Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

01 December 2008

Ophelia – Kenangan Masa Lalu - Chapter 4

Final Chapter

Beberapa hari kemudian, pada sebuah kamar di rumah sakit yang berjarak sekitar 15 menit dari rumah sakit tempat terjadinya ledakan itu...

“Bagaimana keadaan lengan Anda, dokter ?”

“Rasa sakitnya masih terasa, tetapi sudah jauh lebih baik.”

Erin memandang keluar jendela.

“Dokter, Anda pernah berkata, ‘Hidup ini harus terus menatap masa depan’. Itu memang benar, tetapi jangan lupa, kita juga jangan melarikan diri dari masa lalu, sekelam apapun itu.”

Sylaz menghela nafas panjang, “Memang benar. Aku hanya takut, jika ingatanmu mengenai kejadian itu kembali, jiwamu akan kembali terguncang.”

Erin menengok ke arah Sylaz sambil tersenyum, “Aku takkan melupakan Michael, tetapi karena aku masih hidup, aku harus tetap bertahan. Selain itu, bukankah sekarang ada dokter yang selalu akan menjagaku ?”

Sylaz tidak dapat menjawab, hanya pipinya langsung memerah.

“Michael, dia... sangat baik. Ketika terjadinya ledakan itu, dia hendak melamarku. Ia ingin membuat kejutan, dengan diam-diam membeli cincin untukku. Tetapi tak kusangka, perpisahan kami ketika itu, menjadi perpisahan untuk selama-lamanya.”

“Aku yakin, pastilah ia seorang yang sangat baik dan penuh perhatian. Erin, mungkin aku.. tidak akan pernah dapat menggantikannya. Tetapi aku berjanji, akan selalu menjagamu, jangan sampai kamu terluka seperti ini lagi.”

“Terima kasih, itu sudah cukup bagiku.”

Ketika Erin keluar, ia bertemu dengan Dokter Martin.

“Nona Erin, sepertinya Anda benar-benar telah sembuh, selamat. Oh ya, bagaimana keadaan Dokter Sylaz ?”

“Sudah jauh lebih baik.”

“Syukurlah. Nona Erin, ada yang ingin kuceritakan padamu. Ini.. berkaitan dengan masa lalu Dokter Sylaz.”

Erin terkejut, “Eh, masa lalu ? Memangnya, apa yang terjadi ?”

Dokter Martin mengajak Erin menuju ruang tunggu.

“Dari awal ia bersikeras ingin menanganimu, aku sudah merasa aneh. Sebenarnya ia bukan dokter dari bagian psikologi kejiwaan, ia hanyalah seorang dokter anak.”

“A.. aku baru tahu. Dokter Sylaz tidak pernah mengatakan hal itu padaku.”

“Yah, karena itu aku mencoba menyelidikinya. Hasilnya ternyata sangat menyedihkan.”, Dokter Martin memandang wajah Erin dengan serius, “Ketika kecil, ayahnya meninggal akibat kecelakaan, dan kejadian itu terjadi di hadapan ibunya. Sejak hari itu, ibunya mengalami gangguan kejiwaan, dan dirawat di rumah sakit. Sylaz, yang harus bekerja untuk mengurus dirinya sendiri dan adiknya, jarang berkunjung ke rumah sakit. Dan ketika suatu hari ia berkunjung, ibunya bunuh diri dengan menerjunkan dirinya dari jendela. Kata-kata terakhirnya adalah, ayah mereka-lah yang telah memanggilnya. Karena kejadian itu, Sylaz selalu menyalahkan dirinya sendiri.”

“Jadi, itulah sebabnya, mengapa ia bersikeras ingin menyembuhkanku.”

“Nona Erin, walau Sylaz tampak tegar, tetapi sebenarnya luka di batinnya takkan pernah hilang. Aku mohon, agar kamu mendampinginya.”

“Dokter Martin, tenang saja. Sebagaimana Dokter Sylaz telah berjanji akan menjagaku, aku juga akan selalu mendampinginya.”, lalu Erin berdiri, “Kalau begitu, aku permisi dahulu.”

No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia