Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

28 December 2010

Vatalla - Sang Pelindung (Film Anime Indonesia)

Trailer #1:


Source:
http://www.youtube.com/watch?v=EBVrJJaiR_k&feature=player_embedded

Trailer #2:


Source:
http://www.youtube.com/watch?v=tCDvgp7wKhQ&feature=player_embedded

ANIMATION WORKS BY YOUNG INDONESIANS.

Producer OKTODIA MARDOKO & ALFI ZACHKYELLE | Director & Writer ALFI ZACHKYELLE | Executive Producer • KUSWARA SASTRA PERMANA & CANDRA DARUSMAN | Produced By • CREATIVE CONSPIRACY, ALFI ZACHKYELLE & FRIENDS | In Association with TRANS7 | Executive Distributors • ATIEK NUR WAHYUNI & CH. SUSWATI HANDAYANI | Distributors • TITIN ROSMASARI & PRACOYO WIRYOUTOMO | Executive Producer • GATUT MUKTI | Producers • SELO RUWANDANU & MARLIA YOSSIE |

2nd Directors JAKA SUBRATA & OKTODIA MARDOKO | Music & Scoring By • ARIA PRAYOGI & HARI KURNIA | Technical Director • YAMRONI & JAKA SUBRATA | Editor & Compositor • BACH ROELL | Coordinator Talent & Voice Director • PAPA INDRO | Art Director • ARIF PRIANTO • Charater Designer MARCHELLIUS RHOALD YUDA PRINGGA | Animator Supervisor • KRIS HARYONO & APRIYADI KUSBIANTORO

Supported By • IFS STUDIO, CARAVAN STUDIO, JOTTER STUDIO, PAPILON STUDIO, RETTOWASABI.

Studio Production By • URAK UREK

©2010 Alfi Zachkyelle & Creative Conspiracy.

Website:
http://www.alfizachkyelle.com/

Everna - Chevalier Lumine Episode 01: Kraal'shazar





FireHeart E-Zine (fheart.multiply.com)
Klik di sini untuk membacanya di FireHeart E-Zine
(Dengan versi penggambaran yang berbeda)

Komikoo.com
Klik di sini untuk membacanya di Komikoo.com


Sinopsis Umum:
Versi Manga dari Novel:

FireHeart - Legenda Paladin
Buku Satu: Sang Pemburu
Penulis: Andry Chang
Penerbit: Sheila (2008)

Dibuat oleh penulis yang sama, yang juga sedang menjajaki ranah komik.

Pernah ada suatu masa di Dunia Terra Everna, di mana unsur-unsur kebaikan, kejahatan serta unsur-unsur sihir, sains dan alam berjalan beriringan dalam keseimbangan.

Namun segalanya tak selalu berjalan lancar. Ada kalanya unsur kejahatan menjadi terlalu kuat, lalu merusak keseimbangan itu demi kekuasaan mutlak tak berbatas. Walhasil muncullah makhluk-makhluk perusak keseimbangan yang disebut “monster”, sihir hitam merajalela dan Laskar Kegelapan bangkit, menyebar kebencian, teror dan penghancuran demi tercetusnya zaman baru: Zaman Kegelapan.

Zaman Kegelapan pernah hampir tercetus oleh Vordac, Sang Penguasa Mutlak Kegelapan. Ia menggalang pasukan berkekuatan sejuta makhluk kegelapan, menyerang ke barat, meluluhlantakkan setiap kota yang dilaluinya dan menguasai separuh Benua Aurelia.

Lantas, siapakah yang cukup kuat, cukup berani untuk melawan iblis ini? Saat Laskar Terang sudah terdesak, terkepung di Kota Myrcalia, datanglah para penyelamat, para Pahlawan Tujuh Bintang yang dipimpin Sage si Hati Api. Di akhir segala akhir, Laskar Terang berhasil memukul mundur Laskar Kegelapan. Vordac terbunuh, dan kedamaianpun kembali menyapa di Everna.

Setelahnya, kegelapan sekali lagi berusaha bangkit tapi usaha itupun berhasil digagalkan oleh para pahlawan. Akankah kedamaian ini berlanjut? Akankah keseimbangan ini lestari? Bilamana kejahatan merajalela lagi, akankah para pahlawan bangkit dan berhasil mencegah Zaman Kegelapan? Hanya waktu yang bisa mengungkapnya.

Babak I: Di Bawah Bayang Rembulan

Episode I: Kraal'shazar

Vordac mungkin telah tertumpas namun belumlah habis. Lemah, rohnya terjebak dalam Pedang Iblis, Kraal'shazar. Kini pedang itu berada di tangan tiga Penyihir Agung: Azrael, Caeleth dan Theripides. Apakah yang akan mereka lakukan untuk mencegah dedengkot kejahatan bangkit kembali? Segalanya akan terungkap di episode perdana Everna - Chevalier Lumine ini.

24 December 2010

Sang Musafir di Fantasy Fiesta 2010 - Bagian 2



Bagian II:

11. Perpustakaan:
Kerinduan Buku - Elbintang


Langkah-langkah Sang Musafir membawanya ke perpustakaan Kastil Fantasi, dan dengan iseng dilangkahkannya kakinya ke dalam. Penasaran apakah buku-buku di sana bisa dimakan, mungkin?

Di antara jajaran rak-rak buku ia melihat dua orang sedang bisik-bisik, berdebat. Naluri memaksa Sang Musafir untuk ikut campur, bertanya, “Ada yang bisa kubantu?”

Si pemuda bicara, “Aku Alle dan ini Lia. Kami sedang mencari satu buku di perpustakaan ini, tapi sulit sekali menemukannya.”

Sang Musafir langsung menunjukkan “portal” di tangannya, “Inikah yang kalian cari?”

Lia terlonjak riang, “Ya! Ya! Fantasy Fiesta 2010! Boleh kami pinjam? Sang Penulis telah mengguratkan nasib kami di sini, dan kami ingin tahu isinya.”

“Siapa Sang Penulis itu?” tanya Sang Musafir.

“Namanya kalau tak salah, Elbintang.”

Musafir meminjamkan buku Fantasy Fiesta pada mereka. Beberapa menit kemudian kedua anak muda itu mengembalikan buku itu pada si empunya sambil melangkah pergi dengan riang.

“Semoga beruntung!” seru Sang Musafir sambil kembali melayangkan pandangannya pada bertumpuk-tumpuk buku di rak. Kejadian selanjutnya tak perlu diceritakan lagi.




12. Kolam Renang:
Dewa Laut Istana Camar – 145


Masih berkeliling Kastil Fantasi, Sang Musafir tiba-tiba mendengar suara-suara ramai. Ternyata di kolam renang sedang ada pertarungan tak seimbang antara seorang pemuda dan sekelompok jin bersayap. Saat Musafir bergegas ingin membantu, seseorang, bukan, sesuatu mencegahnya. Ia menengok, ternyata itu seekor kucing hitam.

“Lho, mengapa mencegahku? Pemuda itu sedang dikeroyok preman jin, kan?” seru Sang Musafir dengan wajah bingung.

Si kucing hitam hanya menjilati cipratan air pada bulunya lalu berkata, “Namaku Coo dan pemuda itu Malis. Pekerjaan kami pembasmi jin, yang salah satunya menyamar sebagai Dewa Laut. Kami menumpas salah seorang jawara Dewa Laut itu di Istana Camar, dan saat kami kembali untuk acara Fantasy Fiesta 2010, jin-jin itu menyergap kami di sini, menyamar jadi putri duyung di kolam renang.”

“Kalau begitu, Malis harus kubantu! Takkan kubiarkan para jin merusak pesta!”

Sang Musafir baru akan bergerak lagi saat Coo menghentikannya, “Tak usah, Malis bisa mengatasi mereka semua sendirian. Lihat.”

Benar juga, para jin itu kini sudah ditancapi pisau bedah dan kembali ke wujud asal mereka, yaitu para putri duyung cantik yang berseru-seru, “Terima kasih, Malis, pahlawanku!”

Ingin rasanya Sang Musafir ikut terjun ke kolam untuk ikut bersenang-senang, tapi sebaiknya dahulukan tugas dan lanjut ke tempat berikut.


13. Permainan Roller Coaster:
Moka Si Mobil Jelaga – Yuniar K.


Kembali ke halaman Kastil Fantasi, Sang Musafir melihat sebuah lintasan Roller Coaster raksasa dan iseng ingin mencoba permainan itu. Namun, saat tiba di sana dilihatnya kereta Roller Coaster itu bukan kereta berpengaman seperti biasa, melainkan sebuah mobil van bobrok. Semula ia mengira mobil itu masih bersaudara dengan Herbie atau bintang film “Cars”, Mater dan terpaku ragu, namun segera saja sang penanggungjawab permainan, Anggota Panitia bernama Yuniar K. menegurnya.

“Jangan melihat sesuatu dari penampilannya saja. Lihatlah sendiri ke dalam dan kau akan mengerti maksudku,” ujar Yuniar sambil membuka pintu tengah mobil van merah kusam berjelaga yang dinamai Moka itu.

Sang Musafir melangkah masuk, matanya terbelalak melihat pemandangan di dalamnya. Ada perpustakaan dengan ratusan buku cerita yang seru, tapi juga ada mini-bar, jacuzzi dan – kesukaan Sang Musafir – KA-RA-O-KE!! (Uups, penyakit lebaynya kumat lagi).

Tak hanya itu, mesin Moka ternyata sudah dimodifikasi gaya tuner ala “The Fast and the Furious”. Trek Roller Coaster maha kompleks itu dilalapnya dengan mulus, dan penumpangnya bahkan sempat baca Fantasy Fiesta sambil karaokean di jacuzzi dan minum Shirley Temple dari mini-bar.

Moka berhenti di pangkalan, dan Sang Musafir keluar dari mobil itu masih dengan mulut menganga. Yap, cerita Moka di buku pasti tak selebay ini, namun cerpen yang paling “imut” dalam antologi Fantasy Fiesta ini juga meninggalkan hikmah, yaitu, “Jangan pernah meremehkan penampilan. Yang nampaknya tak bergunapun bisa jadi sangat bermanfaat dengan niat tulus dan usaha sepenuh hati demi kebaikan semua.”

Yuniar dan Moka mengangguk, dan saat Sang Musafir meninggalkan arena, Moka berseru, “Terima kasih, sampai jumpa lagi!”


14. Panggung Sandiwara:
Drama Terhebat Yang Pernah Ada – Tyas Palar


Sang Musafir bergegas memenuhi panggilan ke balairung untuk acara berikutnya, pentas Drama Terhebat Yang Pernah Ada. Sang pembawa acara, Apollo Sang Dewa Matahari dan Kesenian tampil ke muka dan berkata, “Pentas ini kami mulai. Drama ini sudah jadi super-mega box office di Olympus, dan kini anda beruntung bisa menontonnya. Seperti apa drama itu dan siapa pemerannya, silakan anda menyaksikannya.”

Tirai panggung dinaikkan, dan Sang Musafir terpukau, “Wow, ternyata para pemerannya dewa-dewi dari Mitologi Yunani! Ada Zeus, Ares, Aphrodite... dan juga bintang-bintang tamu dari Mitologi Mesir: Osiris, Seth, Anubis dan Mitologi Persia: Ahoura Mazda dan Ahriman! Para selebriti kelas bintang sejuta!”

Namun, rupanya plot drama yang mereka mainkan sama dengan fase penciptaan dunia sampai Zeus naik takhta dalam Mitologi Yunani, dan hanya nama-nama saja yang diganti. Akting para dewa itu jadi canggung seperti anak-anak SD, dan baru bisa lepas alami setelah nama-nama tokoh diganti versi mitologi aslinya. Satu hal lagi yang menarik dan menggelikan adalah mereka semua bertingkah laku lebay, berlebihan, tidak semata-mata angkuh penuh kuasa sebagai dewa-dewi yang hidup abadi. Mungkin sebaiknya Apollo mengganti judul lakon itu dengan “Dagelan Terhebat Yang Pernah Ada”...

Nah, cerita ini juga bisa dijadikan sekedar perkenalan awal bagi para non-penggemar fantasi ke dunia mitologi dan cerita dewa-dewi, dan bagi yang ingin kenal lebih lanjut dengan Zeus, Osiris, Mazda dan kawan-kawan silakan menyimak tentang mitologi di www.wikipedia.org/mythology, rubrik Mythopedia di http://fireheart-vadis.blogspot.com atau buku-buku cerita, menyimak lanjutan Drama Terhebat Yang Pernah Ada ini. Mau?

“Sekali-kali enak juga menertawakan para dewa lebay itu, ya,” kata Sang Musafir pada Ra, Dewa Matahari dari Mesir yang duduk di sebelahnya yang wajah burung elangnya langsung ditekuk seribu.


15. Acara Dansa Ballroom:
Rhytma – Bonmedo Tambunan


Setelah acara drama selesai, kursi-kursi bergeser secara ajaib dan balairung Kastil Fantasi yang megah itu berubah fungsi menjadi ballroom – aula dansa. Musik klasik ala fantasi mengalun merdu, dan para tamu serta panitia turun berdansa.

Sang Musafir merasa beruntung mendapat pasangan dansa yang cantik, seorang Ratu dari Negeri Rhytma bernama Joanna. Sayangnya, saat berdansa Joanna malah terus ingin memimpin, bukan mengikuti arahan gerak Sang Musafir. Berkali-kali kaki keduanya saling menginjak, dan akhirnya Joanna meninggalkan lantai dansa sambil mencak-mencak sendiri.

Sang Musafir tampak bingung, “Bukankah laki-laki yang selalu harus mengarahkan gerakan dansa, dan wanita mengikutinya? Kami semua selalu berlatih seperti itu.”

“Ya, benar,” ujar Ketua Panitia, Bonmedo Tambunan yang juga menjadi pengarah dalam acara dansa ini. “Simaklah cerita bagaimana cara Joanna menjadi Ratu di Rhytma. Singkatnya, kalau di Rhytma ada wanita yang tak suka pria berkuasa, sebentar lagi kau akan lihat di Sylvania tentang laki-laki yang tak suka wanita berkuasa.”

“Dengan segala konflik dan akibatnya,” sambung Sang Musafir, diikuti anggukan mantap Bonmedo.

Oke, setelah semua kegiatan tadi, Sang Musafir kembali ke meja prasmanan, siapa tahu masih ada jatah K.O....


16. Taman Kastil Fantasi:
Labirin - Aphrodite


Sambil melepas lelah, Sang Musafir berjalan-jalan ke taman di halaman depan Kastil Fantasi. Lucunya, taman itu berupa dinding-dinding semak yang tinggi. Rasa ingin tahu Sang Musafir tergelitik. “Ini pasti sebuah labirin,” pikirnya. Tanpa pikir panjang kakinya melangkah masuk.

Rupanya ini bukan labirin biasa. Beberapa menit di dalam, selain tersesat, Sang Musafir mendengar suara-suara bergemuruh di belakangnya. Ia menengok ke arah suara, ternyata tanah amblas dari kejauhan dan serpihan-serpihan hitam langit malam berjatuhan.

“Apa-apaan ini?” Sang Musafir lari terbirit-birit. Belok kanan, kiri, kanan dan rupanya bertemu... jalan buntu. Lebih gawat lagi, retakan tanah dan serpihan langit terus runtuh makin dekat ke arahnya. Tak bisa menghindar, riwayat Sang Musafir akan tamat dan resensi Fantasy Fiestanya takkan pernah terbit.

“Tapi tunggu! Bukankah aku juga Sang Pencipta Dunia-Dunia? Aku mengatur segala kejadian di Everna, mengapa di sini tidak? Baik, kucoba saja.” Sang Musafir merangkap Pencipta membatin, dan tiba-tiba retakan langit-bumi terhenti. Dinding labirin menghilang, berganti sebuah taman bunga yang lapang.

Di bangku taman itu duduk seorang wanita yang sedang mengetik di laptopnya. Sang Musafir lantas menghampiri wanita itu seraya bertanya, “Maaf, ini Mbak Aphrodite?”

“Ya,” ujar Aphrodite sambil terus memandangi laptop dengan terbelalak. “Dan saya buka nyang tadi ikut main ‘Drama Terhebat Yang Pernah Ada’. Ngomong-ngomong, kamukah yang membuyarkan labirin ilusi dan menambahkan kata-kata baru di naskah saya ini?”

“Kurasa begitu. Ya,” Sang Musafir mengangguk. “Sebagai sesama pencipta dunia, itu sah-sah saja, toh?”

“Yap, betul. Tapi Si Beltharin di cerita ‘Labirin’ itu bukan pencipta dunia. Dia bisa lolos dari dunianya dan menemui saya, tapi eh, tiba-tiba dia membekap saya sampai sesak napas! Yah, terpaksa saya pura-pura ‘mati’, keluar dari lapisan kedua dunia imajinasi dan meruntuhkan dunia itu di depan Beltharin! Biar tahu rasa dia!”

Rupanya ini salah satu contoh ketika dunia khayalan dan dunia “nyata” berbenturan. Sang Musafir mengacungkan dua jempolnya untuk permainan dunia dua lapis dimensi yang canggih ini.


17. Kembang Api (Fireworks):
Nama Terlarang Di Angkasa – Calvin M. Sidjaja


Sambil berbincang-bincang dengan Aphrodite di bangku taman, Sang Musafir melepas ketegangannya dengan menegadah ke langit. Kembang api warna-warni berpancaran di langit malam, menambah semaraknya Fantasy Fiesta 2010 ini.

Mendadak, pancaran kembang api membentuk kombinasi huruf yang dikenalnya. Sang Musafir membacanya lalu terperanjat. Sontak ia bangkit dari kursi sambil berseru, “Maaf, Aphrodite! Apa Mbak lihat tulisan di langit tadi?”
“Oh, sori,” jawab Aphrodite. “Saya sedang sibuk mengetik di laptop jadi tidak melihatnya.”

Musafir pamit lalu bergegas pergi. Tak lama, ia menemukan orang yang dicarinya yaitu Calvin Michel Sidjaja, Anggota Panitia penanggungjawab pesta kembang api dan langsung menanyakan tentang kata itu.

“Eh, kamu membaca tulisan itu? Gawat! Itu Nama Terlarang Di Angkasa! Sebentar lagi Penguasa Angkasa akan mencuri nama sejatimu, dan kamu akan jadi gila!” seru Calvin dengan wajah amat serius.

Sebaliknya, Sang Musafir mendengus, “Hah? Yang benar saja, apalah artinya sebuah nama? Kalaupun hilang, tak masalah. Aku bisa pakai nama lain yang lebih keren.”

“Kamu tak mengerti, Musafir. Nama sejati itu semacam kata sandi dalam otakmu yang menjembatani khayalan dan dunia nyata. Kalau lupa, kau akan terperangkap dalam dunia mimpi tanpa bisa keluar.”

“Oke, kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?”

“Simak ceritanya di FF2010, tiru cara Silvanus mempertahankan namanya, dan kau akan baik-baik saja,” ujar Calvin. “Baik, kuikuti saranmu itu. Makasih, ya,” ujar Sang Musafir dengan wajah sedikit lega. Hasil akhirnya bisa dilihat di paragraf selanjutnya.


18. Makanan Penutup (Dessert):
Speak of the Devil: Perangkap – F.A. Purawan


Kembali di meja makan, telah tersaji hidangan penutup berupa agar-agar, puding dan buah-buahan segar. Tapi anehnya, bentuknya ada yang seperti belalai, dan pudingnya tampak merah seperti warna darah manusia.

Sang Musafir lalu menghampiri sang chef, F.A. Purawan dan protes bahwa makanan itu hanya cocok untuk vampir. Sebaliknya Om Pur, panggilan akrab Anggota Panitia ini hanya tertawa lalu menepuk pundak sang tamu, “Hanya bentuknya saja yang aneh. Rasanya biasa, kok. Yang luar biasa, puding itu melambangkan darah manusia yang digunakan untuk menjebak siluman, iblis atau daemon, dan belalai itu digunakan si iblis untuk menjebak manusia.”

“Wow, masa’ bisa?”

“Bisa saja, menurut ceritanya: ‘Speak of the Devil: Perangkap’ itu. Yang lebih menarik adalah cerita ini melibatkan adu intrik, kecerdikan dan balas dendam, saling menjebak antara Sci-Fi lawan supranatural. Jadi, simaklah ceritanya dan nikmatilah ‘umpan’-mu itu.”

Sang Musafir memakan puding-puding lezat itu dengan agak hati-hati, takut dijebak Iblis Rakhsasha.



19. Peragaan Busana (Fashion Show):
Hari Terakhir – Erwin Adriansyah


Sebagai pertunjukkan terakhir dalam rangkaian acara Fantasy Fiesta 2010 ini, digelarlah Fashion Show para insan dan makhluk yang biasa ditemui dalam cerita-cerita fantasi. Naga-naga beserta penunggangnya berzirah berkilap dan gagah. Burung-burung api sebangsa phoenix tampil pula, memamerkan gaun-gaun berapi rancangan Erwin “Forever Wicked” Adriansyah.

Lalu, muncullah para peragawati-peragawan berkostum penyihir, tentara dan Ratu ala Medieval – High Fantasy dengan ornamen-ornamen dan detail-detail yang mewah dan... wah. Sebagai finale adalah Sang Dewa, berkostum maha “wah” sambil memamerkan kekuatan maha dahsyat yang “meledakkan” para peragawan lain begitu saja.

“Oh? Mereka semua... mati?” Sang Musafir bertanya pada Erwin.

“Dalam cerita di anthologi FF2010, ya. Tapi kalau anda ingin menganggapnya Fashion Show belaka, ya, ini hanya efek-efek panggung saja,” ujar Sang Perancang ini dengan santai.

Sang Musafir berseloroh, “Ah, andai Sang Dewa tak punya kekuatan Tinju Bintang Utara...”


20. Tanda Mata (Suvenir):
Matahari Sylvania – R.D. Villam


Usai Fashion Show, rangkaian acara Fantasy Fiestapun mendekati akhir. Sang Tuan Rumah Kastil Fantasi merangkap satu dari tiga Ketua Panitia, R.D. Villam membagi-bagikan tanda mata dari acara kali ini: sebuah kalung berliontin berbentuk matahari yang disebut Matahari Sylvania.

“Kalung Matahari Sylvania ini,” kata beliau, “Mampu menghindarkan pemakainya dari kutukan Dewa.”

WOW. Tapi tunggu... Dewa mana? Dewa di Sylvania-kah?

Villam segera menanggapi dengan menceritakan prahara di Kerajaan Sylvania, dengan latar belakang perang saudara dan seorang pria yang tak suka wanita berkuasa. Kekacauan tak terhindarkan, dan Tyrion, sang panglima dan pahlawan Sylvania harus berjuang mati-matian hingga menanggung kutukan demi melindungi anak-istrinya, para pewaris sejati kerajaan ini.

Parahnya, para Dewa dan Dewipun turun tangan, juga kekuatan dahsyat dari neraka, hingga pertempuran dahsyatpun tak terhindarkan. Matahari Sylvanialah yang turut membantu melindungi sang pewaris sejati hingga akhir, membentuk masa depan sebuah kerajaan.

Sang Musafir memandangi benda bersejarah itu, “Terima kasih, kalung ini pasti akan jadi kenang-kenangan yang berkesan.”

Pesta fantasi terus berlangsung lagi dari awal tanpa henti, namun Sang Musafir telah mencicipi semuanya. Walau berstatus tamu kali ini, beliau pulang dengan angan terpuaskan dan memori serta hikmah yang berharga.

Sedikit catatan, bagi mereka yang bukan dan belum menjadi penggemar genre fantasi, anthologi Fantasy Fiesta 2010 ini layak menjadi batu pijakan untuk memulai perjalanan.

Sekilas pengalaman di dunia angan – dari yang terselubung di dunia nyata, mudah dikenali dalam kehidupan sehari-hari sampai dunia antah-berantah dan galaksi-galaksi terjauh bisa menyegarkan pikiran sejenak. Bisa juga dimanfaatkan untuk melatih imajinasi, kreativitas dan pemikiran “out of the box” yang niscaya bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Jadi, tunggu apa lagi? Hadirilah undangan ini dan biarlah anganmu berpesta di Fantasy Fiesta 2010.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Fantasy Fiesta 2010, kunjungi:
http://adhika-pustaka.com/

Latar belakang penyelengaraan serta cerita-cerita dari ke-74 peserta Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010 dan 2009 bisa disimak dalam:
http://kastilfantasi.wordpress.com

Pedang dan Kapak - Entri Andry Chang untuk Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010
Lihat di sini

Kembali ke Bagian 1

Sang Musafir di Fantasy Fiesta 2010 - Bagian 1



Fantasy Fiesta 2010
Laporan Pandangan Mata Sang Musafir

Sebuah Resensi dan Parodi
oleh Andry Chang



Syahdan, saat Sang Musafir sedang asyik berlompatan ke beberapa dunia lain dan kembali mampir di dunia ciptaannya sendiri, sebuah undangan datang padanya. Rupanya itu undangan dari sobat-sobatnya sesama musafir: R.D. Villam, Bonmedo Tambunan dan Klaudiani untuk menghadiri Fantasy Fiesta 2010 di Kastil Fantasi. Waktu, kapan saja.

Pesta? Fantasi pula? Seperti biasa, rasa ingin tahu Sang Musafir tergugah. Secepatnya ia membeli “portal”-nya di toko buku, menyiapkan diri lalu masuk ke “portal” itu, mendarat dengan mulus – seperti biasa – di Kastil Fantasi, markas besar para musafir.

Seperti di gambar sampul FF2010, di balairung Kastil Fantasi Sang Musafir disambut oleh peri bergaun hijau yang berkata, “Silakan masuk tamu budiman, acara pesta akan segera dimulai.”

Selalu ada kursi kosong untuk tamu, sebanyak persediaan “portal”-nya di toko buku. Ruangan balairung kastil yang terang-benderang ini sangat ramai, riuh-rendah dan dipadati bermacam-macam makhluk gaib dan monster dari dunia-dunia fantasi – persis seperti di gambar sampulnya, hasil racikan Imaginary Friends yang mengundang selera. Kursi tamu rupanya berposisi paling depan dekat kursi Tuan Rumah, R.D. Villam bersama para ketua panitia, Bonmedo dan Klaudiani.



1. Kata Sambutan:
Bocah Serigala dan Isyarat-Isyarat Api – Jaladara


Saat Sang Musafir duduk di kursi tamu – bukan kursi panitia karena namanya tak terdaftar dalam daftar isi untuk tahun ini – meja panjang balairung masih tampak kosong. Jadikah pestanya? Atau ini hanya rapat para musafir seperti biasa?

Salah seorang Anggota Panitia, Jaladara tampil, memperkenalkan diri sebagai Cakar Serigala Membelah Bulan. Ia mengenakan pakaian ala Indian Amerika dan didampingi oleh seekor serigala.

Serigala itu menggeram-geram dan melolong – rupanya ia yang memberi kata sambutan dan Cakar Serigala Membelah Bulan menerjemahkannya, “Aku melihat isyarat-isyarat api. Roh Gunung akan main Fire Juggling sebagai atraksi awal.”

Semula Sang Musafir tak percaya, mengira Cakar Serigala Membelah Bulan tak ubahnya anak yang berteriak “serigala” tapi bohong. Tapi segera kata-katanya dibuktikan dengan munculnya gunung berapi yang beratraksi Fire Juggling. Anak yang teriak serigala mungkin bohong, tapi Bocah Serigala yang teriak api belum tentu bohong, jadi jangan langsung menghakimi tapi tunggu dan lihat saja. Kalaupun dia bohong, kau bisa memukuli bokongnya kapan saja sebagai pelajaran.

“Fantasi adalah rekayasa imajinasi yang sebaiknya dinikmati saja, tak perlu dipertanyakan kemasukakalan ilmiahnya yang malah bisa menghambarkan kelezatannya,” kata Cakar Serigala Membelah Bulan menutup pidato pembukaannya, diiringi tepuk tangan para hadirin termasuk Sang Musafir sendiri.



2. Appetizer – Makanan Pembuka:
Hujan – Ivon Natasa


Tiba-tiba hujan turun di dalam balairung itu.

“He?” Sang Musafir melongo. “Apa saya disuruh minum dan mandi air hujan sebagai makanan pembukanya?”

Lalu disadarinya bahwa tubuhnya tak basah sedikitpun. Sesaat kemudian datanglah para pelayan: seorang pria muda, seekor naga kelabu berambut ala Kaka Slank, manusia lumba-lumba dan peri bergaun hijau (nymph) di pintu masuk tadi. Mereka membagikan kertas-kertas yang harus ditandatangani dan malah mengutip bayaran.

Ya sudah, untuk menghormati penanggung jawab appetizer, Ivon Natasa, Sang Musafir menyerahkan pisau lipat yang tiba-tiba muncul di tangannya sebagai bayaran. Setelah itu barulah makanan pembuka datang – suguhan misterius berupa “kesempatan kedua bagi yang harapannya terenggut”. Wow, lezaaat!




3. Main Course – Hidangan Utama:
Candu Aksara – Dewi Putri Kirana


Setelah para tamu puas mencicipi hidangan pembuka, para pelayan berdatangan lagi. Kali ini mereka membawa nampan-nampan perak yang tertutup. Nampan diletakkan, dan saat dibuka Sang Musafir terperangah tak percaya.

Menu utamanya adalah: buku. Bertumpuk-tumpuk buku dan media cetak lainnya. Ada majalah, koran, tabloid, komik sampai novel dan ensiklopedia. Mana bisa dimakan ini semua?

Wajah para tamu tampak kebingungan, jadi sang koki, Dewi Putri Kirana, pemenang pertama Fantasy Fiesta 2010 bangkit dari tempat duduk panitia dan menjelaskan,
“Mungkin ini kelihatan aneh, tapi cobalah saja. Teksturnya jauh lebih lembut daripada roti, lebih gurih dari gorengan, lebih nikmat dari makanan apapun di muka bumi.”

“Benarkah?” Dengan ragu-ragu dan agak takut-takut Sang Musafir melirik ke arah nampan. Ada novel karyanya sendiri di sana. Diraihnya novel itu dan coba digigit ujungnya sedikit.

“Gila! Tak kusangka dunia ciptaanku sendiri ternyata selezat ini!” Lalu dilahapnya buku itu sampai tandas tak bersisa.

Sesaat teringat olehnya satu ungkapan yang mungkin menjadi ide dasar cerpen ini, “Kalau ingin pelajaran di buku cepat diserap dan nempel terus di otakmu, godog saja bukunya lalu kau makan.” Sang Musafir tersentak, benaknya mendapat pemahaman lebih jauh tentang pemikiran “out of the box” di luar pakem-pakem cerita fantasi yang sudah dianggap klise oleh banyak orang.

Ia juga mendapat sebuah hikmah, yaitu, “Perilaku aneh seseorang sebaiknya tak langsung dicap negatif oleh masyarakat, apalagi bila ternyata perilaku itu menghasilkan sesuatu yang positif – novel terlezat di dunia, misalnya.”

Tetap saja, Sang Musafir tak makan terlalu banyak buku di tumpukan itu. “Takut ketagihan Candu Aksara,” katanya. Selamat, Dewi Putri!

PERINGATAN! JANGAN COBA-COBA MAKAN BUKU DI DUNIA NYATA!



4. Pertunjukkan Pertama:
Boxinite – R. Mailindra


Sambil menyantap buku-buku lezat, tampillah pertunjukkan pertama: sebuah atraksi pertandingan tinju yang tak biasa, melainkan tinju masa depan yang disebut Boxinite. Yang tampil adalah seorang manusia, Kokrai Hietkamtron dari Thailand melawan Gring-X, alien dari Planet X-31.

Sang wasit, Anggota Panitia bernama R. Mailindra merangkap ring announcer berseru ala Michael Buffer, “Let’s get ready to rumble!!”

Pertandingan berjalan seru, penuh aksi dan permainan taktik antara kelincahan melawan tangan yang lebih banyak. Sang Musafir selain menikmati atraksi itu juga tak sengaja mendengar dan melihat aksi para slackboy merawat petinju di pinggir ring. Ia berdecak, rupanya Boxinite tak hanya sekedar adu pukul di ring tapi juga permainan akal penuh kelicikan yang mempertaruhkan uang dan harga diri.

Rupanya inilah cara Mailindra menjabarkan kejadian yang cukup masuk akal –
dengan atau tanpa unsur-unsur Sci-Fi futuristik sekalipun – saat uang, ego dan harga diri memukul K.O. nurani – membuat Sang Musafir merenung sejenak...




5. Mingle:
Aku Hidup Seribu Tahun – L.M.R. “Kuro” Pradana


Di sela-sela jamuan dan pertunjukkan, Sang Musafir berbincang-bincang dengan Svein, seorang “manusia” yang telah hidup seribu tahun lebih dan tengah mencari seseorang yang mampu membangkitkan kembali – atau menorehkan – kenangannya yang terindah, namun yang didapatnya hanyalah ulangan permainan nasib yang kejam.

“Lebih baik lima puluh tahun hidup terberkati daripada seribu tahun hidup terkutuk.” Dan satu lagi, “Sekuat apapun suatu makhluk, belum tentu ia bisa menang dari permainan nasib.” Itulah kata-kata Svein saat menutup kisahnya dalam buku FF2010 ini.

“Wow, terima kasih, Svein atas hikmah yang berharga ini,” ujar Sang Musafir sambil tersenyum.


6. Second Course – Hidangan Kedua:
Api – Klaudiani


Salah seorang Ketua Panitia, Klaudiani memanggil dan menghadirkan sang chef sendiri untuk menyajikan hidangan kedua ini: Rangda, Sang Ratu Kegelapan dari Bali.

Para pelayan, yang kali ini berpakaian hitam ala M.I.B. menyajikan bistik-bistik mentah di piring-piring yang melayang dan mendarat mulus di hadapan para tamu dengan kemampuan telekinesis (pelayang benda tanpa disentuh) dan chronokinetic (penghenti waktu). Mereka juga menyesuaikan bistik dengan selera para tamu dengan psikometri (pembaca pikiran), lalu membisikkannya pada Rangda.

Sang koki duduk diam tanpa bicara, dan tiba-tiba bistik-bistik terbakar dengan sendirinya. Ternyata Rangda punya kemampuan pyrokinesis (pengendali api) yang digunakan dan disesuaikan dengan informasi selera para tamu dari para pengguna psikometri – dan suasana pesta jadi ikut “berapi-api” seperti kisah “Api” yang dituturkan dalam antologi Fantasy Fiesta 2010. Kalau Rangda adalah biang masalah, siapakah si “pemicu api” itu? Silakan menebaknya dalam cerita ini.

Mau yang well done, medium rare atau rare?


7. Stand Minuman:
Apollyon – Fachrul R.U.N.


Suguhan bistik ala flambé tadi membuat haus, dan di meja samping berjajar minuman-minuman berwarna-warni. Sang Musafir mencoba satu yang berwarna pelangi yang rasanya seperti Pina Colada, lalu bertanya pada makhluk aneh yang bentuknya seperti bayangan hitam, penjaga counter, “Minuman apa ini, pak?”

“Oh, itu namanya obat K.O., gunanya untuk mencegah halusinasi atau mimpi-mimpi aneh,” kata makhluk itu.

“Oh, ya? K.O., bukan ‘knock out’, bukan X.O., kan? Mengapa saya sekarang ini seperti berhalusinasi dan melihat banyak pemandangan aneh? Kamu, contohnya?!” Sang Musafir protes. “Apa obat ini tak manjur?”

Makhluk hitam itu membesar tubuhnya, mungkin tersinggung, “Itu karena kau tak sedang bermimpi, Musafir. Aku dan semuanya ini nyata dalam imajinasimu saat membaca Fantasy Fiesta 2010.”

Lalu matanya tiba-tiba membesar, bersinar bagai hipnotis, “Satu hal lagi. Camkan ini. Apollyon membutuhkanmu. Panggillah semua orang ke Fantasy Fiesta. Apollyon membutuhkan semua orang.”

Sang Musafir terpana sesaat, lalu kesadarannya kembali lagi. Ia pergi dari counter minuman sambil mengingat-ngingat agar reportasenya nanti tentang pesta ajaib ini tak berbau sugesti.




8. Kudapan – Hors d’Oeuvres:
Kota Para Penjarah – Luz Balthasaar


Sambil menonton Boxinite, Sang Musafir bergerak ke meja prasmanan di samping balairung untuk mengambil sekedar kudapan. Anehnya, kue-kue di atas nampan-nampan bersusun itu nampak seperti prajurit-prajurit boneka lengkap dengan zirah dan senjatanya.

“Oh, anda tertarik dengan cemilan itu?” Sang Musafir berbalik dan melihat wajah wanita yang dikenalnya, sang chef, Luz Balthasaar. “Asal tahu saja, resepnya berasal dari Amur, Kota Para Penjarah.”

“Satu kota penuh penjarah?”

“Mungkin bukan secara harafiah. Kota itu dijarah dari manusia oleh kaum siluman manusia-harimau salju, dan kue-kue ini jadi semacam makanan nasional di sana untuk memperingati keberhasilan manusia-harimau salju mempertahankan Kota Amur dari serangan besar-besaran.”

“Mengapa bentuknya seperti tentara?”

“Karena dalam wujud harimau, mereka makan manusia. Para prajurit penyerang adalah manusia, jadi, kau tahu, lah...”

Sang Musafir merinding.



9. Galeri – Lukisan di Dinding Kastil:
Sang Pelukis – Fredrik Nael


Tenang saja, itu tadi kue-kue yang wajar: Tiramisu, Black Forest dan Cassata. Setelah lidah digoyang, saatnya memanjakan mata. Di dinding Kastil Fantasi tergantung sebuah lukisan baru yang sangat aneh.Hanya ada sesosok orang berjubah hitam di lukisan itu yang memegang kertas dan kuas hitam, tak ada yang lain, kosong seputih kanvas.

Sang Pelukis, Fredrik Nael yang sengaja berdiri di samping lukisan itu melihat wajah kebingungan Sang Musafir dan berkomentar, “Itu adalah lukisan yang amat spesial. Lukisan terkuat yang pernah ada, yang konon pernah memicu akhir sebuah dunia, tinggal saya sendiri yang tersisa.”

“Wow, dahsyat!” Sang Musafir berdecak. “Tapi bagaimana kau bisa hidup setelah duniamu musnah?”

“Oh, sama sepertimu, aku kembali ke dunia nyata. Lalu aku ikut lomba cerpen Fantasy Fiesta 2010 dan masuk jadi panitia di sini.”

Sang Musafir mengangguk-angguk, salam kompak dengan Sang Pelukis lalu cepat-cepat pergi, tak mau berharap yang bukan-bukan takut Sang Pelukis menjadikannya kenyataan mutlak.

Hati-hatilah pada harapanmu. Apa yang baik bagimu belum tentu baik bagi dunia.




10. Bazaar di Halaman Kastil
Anak Lelaki dan Si Pengubah Wujud – Magdalena M. Amanda


Sang Musafir berjalan-jalan sejenak sekitar Kastil Fantasi, mengamati lapak-lapak bazaar dan permainan di sekitarnya. Salah satunya adalah sebuah wigwam (tenda Indian), yang diduganya adalah tenda peramal. Tiga orang duduk di dalamnya: Seorang anak lelaki kecil, seorang pria dewasa dan seorang wanita muda.

Sang Musafir masuk dan mulai berbincang-bincang dengan ketiganya, sampai si anak lelaki bernama Mattao bertanya, “Kalau kau dipaksa bekerjasama dengan orang yang membunuh ayahmu, lalu kau punya kesempatan balas dendam, apa yang akan kaulakukan?”

“Tergantung orang macam apa partnerku itu. Kalau ternyata ia mencoba mencelakaiku juga, mungkin aku akan membela diri sambil balas dendam,” jawab Sang Musafir.

Untuk mencocokkan jawaban Musafir, Geddaro si pria dewasa berubah wujud menjadi manusia berkepala dan berkaki rusa sambil menceritakan kisahnya.

“Balas dendam takkan menyelesaikan masalah. Rusa tak membalas dendam pada serigala yang membunuh keluarganya. Kadangkala pengampunan bisa menjadi kunci menuju ke arah yang lebih baik,” ujar Magdalena, si wanita sambil menutup kisah petualangan itu, menyisakan kesan pencerahan dalam benak Sang Musafir.



Bersambung ke Bagian 2

14 December 2010

Xar & Vichattan Fan Sketch: Dalrin vs Gerome!


Xar and Vichattan Fan Sketch 1 by ~vadis on deviantART

A fan sketch made for the fantasy fiction novel
"Xar & Vichattan" by Bonmedo Tambunan
(Published in Indonesian Language)

Featuring:
Left: Gerome
Right: Dalrin
Background: Amor the Guardian Swan

More about Xar & Vichattan: The Heirs of Light Cycle in
www.adhikapustaka.com

Also serves as a novel cover suggestion.
Art by: Andry Chang (~vadis)

06 December 2010

Fantasy Fiesta 2010: Antologi Cerita Fantasi Terbaik - Preview


Buku kumpulan cerita fantasi Fantasy Fiesta 2010: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2010 akhirnya hari Minggu, 5 Desember 2010 diperkenalkan kepada publik pada acara Festival Pembaca Indonesia di GOR Soemantri, Pasar Festival, Jakarta Selatan.

Selain lega karena sebentar lagi bisa mengantarkan bukunya masuk ke toko-toko buku, saya pun senang karena bisa bertemu muka dengan para penulis yang ikut menjadi kontributor di buku tersebut, dan juga berkenalan dengan para penulis dan pembaca dari berbagai komunitas seperti Goodreads Indonesia, Kemudian.com dan lain-lain. Seru dan menyenangkan.

Fantasy Fiesta 2010 diterbitkan oleh penerbit Adhika Pustaka (yang juga menerbitkan novel saya, Akkadia: Gerbang Sungai Tigris) terdiri atas 20 cerita pendek fantasi dengan beragam tema, yang ditulis oleh 20 penulis. Penerbitan buku ini merupakan lanjutan dari kegiatan lomba menulis cerpen fantasi Fantasy Fiesta yang diadakan pada tahun 2009 dan 2010. Lebih jauh tentang lomba Fantasy Fiesta dapat dilihat di blog Kastil Fantasi.

20 cerpen itu terdiri atas: 15 cerpen terbaik dari lomba tahun 2010, 2 cerpen pemenang lomba tahun 2009, ditambah 3 cerpen dari juri (saya sendiri a.k.a R.D. Villam, Klaudiani a.k.a. Dian K dan Bonmedo Tambunan). Menariknya, cerpen-cerpen hasil lomba tersebut ada yang sudah mengalami revisi sehingga menawarkan sesuatu yang lebih unik. Daftarnya adalah sebagai berikut:

  • Candu Aksara karya Dewi Putri Kirana
  • Apollyon karya Fachrul R.U.N.
  • Sang Pelukis karya Fredrik Nael
  • Aku Hidup Seribu Tahun karya L.M.R. Pradana
  • Anak Lelaki dan Si Pengubah Wujud karya Magdalena M. Amanda
  • Bocah Serigala dan Isyarat-Isyarat Api karya Jaladara
  • Boxinite karya R. Mailindra
  • Dewa Laut Istana Camar karya 145
  • Drama Terhebat Yang Pernah Ada karya Tyas Palar
  • Hujan karya Ivon Natasa
  • Kota Para Penjarah karya Luz Balthasaar
  • Labirin karya Aphrodite
  • Moka si Mobil Jelaga karya Yuniar K.
  • Nama Terlarang di Angkasa karya Calvin Michel Sidjaja
  • Speak of the Devil: Perangkap karya F.A. Purawan
  • Kerinduan Buku karya Elbintang
  • Hari Terakhir karya Erwin Adriansyah
  • Rhytma karya Bonmedo Tambunan
  • Api karya Klaudiani
  • Matahari Sylvania karya R.D. Villam

Buku ini dijual dengan harga Rp. 55.000,- dengan cover dan gambar dalam yang cantik karya teman-teman dari Imaginary Friends Studio, dan menurut rencana sudah mulai bisa didapatkan di toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung pada akhir minggu ini atau paling lambat minggu depan (di Jakarta), serta diharapkan sudah bisa terdistribusi sampai ke luar Pulau Jawa pada akhir bulan Desember 2010.

Teman-teman, nantikan kehadirannya yak, dan ambil dari rak toko buku pada saatnya tiba nanti. Hehe.... Mari kita berpesta fantasi bersama-sama. :-)

24 November 2010

Ther Melian: Revelation



Ther Melian: Revelation
Story and Graphic Art by: Calista a.k.a. Shienny M. S.
A Preview

SYNOPSIS

Vrey adalah seorang pencuri yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Sementara Valadin adalah seorang ksatria suci yang telah bersumpah untuk melindungi sesamanya. Mereka menjalani kehidupan mereka masing-masing yang jauh berbeda.

Vrey sedang memburu sebuah harta legendaris. Sedangkan Valadin dalam misi rahasia untuk mengembalikan kejayaan bangsanya.

Awalnya perjalanan mereka seolah tidak saling berkait. Kisah mereka bertautan saat mereka memperebutkan Vulcanus Ruby, sebuah amulet berkekuatan dahsyat. Pertemuan dan pertentangan diantara mereka berdua pun tak terelakkan lagi. Ini adalah PEMBUKAAN dari kisah mereka...

WORLD of THERMELIAN

Benua Ther Melian, benua tropis kecil yang terletak tepat di tengah khatulistiwa Dunia Terra.

Benua ini merupakan tempat tinggal bagi tiga bangsa, yaitu Manusia, Elvar dan Draeg.

Di benua ini hidup pula berbagai makhluk ajaib lainnya. Kata Ther Melian dalam bahasa Elvar berarti ‘langit biru’.

Benua ini terbagi menjadi beberapa wilayah yang memiliki keadaan geografis yang berbeda, mulai dari hutan yang luas dan misterius yang merupakan wilayah bangsa Elvar. Daerah padang rumput luas dan pegunungan tak berpenghuni, lembah subur yang dialiri sungai raksasa yang membelah benua ini, hingga wilayah padang pasir yang tandus dan terik yang merupakan wilayah bangsa Draeg.

Peta diatas hanya menampilkan sebagian kecil dari seluruh wilayah Ther Melian yang akan dieksplor dalam buku pertama Ther Melian : REVELATION. Setiap kota dan lokasi akan dibahas lebih lanjut pada kesempatan lain.

RACES:

  • Elvar:

Elvar adalah ras yang sangat tua, mereka menghuni Benua Ther Melian ribuan tahun sebelum Manusia datang. Sejak dahulu bangsa Elvar mendiami sebagian besar benua ini, yang meliputi Hutan Telssier di ujung utara hingga ke belahan benua Ther Melian bagian timur. Pertumbuhan mereka berhenti saat mencapai usia dewasa, sehingga mereka tak akan bertambah tua. Wajah mereka rupawan dengan kulit coklat keemasan dan warna rambut pucat.

  • Vier-Elv:

Bangsa unik yang tercipta akibat pembauran Manusia dan Elvar. Ciri-ciri fisiknya hampir menyerupai Elvar. Namun ada pula Vier-Elv yang mempunyai ciri-ciri fisik seperti manusia. Vier-Elv tidak mewarisi kemudaan dan keabadian bangsa Elvar, mereka akan tumbuh menua dan meninggal di usia tua seperti manusia biasa.

  • Human:

Manusia yang sekarang merajalela di benua Ther Melian adalah para pendatang dari benua lain di seluruh penjuru Terra. Kini ribuan tahun telah berlalu dari saat kedatangan pertamanya, manusia telah menjadi ras paling berhasil di Ther Melian, mereka sangat tangguh, mampu belajar dengan cepat dan dapat menguasai beragam keterampilan. Manusia memegang peran penting sebagai penggerak roda ekonomi di Ther Melian. Mereka menguasai sektor-sektor seperti peternakan, pertanian, transportasi darat dan laut, serta perdagangan

  • Draeg

Sama seperti Elvar, mereka adalah ras yang sangat tua, lebih tua dari manusia. Kaum Draeg sejak dulu telah menempati ujung tenggara Ther Melian yang merupakan daerah pegunungan tandus, dan terik.

Bangsa Draeg memiliki badan pendek, perawakan mereka persis seperti anak kecil, dengan tubuh yang kuat dan berotot.

CHARACTERS

Kisah Ther Melian berfokus pada dua orang tokoh utamanya, Vrey dan Valadin.

Vrey

Usianya baru delapan belas tahun, namun dia sudah dikenal sebagai pencuri profesional. Ia adalah seorang Vier-Elv. Wajahnya menarik, dengan rambut kecoklatan dikuncir ekor kuda, ia memiliki mata ungu berkilauan. Vrey dibesarkan oleh kakeknya sampai ia lima tahun sebelum orang tua itu meninggal dunia. Untung bagi Vrey, Gill pemimpin gerombolan pencuri di Kota Mildryd, memutuskan untuk mengadopsi dia dan memperlakukan dia sebagai bagian dari kelompoknya. Diam-diam Vrey menyimpan ambisi unuk menemukan sebuah harta karun legendaris yang selama ini hanya menjadi impian bagi semua pencuri.

Valadin

Seorang Elvar yang amat berbakat dan tampan, ia juga seorang Eldynn, ksatria suci yang bersumpah untuk melidungi sesamanya. Ambisinya adalah membawa bangsa Elvar ke masa depan yang lebih baik, tidak lagi menjadi kelas dua, di bawah bayangan Manusia yang kini merajalela menguasai seluruh penjuru Ther Melian. Kecerdasan dan kharismanya memikat hati banyak orang, ia sangat pandai berkata-kata dan meyakinkan Elvar lain untuk mendukung rencananya. Dengan hati-hati Valádin mengumpulkan pengikut, ia dan kelompoknya kemudian menyusun rencana besar....

Selain Vrey dan Valadin masih ada beberapa tokoh penting lainnya, seperti Aelwen, Rion, Karth, Eizen, Laruen dan Ellanese. Tokoh-tokoh ini akan diulas pada kesempatan lain.

SNEAK PEEK!

Kamu dapat membaca dua chapter pertama Ther Melian secara online. Klik pada link yang ada di bawah ini untuk membacanya

baca via Facebook:

Chapter 1 ~ Revelation : Vrey ~

http://www.facebook.com/note.php?note_id=169861616361639

Chapter 2 ~ Revelation :Valadin~

http://www.facebook.com/note.php?note_id=169862923028175

baca via Goodreads:

Chapter 1 ~ Revelation : Vrey ~

http://www.goodreads.com/story/show/59201-ther-melian-revelation?chapter=1

Chapter 2 ~ Revelation :Valadin~

http://www.goodreads.com/story/show/59201-ther-melian-revelation?chapter=2

baca via DeviantArt:

Chapter 1 ~ Revelation : Vrey ~

http://fav.me/d2078t1

Chapter 2 ~ Revelation :Valadin~

http://fav.me/d215laf

20 November 2010

FireHeart di Festival Pembaca Indonesia 2010


Kunjungi stand FireHeart / Andry Chang di acara Festival Pembaca Indonesia 2010 yang diselenggarakan oleh Goodreads Indonesia.

FireHeart: Stand No. 47 (Stand paling depan dari arah pintu masuk Pasar Festival, No.2 dari pojok kanan - di antara stand F.A. Purawan dan Bonmedo Tambunan)

Selain memajang koleksi buku fiksi fantasi yang - secara tak langsung - menginspirasi dan membantu membentuk gaya kepenulisan untuk novel FireHeart - Legenda Paladin dan karya-karya lainnya, anda berkesempatan pula untuk bertemu, berbincang-bincang seputar fiksi fantasi, FireHeart dan lain sebagainya dengan penulis sekaligus menjajal game PC RPG yang dibuat berdasarkan novel ini (dan game-game FireHeart lainnya).

Selain itu anda juga akan mendapat bonus-bonus sebagai berikut:

- Teman-teman yang membawa novel FireHeart miliknya, baik yang belum atau sudah ditandatangani oleh penulis, selain dapat tandatangan juga mendapat bonus gratis 1 CD Game Pack FireHeart - Legend of the Paladins.

- Dan bagi yang membeli novel FireHeart - Legenda Paladin Buku Satu: Sang Pemburu (Harga normal: Rp 62.500,-) saat acara akan mendapatkan bonus gratis 1 CD Game Pack FireHeart - Legend of the Paladins.

Terima kasih atas perhatian teman-teman sekalian,
Majulah, wahai Paladin! Penuhilah Takdirmu!

Andry Chang

Update acara dan informasi tentang game dan novel FireHeart bisa diakses di http://fireheart.tk dan http://fantasindo.blogspot.com

22 October 2010

Sang Musafir dan Valharald


Review Novel

VALHARALD – Kesatria Talismandala & Pertempuran di Vincha

Karya: Adi Toha (http://jalaindra.wordpress.com)

Penerbit: Diva Press (www.divapress-online.com)

Paperback, 411 Halaman, Diterbitkan 20 April 2010


Reviewer: Andry Chang (www.vadis.tk)

------------------------------------------------------------

Valharald – A Knight in Shining Armor?

Kembali dalam rangkaian marathon antardunia, kali ini Sang Musafir berkunjung ke – sebutlah ini – Dunia Tak Bernama, ke Negeri VarchLand yang indah.

Karena media “perpindahan ke dunia lain” ini adalah buku, tentunya “kunci penarik” pertama adalah sampul bukunya. Kesan pertama yang didapat Sang Musafir adalah tokoh utama novel ini adalah “a knight in shining armor”, ksatria berzirah besi yang namanya terkesan seperti plesetan dari “Valhalla”.

Tata sampul khas Gobaqsodor yang artistik, “Cinemalicious” dan “real-life images tambal-sulam” memang jadi nilai jual tersendiri, tetapi jangan sampai ini menjadi pisau bermata dua dengan mengurangi “spirit” dari cerita ini sehingga terkesan “menyesatkan” para calon musafir tentang figur Valharald yang adalah judul besar cerita yang pada dasarnya seharusnya ditampilkan di cover. Atau, bila nanti mau membuat cetakan kedua, diusulkan pada cover ditampilkan keduabelas lambang yang mewakili para ksatria dan Mahkota Liafala di tengah-tengahnya – no less, no more.

Satu hal yang membuat “idealistic senses” Sang Musafir “gemetar” adalah endorsement pada cover yang mungkin adalah salah satu trik marketing dengan memberi “janji jaminan mutu” untuk menarik pembaca umum dari kalangan mainstream, sama seperti prinsip: “kecap saya dijamin nomor satu!” Yah, untunglah isinya cukup memberikan kesan bagus, menghibur, exciting dan feel good, walaupun tidak sampai “gemetar”. Mungkin – Sang Musafir setuju dengan istilah reviewer lain – lebih tepatnya “tergetar”.

Oke, terlepas dari yang di-endorsed, kita kembali pada prinsip marketing lainnya, “yang penting rasanya, bung!” yang dalam konteks ini adalah CERITAnya.

Tema utama cerita yang di-ekstrak Sang Musafir adalah perang antara kebaikan dan kejahatan, dimana pihak kejahatan dengan jumlah pasukan yang lebih besar hanya bisa diimbangi oleh – tentunya – kekuatan “lebih” yang bernama “pahlawan”.

Sekali lagi, dalam cerita yang satu ini Sang Musafir mengabaikan segala unsur klise dan pakem-pakem Tolkienisme yang rupanya cukup kental terasa – Kenapa? Mungkin karena beliau merasa “senasib” dengan penulis novel ini. Jadi, sekembalinya dari pertempuran hebat di Vincha ada beberapa kesan yang didapatnya sudah cukup untuk membuatnya rela menyisihkan waktu membedah dan membuat review dan fan sketch-nya. Berikut uraiannya.

  1. Alur cerita ini melibatkan banyak flashback yang polanya adalah di mana tempat pemilihan, siapa yang terpilih, apa buktinya, kapan ia terpilih, dan mengapa terpilih. Jadi inti plotnya adalah proses pemilihan 12 Ksatria Talismandala dan pertempuran di Vincha sebagai finale-nya – sederhana, standar dan tak ada kejutan yang benar-benar ekstrim.
  1. Setiap calon ksatria punya konflik dan pertarungannya sendiri, dan ini membuat prosesnya jadi lebih menarik ala karya klasik Tiongkok “Tepi Air” (Water Margin). Satu hal, terlalu banyak “kebetulan” yang terjadi di sini. Mungkin bila fungsi “kunci kalung segitiga” lebih diaktifkan sebagai “alat pelacak” untuk mencari saudara-saudaranya dan bereaksi bila dekat, faktor kebetulan itu bisa setidaknya dikurangi.
  1. Pemikiran “purist” Sang Musafir sedikit terusik oleh penggunaan nama Cuchulainn yang ciri-ciri fisiknya hingga rambutnyapun mirip dengan versi asalnya, seorang pahlawan legendaris Irlandia setara Sigurd & Beowulf. http://fireheart-vadis.blogspot.com/2010/07/cuchulainn.html. Ini bisa dimaklumi karena nama-nama seperti Percival, Sigurd, Fafnir dll sering muncul di cerita beda dalam novel-novel dan game-game. Mungkin Adi Toha sangat terinspirasi oleh karakter pemberani legendaris ini dan ingin “menghidupkannya” kembali dalam dunia dan cerita yang berbeda, dan akhirnya kita coba cerna dengan pemikiran “mungkin saja ada 2 orang dan benda yang bernama dan berciri-ciri sama, apalagi di dunia yang beda.”
  1. Nama “Talismandala” sendiri, walaupun menurut Sang Musafir mungkin berasal dari kata “Talisman” dan “Mandala” yang berarti “Ksatria Suci Dewata”, terkesan aneh sendiri di antara sederetan nama-nama bernafaskan high fantasy ala Eropa Abad Pertengahan. Sekali lagi perlu sedikit toleransi dengan menganggap nama ini punya arti mendalam bagi si penulis, yang mengandung unsur “semangat” dan “jiwa” cerita ini. Mungkin terkesan inkonsisten, tapi juga idealisme yang kental.
  1. Ada baiknya selain Zwehly ditambahkan pula beberapa “Pahlawan Kegelapan” dari ras orcus atau semacamnya, jadi walaupun pihak kebaikan harus kalah, setidaknya mereka kalah dengan lebih “terhormat”, bukan semata-mata kalah jumlah saja.
  1. Bumbu-bumbunya yang berunsur diantaranya pengkhianatan, intrik, perpecahan, penderitaan, cinta dan konflik terasa kurang ekstrim dan terkesan “dikurangi kadarnya”. Mungkin karena tekanan budaya Indonesia-kah? Maklumlah, batas antara “ekstrim” dan “wajar” memang setipis kertas, dan itu juga yang jadi dilema setiap penulis novel-novel laga termasuk Sang Musafir sendiri.
  1. Teka-teki Sphinx yang terdapat dalam buku ini adalah hak cipta Sphinx. Harus dimaklumi, memang tidak mudah membuat “riddle” unik yang bisa diingat orang (Contoh: Sphinx dalam “Harry Potter and the Goblet of Fire”), jadi kadang jalan pintasnya adalah “meminjam” dari yang sudah ada. Maklum, Sang Musafir juga kadang suka “meminjam” dengan menyertakan penjelasan yang (harap saja) masuk akal.

Dalam petualangannya ini Sang Musafir juga bertemu dengan beberapa tokoh lain yang cukup berkesan baginya:

  1. Einar, seorang pangeran yang berusaha menekan ambisinya untuk menyatukan seluruh kerajaan di Dataran Tak Bernama demi tujuan yang lebih mulia.
  1. Eira: Mungkin ia adalah Ksatria Talismandala yang paling misterius. Selamatnya dia selama ini dari “tangan-tangan jahil” mungkin ada hubungannya dengan semacam kekuatan misterius yang mengerikan dalam dirinya, bukan hanya berkat lindungan Yang Kuasa saja. Bila dikembangkan lebih lanjut, Eira bisa digambarkan sebagai gadis yang punya sedikit gangguan mental dan sifat aneh, dan dengan twist yang tidak terduga bisa jadi dialah yang jadi sasaran Zwehly yang sebenarnya.
  1. Nimrodir: Tokoh yang sangat versatile, serba bisa, satu-satunya Ksatria Talismandala generasi pertama yang masih hidup. Bersama Draach si pelindung, dia adalah tokoh terkuat dalam episode ini, tapi diduga dia akan jadi salah satu yang “expendable” – yang akan dimatikan oleh salah satu Ksatria Talismandala yang berkhianat (mirip-mirip “Togira Ikonoka”-nya Eragon di “Brisingr”?)
  1. Cymrodor: Satu lagi tokoh yang terkesan “expendable”, sudah diduga dari awal. Formasi 12 ksatria yang asli terkesan “disayang-sayang”, jadi Cymrodor-lah yang terkesan “dikorbankan”. Andai saja bukan dia, tapi Urias, Fionn atau anggota lain yang tewas dan dia jadi tokoh pengganti yang menjadikan formasi jadi “tidak terlalu sempurna”, itu akan jadi tambahan kejutan yang menambah nilai keasyikan cerita ini.

Di akhir segala akhir, Sang Musafir menutup buku portal Dunia Tak Bernama ini dengan tersenyum, disertai harapan bilamana nanti ia berkunjung kedua kalinya, Sang Musafir akan menemukan legenda yang lebih epik dan berwarna meriah.

“Kebijaksanaan, keberanian, kesetiaan, ketekunan, kasih sayang, ketabahan, pengampunan, keteguhan, keadilan, belas kasihan, kepercayaan dan kejujuran. Dan semuanya itu bersatu, memancarkan kebaikan demi dunia, demi cinta kasih dan demi kehidupan itu sendiri.”




Valharald Fan Chara Art 1 by ~vadis on deviantART


Daftar 12 Ksatria Talismandala (Berdasarkan Urutan Kemunculannya):

  1. Valharald Cadwaladir – Kunci Kebijaksanaan (Wisdom)
  2. Cuchulainn – Kunci Keberanian (Valor) http://fireheart-vadis.blogspot.com/2010/07/cuchulainn.html
  3. Fionn d’Arthfael – Kunci Kesetiaan (Loyalty)
  4. Urias d’Eoghan – Kunci Ketekunan (Diligence)
  5. Gwyneira – Kunci Kasih Sayang (Love)
  6. Eira Olwydd – Kunci Ketabahan (Preserverance)
  7. Owain – Kunci Pengampunan (Mercy)
  8. Tighearnan – Kunci Keteguhan (Righteousness)
  9. Einar – Kunci Keadilan (Justice)
  10. Ingemar – Kunci Belas Kasihan (Compassion)
  11. Ingolf – Kunci Kepercayaan (Faith)
  12. Gavin Mor – Kunci Kejujuran (Honesty)

18 October 2010

Sang Musafir dalam Prahara Xar & Vichattan



REVIEW NOVEL
XAR & VICHATTAN – Seri Ahli Waris Cahaya
Buku II: Prahara
Karya: Bonmedo Tambunan

Oleh: Andry Chang (www.vadis.tk)

Perjalanan Sang Musafir terus berlanjut. Selain berkutat di dunia fantasi magis ciptaannya sendiri, kadangkala timbul keinginannya untuk meninjau dunia-dunia lain, ciptaan para “pengkhayal” lainnya.

Syahdan, saat ia mendengar adanya petualangan lanjutan baru di ranah Xar & Vichattan, untuk kedua kalinya berpindahlah Sang Musafir di negeri yang kali ini dilanda prahara besar.

Tempat yang pertama kali dikunjunginya di dunia ini tentunya adalah Kuil Cahaya yang telah dibangun kembali, dan orang-orang yang pertamakali ditemui Sang Musafir tentu saja keempat tokoh utama, empat remaja para Ahli Waris Cahaya: Dalrin, Antessa, Kara dan Gerome. Tentu saja keberadaan Sang Musafir ini tak diketahui siapapun di dunia itu – disadaripun tidak.


Gerome

Kali ini, para anggota “The Dream Team” ini bekerja sendiri-sendiri dengan alasan yang jelas. Selain terdesak waktu, tujuan utama mereka adalah menggagalkan usaha Khalash dan antek-antek Kuil Kegelapan menguasai seluruh dunia dan menghancurkan Kuil Cahaya lagi.

Jadilah Sang Musafir ikut serta dalam perjalanan “roller coaster”: Terbang bersama Antessa dan para peri, tenggelam dalam tumpukan buku dan terjebak di dunia lain bersama Kara yang berpengetahuan luas, merenung bersama Dalrin yang berjuang dalam konflik dan kedukaan dalam dirinya sendiri dan menjaga Desa Galad bersama Gerome, si pemberani yang bandel, “comic relief” dalam serial ini.

Walaupun sempat sukses dibuat penasaran dan agak lelah harus “berpindah-pindah tempat” di saat-saat kritis – seperti yang dialaminya pula dalam XV1, harus diakui, Sang Musafir sempat merasa tak ingin istirahat dan kembali dulu ke dunia asalnya sebelum tiba di ujung perjalanan keempat tokoh ini. Hasilnya: Prahara tak dapat ditolak, keunggulan tak dapat diraih. Kuil Xar bahkan sampai “hancur-hancuran”.

Logika Sang Musafirpun terusik. Ini bukan karena salah taktik, tapi semata-mata karena Kuil Kegelapan mendapat pendukung-pendukung baru yang kuat yaitu Diagoni dan Peri Kegelapan, Frigus Acerbus. para Ahli Waris yang belum matang benar dari segi kekuatan dan mentalitas, dan pendeknya pihak Kuil Kegelapan memang lebih kuat dari Xar maupun Vichattan.

Dalam perjalanan selanjutnya, Sang Musafir bertemu satu tokoh yang sangat menarik: Lisbet, seorang wanita tua yang “gila tapi tak gila, dan tak gila tapi gila”. Bagaimana bisa si tiarawati gila ini jadi kunci keselamatan Xar dan Vichattan? Inilah yang menurut Sang Musafir adalah salah satu daya tarik utama Buku II: Prahara ini.

Perjalanan Sang Musafir kali ini memang meriah, diwarnai dengan cinta, kecemburuan, pengkhianatan, balas dendam dan konflik-konflik pribadi antara Gerome dan Shiba, Petra dan Corbus, juga antara Kara, Antessa dan Dalrin, dan ditutup dengan finale yaitu pertempuran sihir yang tak terlalu mendetail tapi cukup epik di Kuil Cahaya antara para Ahli Waris Cahaya dan dua pelindungnya Amor si angsa raksasa dan Pietas si rusa raksasa melawan pasukan Kuil Kegelapan di bawah pimpinan Khalash.


Dalrin

Di akhir tahapan perjalanan yang seharusnya tuntas tapi rupanya menyisakan potensi ancaman baru yang lebih parah ini, setelah kembali ke dunia asalnya Sang Musafir terus mengingat beberapa kesan – yang tak tahan lagi akhirnya dituliskannya dalam bentuk review:

1. Banyak nama tokoh dari kalangan Xar dan Vichattan yang disebut, tapi mereka mendapat porsi peran yang lebih sedikit daripada di buku pertama Takhta Cahaya, seakan mereka hanyalah pemanis atau bahkan figuran. Tentunya ini bukan masalah karena sesedikit apapun peran mereka, itu peran yang penting agar cerita jadi terkesan lebih alami.

2. Kehadiran Khalash yang disebut-sebut sebagai Pangeran Kegelapan terkesan terlalu singkat di bab-bab akhir. Hanya sekali ia benar-benar turun tangan dan pada akhirnya ia “khalash” total. Ia terkesan terlalu gegabah untuk ukuran “The Ultimate Bad Guy”. Kalau saja ia mengindahkan peringatan Nolacerta dan Frigus, ceritanya pasti akan beda. Satu hikmah yang bisa diambil dari Khalash adalah keangkuhan dan sikap ultra-superioritas seseorang pada akhirnya akan menjatuhkan orang itu sendiri.

3. Menurut Sang Musafir, dunia X&V dalam peta yang tergambar apik di halaman depan nampak sangat sederhana: Satu kota, dua desa, hutan, gunung, gua, Laut Misty, tiga kuil, walaupun ada tambahan satu dunia baru dalam dimensi kegelapan: Vesmir. Sang Musafir lebih memilih “berasumsi” tempat-tempat yang tercantum dalam peta hanyalah yang berhubungan langsung dengan cerita, dan tempat-tempat “tersembuyi” lainnya akan ditambahkan seiring perkembangan cerita.

4. Plot-plot, taktik, intrik yang digunakan dan bahkan jalannya tiap pertempuran disampaikan dengan singkat, padat dan jelas – sederhana tapi cerdas, bisa diterima logika. Anak-anak setingkat SD mungkin akan mudah mencerna cerita ini, dan kalangan dewasa-muda akan menikmatinya. Sang Musafir yang adalah penggemar berat game-game role-playing (RPG) juga menilai kisah ini cukup “RPGlicious” dan “Mangalicious”. Bisa saja suatu hari nanti ada yang akan menawarkan untuk membuat X&V versi game dan manga pada penulis yang biasa dipanggil “Boni” ini.

Kesimpulannya, satu hal yang perlu diingat, bukalah pikiran, mainkan khayalan, buanglah segala mindset yang memperhitungkan faktor klise dan faktor kesederhanaan struktur dunia yang “sedaun kelor” ini. Nikmatilah perjalanannya, dan seperti halnya Sang Musafir, pembaca akan mendapatkan pengalaman yang mengasyikkan dan mengesankan pula, seperti menikmati masakan lezat ala kuliner, satu lagi racikan dari the Chef of Fantasy, Bonmedo Tambunan – compliments to the chef.

Sukses untuk Boni, dan Sang Musafir menunggu dengan sabar (dan penasaran) Xar & Vichattan Buku III. “Xar... Vichattan... Cahaya... Tunggu kedatanganku!” ucap sang Pangeran Kegelapan.

-------------


Kara

Sinopsis: Tiba-tiba di tempat asing itu sebuah suara bisikan terdengar, suara wanita tua yang asing
di telinga Kara. “Kara,” suara itu memanggil namanya. Itu bukan suara Antessa dan bukan pula Petra, suara ini terdengar jauh lebih tua. “Si … siapa?” jawab Kara dalam hati. “Ini aku, Kara, Lisbet.” Kara tidak yakin ia mendengar dengan benar suara itu. Ia berfikir bahwa itu hanya sebuah halusinasi. Namun, ternyata suara itu tidak hanya didengar oleh Kara seorang diri. Antessa pun dapat merasakannya.
“Di manakah kami, Lisbet?” ucap Kara. “Kalian berada di atas lempeng besar. Sebuah lempeng yang berbeda dari lempeng yang lain,” ujar Lisbet. Seketika Kara dan Antessa dibuat bingung dengan perkataan Lisbet mengenai lempeng tersebut.

***


Antessa

Pasukan Kuil Kegelapan terus bergerak maju. Xar, Vichattan, dan Kuil Cahaya kebingungan
menghadapi pasukan Kegelapan yang kian bertambah kuat. Munculnya peri kegelapan yang
meluluhlantahkan para peri pendukung cahaya dan terpecah belahnya keempat ahli waris
cahaya semakin memperburuk keadaan. Belum lagi dengan semakin melemahnya kekuatan elemental dan juga kekuatan Xar karena ulah Khalash serta panglima-panglimanya. Keadaan begitu buruk sehingga para pendukung cahaya harus menggantungkan hidup mereka pada seorang wanita gila dan buku-buku kuno yang dilindungi oleh ilmu sihir mematikan. Titik terang pun muncul, tetapi tak berlangsung lama. Karena tak seorangpun mengira rencana kegelapan yang sebenarnya.


Untuk keterangan lebih lanjut tentang novel ini dan terbitan Adhika Pustaka lainnya, kunjungi:
Penerbit Adhika Pustaka
http://www.adhika-pustaka.com/

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia