Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

09 March 2011

Nibiru dan Kesatria Atlantis


NIBIRU DAN KESATRIA ATLANTIS

Penulis: TASARO GK

Penerbit: Metamind, Imprint dari Penerbit Tiga Serangkai, Solo

Desain sampul & isi: Rendra TH

Ilustrator: Bayu Aryo D.

Editor: Sukini

Format: 692 Halaman, Hard Cover


Nibiru dan Kesatria AtlantisNibiru dan Kesatria Atlantis by Tasaro

My rating: 3 of 5 stars


NIBIRU DAN SANG MUSAFIR

Review oleh Andry Chang



Kali ini Sang Musafir menjelajah melintasi waktu ke masa 13.359 Sebelum Masehi, dan tiba di bumi yang entah nyata atau di dimensi yang berbeda (seperti konsep multidimensi andalan Sang Musafir dalam www.fireheart.tk)

Semula beliau agak ragu untuk menempuh perjalanan ini saat melihat desain cover dan ilustrasi sampul yang terkesan “cerita anak-anak” juga beberapa publikasi/artikel yang menampilkan ilustrasi karakter-karakter yang sangat mirip salah satu tokoh kartun yang cukup terkenal – yang rupanya diakui dengan lapang dada oleh Sang Penulis sebagai sumber inspirasinya.

Namun, karena “iseng” saat ada discount 30% Sang Musafir membeli juga novel “Nibiru dan Kesatria Atlantis” yang hardcover dan tebal ini, dan – dengan jari-jari disilangkan – dimulailah perjalanan beliau di dunia Nibiru ini.

Sebagai referensi, asal kata Nibiru dapat dilihat di sini: (versi Astronomi Babilonia) http://en.wikipedia.org/wiki/Nibiru_%28B...

Melihat seluruh bumi dari awang-awang, Sang Musafir menduga ide dasar dari Pentalogi Nibiru ini sangat mirip konsep letak Benua Atlantis yang hilang di Barat Indonesia, kemungkinan besar terinspirasi dari buku “Atlantis, the Lost Continent Finally Found” tulisan Prof. Arysio Santos.

Konsep ini jelas beda dengan Benua Atlantis versi Mitologi Yunani (Encyclopedia Americana Vol. 2, Halaman 624) yang selama ini jadi patokan baku cerita-cerita bersetting Atlantis. Mau tak mau Sang Musafir angkat dua jempol, salut pada Tasaro yang dengan mumpuninya juga mengaitkan konsep Atlantis versi Santos pada temuan prasasti batu berbahasa Kedhalu yang ditulis oleh Dhaca Suli di dasar danau mengering Dusun Trowono, Gunung Kidul, Indonesia. Kemungkinan Bangsa Kedhalu sudah lama berkaitan dengan Indonesia sebelum kedatangan kaum dari Yunan, China yang disebut-sebut sebagai nenek moyang Bangsa Indonesia menurut sejarah.

Kembali ke perjalanan, tiba-tiba “arus cerita” membawa Sang Musafir bukan ke Atlantis, melainkan ke negara tetangganya, sebuah negara pulau yang disebut Kedhalu.

Dengan tenang Sang Musafir mendaratkan kakinya di atas atap sebuah rumah, namun tiba-tiba pijakannya rapuh dan beliau terperosok ke dalam atap berlubang. Rumah tersebut ternyata terbuat dari lumpur yang dikeringkan!

Saat itulah beliau berkenalan dengan kedua penghuni rumah: Wamap Suli dan sang tokoh utama yang namanya disebut dalam Prasasti Kedhalu: Dhaca Suli. Namun, penampilan Sang Musafir yang menurut mereka sangat aneh menyebabkan beliau dicurigai sebagai mata-mata Nyathemaythibh (yang ternyata adalah sebutan “Atlantis” dalam Bahasa Kedhalu). Untunglah salah paham ini bisa diatasi karena kebetulan mendiang istri Wamap adalah orang Atlantis.

Rasa ingin tahu tentang rangkaian kejadian sampai Dhaca menulis Prasasti Kedhalu itu mendorong Sang Musafir mengikuti dan mengamati sepak terjang Dhaca, dimulai dari masa kecilnya ini. Langkah pertama, tentunya adalah sedikit mempelajari istilah-istilah Kedhalu dan latar belakang sejarah “Zaman Nibiru” di Perpustakaan Kedhalu di bagian belakang novel ini.



Dhaca Suli memperkenalkan Sang Musafir dengan nama “Alay Silebay” pada teman-temannya yang tergabung dalam geng Empat Keparat Kecil. Kombinasi Dhaca yang banyak akal, Sothap yang tenang, Nyithal yang blak-blakan dan Muwu yang culun menghasilkan serangkaian “keonaran yang lucu” di awal petualangan yang disertai pula dengan proses pengenalan di Bhepomany – istilah untuk “sekolah” di Kedhalu.

Dengan langkah yang intens dan terukur apik, tampak jelas proses transformasi Dhaca dkk dari masa kanak-kanak yang “keparat” hingga dipaksa jadi dewasa, memikul beban kekuatan serta tanggung jawab yang menyertainya – seperti Spider-Man dan pahlawan pada umumnya.

Selama PROSES from zero to hero itulah Sang Musafir (dan para pembaca) disuguhi warna-warni cerita dan alur yang makin menanjak ke arah serius dan bahkan krisis:

Petualangan menyusuri keindahan alam Kedhalu yang tiada banding, keajaiban unsur-unsur sihir yang disebut pugabha, dua benda sakti pedhib (pedang) mata perak dan Sabuk Lunez.

Konflik yang dipicu kesenjangan antara Kedhalu Utara dan Selatan dan perpecahan Selatan jadi tiga bagian: Munyabh, Thedany dan Sagany serta permainan intrik politik antara para pejabat tertinggi Kedhalu.

Bibit cinta Dhaca pada “gadis bermata terindah di dunia”

Dan konflik-misteri utama berupa ancaman dari ramalan dekatnya kebangkitan Nibiru, Raja Penguasa Kiamat tiap 5013 tahun sekali dan serangan dari Nyathemaythibh (Atlantis) yang akan menghancurkan Kedhalu. Tanda-tanda penggenapan ramalan itu makin nyata dengan kemunculan “Jubah Sihir” yang menyebar teror dengan kekuatan dahsyatnya dan “penglihatan-penglihatan” yang dialami Dhaca.

Melalui serangkaian peristiwa dan petualangan itulah Dhaca Suli akhirnya bertindak, menyusun “rencana besar” yang ia jalankan setahap demi setahap dengan bantuan beberapa orang sampai pada aksinya di Laga Bhepomany, dan seluruh rangkaian itu ditutup dengan finale berupa krisis epik yang selamanya mengubah nasib seluruh penduduk Kedhalu.

Selain alur cerita yang rapi dan menanjak hingga klimaks puncak ini, yang juga menjadi nilai tambah Nibiru adalah hasil-hasil dan perkembangan peristiwa yang tak terduga, yang kalau direnungkan lagi secara logis malah mendukung cerita. Perasaan sedih, gembira, lucu, tegang, penasaran dan terkejut Sang Musafir benar-benar terpancing keluar – tanpa membesar-besarkan intensitasnya, tentunya.

Secara logis pula Sang Musafir terpancing untuk memunculkan pertanyaan dan bersabar menanti jawabannya dalam alur cerita ini. Misalnya: Mengapa Jubah Sihir menawan Wamap Suli dan Lemathi Luminya? Bukankah kalau ia membunuh Lemathi, Pasukan Atlantis dijamin takkan menemui kesulitan berarti? Dengan gamblang Tasaro menjawabnya di bab-bab terakhir dengan alasan yang masuk akal.


Nibiru - Four Little Rascals by ~vadis on deviantART

Selama petualangan di Kedhalu ini, Sang Musafir a.k.a. Alay Silebay bertemu dengan banyak tokoh pendukung dengan kepribadian yang berwarna-warni dan cukup meninggalkan kesan, hingga beliau menuliskannya tanpa membuka-buka buku lagi.

Seperti halnya dalam Piala Oscar, berikut nominasinya:
- Bhupa Supu yang penuh kasih dan terkesan (terlalu) berpengetahuan.
- Siraradi Luminya yang serius dan sedikit angkuh, padahal yang diinginkannya hanya ketentraman dan kedamaian hidup.
- Thalkay Luminya dan istrinya, Lemathi yang sejiwa, saling mendukung bahkan rela mengerahkan segalanya demi Kedhalu – Tokoh Paling Heroik serta Pemeran Pembantu Pria dan Wanita terbaik.
- Sungap Kebhudhuny, seorang politikus yang terjepit antara dua pihak dengan kepentingan yang berseberangan dan memilih menurut nuraninya.
- Madhi Kawi yang bijak dan berkepala dingin – Tokoh Favorit.
- Pandangan Sungap dan Kiythadh yang berlawanan tentang cinta.
- Pekama Keyngingip yang konservatif (dan namanya paling lucu).

Di akhir cerita, satu pesan sempat terngiang di benak Sang Musafir, bahwa aksi-aksi kepahlawanan dalam Buku Satu Nibiru ini adalah sebuah contoh pengutamaan kepentingan bangsa dan rakyat banyak di atas kepentingan diri sendiri dan keluarga. Itulah yang seyogyanya menjadi pilihan tanggungjawab bagi mereka yang dianugerahi kemampuan dan talenta – dan bagi kita semua tanpa kecuali.

Tak ada salahnya pula mengutamakan kepentingan keluarga, pribadi atau yang lainnya – tergantung tanggungjawab yang diemban dan pilihan tiap pribadi – asal segala usaha itu tak sampai merugikan kepentingan orang lain atau umum.

Sang Musafir a.k.a. Alay Silebay akhirnya dinyatakan lulus Bhepomany karena jelas menguasai sihir penguasa ruang dan waktu (pugabha kiyrany) di tingkat setelah Pengenal, Pengumpul, Penguji dan Peramu – yaitu tingkat Pengutil.

Maka, setelah bersalam-kompak dan membuat janji dengan Dhaca Suli untuk meliput petualangannya dalam novel selanjutnya, “Nibiru dan Tujuh Kota Suci”, Sang Musafir mengaktifkan pugabha kiyrany dan kembali ke masanya sendiri, dunianya sendiri dengan wajah puas seperti baru pulang berpetualang kulier di Singapura (benar, lho!).

Sebagai kesimpulan, Sang Musafir menilai bahwa “Nibiru dan Kesatria Atlantis” adalah satu lagi tonggak cerita fantasi anak negeri yang epik dan layak dikoleksi, enak dinikmati oleh tua dan muda, anak-anak dan dewasa, jangan sampai “tertipu” oleh covernya yang terkesan anak-anak. Semoga sukses untuk proyek Nibiru yang nampaknya cukup ambisius ini.

Satu catatan, kalaupun ingin membuat game, komik dan serial animasi, Sang Musafir menyarankan agar game itu dibuat dengan Bahasa Inggris (serta Bahasa Kedhalu dengan keterangan Bahasa Inggris di sampingnya). Grafik lebih bagus dengan tiga dimensi dan terserah apakah akan dibuat dengan style RPG atau action ala “God of War”. Dan serial animasi TV-nya sebaiknya bergaya dua dimensi dan Anime seperti “Vatalla, Sang Pelindung”. Yang pasti, baik untuk game, komik dan anime diharapkan ilustrasi karakternya tidak sama dengan versi novel, dan Sang Musafir sudah coba memberikan masukan dengan membuat fan sketch Nibiru seperti yang bisa dilihat dalam posting ini.


Nibiru - Dhaca Suli Fan Sketch by ~vadis on deviantART

Sebagai bonus, bagi yang kesulitan mengingat atau mengerti kata-kata dalam Bahasa Kedhalu atau tertarik ingin menilik bahasa unik ini lebih lanjut, sudah tersedia Kamus Bahasa Kedhalu yang bisa diunduh dalam bentuk PDF GRATIS dari posting ini juga.

Akhir kata,
“I’m leaving on a valixi, don’t know when I’ll be back again. Oh, Nibiru, I have to go, looking forward to see you again.” – Alay Silebay, signing out.

View all my reviews

Unduh Kamus Bahasa Kedhalu di sini: http://kamuskedhalu.4shared.com

Baca juga review "Nibiru dan Kesatria Atlantis" lainnya di sini:
Review Yusran Darmawan (TimurAngin)
Review Truly Rudiono

No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia