Dolios Echthra by Weal Aheon
My rating: 1 of 5 stars
DOLIOS ECHTHRA
Penulis: Weal Aheon
Penerbit: Pustaka Solomon
Editor: Wandi Barboy
Proofreader: NBSusilo
Desain sampul: Christy – Petra
Format: 283 Halaman, Paperback
PUSTAKA SOLOMON
Jl. Malioboro 167 Yogyakarta 55271
Telp/Fax: 0274-562280
http://www.solomongrup.com
BENTROK FANATIK VS HERETIK
Resensi Dolios Echthra oleh Andry Chang
Ide Cerita:
Lewat rekomendasi, pertama kali saya tertarik pada novel Dolios Echthra ini karena ide dan tema ceritanya yang sangat “radikal dan menantang”: Tentang adanya pembangkangan, pemberontakan makhluk pada penciptanya. Satu tokoh yang merupakan sumber segala kekacauan, kejahatan dan malapetaka berambisi untuk berkuasa dan tidak tunduk pada siapapun. Ia mengadakan safari berkampanye, tebar pesona dan tebar pengaruh untuk mencari pengikut, hingga akhirnya berhasil mendirikan kerajaan yang disebut Dolios Echthra.
Kesan yang mirip dengan ide cerita yang “ekstrim” ini sempat sekilas saya temui dalam The Amber Spyglass – Philip Pullman dan beberapa cerita lainnya yang tak dapat saya sebutkan di sini. Makhluk berperang melawan tuhannya, dewanya dan segala alasan yang melandasi kejadian itu.
Novel yang disebut-sebut adalah hasil karya sepanjang 35 tahun dalam upaya mengungkap apa yang tersirat dari isi Kitab Suci dan hasil menembus Alam Gaib, Alam Roh, atau Alam Supra Natural ini sebenarnya menurut saya agak “aneh”, mengingat segala upaya tafsir itu bisa saja bersifat subyektif berdasarkan keilmuan sang penulis, Weal Aheon yang ahli Eskatologi (Ilmu tentang Akhir Zaman) dan telah menulis buku-buku “berat, ekstrim dan kontroversial” yang berbau politik dan ramalan. Agak merinding juga, tapi saya coba membuka dan mencerna cerita ini, mungkin ada sesuatu yang bisa saya jadikan masukan sebagai sumber inspirasi.
Setting / Latar Belakang:
Dunia Alam Roh yang terdiri dari beberapa planet dan galaksi, dan orang-orang bisa berpindah ke planet-planet itu tanpa banyak pusing memakai baju astronot.
Cover:
Gambar kepala naganya bagus, namun jadi agak mirip layout novel Eragon (Seri Warisan). Endorsement di cover: “After Harry Potter & Lord of the Rings, this novel will shock you.” Agak aneh grammar-nya, tertulis “will be shocked (by?) you” – Hmm, itu yang sedang saya lakukan sekarang, bukan? Shocking this novel, membangunkan dari keterlenaan akan idealismenya?
Isi Cerita:
Sejujur-jujurnya, kisah dalam Dolios Echthra ini lebih mirip debat politik daripada pertempuran yang epik, penuh aksi mendebarkan, membuat penasaran atau bahkan membuat terkejut (shock, seperti endorsementnya).
Dari sisi struktur cerita, kira-kira 70%-nya adalah pemaparan ciri, demonstrasi kekuatan dan pengungkapan pikiran TIAP perwira dalam cerita yang menentukan keberpihakan atau pembelotan pada dua faksi yang bertikai: Fanatik (Elyeva) & Heretik (Lung ‘Er).
Kebanyakan konfliknya lebih ke adu argumentasi dan perang urat syaraf. Ada beberapa bab adegan perang di tengah cerita, bagian yang paling bisa dinikmati. Sampai ke akhir, plot makin melebar dengan terus bertambahnya jumlah tokoh yang sering disebut-sebut namanya yang minimal untuk faksi Heretik saja berjumlah 666 tokoh (dari Pemimpin Tertinggi sampai Perwira Muda).
Karena sibuknya mengatur karakter-karakter ini, bangkitnya Kerajaan Dolios Echthra yang mungkin seharusnya jadi titik pusat novel ini belum tercapai, malah digantikan dengan ending yang menggantung dan bersambung ke seri berikutnya: Mirmah Bhagadd.
Tokoh-tokohnya juga hampir tak ada yang wanita (atau lebih tepatnya sulit diingat yang mana yang pria atau wanita karena begitu banyaknya tokoh yang terlibat). Ada segelintir monster bernama aneh muncul, dan dengan cepat menghilang dari plot – dan dari ingatan.
Padahal, andai saja penulis meracik bumbu-bumbunya dengan merata: mengurangi deskripsi tokoh, menambah adegan perang dan menambah bumbu-bumbu lain seperti: Proses belajar, tarung, perjalanan, petualangan, asmara dan sebagainya, cerita takkan jadi terkesan hambar dan monoton seperti sepanci oatmeal/havermout tanpa gula dan seharusnya jadi lebih mengundang selera pembaca.
Penamaan & Istilah:
Penamaan karakter dalam novel ini campur-aduk antara nama-nama berbau fantasi, China (Lung ‘Er – Putra Naga), dan Alkitabiah (Zadok, Leviathan).
Sedikit catatan:
Nama Elyeva mungkin adalah gabungan akronim dari Eli & Yehova – nama-nama Allah Bapa.
Nama Rua Qodhes mungkin adalah plesetan yang berasal dari nama Roh Kudus.
Azriel, nama pahlawan terkuat dari kubu Fanatik dipakai pula dalam Trilogi His Dark Materials – Philip Pullman. Mungkin penulis sudah membaca novel ini?
Dari menebak-nebak arti nama, saya menebak mungkin Dolios Echthra berarti neraka dan Lung ‘Er bisa saja plesetan dari Lucifer.
Kesimpulan:
Satu dari beberapa hikmah yang saya petik dari novel ini lebih berupa teguran bagi saya sendiri untuk selalu berusaha membantu pembaca mencerna cerita, bukan malah menyulitkan mereka, memaksa mereka untuk mengikuti idealisme saya seperti yang saya alami saat membaca novel ini.
Lepas dari semuanya itu, sebagai tanda apresiasi saya pada Weal Aheon sang “sesepuh” ini, pesan cerita yang coba saya cerna sebisa mungkin adalah:
Sekeras apapun usaha manusia membenarkan diri dan menumpuk kekuatan untuk melawan Sang Pencipta, ia tetap saja penjahat. Kecuali mungkin bila dewa tertinggi di dunia fantasi yang lain adalah dewa yang kurang sempurna dan kadang bisa sedikit “menyebalkan”, memberontakpun harus disertai dengan kekuatan yang bisa menandingi sang dewa “aneh” itu serta kasih dan teladan yang bahkan melebihi dewa yang ditentang. Bisa jadi terjadi pula perang antar dewa seperti Ragnarok di Norse & Yunani.
Fanatik dan Heretik, akankah ada akhir untuk pertikaian mereka?
View all my reviews
The Legend of the White Crocodile of Kali Bekasi
-
*The Legend of the White Crocodile of Kali Bekasi: The Tale of the Mighty
Warrior, the Silat Maiden, and the Miracle of Bhagasasi River*
*Indonesian Edi...
19 hours ago
No comments:
Post a Comment