Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

24 December 2010

Sang Musafir di Fantasy Fiesta 2010 - Bagian 2



Bagian II:

11. Perpustakaan:
Kerinduan Buku - Elbintang


Langkah-langkah Sang Musafir membawanya ke perpustakaan Kastil Fantasi, dan dengan iseng dilangkahkannya kakinya ke dalam. Penasaran apakah buku-buku di sana bisa dimakan, mungkin?

Di antara jajaran rak-rak buku ia melihat dua orang sedang bisik-bisik, berdebat. Naluri memaksa Sang Musafir untuk ikut campur, bertanya, “Ada yang bisa kubantu?”

Si pemuda bicara, “Aku Alle dan ini Lia. Kami sedang mencari satu buku di perpustakaan ini, tapi sulit sekali menemukannya.”

Sang Musafir langsung menunjukkan “portal” di tangannya, “Inikah yang kalian cari?”

Lia terlonjak riang, “Ya! Ya! Fantasy Fiesta 2010! Boleh kami pinjam? Sang Penulis telah mengguratkan nasib kami di sini, dan kami ingin tahu isinya.”

“Siapa Sang Penulis itu?” tanya Sang Musafir.

“Namanya kalau tak salah, Elbintang.”

Musafir meminjamkan buku Fantasy Fiesta pada mereka. Beberapa menit kemudian kedua anak muda itu mengembalikan buku itu pada si empunya sambil melangkah pergi dengan riang.

“Semoga beruntung!” seru Sang Musafir sambil kembali melayangkan pandangannya pada bertumpuk-tumpuk buku di rak. Kejadian selanjutnya tak perlu diceritakan lagi.




12. Kolam Renang:
Dewa Laut Istana Camar – 145


Masih berkeliling Kastil Fantasi, Sang Musafir tiba-tiba mendengar suara-suara ramai. Ternyata di kolam renang sedang ada pertarungan tak seimbang antara seorang pemuda dan sekelompok jin bersayap. Saat Musafir bergegas ingin membantu, seseorang, bukan, sesuatu mencegahnya. Ia menengok, ternyata itu seekor kucing hitam.

“Lho, mengapa mencegahku? Pemuda itu sedang dikeroyok preman jin, kan?” seru Sang Musafir dengan wajah bingung.

Si kucing hitam hanya menjilati cipratan air pada bulunya lalu berkata, “Namaku Coo dan pemuda itu Malis. Pekerjaan kami pembasmi jin, yang salah satunya menyamar sebagai Dewa Laut. Kami menumpas salah seorang jawara Dewa Laut itu di Istana Camar, dan saat kami kembali untuk acara Fantasy Fiesta 2010, jin-jin itu menyergap kami di sini, menyamar jadi putri duyung di kolam renang.”

“Kalau begitu, Malis harus kubantu! Takkan kubiarkan para jin merusak pesta!”

Sang Musafir baru akan bergerak lagi saat Coo menghentikannya, “Tak usah, Malis bisa mengatasi mereka semua sendirian. Lihat.”

Benar juga, para jin itu kini sudah ditancapi pisau bedah dan kembali ke wujud asal mereka, yaitu para putri duyung cantik yang berseru-seru, “Terima kasih, Malis, pahlawanku!”

Ingin rasanya Sang Musafir ikut terjun ke kolam untuk ikut bersenang-senang, tapi sebaiknya dahulukan tugas dan lanjut ke tempat berikut.


13. Permainan Roller Coaster:
Moka Si Mobil Jelaga – Yuniar K.


Kembali ke halaman Kastil Fantasi, Sang Musafir melihat sebuah lintasan Roller Coaster raksasa dan iseng ingin mencoba permainan itu. Namun, saat tiba di sana dilihatnya kereta Roller Coaster itu bukan kereta berpengaman seperti biasa, melainkan sebuah mobil van bobrok. Semula ia mengira mobil itu masih bersaudara dengan Herbie atau bintang film “Cars”, Mater dan terpaku ragu, namun segera saja sang penanggungjawab permainan, Anggota Panitia bernama Yuniar K. menegurnya.

“Jangan melihat sesuatu dari penampilannya saja. Lihatlah sendiri ke dalam dan kau akan mengerti maksudku,” ujar Yuniar sambil membuka pintu tengah mobil van merah kusam berjelaga yang dinamai Moka itu.

Sang Musafir melangkah masuk, matanya terbelalak melihat pemandangan di dalamnya. Ada perpustakaan dengan ratusan buku cerita yang seru, tapi juga ada mini-bar, jacuzzi dan – kesukaan Sang Musafir – KA-RA-O-KE!! (Uups, penyakit lebaynya kumat lagi).

Tak hanya itu, mesin Moka ternyata sudah dimodifikasi gaya tuner ala “The Fast and the Furious”. Trek Roller Coaster maha kompleks itu dilalapnya dengan mulus, dan penumpangnya bahkan sempat baca Fantasy Fiesta sambil karaokean di jacuzzi dan minum Shirley Temple dari mini-bar.

Moka berhenti di pangkalan, dan Sang Musafir keluar dari mobil itu masih dengan mulut menganga. Yap, cerita Moka di buku pasti tak selebay ini, namun cerpen yang paling “imut” dalam antologi Fantasy Fiesta ini juga meninggalkan hikmah, yaitu, “Jangan pernah meremehkan penampilan. Yang nampaknya tak bergunapun bisa jadi sangat bermanfaat dengan niat tulus dan usaha sepenuh hati demi kebaikan semua.”

Yuniar dan Moka mengangguk, dan saat Sang Musafir meninggalkan arena, Moka berseru, “Terima kasih, sampai jumpa lagi!”


14. Panggung Sandiwara:
Drama Terhebat Yang Pernah Ada – Tyas Palar


Sang Musafir bergegas memenuhi panggilan ke balairung untuk acara berikutnya, pentas Drama Terhebat Yang Pernah Ada. Sang pembawa acara, Apollo Sang Dewa Matahari dan Kesenian tampil ke muka dan berkata, “Pentas ini kami mulai. Drama ini sudah jadi super-mega box office di Olympus, dan kini anda beruntung bisa menontonnya. Seperti apa drama itu dan siapa pemerannya, silakan anda menyaksikannya.”

Tirai panggung dinaikkan, dan Sang Musafir terpukau, “Wow, ternyata para pemerannya dewa-dewi dari Mitologi Yunani! Ada Zeus, Ares, Aphrodite... dan juga bintang-bintang tamu dari Mitologi Mesir: Osiris, Seth, Anubis dan Mitologi Persia: Ahoura Mazda dan Ahriman! Para selebriti kelas bintang sejuta!”

Namun, rupanya plot drama yang mereka mainkan sama dengan fase penciptaan dunia sampai Zeus naik takhta dalam Mitologi Yunani, dan hanya nama-nama saja yang diganti. Akting para dewa itu jadi canggung seperti anak-anak SD, dan baru bisa lepas alami setelah nama-nama tokoh diganti versi mitologi aslinya. Satu hal lagi yang menarik dan menggelikan adalah mereka semua bertingkah laku lebay, berlebihan, tidak semata-mata angkuh penuh kuasa sebagai dewa-dewi yang hidup abadi. Mungkin sebaiknya Apollo mengganti judul lakon itu dengan “Dagelan Terhebat Yang Pernah Ada”...

Nah, cerita ini juga bisa dijadikan sekedar perkenalan awal bagi para non-penggemar fantasi ke dunia mitologi dan cerita dewa-dewi, dan bagi yang ingin kenal lebih lanjut dengan Zeus, Osiris, Mazda dan kawan-kawan silakan menyimak tentang mitologi di www.wikipedia.org/mythology, rubrik Mythopedia di http://fireheart-vadis.blogspot.com atau buku-buku cerita, menyimak lanjutan Drama Terhebat Yang Pernah Ada ini. Mau?

“Sekali-kali enak juga menertawakan para dewa lebay itu, ya,” kata Sang Musafir pada Ra, Dewa Matahari dari Mesir yang duduk di sebelahnya yang wajah burung elangnya langsung ditekuk seribu.


15. Acara Dansa Ballroom:
Rhytma – Bonmedo Tambunan


Setelah acara drama selesai, kursi-kursi bergeser secara ajaib dan balairung Kastil Fantasi yang megah itu berubah fungsi menjadi ballroom – aula dansa. Musik klasik ala fantasi mengalun merdu, dan para tamu serta panitia turun berdansa.

Sang Musafir merasa beruntung mendapat pasangan dansa yang cantik, seorang Ratu dari Negeri Rhytma bernama Joanna. Sayangnya, saat berdansa Joanna malah terus ingin memimpin, bukan mengikuti arahan gerak Sang Musafir. Berkali-kali kaki keduanya saling menginjak, dan akhirnya Joanna meninggalkan lantai dansa sambil mencak-mencak sendiri.

Sang Musafir tampak bingung, “Bukankah laki-laki yang selalu harus mengarahkan gerakan dansa, dan wanita mengikutinya? Kami semua selalu berlatih seperti itu.”

“Ya, benar,” ujar Ketua Panitia, Bonmedo Tambunan yang juga menjadi pengarah dalam acara dansa ini. “Simaklah cerita bagaimana cara Joanna menjadi Ratu di Rhytma. Singkatnya, kalau di Rhytma ada wanita yang tak suka pria berkuasa, sebentar lagi kau akan lihat di Sylvania tentang laki-laki yang tak suka wanita berkuasa.”

“Dengan segala konflik dan akibatnya,” sambung Sang Musafir, diikuti anggukan mantap Bonmedo.

Oke, setelah semua kegiatan tadi, Sang Musafir kembali ke meja prasmanan, siapa tahu masih ada jatah K.O....


16. Taman Kastil Fantasi:
Labirin - Aphrodite


Sambil melepas lelah, Sang Musafir berjalan-jalan ke taman di halaman depan Kastil Fantasi. Lucunya, taman itu berupa dinding-dinding semak yang tinggi. Rasa ingin tahu Sang Musafir tergelitik. “Ini pasti sebuah labirin,” pikirnya. Tanpa pikir panjang kakinya melangkah masuk.

Rupanya ini bukan labirin biasa. Beberapa menit di dalam, selain tersesat, Sang Musafir mendengar suara-suara bergemuruh di belakangnya. Ia menengok ke arah suara, ternyata tanah amblas dari kejauhan dan serpihan-serpihan hitam langit malam berjatuhan.

“Apa-apaan ini?” Sang Musafir lari terbirit-birit. Belok kanan, kiri, kanan dan rupanya bertemu... jalan buntu. Lebih gawat lagi, retakan tanah dan serpihan langit terus runtuh makin dekat ke arahnya. Tak bisa menghindar, riwayat Sang Musafir akan tamat dan resensi Fantasy Fiestanya takkan pernah terbit.

“Tapi tunggu! Bukankah aku juga Sang Pencipta Dunia-Dunia? Aku mengatur segala kejadian di Everna, mengapa di sini tidak? Baik, kucoba saja.” Sang Musafir merangkap Pencipta membatin, dan tiba-tiba retakan langit-bumi terhenti. Dinding labirin menghilang, berganti sebuah taman bunga yang lapang.

Di bangku taman itu duduk seorang wanita yang sedang mengetik di laptopnya. Sang Musafir lantas menghampiri wanita itu seraya bertanya, “Maaf, ini Mbak Aphrodite?”

“Ya,” ujar Aphrodite sambil terus memandangi laptop dengan terbelalak. “Dan saya buka nyang tadi ikut main ‘Drama Terhebat Yang Pernah Ada’. Ngomong-ngomong, kamukah yang membuyarkan labirin ilusi dan menambahkan kata-kata baru di naskah saya ini?”

“Kurasa begitu. Ya,” Sang Musafir mengangguk. “Sebagai sesama pencipta dunia, itu sah-sah saja, toh?”

“Yap, betul. Tapi Si Beltharin di cerita ‘Labirin’ itu bukan pencipta dunia. Dia bisa lolos dari dunianya dan menemui saya, tapi eh, tiba-tiba dia membekap saya sampai sesak napas! Yah, terpaksa saya pura-pura ‘mati’, keluar dari lapisan kedua dunia imajinasi dan meruntuhkan dunia itu di depan Beltharin! Biar tahu rasa dia!”

Rupanya ini salah satu contoh ketika dunia khayalan dan dunia “nyata” berbenturan. Sang Musafir mengacungkan dua jempolnya untuk permainan dunia dua lapis dimensi yang canggih ini.


17. Kembang Api (Fireworks):
Nama Terlarang Di Angkasa – Calvin M. Sidjaja


Sambil berbincang-bincang dengan Aphrodite di bangku taman, Sang Musafir melepas ketegangannya dengan menegadah ke langit. Kembang api warna-warni berpancaran di langit malam, menambah semaraknya Fantasy Fiesta 2010 ini.

Mendadak, pancaran kembang api membentuk kombinasi huruf yang dikenalnya. Sang Musafir membacanya lalu terperanjat. Sontak ia bangkit dari kursi sambil berseru, “Maaf, Aphrodite! Apa Mbak lihat tulisan di langit tadi?”
“Oh, sori,” jawab Aphrodite. “Saya sedang sibuk mengetik di laptop jadi tidak melihatnya.”

Musafir pamit lalu bergegas pergi. Tak lama, ia menemukan orang yang dicarinya yaitu Calvin Michel Sidjaja, Anggota Panitia penanggungjawab pesta kembang api dan langsung menanyakan tentang kata itu.

“Eh, kamu membaca tulisan itu? Gawat! Itu Nama Terlarang Di Angkasa! Sebentar lagi Penguasa Angkasa akan mencuri nama sejatimu, dan kamu akan jadi gila!” seru Calvin dengan wajah amat serius.

Sebaliknya, Sang Musafir mendengus, “Hah? Yang benar saja, apalah artinya sebuah nama? Kalaupun hilang, tak masalah. Aku bisa pakai nama lain yang lebih keren.”

“Kamu tak mengerti, Musafir. Nama sejati itu semacam kata sandi dalam otakmu yang menjembatani khayalan dan dunia nyata. Kalau lupa, kau akan terperangkap dalam dunia mimpi tanpa bisa keluar.”

“Oke, kalau begitu bagaimana cara mengatasinya?”

“Simak ceritanya di FF2010, tiru cara Silvanus mempertahankan namanya, dan kau akan baik-baik saja,” ujar Calvin. “Baik, kuikuti saranmu itu. Makasih, ya,” ujar Sang Musafir dengan wajah sedikit lega. Hasil akhirnya bisa dilihat di paragraf selanjutnya.


18. Makanan Penutup (Dessert):
Speak of the Devil: Perangkap – F.A. Purawan


Kembali di meja makan, telah tersaji hidangan penutup berupa agar-agar, puding dan buah-buahan segar. Tapi anehnya, bentuknya ada yang seperti belalai, dan pudingnya tampak merah seperti warna darah manusia.

Sang Musafir lalu menghampiri sang chef, F.A. Purawan dan protes bahwa makanan itu hanya cocok untuk vampir. Sebaliknya Om Pur, panggilan akrab Anggota Panitia ini hanya tertawa lalu menepuk pundak sang tamu, “Hanya bentuknya saja yang aneh. Rasanya biasa, kok. Yang luar biasa, puding itu melambangkan darah manusia yang digunakan untuk menjebak siluman, iblis atau daemon, dan belalai itu digunakan si iblis untuk menjebak manusia.”

“Wow, masa’ bisa?”

“Bisa saja, menurut ceritanya: ‘Speak of the Devil: Perangkap’ itu. Yang lebih menarik adalah cerita ini melibatkan adu intrik, kecerdikan dan balas dendam, saling menjebak antara Sci-Fi lawan supranatural. Jadi, simaklah ceritanya dan nikmatilah ‘umpan’-mu itu.”

Sang Musafir memakan puding-puding lezat itu dengan agak hati-hati, takut dijebak Iblis Rakhsasha.



19. Peragaan Busana (Fashion Show):
Hari Terakhir – Erwin Adriansyah


Sebagai pertunjukkan terakhir dalam rangkaian acara Fantasy Fiesta 2010 ini, digelarlah Fashion Show para insan dan makhluk yang biasa ditemui dalam cerita-cerita fantasi. Naga-naga beserta penunggangnya berzirah berkilap dan gagah. Burung-burung api sebangsa phoenix tampil pula, memamerkan gaun-gaun berapi rancangan Erwin “Forever Wicked” Adriansyah.

Lalu, muncullah para peragawati-peragawan berkostum penyihir, tentara dan Ratu ala Medieval – High Fantasy dengan ornamen-ornamen dan detail-detail yang mewah dan... wah. Sebagai finale adalah Sang Dewa, berkostum maha “wah” sambil memamerkan kekuatan maha dahsyat yang “meledakkan” para peragawan lain begitu saja.

“Oh? Mereka semua... mati?” Sang Musafir bertanya pada Erwin.

“Dalam cerita di anthologi FF2010, ya. Tapi kalau anda ingin menganggapnya Fashion Show belaka, ya, ini hanya efek-efek panggung saja,” ujar Sang Perancang ini dengan santai.

Sang Musafir berseloroh, “Ah, andai Sang Dewa tak punya kekuatan Tinju Bintang Utara...”


20. Tanda Mata (Suvenir):
Matahari Sylvania – R.D. Villam


Usai Fashion Show, rangkaian acara Fantasy Fiestapun mendekati akhir. Sang Tuan Rumah Kastil Fantasi merangkap satu dari tiga Ketua Panitia, R.D. Villam membagi-bagikan tanda mata dari acara kali ini: sebuah kalung berliontin berbentuk matahari yang disebut Matahari Sylvania.

“Kalung Matahari Sylvania ini,” kata beliau, “Mampu menghindarkan pemakainya dari kutukan Dewa.”

WOW. Tapi tunggu... Dewa mana? Dewa di Sylvania-kah?

Villam segera menanggapi dengan menceritakan prahara di Kerajaan Sylvania, dengan latar belakang perang saudara dan seorang pria yang tak suka wanita berkuasa. Kekacauan tak terhindarkan, dan Tyrion, sang panglima dan pahlawan Sylvania harus berjuang mati-matian hingga menanggung kutukan demi melindungi anak-istrinya, para pewaris sejati kerajaan ini.

Parahnya, para Dewa dan Dewipun turun tangan, juga kekuatan dahsyat dari neraka, hingga pertempuran dahsyatpun tak terhindarkan. Matahari Sylvanialah yang turut membantu melindungi sang pewaris sejati hingga akhir, membentuk masa depan sebuah kerajaan.

Sang Musafir memandangi benda bersejarah itu, “Terima kasih, kalung ini pasti akan jadi kenang-kenangan yang berkesan.”

Pesta fantasi terus berlangsung lagi dari awal tanpa henti, namun Sang Musafir telah mencicipi semuanya. Walau berstatus tamu kali ini, beliau pulang dengan angan terpuaskan dan memori serta hikmah yang berharga.

Sedikit catatan, bagi mereka yang bukan dan belum menjadi penggemar genre fantasi, anthologi Fantasy Fiesta 2010 ini layak menjadi batu pijakan untuk memulai perjalanan.

Sekilas pengalaman di dunia angan – dari yang terselubung di dunia nyata, mudah dikenali dalam kehidupan sehari-hari sampai dunia antah-berantah dan galaksi-galaksi terjauh bisa menyegarkan pikiran sejenak. Bisa juga dimanfaatkan untuk melatih imajinasi, kreativitas dan pemikiran “out of the box” yang niscaya bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Jadi, tunggu apa lagi? Hadirilah undangan ini dan biarlah anganmu berpesta di Fantasy Fiesta 2010.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Fantasy Fiesta 2010, kunjungi:
http://adhika-pustaka.com/

Latar belakang penyelengaraan serta cerita-cerita dari ke-74 peserta Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010 dan 2009 bisa disimak dalam:
http://kastilfantasi.wordpress.com

Pedang dan Kapak - Entri Andry Chang untuk Lomba Cerpen Fantasy Fiesta 2010
Lihat di sini

Kembali ke Bagian 1

3 comments:

Anonymous said...

hahahah~ lucu juga baca parodinya itu XD
I like it, and thank you for reviewing this book! ^^b

Anonymous said...

like this :D
review lengkap 20 cerpen ^^

thanks, musafir ;)

Dewi Putri Kirana said...

Review nya kreatif banget! Totally like this!

Baru kali ini aku nemu review Fantasy Fiesta 2010 lengkap buat ke-20 cerpennya. Jempol empat biji buat Sang Musafir! ^_^

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia