apa benar yang tadi dikatakan teman Anda, bahwa Anda tidak ingin pacaran dulu ?”

Raine mengangguk.

“Yah, bukannya aku nggak senang menjadi idola di sekolah sih, tapi kupikir untuk saat ini, yang terpenting adalah belajar.”

Mendengar jawaban Raine, Felix terkejut.

“Idola ? Apakah Anda menjadi idola di sekolah ini ?”

Pipi Raine kembali memerah.

“Aku juga nggak begitu ngerti sih, tapi anak-anak cowok banyak yang naksir padaku. Tapi itu...”

Kata-kata Raine langsung dipotong oleh Felix, “Nona Raine, pesan pada pembunuhan terakhir itu, juga mengatakan kalau target berikutnya, adalah idola di sekolahnya !”

“A.. APA ?!”

“Jadi, kenapa pihak kepolisian bisa berpikir bahwa aku menjadi target berikutnya ?”

Mereka sedang berada di sebuah café, dan baru selesai memesan makanan. Raine Silverstone menatap tajam ke arah Felix.

Felix menarik nafas panjang, lalu bertanya, “Pada dua kasus pembunuhan sebelumnya, tentu Anda tahu siapa saja korbannya khan ?”

Raine mengangguk.

“Dari yang kudengar di berita, korban pertama adalah seorang pengusaha kaya, dan yang kedua adalah seorang bintang film. Lalu apa hubungannya denganku ?”

“Memang, kalau dilihat sekilas, tidak ada hubungan dengan Anda. Bahkan antara kedua korban-pun terlihat tidak memiliki hubungan. Karena itu selama setahun ini, pihak kepolisian berusaha menelusuri hubungan antara kedua korban, dan hasilnya sungguh mengejutkan.”

Felix diam sejenak, memperhatikan reaksi Raine. Tapi Raine hanya memandangnya dengan sorot mata penuh tanya. Akhirnya Felix melanjutkan, “Wanita bintang film itu, ternyata adalah kekasih gelap dari Sang pengusaha kaya.”

Raine terpana sejenak, lalu berkata, “Wah, nggak kusangka, apa yang biasa kulihat di cerita-cerita, ternyata terjadi juga di kehidupan nyata ya ? Seorang pengusaha kaya dengan kekasih gelapnya, seorang bintang film tenar.”

“Ya, memang mirip cerita film atau buku. Dan cerita itu ada lanjutannya. Hubungan gelap kedua orang itu, menghasilkan seorang putri.”

Untuk kedua kalinya, Felix berhenti sejenak. Dan kali ini reaksi Raine sesuai dugaannya; Bola mata gadis itu terbelalak lebar-lebar, dan mulutnya terbuka seakan hendak melahap sesuatu.

“Tu.. tunggu, petugas Felix. A.. Anda tidak bermaksud.. mengatakan kalau...”

“Memang benar, Nona Raine. Anda-lah hasil hubungan gelap mereka.”

Raine Silverstone menggeleng keras-keras.

“Tidak, itu.. sangat nggak mungkin ! Aku punya ayah dan ibu yang sangat menyayangiku, dan juga catatan kelahiranku sangat jelas.”

Felix memandang Raine sambil bertanya, “Tidakkah Anda berpikir, bisa saja semua itu sudah diatur oleh kedua orang tua kandung Anda, untuk menutupi aib mereka ? Jangan lupa, ayah kandung Anda seorang pengusaha, sementara ibu kandung Anda seorang bintang.”

Mendengar kata-kata Felix, Raine terhenyak.

Dengan lembut Felix berkata, “Maaf, hal ini pasti sangat tidak menyenangkan. Memang masih ada kemungkinan pihak kepolisian melakukan kesalahan dari penyelidikan ini, tapi saat ini yang terpenting adalah melindungi diri Anda, yang mungkin merupakan target Child’s Play Killer berikutnya.”

Akhirnya, dengan suara lemah Raine bertanya lagi, “Sebenarnya, bagaimana hasil yang didapat pihak kepolisian ? Maksudku, sesuai apa yang Anda katakan, pasti pengusaha dan bintang film itu melakukan segala cara menutupi aib mereka khan ?”

Felix mengangguk.

“Itulah sebabnya, penelusuran tersebut membutuhkan waktu sekitar setahun, sejak kasus terakhir. Hal itu dipersulit akibat banyaknya pihak yang tutup mulut. Tapi pada penyelidikan terakhir, kami berhasil menemukan bukti hubungan gelap tersebut dan memaksa mereka bicara. Satu hal lagi, anak hasil hubungan gelap mereka, bukan hanya Anda saja, Nona Raine.”

“Eh ? Apa ada anak lain selain aku ?”

Wajah Felix sangat serius ketika menjawab, “Benar, dan kami menduga bahwa anak yang lain itulah yang telah membunuh kedua korban, sebagai pembalasan dendam akibat merasa dibuang.”

Sekilas Raine teringat akan suara yang didengarnya di sekolah; Suara seperti anak kecil yang memanggilnya, ‘Kakak...

“Pokoknya, saya akan melindungi Anda, terutama tepat pada Hari Halloween ! Anda tidak perlu merasa cemas.”

Raine tersenyum sambil berkata, “Terima kasih, Petugas Felix.”

Tepat pada saat itu, pesanan mereka datang.

Halloween - The Child's Killing pg 3-4

Dengan alis naik, Raine bertanya, “Melindungi saya ? Apa maksud Anda ?”

Polisi muda itu tersenyum ramah, lalu berkata, “Ah iya, saya belum memperkenalkan diri ya ? Nama saya Felix, dan saya mendapat tugas untuk mengawal Anda.”

Nada suara Raine terdengar tidak sabar, ketika untuk kedua kalinya bertanya, “Itulah yang saya tanyakan, petugas Felix. Apa maksud Anda melindungi saya ?”

Felix terlihat agak ragu, tapi akhirnya ia berkata, “Anda tentunya tahu kasus Child’s Play Killer, bukan ?”

Raine mengangguk. Felix-pun melanjutkan, “Setelah memeriksa semua bukti-bukti yang ada, dan juga memeriksa masa lalu dari para korban, pihak kepolisian yakin bahwa korban berikutnya, dan mungkin juga korban terakhir, adalah Anda.”

Nada suara Felix sebenarnya datar saja, tapi bagi Raine, terdengar seperti ledakan guntur di pagi hari. Selama beberapa saat, gadis itu hanya memandang Felix dengan mulut setengah terbuka.

“Nona Silverstone, Anda baik-baik saja ?”

Raine-pun tersadar, “A.. ah, i.. iya. Sa.. saya hanya.. kaget mendengarnya. Oh ya, kenapa pihak kepolisian bisa berpikir bahwa korban berikutnya adalah saya ?”

Felix menarik nafas panjang.

“Tadi sudah saya katakan, itu berkat penyelidikan bukti-bukti yang ada di tempat kejadian perkara, dan juga masa lalu para korban.”, lalu Felix melihat ke arah jam tangannya, “Akan panjang sekali jika saya harus menjelaskannya sekarang. Lebih baik saya menjemput Anda sepulang sekolah, barulah akan saya jelaskan semua. Bagaimana, Nona Silverstone ?”

Raine mengangguk.

“Baiklah kalau begitu. Sampai nanti, Nona Silverstone.”

“Raine !”

“Eh ?”, Felix yang hendak pergi, menghentikan mobilnya sejenak.

“Panggil saja saya Raine. Susah khan menyebut Silverstone ?”

Felix-pun tersenyum, “Baiklah, Nona Raine. Sampai siang nanti !”

Sesampainya di sekolah, Raine Silverstone segera menaruh sepedanya dan bermaksud hendak ke kelasnya. Tetapi sebuah suara menahannya, “Kakak...

Raine menengok, tapi tidak ada orang sama sekali di sekitarnya. Raine merasa salah dengar, lalu berbalik. Untuk kedua kalinya, suara yang seperti suara anak kecil itu terdengar.

Kakak, kenapa kakak melupakanku...

Raine memperhatikan sekelilingnya, dan berusaha menajamkan pendengarannya. Tapi yang terdengar hanyalah suara angin berhembus.

“Siapa itu ? Keluarlah, ini nggak lucu !”

Yang ada hanyalah keheningan dan suara hembusan angin. Tiba-tiba Raine merasa ada ‘sesuatu’ di dekatnya, dan akhirnya ia memutuskan untuk segera berlari menuju kelasnya. Setibanya di kelas, seorang temannya memandangnya dengan bingung.

“Kenapa Raine ? Kamu kayak habis ketemu hantu aja; Wajahmu pucat gitu.”

Dengan sambil lalu, Raine menjawab, “Mungkin juga.”

“Hee ?”, temannya yang bertanya terbelalak, “Serius nih ? Ada hantu di sekolah kita ?”

Raine tidak menjawab.

Sementara salah seorang pemuda, berkata sambil tertawa, “Wah, Raine memang hebat. Bahkan hantu juga tertarik sama kamu. Kamu memang benar-benar idola sekolah kita, Raine!

Teman dekatnya itu berkata dengan nada tinggi, “Alex, jangan ngegodain Raine gitu dong ! Dia khan lagi ketakutan.”

Raine tidak memperdulikan percakapan itu, hanya duduk di bangkunya sambil menghela nafas.

Suara itu.. entah mengapa rasanya aku sangat mengenalnya. Dia memanggilku.. kakak.

Apa ini ada hubungannya dengan yang hendak diceritakan petugas Felix ?

Sepulang sekolah, Felix sudah menunggunya di depan gerbang. Raine terkejut, karena Felix sudah tidak lagi mengenakan seragam polisi.

“Ah ini ? Tadi saya sempat pulang, jadi saya pikir sekalian saja ganti pakaian. Aneh ya ?”

Raine menggeleng sambil tersenyum.

“Rasanya Anda jadi terlihat agak beda. Hmm.. gimana ya ? Mungkin.. lebih tampan ?”

Felix tertawa, “Terima kasih atas pujiannya.”

Tiba-tiba teman dekat Raine memanggilnya.

“Raine, kamu mau kemana ? Bukannya kita mau pergi shopping ?”

“Sorry Mye, mungkin lain kali aja. Aku lagi ada urusan penting.”

Mylene, yang biasa dipanggil Mye, memandang Felix dengan tatapan menyelidik.

“Hee Raine, apa cowok ganteng ini pacarmu ? Bukannya kamu selalu bilang, nggak mau pacaran lebih dulu ?”

Pipi Raine memerah, dan dengan cepat ia menyanggah.


Oleh: Excelsior (rivanne.multiply.com)

Halloween - The Child's Killing pg 1-2

31 Oktober

Malam itu, di berbagai penjuru kota, perayaan Hari Halloween sangat semarak. Entah mereka berkumpul di rumah-rumah, ataupun merayakannya di jalan. Anak-anak kecil memakai pakaian penyihir, mengetuk pintu rumah sambil berkata, “Trick or Treat !”

Sementara itu, di sebuah rumah mewah, polisi menemukan sesosok mayat seorang pengusaha kaya, dengan berbagai mainan berserakan di sekitarnya. Di samping mayat tersebut, terdapat secarik kertas dengan gambar yang bagaikan coretan anak kecil. Coretan itu menggambarkan empat orang, dan di bawah gambar itu terdapat tulisan yang seperti tulisan anak kecil ‘papa – kakak – aku – mama’, dengan urutan sesuai gambar. Dan pada gambar orang di atas tulisan ‘papa’, terdapat coretan berbentuk silang. Tak jauh dari mayat tersebut berada, pada bagian dinding rumah, terdapat tulisan (yang sama seperti tulisan pada gambar itu), berbunyi : ‘Papa udah nemenin aku main, tinggal mama dan kakak. Mama bintang film yang sangat cantik, dan sebentar lagi aku bakal mandi bareng mama.

Polisi bingung dengan kasus tersebut, karena berdasarkan bukti-bukti yang ada, menunjukkan bahwa Sang pengusaha tersebut bunuh diri. Tapi dari tulisan dan gambar tersebut, banyak yang yakin kasus tersebut adalah kasus pembunuhan. Keesokan harinya seluruh media menyiarkan kasus yang menghebohkan itu, yang disebut sebagai ‘Child’s Play Killing’.

Pencarian yang dilakukan polisi tidak menghasilkan apapun. Polisi memutuskan untuk melakukan penjagaan terhadap para aktris terkenal, akibat tulisan di dinding. Tapi setelah dua bulan berlalu tanpa ada kejadian apa-apa, akhirnya polisi memutuskan untuk menutup kasus tersebut.

31 Oktober tahun berikutnya

Seorang aktris terkenal ditemukan meninggal di dalam rumahnya, tepatnya di dalam bak mandinya, dalam keadaan tanpa busana. Di bak mandi tersebut, terdapat mainan bebek-bebekan yang terasa sangat aneh bisa ada di tempat itu. Dan di bawah bak mandi itu, lagi-lagi terdapat secarik kertas dengan gambar dan tulisan yang sama seperti yang ditemukan polisi di rumah pengusaha itu, tapi kali ini gambar yang terkena silang adalah gambar ‘mama’.

Dengan perasaan geram, seorang inspektur yang memimpin penyelidikan meninju tembok.

“Sial ! Aku yakin, saat ini si pembunuh sedang mentertawakan kita !”, lalu ia menengok ke salah seorang anak buahnya, “Hey, cepat cari, apakah ada tulisan lain di dinding dalam rumah ini ! Tulisan yang menyerupai tulisan anak kecil.”

Tak lama kemudian, salah seorang anak buahnya datang dengan tergopoh-gopoh.

“Inspektur, benar kata Anda ! Ada sebuah tulisan di dinding di halaman belakang rumah.”

Tanpa melewatkan sedetik-pun, inspektur itu segera berlari menuju halaman belakang. Di sebuah dinding yang berhadapan dengan kolam renang, mereka melihat tulisan anak-anak yang berbunyi : ‘Aku bener-bener senang, mandi bareng mama. Jadi besok waktunya jalan-jalan sama kakak, yang jadi bintang idola di sekolahnya.

“Be.. besok ?”, salah seorang polisi menengok ke arah inspektur, “Ba.. bagaimana ini, Pak ? Apa maksudnya besok akan ada pembunuhan lagi ?”

Inspektur itu terdiam sejenak, lalu menjawab, “Kalau dilihat dari pembunuhan sebelumnya, ‘besok’ yang dimaksud disini bukanlah esok hari, melainkan tanggal 31 Oktober tahun depan.”, lalu inspektur itu menengok ke arah segenap anak buahnya, “Cari semua bukti yang terlewatkan dalam kasus sebelumnya. Kali ini, kita akan menghentikan pembunuh gila ini sebelum jatuh korban berikutnya !”

Child’s Play Killer kembali memakan korban’, demikianlah headline harian-harian di kota itu. Dan di seluruh penjuru kota, orang-orang membahas ramai kasus tersebut. Ada pula yang menyebut kasus tersebut sebagai ‘Halloween’s Murder’, karena dua kasus dengan modus sama, terjadi tepat pada hari Halloween.

Tahun ketiga, beberapa hari sebelum tanggal 31 Oktober

Pada suatu malam di sebuah rumah sederhana di pinggir kota, seorang gadis terbangun tiba-tiba. Peluh membasahi seluruh wajahnya, dan nafasnya terengah-engah. Ia berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas dalam-dalam, dan berusaha mengingat mimpi buruk yang menyebabkan dirinya terbangun. Tetapi sekuat apapun ia berusaha mengingat, tak terlintas sedikit-pun dalam benaknya, mimpi apa yang telah dialaminya. Akhirnya dengan mendecak kesal, ia kembali tidur.

Keesokan paginya, setelah bersiap-siap, gadis itu berangkat ke sekolah dengan bersepeda. Tapi di tengah jalan, sebuah mobil polisi mencegatnya.

“Nona Raine Silverstone, benar ?”

Gadis itu mengangguk, tapi pandangannya menyiratkan kebingungan. Polisi muda yang bertanya, memahami kebingungan Sang gadis.

“Tenang saja, saya tidak bermaksud menahan Anda. Justru sebaliknya, saya bermaksud untuk melindungi Anda.”


Oleh: Excelsior (rivanne.multiply.com)

01 December 2008

Ophelia – Kenangan Masa Lalu - Epilog

Epilog


Di sebuah pemakaman, Sylaz sedang berdiri di hadapan sebuah nisan.

“Ibu, sebagai seorang anak, aku memang telah bersalah, jarang mengunjungimu ketika berada di rumah sakit. Maafkanlah aku. Tetapi sekarang, aku telah menebus kesalahan yang kuperbuat, dengan menolong seorang gadis yang sangat kusayangi. Semoga ibu dan ayah berbahagia.”

Tiba-tiba terdengar suara, “Sylaz, apakah kamu sudah selesai berdoa ?”

Sylaz menengok sambil tersenyum, “Sudah. Kamu sendiri ?”

“Sama denganmu.”, lalu ia memandang ke arah langit, “Aku yakin, Michael pasti bahagia di ‘atas sana’.”

Sylaz merogoh saku celananya, lalu memberikan sebuah bungkusan kecil kepada Erin.

“Apa ini ?”

“Buka saja.”

Erin membuka bungkusan itu, dan di dalamnya terdapat sebuah kotak kecil, tempat sebuah cincin.

“Seperti yang sudah pernah kukatakan sebelumnya, mungkin aku tidak pernah dapat menggantikan Michael. Tetapi kuharap, kau dapat menerima lamaranku ini.”

Erin tersenyum, lalu memeluk Sylaz, “Terima kasih. Aku selalu menantikan tibanya hari ini.”

~ The End ~

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia