tag:blogger.com,1999:blog-37135454283074617182024-03-13T14:45:46.461-07:00Fantasy Worlds IndonesiaBahasa IndonesiaAndry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.comBlogger496125tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-81283880453979575622022-09-29T08:23:00.002-07:002022-09-29T08:23:33.312-07:00The Legend of Nyi Roro Kidul | Folklore | Archipelago Story<iframe frameborder="0" height="270" src="https://youtube.com/embed/vCKPS5hlEyg" width="480"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-51583262889404847012022-09-29T08:16:00.002-07:002022-09-29T08:16:47.688-07:00The Origin of Reog Ponorgo | Folklore | Archipelago Story<iframe frameborder="0" height="270" src="https://youtube.com/embed/no1xmv-9bIU" width="480"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-24912602927539175892022-01-27T07:06:00.001-08:002022-01-27T07:06:39.603-08:00ELVEN ARMY vs MEDIEVAL ARMY | Ultimate Epic Battle Simulator<iframe width="480" height="270" src="https://youtube.com/embed/-I0e4qVkUfg" frameborder="0"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-82349811706648839242022-01-26T06:43:00.001-08:002022-01-26T06:43:39.285-08:00Gundam Fan Movie part.02 Guncannon & Guntank Combat Scene<iframe width="480" height="270" src="https://youtube.com/embed/LnlX2gE9F8w" frameborder="0"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-62744321204809302252021-12-19T07:30:00.000-08:002021-12-19T07:30:07.628-08:00The Immortal Longplay (Sega Genesis) [QHD]<iframe width="480" height="360" src="https://youtube.com/embed/N8IkhXEUR_8" frameborder="0"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-50515693505006974522021-11-22T06:20:00.001-08:002021-11-22T06:20:18.205-08:00Alue Naga - Character Design - DKV FTI UKSW - Beyond Reality 2021<iframe width="480" height="270" src="https://youtube.com/embed/UIj1ivqpn9M" frameborder="0"></iframe>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-48486725343895816882021-11-22T06:17:00.006-08:002021-11-22T06:17:51.387-08:00Alue Naga - Game - DKV FTI UKSW - Beyond Reality 2021<p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p></p><p> <iframe frameborder="0" height="270" src="https://youtube.com/embed/FKj7RAxmzHY" width="480"></iframe> <span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto">T</span></p><p><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto">This video is providing some scenes of the game titled "Alue Naga: Sebuah Legenda dari Tanah Rencong" from students of DKV FTI UKSW (Visual Communication Design in Faculty of Information Technology, from Satya Wacana Christian University) that will be an entry for Beyond Reality 2021 held by Bina Nusantara University (Binus University). </span></p><p><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto">This game is provided in Bahasa Indonesia.
The game can be downloaded and played for free from this link:
</span><a class="yt-simple-endpoint style-scope yt-formatted-string" dir="auto" href="https://www.youtube.com/redirect?event=video_description&redir_token=QUFFLUhqbTZrMEZRTHlSNjlJUm9ydzhYSjAyVmlqN3k4QXxBQ3Jtc0tuOWdYYVpZejRUSmN4eWZyaXJkU1ZENGE5eUNWZDcyNjBHcExGQWQ4N2o0ZWUtb3BYd2VDV085YklUdXJ2a1MyOTVNWnN2QVRicEJsdzl3b01iWFlZVDZQS3F2MFBqMTM0Rm9hc0RGaGpnY2syeUhnRQ&q=https%3A%2F%2Fdrive.google.com%2Ffile%2Fd%2F1wodTGrLktGg4cHOcNsmrCrTzUYSHJVg1%2Fview%3Fusp%3Dsharing" rel="nofollow" spellcheck="false" target="_blank">https://drive.google.com/file/d/1wodT...</a><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto"> </span></p><p><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto"> Instruction: After download, unzip the file, then enter the folder, double click the Game.exe to play the game.
The Students involved in this game development are:
Bayu Hanggara (692015034)
Reza Wahyu Prakoso (692017036)
Richard Kristiansen (692018003)
Matthew Husada (692018009)
Aries Rinaldy Pratama (692018031)
</span><a class="yt-simple-endpoint style-scope yt-formatted-string" dir="auto" href="https://www.youtube.com/hashtag/aluenaga" spellcheck="false">#aluenaga</a><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto"> </span><a class="yt-simple-endpoint style-scope yt-formatted-string" dir="auto" href="https://www.youtube.com/hashtag/dkvftiuksw" spellcheck="false">#dkvftiuksw</a><span class="style-scope yt-formatted-string" dir="auto"> </span><a class="yt-simple-endpoint style-scope yt-formatted-string" dir="auto" href="https://www.youtube.com/hashtag/beyondreality2021" spellcheck="false">#beyondreality2021</a></p>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-43310729466357365912021-01-03T18:27:00.006-08:002021-01-03T18:27:39.012-08:00Notulensi WAbinar Everna Shared Universe di Storial Fantasi, 3 Januari 2021<p>Notulensi WAbinar Everna Shared Universe di Storial Fantasi, 3 Januari 2021</p><p>[1/3, 6:06 PM] Storialgru: Nah mas, kalo boleh tahu menurut mas, shared universe itu apa dan bagaimana aplikasinya?</p>
[1/3, 6:08 PM] Storialgru: Lalu, berkaitan dengan itu, dari mana Mas Andry dapet ide/inspirasi tentang Everna, dan kapan memutuskan itu bakal dibikin jadi shared universe?<br />
[1/3, 6:12 PM] Andry Chang: Created Universe adalah dunia atau semesta buatan yang digunakan sebagai latar belakang untuk membuat cerita yang settingnya bukan Bumi kita.<br />
[1/3, 6:14 PM] Andry Chang: Created Universe bisa jadi Shared Universe bila si kreator mengaplikasikannya ke banyak cerita, juga memberi peluang untuk penulis-penulis lain untuk mengadaptasi universe karya si kreator dalam cerita masing2.<br />
[1/3, 6:16 PM] Andry Chang: Inspirasi tentang Everna awalnya sejak saya membuat novel pertama yang berjudul Fireheart: Legenda Paladin Sang Pemburu.<br />
[1/3, 6:18 PM] Andry Chang: Saya memutuskan untuk membuat Everna menjadi shared universe beberapa tahun setelah saya sempat ikut berkontribusi dalam shared universe lain, yaitu Vandaria Saga.<br />
[1/3, 6:19 PM] Storialgru: Jadi universe Everna dimulai dari satu karya yang sebelumnya belum diniatkan jadi shared universe ya mas. Menarik.<br />
[1/3, 6:19 PM] Storialgru: Nah, kalau menurut mas, apa yang membuat Everna ini universe yang unik dibandingkan created universe penulis lain?<br />
[1/3, 6:20 PM] Storialgru: Apakah ada aspek dari worldbuildingnya yang paling menonjol?<br />
[1/3, 6:23 PM] Andry Chang: Great! Nah, Everna konsep dasarnya adalah Bumi paralel, yaitu Planet Bumi di dimensi yang berbeda.<br />
[1/3, 6:24 PM] Andry Chang: Semula saya ingin membuat peta atau konsep dunia yang sama sekali unik.<br />
[1/3, 6:26 PM] Andry Chang: Tapi karena saya sadar saya masih belum punya nama di dunia fiksi fantasi, saya memutuskan pakai Bumi paralel saja.<br />
[1/3, 6:27 PM] Andry Chang: Tentu konsep ini punya beberapa kelebihan dan kelemahan.<br />
[1/3, 6:33 PM] Andry Chang: Jadi seperti contoh peta tadi, ceritanya judulnya Rajni Sari. Jadi pembaca langsung bisa kenal dari nama2, peta, istilah2 dan detil2 budayanya dan bisa membayangkan dalam "film" di benaknya kalau itu cerita ttg Bali versi Everna.<br />
[1/3, 6:34 PM] Storialgru: Berarti langkah pertama mas Andry memulai worldbuilding Everna adalah dari peta Bali yang dijadikan parallel universe Everna, kemudian baru membangun peradaban masyarakat penghuni Everna ya? Berarti, kisah2 Everna banyak yang terinspirasi dari legenda dan mitos lokal ya?<br />
[1/3, 6:35 PM] Andry Chang: Saya start awal dari Eropa dulu, jadi dunianya dibangun brick by brick dari setiap novel yang dibuat.<br />
[1/3, 6:35 PM] Andry Chang: Novel dan cerpen<br />
[1/3, 6:38 PM] Andry Chang: Nah karena mayoritas pembaca itu tidak mau ambil pusing membayangkan dunia yang serba ajaib, mereka lebih baik start dari yang mereka paling kenal lebih dulu, yaitu Planet Bumi.<br />
<br />
[1/3, 6:40 PM] Andry Chang: Tapi seperti 2 sisi belati, Dunia Everna yang terkesan terlalu membumi jadi kurang menarik bagi pembaca2 fantasi hard core yang menuntut dunia fantasi yang serba unik.<br />
[1/3, 6:41 PM] Andry Chang: Tapi untuk mereka2 itu saya sedang siapkan tetangganya Everna, yaitu Dunia Vyrath.<br />
[1/3, 6:43 PM] Storialgru: Wow! Memangnya kalau dari Everna sendiri udah berapa buku yang dihasilkan, mas? Dan mana yang menurut mas paling menarik perhatian pembaca?<br />
[1/3, 6:44 PM] Andry Chang: Kalau dihitung yang terbit online di platform-platform sudah 15 judul<br />
[1/3, 6:46 PM] Andry Chang: Tergantung kalangan pembacanya. Banyak yang suka full action dan banyak juga yang suka yang agak sedikit action tapi banyak deskripsi dan dramanya.<br />
[1/3, 6:49 PM] Andry Chang: Jadi pembaca yg suka drama, romance dan magical experience lebih suka Rajni Sari, Maven dan Bittersweet Symphony.<br />
[1/3, 6:50 PM] Storialgru: Keren banget, berarti kisah-kisah Everna fleksibel dan ga hanya terpatok ke satu tema dan kalangan pembaca tertentu<br />
[1/3, 6:50 PM] Andry Chang: Dan judul-judul lain untuk yang suka full action tapi ceritanya punya makna. Inspiratif sekalian.<br />
[1/3, 6:51 PM] Storialgru: Berarti Morf buat pembaca muda ya?<br />
[1/3, 6:51 PM] Storialgru: Gemes ilustrasinya hihihi<br />
[1/3, 6:53 PM] Andry Chang: Ya, jadi dibuat sedemikian rupa racikannya untuk segmen pembaca yg dituju.<br />
[1/3, 6:53 PM] Storialgru: Oya mas, apakah Everna dipatenkan? Kalau tidak, apakah bisa kalo ada penulis lain yang pengen pake Everna juga sebagai universenya?<br />
[1/3, 6:54 PM] Andry Chang: Sebenarnya tidak. Penampilan bisa menipu.<br />
[1/3, 6:56 PM] Andry Chang: Saya sudah urus ke HKI utk logo dan brand Everna. Untuk penulis lain silakan pakai Everna dengan sistem franchise tapi saya belum menarik franchise fee. Jadi masih free licensing selama masih dalam pengawasan tim kami.<br />
<br />
[1/3, 6:58 PM] +62 838-3593-2123: Kalau mau pakai Universe Everna, apakah harus ada ketentuan tertentu mas? Misalnya, harus mengandung sesuatu yg sejalan dengan brand Everna? Karena bingung nih... Kira2 apa keuntungannya memakai Universe Everna ketimbang buat dunia sendiri.<br />
[1/3, 7:02 PM] Andry Chang: Tentunya harus sesuai dengan lore dan detil dunia dan brand Everna. Tapi kami sadar yang benar2 fasih tentang lore Everna baru 2 orang, padahal sudah dibantu ensiklopedianya. Jadi untuk sekarang silakan kreasikan sebisanya asalkan dunianya masih mirip Bumi, nanti kami yang akan edit dan sesuaikan dengan lore Everna.<br />
[1/3, 7:03 PM] Andry Chang: Itulah kekuatan utama Everna. Sangat mudah diadaptasikan ke dunia fantasi lain, tapi tidak semuanya lho.<br />
[1/3, 7:06 PM] Andry Chang: Contoh adaptasi ke Everna yang benar2 rampung saya rasa adalah dlm Antologi 1001 Malam dan Duxerius Di Aro.<br />
[1/3, 7:06 PM] Storialgru: Oya mengingat waktunya sudah mepet, kayanya kami punya satu pertanyaan terakhir nih buat Mas Andry sebelum kita masuk ke sesi kedua. Apakah mas Andry punya tips worldbuilding untuk penulis2 yang ingin mengikuti jejak Everna dengan membuat created universe nya sendiri?<br />
[1/3, 7:10 PM] Andry Chang: Seperti yang saya sudah lihat dan baca dari karya2 teman2 lain, worldbuilding itu sama sekali tidak mudah.<br />
[1/3, 7:12 PM] Andry Chang: Hanya dengan melatih terus imajinasi, menambah terus pengetahuan dan riset yang mendalam, kita bisa membuat dunia jadi makin detil, brick by brick.<br />
[1/3, 7:14 PM] Andry Chang: Setelah cukup detil dan mendapat pengakuan tertentu, somehow, baru kita bisa coba jadikan itu shared universe. Contohnya dengan mengajak teman2 lain menulis bareng kumcer, atau buat lomba sekalian.<br />
[1/3, 7:14 PM] Andry Chang: Kalau storial mau mengadakan lomba cerpen everna, saya tentu siap.<br />
[1/3, 7:17 PM] Andry Chang: Itu salah satu cara untuk tahu apa dunia kita sudah siap jadi shared universe atau belum.<br />
<br />
QA session:<br />
[1/3, 7:24 PM] +62 838-3593-2123: Dalam 15 tahun itu... Tahapannya gimana ya mas @Andry Chang dalam membangun Universe Everna? Barangkali ada checkpoint2 tertentu yg sangat berharga dan wajib ditempuh juga untuk semua penulis mana pun<br />
[1/3, 7:27 PM] Andry Chang: Checkpointnya hanya membangun dunia dari 1 novel ke novel lain, dari 1 cerpen ke cerpen lain. Setiap menulis novel atau cerpen pikirkan dan catat latar belakang dan setting ceritanya di 1 buku terpisah. Baru nanti kalau setting itu mau dipakai lagi di cerita lain buku catatan itu bisa dipelajari lagi.<br />
<br />
[1/3, 7:28 PM] +62 822-1879-4769: halo mas @Andry Chang apa pernah merasa menyerah menulis dalam kurun waktu 15 tahun?<br />
[1/3, 7:33 PM] Andry Chang: Ya. Kalau ada profesi lain yg menyita waktu, mungkin saya akan stop menulis. It's always a hobby.<br />
<br />
[1/3, 7:26 PM] +62 878-1706-2264: Tentang namanya Everna dan Vyreth, apakah ada makna tertentu dari kedua nama itu? Terus proses memutuskannya itu gimana? Karna kesulitan saya dalam worldbuild kadang menentukan nama. Kalo bingung, akhirnya berpaling ke random name generator. :D<br />
[1/3, 7:29 PM] Andry Chang: Everna: the most everlasting thing in the world is the world itself.<br />
<br />
Vyrath: The wrathful world.<br />
[1/3, 7:31 PM] Andry Chang: Kebetulan saya pakai bumi paralel, jadi nama2nya disesuaikan dgn nama2 di Bumi asli. Nggak mungkin saya pakai nama Robert buat oc Bali kuno kan?<br />
<br />
[1/3, 7:27 PM] +62 899-5747-549: 1. Saat merancang Everna, Kak Andry mulai merancang dari mana? Namanya, kebudayaannya, atau dari mana? Berhubung dia masih mirip dengan Bumi, apa dia juga mengambil budaya dari tempat yang diadaptasi tersebut (selain pulau Bali tadi, tentunya)? <br />
<br />
2. Apa saja tips untuk para penulis yang baru mulai membuat worldbuilding mereka? Selain latihan, adakah lagi?<br />
[1/3, 7:36 PM] Andry Chang: 1. Dari penentuan setting ceritanya. Kalau mirip Bali, nama2 dan segala detil budayanya harus dari Bali juga, kecuali ada alasan yg masuk akal kenapa beda.<br />
[1/3, 7:36 PM] Andry Chang: Checkpointnya hanya membangun dunia dari 1 novel ke novel lain, dari 1 cerpen ke cerpen lain. Setiap menulis novel atau cerpen pikirkan dan catat latar belakang dan setting ceritanya di 1 buku terpisah. Baru nanti kalau setting itu mau dipakai lagi di cerita lain buku catatan itu bisa dipelajari lagi.<br />
<br />
[1/3, 7:40 PM] Storialgru: Mas @Andry Chang ada yang mau disampaikan lahi sebelum ditutup, mungkin?<br />
[1/3, 7:44 PM] Andry Chang: Untuk para penulis yang juga ingin jadi kreator dunia fantasi baru sendiri, sebaiknya fokus menyelesaikan setiap karya yang dimulai. Perjalanan untuk membuat shared universe sangat panjang dan berat, butuh imajinasi dan knowledge yang terlatih untuk mencapainya.<br />
[1/3, 7:46 PM] Andry Chang: Namun, ada jalan pintas untuk mencapai shared universe itu, yaitu dengan bergabung dengan shared universe lain. Untuk sekarang, Everna bisa jadi bahan pertimbangan kalian.<br />
[1/3, 7:48 PM] Andry Chang: Bergabunglah selama belum ada license fee atau syarat yg terlalu berat.<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_210104_092214_322.sdoc-->Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-14184370671387623332020-12-14T18:38:00.003-08:002020-12-14T18:38:33.423-08:00Notulensi Bedah Buku Wabinar Rajni Sari Pojok Ibu Peri<p> [12/6, 7:10 PM] Andry Chang: Kenalkan, nama pena saya Andry Chang. Saya author spesialis fiksi fantasi, IP brand creator dan game developer.</p>
[12/6, 7:11 PM] Andry Chang: Juga musafir yang menjelajah dunia2 fantasi, dgn base camp di dunia Everna dan Bumi alternatif (AlterEarth).<br />
[12/6, 7:12 PM] Andry Chang: Pertama kali menulis novel tahun 2005. Karya pertama judulnya Fireheart Sang Pemburu.<br />
[12/6, 7:13 PM] Andry Chang: Hingga kini saya sudah menerbitkan lebih dr 15 novel dan antologi, baik cetak maupun online<br />
[12/6, 7:14 PM] Andry Chang: Itu belum dihitung dgn game dan webkomik. Yg major ada 2 novel dan 1 antologi.<br />
[12/6, 7:16 PM] Andry Chang: Dan sekarang sedang menerjemahkan novel klasik utk kompetisi di Storial, judulnya The Time Machine karya H.G. Wells.<br />
<br />
[12/6, 7:18 PM] +62 815-1183-0882: Sebelumnya mau tanya, 1 novel dari konsep, riset berapa lama? Spesial yang terakhir ini?<br />
[12/6, 7:18 PM] Andry Chang: Oya kan acara hari ini dlm rangka membedah salah satu novel saya yg baru terbit major<br />
[12/6, 7:18 PM] Andry Chang: Judulnya Everna: Rajni Sari.<br />
[12/6, 7:19 PM] Andry Chang: Tidak tentu. Selama tidak dikejar deadline, bisa selesai antara 3 bulan sampai 1 tahun. Itupun dgn catatan disambi dgn proyek2 lain.<br />
[12/6, 7:20 PM] Andry Chang: EVERNA Rajni Sari<br />
Penulis: Andry Chang<br />
<br />
Rajni Sari, putri raja Negeri Rainusa terpaksa lari dari istana untuk menyusul ibunya, Lastika.<br />
<br />
Bersama Jaka, jawara yang diangkat menjadi pengawal istana, Sari melalui berbagai petualangan yang membuatnya harus berhadapan dengan sosok-sosok sakti.<br />
<br />
Cinta antara Sari dan Jaka pun bersemi, tetapi takdirnya sebagai putri Lastika yang ternyata adalah Calon Arang memisahkan dirinya dan Jaka. Sari lebih memilih ibunya.<br />
<br />
Tak kuasa menolak warisan kekuatan dari ibunya, Sari pun mengalah dan menerima perintah sang ibu untuk menjadi penerusnya, penguasa kekuatan gelap.<br />
<br />
Hati Sari kini terbagi: mengikuti perintah ibunya atau mengikuti keinginan hatinya.<br />
<br />
Pilihan Sari lantas memicu pertikaian baru antara Cahaya dan Kegelapan, yaitu Barong dan Calon Arang, yang sekaligus akan menentukan masa depan Rainusa.<br />
<br />
Pemenang Favorit dalam Kontes Comico x Elex E-Novel Challenge 2019.<br />
<br />
Penerbit: Elex Media Komputindo, Oktober 2020<br />
Jumlah Halaman: 207, Paperback<br />
ISBN: 9-786230-020575<br />
[12/6, 7:24 PM] +62 815-1183-0882: Pengen tanya dari tadi, settingnya dalam negeri atau gimana, Koh?<br />
[12/6, 7:25 PM] Andry Chang: Settingnya adalah Bali Nusantara versi Everna. Secara Everna adalah Bumi paralel, wajar saja ada satu daerahnya yang mirip Bali.<br />
[12/6, 7:27 PM] Andry Chang: Timelinenya seperti sejarah alternatif, jadi ada nama2 dlm sejarah dan legenda spt Airlangga, Calon Arang, Barong, Rangda dsb.<br />
<br />
[12/6, 7:29 PM] +62 815-1183-0882: Mohon ijin bertanya<br />
saya Iid dari Semarang<br />
<br />
<br />
1.bagaimana menciptakan imaginasi suatu cerita untuk sebuah novel?<br />
<br />
2.Apakah selalu ada sebuah peristiwa untuk pemantiknya pada karya novel2 Koh Andry?<br />
<br />
3. Apakah Cerita Rajni diangkat dari suatu peristiwa/kisah/kejadian?<br />
[12/6, 7:32 PM] Andry Chang: 1. Imajinasi berarti mengkhayal. Jadi ketika muncul ilham kita bisa membayangkan dulu bagaimana ceritanya spt film tapi dalam benak sendiri. Yang kita lihat dlm "film" itu kita catat dulu sbg plot. Baru setelahnya dirangkai jadi novel atau cerpen.<br />
[12/6, 7:35 PM] Andry Chang: 2. Tidak harus selalu peristiwa. Bisa juga dr pemikiran, opini, berandai2, bahkan 1 gambar sederhana saja bisa jadi novel kl mau. Contohnya novel Maven itu dari 1 gambar lho ttg 4 orang tokoh game.<br />
[12/6, 7:36 PM] Andry Chang: Lalu saya pikir, apa mereka blm punya nama? Bagaimana hubungan antara 4 org itu? Jadilah novel Everna: Maven.<br />
[12/6, 7:37 PM] Andry Chang: 3. Cerita Rajni Sari diangkat dari legenda Calon Arang, yang dipadu dengan sejarah Bali Kuno yang diromantisir.<br />
[12/6, 7:38 PM] Andry Chang: Jadi saya bisa klaim kalau di dunia Everna, versi sejarah Bali yg diromantisasi itu nyata.<br />
[12/6, 7:40 PM] Hida Shofie: Jadi Everna itu fantasi-roman ya, Kak?<br />
[12/6, 7:42 PM] Andry Chang: Bisa fantasi, bisa sci-fi dan bisa dicampur dgn subgenre apa saja.<br />
<br />
<br />
[12/6, 7:43 PM] Hida Shofie: Natasha_Freudenburg<br />
<br />
Tanya: 1. Kenapa Lastika tidak tinggal sama Sari?<br />
2. Settingnya adalah Bali Nusantara versi Everna. Secara Everna adalah Bumi paralel, wajar saja ada satu daerahnya yang mirip Bali.<br />
<br />
==> kalau pakai bumi paralel seperti ini apa perlu dijelaskan di awal naskah? Mengenai setting dll.<br />
[12/6, 7:43 PM] Andry Chang: Variasinya luas sekali, tapi anchornya tetap fantasi dan scifi sbg genre utama.<br />
[12/6, 7:47 PM] Andry Chang: 1. Tadinya tinggal bareng. Kalau baca novelnya ada sebabnya mengapa Lastika meninggalkan Sari.<br />
<br />
2. Harusnya tidak, karena kelebihan Bumi paralel adalah pembaca lebih mudah membayangkan ceritanya. Tapi atas permintaan Editor dan pengalaman, saya tetap memberikan keterangan singkat di awal novel agar lebih memudahkan pembaca menyelami ceritanya.<br />
[12/6, 7:49 PM] Andry Chang: Pembaca lebih mudah membayangkan Bumi paralel ketimbang dunia fantasi yang sama sekali asing, dgn nama2 dan detil yg asing pula.<br />
[12/6, 7:49 PM] Hida Shofie: Hanny, TangSel<br />
<br />
#tanya<br />
<br />
(1) Film, buku atau mungkin games apa yg mempengaruhi ko Andry memilih menulis genre fantasi?<br />
<br />
(2) Adakah trik/tips khusus ketika menciptakan dunia fantasi yg tentunya beda dg dunia nyata?<br />
<br />
Terima kasih 💓<br />
.<br />
[12/6, 7:54 PM] Andry Chang: 1. Banyak sekali, tapi terutama film Lord of the Rings, game Final Fantasy dan Warcraft.<br />
<br />
2. Khusus saya, saya memilih membuat dunia fantasi utama saya sedekat dan semirip mungkin dengan dunia nyata. Istilahnya dunia paralel. Everna adalah dunia yg diperuntukkan untuk pembaca umum yang ingin mencicipi dunia fantasi, tapi pusing dengan pernak-pernik yang terlalu asing.<br />
[12/6, 7:56 PM] Andry Chang: Kalau pembaca ingin yg lebih "hard core" atau fantasiyah, saya sudah coba menggarap tetangganya Everna, yaitu Dunia Vyrath. Juga ada subworlds everna yang ajaib total.<br />
[12/6, 7:57 PM] Andry Chang: Bisa juga ada negeri2 tertentu di Everna yang serba ajaib, seperti Neverland, Beal, Watas, Avalon dsb.<br />
[12/6, 7:58 PM] Hida Shofie: Ini seperti negeri 'buatan' di fantasi ya, Kak?<br />
[12/6, 8:00 PM] Andry Chang: Di sana sih alami atau gaib. Jadi prinsipnya adalah "dunia dalam dunia".<br />
[12/6, 8:01 PM] Andry Chang: Everna adalah dunia fantasi yg paling membumi, tapi di sana ada negeri2 dan "dunia dalam dunia" yang lebih ajaib lagi.<br />
[12/6, 8:02 PM] Hida Shofie: Mau nanya,<br />
Saya Gin dari Wonosobo yg kemaren sudah dibedah karyanya di sini (zombong sikit lah) <br />
<br />
<br />
1. Bang Andry, apa tantangan terbesar saat meramu novel Rajni Sari?<br />
[12/6, 8:04 PM] Andry Chang: 1. Keinginan kuat untuk menantang Disney, apalagi setelah mereka memilih Raya and the Last Dragon sbg wakil Asia Tenggara. Tapi saya sendiri juga tdk jadi coba2 mengajukan Sari ke Disney, takut "dikebiri".<br />
[12/6, 8:06 PM] Andry Chang: Mau lihat Barong dan Rangda dibuat jadi cute utk konsumsi anak2? Rasanya seperti rendang crispy. Jadi saya harus tetap konsisten dengan realisme Everna dan tidak tergiur dengan Disney yang komersil tapi children oriented.<br />
[12/6, 8:09 PM] Hida Shofie: Ini tambahan dari Iid, Semarang<br />
<br />
Dengan kata lain,kita bisa ambil ssisi sejarah/cerita legenda yang bisa kita buat untuk suatu cerita novel sesuai genre dan dikembangkan tanpa mengubah alur asli sejarah/cerita legenda tsb?<br />
[12/6, 8:12 PM] Andry Chang: Sebaliknya, saya justru mengubah alur aslinya jadi lebih logis. Karena cerita asli mereka penuh plot hole dan saya kapok tersandung2 terus. Tapi karena saya punya Everna sbg Bumi paralel, sah2 saja kalau saya klaim semua cerita yg saya buat adalah kejadian nyata dan sejarah di Everna sana. Bukan di Bumi kita lho.<br />
[12/6, 8:20 PM] +62 856-4233-8589: Gak kebayang kalau Sari harus nyanyi lagu pas gundah gundala anta milih hatinya atau ibunya?<br />
[12/6, 8:20 PM] +62 856-4233-8589: Ehm betewe Dunia Dalam Dunia judul antologi keknya<br />
[12/6, 8:22 PM] +62 813-2577-4817: Waaa....apakah pernah disentil/komplain ternyata alur ceritanya kok ga sama seperti yg aslinya?<br />
[12/6, 8:22 PM] +62 856-4233-8589: #Tanya<br />
<br />
Bang itu kapan rilisan cerita berseting Korea? China dan Jepang kan udah.<br />
[12/6, 8:22 PM] Andry Chang: Oh itu bagian yang paling "Disney" dari novel Sari. Lagipula Sari putri raja yg terpelajar, dia sudah biasa berpuisi.<br />
[12/6, 8:23 PM] +62 856-4233-8589: Lagunya Let it go<br />
[12/6, 8:25 PM] Andry Chang: Editor juga tanya, tapi saya terangkan latar belakang legenda dan sejarah aslinya. Kalau saya jabarkan persis legendanya itu berarti plagiat. Kalau ikut sejarah aslinya tidak menarik.<br />
[12/6, 8:25 PM] Andry Chang: Oh tepatnya Let it Be.<br />
[12/6, 8:26 PM] Andry Chang: Iya lah, memangnya cuma di Bumi aja yg ada dunia dlm dunianya?<br />
[12/6, 8:30 PM] Hanny: #tanya (lagi)<br />
<br />
Untuk Everna, apa dari awal menulis memang sudah dirancang sekian buku?<br />
Seperti harry potter dan supernova (deelestari) yg katanya di awal nulis memang sdh dirancang sekian buku..<br />
<br />
Ko @Andry Chang <br />
.<br />
.<br />
[12/6, 8:30 PM] Andry Chang: Belum sempat. Kan saya buka buat penulis2 lain kalau mau bikin. Kl kamu mau jg boleh, Gin.<br />
[12/6, 8:32 PM] Andry Chang: Kalau untuk serial ya, tapi kalau one shot dan cerpen tidak. Hanya kebiasaan saya utk mencatat tiap ilham yg muncul saja.<br />
[12/6, 8:33 PM] Andry Chang: Kl supernova memang itu semi serial<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_201215_093555_704.sdoc-->Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-26206247188710181712020-05-09T08:25:00.000-07:002020-05-09T08:25:04.586-07:00Everna Ksatria Cahaya Boxset Sale TokopedisBeli Novel Fantasi EVERNA Ksatria Cahaya by Andry Chang Boxset Buku 1-5<br />
https://tokopedia.link/Pt5DHNPGl6 di toko Vadis Rp300.000 di Tokopedia dengan Bebas Ongkir, Sekarang! Dapatkan cashback 50% hingga 30Rb untuk pembelian pertama kamu dengan kode: TPAND9035. Belanja? Tokopedia Saja!<br />
<br />
ULTRA LIMITED, ULTRA EPIC PRICE PLUS GIFTS!<br />
<br />
Babad terpenting dari seluruh rangkaian kisah dalam Everna Saga.<br />
Perjuangan para pahlawan untuk memenuhi takdir mereka masing-masing membawa mereka ke dalam pusat pusaran prahara. Di sanalah mereka akan menemukan takdir sejati sebagai Ksatria Cahaya. Misi mereka adalah mencegah kemusnahan dunia dan mengukir sejarah, penanda sebuah zaman baru.<br />
<br />
Penulis: Andry Chang<br />
Penerbit: Qiara Media Partner<br />
Ukuran: Rata-rata 13x20 cm<br />
<br />
Boxset terdiri dari 5 novel serial (tamat, selesai):<br />
Buku Satu: Elang Merah - Harga Promosi Rp 60.000,-<br />
Buku Dua: Matahari Biru - Harga Promosi Rp 70.000,-<br />
Buku Tiga: Topeng Emas - Harga Promosi Rp 60.000,-<br />
Buku Empat: Naga Hijau - Harga Promosi Rp 70.000,-<br />
Buku Lima: Fajar Hitam - Harga Promosi Rp 80.000,-<br />
<br />
Penawaran paling istimewa ini berupa harga spesial untuk pembelian kelima jilidnya sekaligus, ditambah tandatangan penulis dan free e-books Everna. Harga belum termasuk ongkos kirim.<br />
<br />
Majulah, wahai pahlawan! Penuhilah takdirmu!Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-51284367225895788092020-05-09T07:25:00.000-07:002020-05-09T07:25:40.357-07:00Notulensi WABinar Mengkultivasi Fantasi Dengan Petualangan oleh Andry Chang di Noveltoon FansclubPemateri : Andry chang<br />
Materi bahasan : mengkultivasi fantasy lewat petualangan<br />
<br />
<br />
Halo, nama pena saya Andry Chang. Saya penulis novel multi genre, spesialis saya di genre fantasi<br />
<br />
Selain itu saya juga adl game developer, IP creator, scriptwriter untuk webkomik.<br />
<br />
Karya2 saya di mangatoon dan noveltoon bisa dicari dgn keyword Everna dan Adilaga.<br />
<br />
Ya, mungkin keliatannya bgt. Tapi satu hal, jalan sebagai penulis yg serius itu bukan jalan yg mudah.<br />
<br />
Malah, kalau tidak dijalani dgn serius, konsisten dan sabar, jalan ini terasa paling sulit.<br />
<br />
Apalagi kalau memilih genre fantasi yg di Indonesia ini fantasi buatan lokal tdk terlalu mainstream.<br />
<br />
Yg paling populer di sini adl genre romance dan horor.<br />
<br />
Kita ambil contoh yg jelas dan dekat saja. Di Noveltoon saja apa saja sih tema2 yg paling ramai pembacanya?<br />
<br />
Yg saya lihat adl tema pernikahan, CEO romance. Kalau di genre Fantasi yg paling top adalah tema kultivasi.<br />
<br />
Kultivasi kalau dari yg saya pahami adalah tema pengembangan diri dari si tokoh utama hingga ia sampai di<br />
<br />
Tingkat tertinggi dalam hal kekuatan, sihir dsb.<br />
<br />
Ada bbrp judul yg ujung kultivasinya sampai si tokoh jadi dewa, atau jadi semacam "avatar", sosok pendekar terkuat di dunia persilatan dsb.<br />
<br />
Tapi, yang ingin saya soroti di sini adalah kita perlu kembali ke dasar cerita untuk novel itu sebenarnya.<br />
<br />
Jadi ada latar belakang, konflik dan penyelesaian.<br />
<br />
Contoh novel fantasi tema kultivasi yg sedang saya teliti dan ikuti sekarang di Noveltoon adalah "The Master of Arcana" dari Mangatoon Official.<br />
<br />
Sebenarnya struktur ceritanya cukup rapi. Ada seasons dan arc, dan di tiap season itu ada konflik yg nyata dan cukup kompleks<br />
<br />
Antara si tokoh utama, Zet, gurunya yg hantu. Bahkan antara ayah dan ibu Zet pemikirannya beda.<br />
<br />
Di tiap season ada juga krisis dan musuh (boss) yang harus dihadapi, dan si tokoh utama, Zet harus mengalami petualangan2 berbahaya untuk mengatasi krisis itu.<br />
<br />
Cara kedua, novel fantasi tidak melulu mengutamakan si mc sejak awal ditakdirkan jadi dewa dsb. Saya sendiri berusaha menghindari<br />
<br />
Unsur "predestinasi" ini. Jadi entah si tokoh utama akhirnya bisa dapat kekuatan dewa atau tidak,<br />
<br />
Yang terpenting konflik harus terselesaikan.<br />
<br />
Jadi tipe kedua ini adalah novel pure petualangan, dan kultivasi bisa jadi pengiring,<br />
<br />
Dalam konteks para tokoh di sini sekalian mengembangkan diri menjadi lebih baik, lebih buruk dan atau lebih kuat.<br />
<br />
Contohnya adalah novel2 Everna Saga karya saya dan tim kreatif @evernade.<br />
<br />
Di noveltoon judul2nya Cincin Api, Adilaga dan yg sedang ongoing adalah Ksatria Cahaya.<br />
Misalnya di cincin api, yg ditonjolkan bukan "sthira dan nirya saling mengembangkan diri untuk nantinya jadi dewa".<br />
<br />
Konflik utamanya adalah usaha untuk mengakhiri perang 10 tahun antar negeri dengan cara yang keliru.<br />
<br />
Jadi Sthira dan Nirya mengembangkan diri bukan untuk jadi dewa, melainkan untuk mengatasi konflik.<br />
<br />
Kesimpulannya, itu mungkin kenapa novel2 saya dibilang "rapi". Itu karena ada konflik2 yang diselesaikan oleh tokoh utama. Bisa 2 konflik tumpang tindih spt di novel Maven, tapi akhirnya selesai semua.<br />
<br />
Akhir kata, apapun pilihan tema kita, pasti ada petualangan dalam kultivasi dan ada kultivasi dalam petualangan.<br />
<br />
Kita buka sesi tanya jawab. Seperti biasa yang mau bertanya acungkan tangan ☝🏻 lalu tulis nama dan tulis pertanyaan<br />
<br />
1. ☝️Monica... Kak kultivasi ini bisa dipakai di novel Romance Action. Yang ceritanya tentang pencarian pembunuh ortunya dan cara balas dendamnya?<br />
<br />
2. ☝🏻 Novel fantasi itu apakah harus masuk akal (luna hanayuki)<br />
<br />
<br />
3. ☝️Shin Li...kak ada tidak novel yang isinya fantasi dan aksi. Tp tidak terfokus kepada bagian romance?contohnya?<br />
<br />
<br />
4. Q saya menulis sebuah cerita bergenre fantasi, berjudul Gatotkaca 2050 (bolehlah kak, mampir dan krisar cerita saya) pertanyaannya. Di tengah banyaknya pembaca romantis, bagaimana cara agar orang tertarik membaca cerita kita<br />
<br />
<br />
5.Saya setuju dengan penyampaian kakak. Kurang lebih konsepnya seperti anime naruto. Setiap masalah menjadi wadah pengembangan diri. Saya mau bertanya: menurut kakak, apakah fantasi seperti apa yg sedang menjadi trend skrg?<br />
<br />
6. ☝Septhy, mohon maaf sebelumnya karena saya save nomor kakak tanpa izin. Saya tidak berfokus pada satu novel kak, saya mulai menjelajahi beberapa genere memadukan satu<br />
Genere dan genere yang lain.. Saya Memiliki Novel dengan Genere Romantis, Fantasy Tapi itu berhenti ditengah jalan, dengan catatan sudah kehabisan ide😅 Mohon maaf kalau terlalu panjang, Alurnya Jelas kak tapi konfliknya tidak jelas seperti yang kakak katakan tumpang tindih tapi sayangnya saya tidak tau untuk mengakhiri konflik🤣 saya minta bantuan kak bagaimana caranya menyelesaikan konflik yang baik,🙏<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
Buat Septhy no.6, sebaiknya buat plot dulu dan pikirkan baik2 konflik dan penyelesaiannya spt apa. Kl belum yakin solusimu itu paling tepat, bisa cari ilham dgn nonton film, baca novel2 sejenis, atau diskusi dgn teman. Kl udah ok baru dimasukkan ke cerita.<br />
<br />
<br />
Utk no.3 Shin Li, justru kebanyakan novel fantasi minim bagian romancenya. Spt yg di noveltoon yg Ksatria Cahaya. Yg Cincin Api dan Maven jg gak terlalu kentara romancenya.<br />
<br />
1. Kalau konteksnya kultivasi sebatas pengembangan karakter, jelas bisa. Contoh yg jelas banget sudah ada, baca Maven di mangatoon deh. Temanya mirip.<br />
<br />
No.2 Novel Fantasi itu sebenarnya lebih harus "believeable" ketimbang masuk akal. Harus "ajaib" tapi bisa dipercaya, oya benar itu bisa terjadi, walaupun tidak logis.<br />
<br />
Sama seperti *maaf* kita percaya kalau satu agama itu benar. Atau satu legenda benar2 terjadi, baik itu di dunia nyata atau fiksi.<br />
<br />
Logika jelas boleh. Tapi kalau sudah nyentuh ke yg tdk bisa dicerna logika harus usahakan itu believable.<br />
<br />
Kbnykn dongeng klasik dan folklore itu udah nggak believable lagi untuk zaman sekarang. Jadi saya sendiri sudah coba adaptasi banyak dongeng spy jadi lebih believable. Contohnya antologi2 everna saga yg di wattpad, dan ada pdfnya juga.<br />
<br />
Jawaban utk no.5, yg trend adalah fantasy yg terkait erat sama yg paling ngetrend di Indonesia skrg. Jadi ya Fantasi Horor, Fantasy Romance dan yg trending di noveltoon adalah Fantasi Kultivasi.<br />
<br />
Utk no.4, jawabannya itu paling sulit dijawab, soalnya itu tergantung kita mau ikut trend atau tidak. Saya sendiri termasuk yg paling rajin promosi, tapi kok pembacanya dikit2 aja. Jadi perlu kerjasama semua org dan platform. Kalau memang ceritanya sdh bagus, entah ngetrend atau tidak bantulah promosikan.Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-928952345912719762019-07-18T06:01:00.001-07:002019-07-18T06:01:34.053-07:00Dragana - Jufan Rizky di Storimu!<br />
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;">Dragana (Trilogi Sang Gallant #1)</span><br />
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;">By Jufan Rizky</span><br />
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;">Belum lama perang antara Irion melawan Hashin selesai, Presiden Irion-Frans Sullivan tewas terbunuh dengan mengenaskan bersama keluarga dan para pelindungnya di istananya sendiri. Terdapat satu bukti autentik yang ditemukan di dekat jasad sang presiden, yakni pecahan pedang yang digunakan oleh setiap anggota pasukan khusus negara Hashin: Bayangan Girima. Hal ini kembali menyulut perang besar antara kedua negara tersebut.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 14px;">Di luar kehendaknya, Arthur Alfrega ditunjuk sebagai pemimpin pasukan Isvar dari Irion untuk berperang kembali melawan Hashin. Namun misteri-misteri makin terkuak. Bahkan masalah perebutan pulau Dragana yang merupakan awal terjadinya perang ini ternyata lebih rumit dari yang semua orang kira.</span><br />
<br />
Beli langsung di Storimu.com dengan harga Rp 25.000,- (diskon dari Rp 50.000,-)<br />
<a href="https://www.storimu.com/course/dragana/">Dragana Chapter 1 : Pembunuhan</a>Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-31689992805498007772018-10-27T05:45:00.001-07:002018-10-27T16:21:57.664-07:00Hikayat Buana - Ciayo Comics Review by Andry Chang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-yUQ4anzohPI/W9Rbhr16KvI/AAAAAAAAGh0/7b6jt2DguG8lON9nIID1PDhzCsgeLJ3TwCLcBGAs/s1600/hikayatbuana%2Bpromo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="color: white;"><img border="0" data-original-height="281" data-original-width="540" height="207" src="https://3.bp.blogspot.com/-yUQ4anzohPI/W9Rbhr16KvI/AAAAAAAAGh0/7b6jt2DguG8lON9nIID1PDhzCsgeLJ3TwCLcBGAs/s400/hikayatbuana%2Bpromo.jpg" width="400" /></span></a></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="color: white;"><div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br />
HIKAYAT BUANA<br />
Komik Ciayo Class oleh Ifnarta dan Kismandana<br />
https://www.ciayo.com/id/comic/hikayat-buana<br />
Review oleh Andry Chang<br />
<br />
Nah, seperti biasa sorotan pertama pada komik tentu di gambarnya dulu. Permainan efek dan pewarnaan komik sudah cukup matang, desain karakter dan flow aksinyapun cukup bisa dinikmati dalam lingkup komedi. Sudah matang untuk ukuran Ciayo Class. Benar2 terasa serunya.<br />
<br />
Yang agak mengganggu selera saya hanya kesesuaian antara kostum, penamaan dan background. Bayangkan saja, kostum bergaya eropa dan arsitektur eropa abad pertengahan tapi nama2 dan monster2 sebagian mirip dengan pakem Nusantara.<br />
<br />
Oke, penulis bisa saja kembali ke prinsip "Segala hal itu halal di dunia fantasi." Sekadar saran, berdasarkan pengalaman dunia fantasi itu benar2 nikmat bila segala detilnya selaras dengan dunia nyata, yaitu Bumi.<br />
<br />
Variasi perlu, tapi bisa dibuat lebih keren saja daripada versi tradisionalnya. Misalnya campuran gaya kostum Eropa dengan Tana Toraja. Kalau kostumnya Eropa total tapi gamenya bertema Nusantara atau Tana Toraja, pembaca awampun bisa jadi akan merasa janggal.<br />
<br />
Mungkin akan lebih meyakinkan kalau gamenya bernama misalnya "Everna Online" dengan tema global, dan cerita dipusatkan di server baru di wilayah mirip Nusantara.<br />
<br />
Soal cerita, saya tahu ada banyak variasi dari tema "dunia virtual-reality game" ini, termasuk dari karya saya sendiri. Namun, sampai episode 5 belum ada potensi konflik yang masif yang diceritakan. Bisa jadi karena ada hacker, bug, virus dsb. <br />
<br />
Tapi tak apa, toh cerita saya tentang para pemburu monster juga mendetilkan misi2 dari yang mudah dulu. Bedanya, potensi konflik masif sudah saya beri petunjuknya di prolog/bab pertama, jadi pembaca sudah dibuat penasaran dulu sejak awal.<br />
<br />
Jadi secara keseluruhan atau dari segi aksi saja kisah Hikayat Buana ini bisa saja menjadi selingan dan cemilan yang renyah bagi yang suka nongkrong cukup lama di situs #CiayoComics #KomikCiayo. Good luck dan sukses terus untuk ke depannya.<br />
<br />
-------------------------<br />
<br />
Jika aku menjadi CEO CIAYO Comics, maka aku akan mencoba lagi merediscover soft skill saya dari pengalaman dulu, untuk masa depan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-9-djqKSMSYc/W9Rbgu1Zw_I/AAAAAAAAGhk/nb9sMd7khDgjpacksMBvQbAV_aeQ-pH5QCLcBGAs/s1600/Screenshot_2018-10-27-11-32-22.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="480" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-9-djqKSMSYc/W9Rbgu1Zw_I/AAAAAAAAGhk/nb9sMd7khDgjpacksMBvQbAV_aeQ-pH5QCLcBGAs/s320/Screenshot_2018-10-27-11-32-22.png" width="192" /></a><a href="https://3.bp.blogspot.com/-kKk2voEfBuo/W9Rbhbn062I/AAAAAAAAGiA/NiwNsyQdx_Y3qWTQDZ5oobgOodnQ-h2VgCEwYBhgL/s1600/Screenshot_2018-10-27-11-33-01.png" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="480" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-kKk2voEfBuo/W9Rbhbn062I/AAAAAAAAGiA/NiwNsyQdx_Y3qWTQDZ5oobgOodnQ-h2VgCEwYBhgL/s320/Screenshot_2018-10-27-11-33-01.png" width="192" /></a></div>
</span></div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-30050572596077617032018-10-09T21:50:00.000-07:002018-10-09T21:50:03.337-07:00Crimson Lily Ciayo Comics - A Review by Andry Chang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-aj7EIkflRuA/W72E2NbKHVI/AAAAAAAAGgA/U7enwGI35tI1x87x1OO_0MNiC3EOPgu4wCLcBGAs/s1600/reviewcrimsonlily.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="480" src="https://2.bp.blogspot.com/-aj7EIkflRuA/W72E2NbKHVI/AAAAAAAAGgA/U7enwGI35tI1x87x1OO_0MNiC3EOPgu4wCLcBGAs/s1600/reviewcrimsonlily.jpg" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
WARISAN SI TUDUNG DARAH?<br />Review Crimson Lily by Andry Chang</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-top: 1em;">
Soal gambar tidak perlu dipertanyakan lagi, ini jelas pro stuff.</div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #666666; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px;">
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Terus terang, sudah ada beberapa versi kisah Si Tudung Merah, entah modifikasi cerita, bahkan sekuelnya. Versi yang paling populer adalah film (Not So Little) Red Riding Hood yang dibintangi Amanda Seyfried.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Saya sendiri juga kebetulan membuat versi sekuel Tudung Merah berjudul Tudung Darah, dimana si Tudung Merah saat remaja menjadi assassin atau pembunuh bayaran.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Crimson Lily rupanya menceritakan tentang cucu, keturunan si tudung merah. Sang cucu rupanya ingin menjadi penerus neneknya yang adalah pembunuh bayaran. Harap2 sih si nenek itu Tudung Merah versi saya di <a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/evernasaga?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">EvernaSaga</span></span></a> <a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/hikayat3zaman?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">Hikayat3Zaman</span></span></a>.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Dilihat dari kaliber lawan-lawannya, kisah Crimson Lily dalam challenge ini terkesan baru prolog saja. Musuh-musuh yang adapun tak terlalu menantang. Tapi kalau sampai ini jadi official dan jadi serial bukan miniseries, kisah ini bakal menarik banyak sekali subscriber. Salam dan good luck dari saya, penulis Tudung Darah.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Crimson Lily by Rafsan Krauser<br /><a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/ciayocomics?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">CiayoComics</span></span></a> <a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/komikciayo?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">KomikCiayo</span></span></a> <a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/ciayochallenge3?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">CiayoChallenge3</span></span></a><br /><a data-ft="{"tn":"-U"}" data-lynx-mode="asynclazy" href="https://l.facebook.com/l.php?u=https%3A%2F%2Fwww.ciayo.com%2Fid%2Fcomic-challenge%2Fcrimson-lily&h=AT3Jc4p5tnNXiel4sSyOe7MSH70DWqQ0Zjyc0d4OyWJnJOLYGxIWbF952Tr2thjm57coE9bkkiGMkZ96co6EQBr5P7pR0ovc5xLDzAidCcviZdd4Ma_0eg8KbfcNSBrKENLIbWqmtH7UF9_fCJ7s" rel="noopener nofollow" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;" target="_blank">https://www.ciayo.com/id/comic-challenge/crimson-lily</a></div>
<div style="font-family: inherit; margin-top: 1em;">
Jika aku menjadi CEO CIAYO Comics, maka aku akan mengajukan konsep CIAYO sebagai integrated platform satu pintu, baik untuk webcomic, games, komik konvensional, termasuk novel, visual novel dan light novel. Karena saya adalah CEO Vadis Entertainment, produsen IP multimedia. <a class="_58cn" data-ft="{"type":104,"tn":"*N"}" href="https://www.facebook.com/hashtag/ciayobooks?source=feed_text" style="color: #365899; cursor: pointer; font-family: inherit; text-decoration-line: none;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">CiayoBooks</span></span></a>, anyone?</div>
</div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-70775300715812418212018-10-08T23:43:00.000-07:002018-10-08T23:43:41.983-07:00EVERNA Oktoberfest Flash Sale!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-r7cbbrklFiM/W7xN0knROCI/AAAAAAAAGf0/RJOb0wKvSrIa-Pr5Q7D4BS86BdW7bolwACLcBGAs/s1600/everna-ksatriacahaya-book1-4-20181005_120550.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://4.bp.blogspot.com/-r7cbbrklFiM/W7xN0knROCI/AAAAAAAAGf0/RJOb0wKvSrIa-Pr5Q7D4BS86BdW7bolwACLcBGAs/s400/everna-ksatriacahaya-book1-4-20181005_120550.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
EVERNA SAGA Ksatria Cahaya<br />
Oktoberfest Flash Sale!<br />
<br />
Halo teman-teman sekalian! Menyambut Bulan Oktober 2018 dan<br />
dalam rangka Road to the Ebony Dawn (terbitnya Buku Fajar Hitam),<br />
kami dari Tim Kreatif Evernade mengadakan flash sale dengan<br />
harga-harga promosi dan paket (bundle berhadiah).<br />
Periode Flash Sale ini adalah 9-31 Oktober 2018 dan berlaku<br />
untuk pengiriman ke seluruh Indonesia. <br />
<br />
Harga Promo Ksatria Cahaya Flash Sale:<br />
- Buku 1: Elang Merah Rp 60.000,-<br />
- Buku 2: Matahari Biru Rp 70.000,-<br />
- Buku 3: Topeng Emas Rp 60.000,-<br />
- Buku 4: Naga Hijau Rp 70.000,-<br />
- Buku 5: Fajar Hitam Rp 70.000,- (Pre-order Price!)<br />
<br />
Harga Promo Book Bundling (Volume mana saja):<br />
- Paket 2 buku Rp 150.000,- berhadiah komik Elang Merah vol.1.<br />
- Paket 3 buku Rp 200.000,- berhadiah komik Elang Merah vol.1.<br />
- Paket 4 buku Rp 250.000,- berhadiah komik Elang Merah vol.1.<br />
<br />
Semua harga di atas belum termasuk ongkos kirim.<br />
<br />
Untuk pemesananm, kirimkan pesan atau hubungi Andry di<br />
WA:0816-482-7618, FB @evernasaga, Twitter/Instagram @evernade<br />
atau e-mail di evernasaga-at-gmail-dot-com.<br />
<br />
Terima kasih untuk atensinya.<br />
Majulah, Ksatria Cahaya! Penuhilah takdirmu!Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-83191398552298359362018-09-28T17:01:00.002-07:002018-09-28T17:11:26.659-07:00VANDARIA SAGA Kristal Merah - Review dan Panduan oleh Andry Chang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">RENTETAN KISAH PERJALANAN KRISTAL MERAH DALAM
SEMESTA PAMUNGKAS<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">A Guide
Review by Andry Chang for #VandariaSaga at #CiayoComics #KomikCiayo<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Halo, Sang Musafir, Alistair Kane kembali lagi dan lagi-lagi mengunjungi jagad pamungkas, Vandaria. Bagi penggemar
genre fantasi, mungkin webkomik fantasi pertama yang dibaca di platform Ciayo
Comics (<a href="http://www.ciayo.com/">www.ciayo.com</a>) adalah “Red Deimos”, “Agent
Irvana” atau “Deimos Hunter” dari Tim Kreatif Vandaria Saga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Secara
grafis mutu ketiga webcomic itu tak perlu dipertanyakan lagi. Secara ceritapun
jelas seru dan pastinya menantang nalar. Apalagi ditangani sendiri oleh kreator
Vandaria Saga, Ami Radiya, penulis yang paling “fasih” dengan Saga Kristal
Merah, Fachrul R.U.N. dan kreator-kreator handal yang tergabung dalam Tim
Kreatif Vandaria Saga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Namun, sebagian
pembaca yang ingin menyimak setiap detil kisah dari awal-mula mungkin akan
bertanya-tanya, adakah penjelasan yang lebih mendalam tentang asal-usul kristal
merah, Justina Hailstorm dan kegelapan yang mulai menggeliat dan hendak
merambah seluruh Vandaria?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Bagi mereka
inilah panduan ini disusun. Perlu diketahui, ketiga judul webcomic Vandaria
yang tayang di Ciayo Comics itu termasuk dalam serial, rangkaian kisah alias
saga bertajuk “Kristal Merah”. Itu adalah salah satu masa, kalau bukan zaman,
dalam linimasa Dunia Vandaria di mana kaum deimos (iblis) yang seharusnya
menghuni Reigner (neraka-nya) Vandaria hendak mencoba berekspansi dan
memperluas kekuatan serba keterbatasan dan kegelapan di Vandaria. Padahal zaman
yang dipilih ini adalah zaman yang paling “damai” sepanjang sejarah, sejak
Vandaria tercipta. Dan kisah paling awal di masa ini yang telah terbit adalah
dalam bentuk novel berjudul “Hailstorm”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Bagi yang
sudah sejak awal membaca novel-novel Vandaria, tentu tidak sulit menyelami
setiap detil dari kisah-kisah lanjutannya. Namun bagi yang belum, mungkin
penjelasan-penjelasan, cuplikan-cuplikan dan cameo-cameo dalam
webcomic-webcomic Vandaria belum cukup untuk memuaskan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Singkat
kata, berikut adalah kisah-kisah dalam Saga Kristal Merah dan urutan
membacanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-b-7gHkW_rHc/W66_uDReFQI/AAAAAAAAGdk/ziTkECx18RIJS-fqg2MEta9Wi0nDVt3YgCLcBGAs/s1600/vandaria%2Bhailstorm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="269" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-b-7gHkW_rHc/W66_uDReFQI/AAAAAAAAGdk/ziTkECx18RIJS-fqg2MEta9Wi0nDVt3YgCLcBGAs/s320/vandaria%2Bhailstorm.jpg" width="215" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1. Hailstorm by
Fachrul R.U.N.</b><br />
Usaha paling awal kaum deimos untuk kembali ke dunia dengan menitipkan
"anugerah" pada orang terpilih lewat ujian sekeras neraka - secara
harafiah.<br />
Goodreads: <a href="https://www.goodreads.com/book/show/14625124-hailstorm" target="_blank">https://www.goodreads.com/book/show/14625124-hailstorm</a><br />
Google Play Store: <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=8VJFDwAAQBAJ" target="_blank">https://play.google.com/store/books/details?id=8VJFDwAAQBAJ</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-daa1O4Uf9WY/W66_1I-8WVI/AAAAAAAAGdo/foxPKMlvp6AfFAVy4WAWCQ0KXCy5-3ESACLcBGAs/s1600/vandaria%2Btabir%2Bnalar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="318" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-daa1O4Uf9WY/W66_1I-8WVI/AAAAAAAAGdo/foxPKMlvp6AfFAVy4WAWCQ0KXCy5-3ESACLcBGAs/s320/vandaria%2Btabir%2Bnalar.jpg" width="215" /></a></div>
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2. Tabir Nalar by Rynaldo C. Hadi</b><br />
Aksi awal Agen Cervale Irvana untuk mengungkap misteri yang lebih besar dari
sekadar kasus pembunuhan saja. Cervale Irvana kembali muncul di kisah
berikutnya dalam saga ini, yaitu Agent Irvana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Goodreads: <a href="https://www.goodreads.com/book/show/16097365-tabir-nalar">https://www.goodreads.com/book/show/16097365-tabir-nalar</a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Google Play Store: <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=dVNFDwAAQBAJ" target="_blank">https://play.google.com/store/books/details?id=dVNFDwAAQBAJ</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-T1ZDdTf4g-8/W66_6huHv2I/AAAAAAAAGds/b2hEdnirBBYP2lLN3Waxdprc5_B2MPCQgCLcBGAs/s1600/vandaria%2Bredfang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="268" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-T1ZDdTf4g-8/W66_6huHv2I/AAAAAAAAGds/b2hEdnirBBYP2lLN3Waxdprc5_B2MPCQgCLcBGAs/s320/vandaria%2Bredfang.jpg" width="214" /></a></div>
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3. Redfang by Fachrul R.U.N</b>.<br />
Pergerakan pertama sang Duta Deimos yang memanfaatkan perang saudara di
Keluarga Redfang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Goodreads: <a href="https://www.goodreads.com/book/show/17089571-redfang">https://www.goodreads.com/book/show/17089571-redfang</a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-7GdP70F82V0/W67AAq1QZDI/AAAAAAAAGdw/ZN7tVBSXmD8-sSf9NzZMEGDI0ez7WqJiACLcBGAs/s1600/vandaria%2Bwinterflame.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="448" data-original-width="318" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-7GdP70F82V0/W67AAq1QZDI/AAAAAAAAGdw/ZN7tVBSXmD8-sSf9NzZMEGDI0ez7WqJiACLcBGAs/s320/vandaria%2Bwinterflame.jpg" width="227" /></a></div>
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4. Winterflame by Fachrul R.U.N.</b><br />
Pergerakan Deimos juga memicu munculnya kembali senjata naga dewata,
Winterflame. Seri ini perlu diperhatikan baik-baik karena berhubungan erat
dengan entah Saga Kristal Merah atau saga berikutnya dalam timeline Vandaria
Saga, yaitu Pandora.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Goodreads: <a href="https://www.goodreads.com/book/show/23130695-winterflame">https://www.goodreads.com/book/show/23130695-winterflame</a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-i0F0DseVOuM/W67AQLoiGAI/AAAAAAAAGd4/02LaQsxPWLcmac5Pg-Qq_l_43xFzmVzhQCLcBGAs/s1600/vandaria%2Bnedera.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="475" data-original-width="317" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-i0F0DseVOuM/W67AQLoiGAI/AAAAAAAAGd4/02LaQsxPWLcmac5Pg-Qq_l_43xFzmVzhQCLcBGAs/s320/vandaria%2Bnedera.jpg" width="213" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">5. Nedera: Negeri
Kegelapan by Alexia Chen<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal">
Teror yang kelam dari Nedera, yang layak dibaca sebagai
side-story dalam saga ini. Mungkin ada dari tokoh-tokoh utama di Nedera yang
akan muncul di kisah-kisah Saga Kristal Merah berikutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Goodreads: <a href="https://www.goodreads.com/book/show/18108872-nedera">https://www.goodreads.com/book/show/18108872-nedera</a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-4PoigKYAb84/W67Cjs554HI/AAAAAAAAGeQ/HUFQ-TvW_fklObJpgRAaKveYuRakbqmZACLcBGAs/s1600/vandaria%2Bred%2Bdeimos.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="362" data-original-width="873" height="165" src="https://1.bp.blogspot.com/-4PoigKYAb84/W67Cjs554HI/AAAAAAAAGeQ/HUFQ-TvW_fklObJpgRAaKveYuRakbqmZACLcBGAs/s400/vandaria%2Bred%2Bdeimos.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">6. Red Deimos by Tim Kreatif Vandaria</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Karena sebuah sebab misterius, Velius, tokoh dari novel
Redfang menggila dan melakukan banyak pembantaian. Tentunya si “pencipta”
Velius tidak tinggal diam dan mencari tandingan Velius.<br />
CIAYO Webcomic: <a href="https://www.ciayo.com/id/comic/red-deimos" target="_blank">https://www.ciayo.com/id/comic/red-deimos</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-0CUFYfk5Z_g/W67C0a9vwNI/AAAAAAAAGec/SpHG3noGK1YcT7i79ne7G8PMyA501fhwwCLcBGAs/s1600/vandaria%2Bagent%2Birvana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="369" data-original-width="885" height="166" src="https://2.bp.blogspot.com/-0CUFYfk5Z_g/W67C0a9vwNI/AAAAAAAAGec/SpHG3noGK1YcT7i79ne7G8PMyA501fhwwCLcBGAs/s400/vandaria%2Bagent%2Birvana.jpg" width="400" /></a></div>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">7. Agent Irvana by Tim Kreatif Vandaria</b><br />
Agen Cervale Irvana kembali beraksi mengungkap kasus-kasus yang berhubungan
dengan politik. Tak disangka, ia menemukan jejak-jejak yang berhubungan dengan anomali
kemunculan deimos dan hubungannya dengan “kristal merah” dalam kisah Red
Deimos.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
CIAYO Webcomic: <a href="https://www.ciayo.com/id/comic/agent-irvana" target="_blank">https://www.ciayo.com/id/comic/agent-irvana</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-46K8bXEN0g4/W67C0AIXgYI/AAAAAAAAGeY/hI4FRifYMNEIyWg7Vir9bkc4QIcXAqgdwCLcBGAs/s1600/vandaria%2Bdeimos%2Bhunter.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="367" data-original-width="875" height="167" src="https://4.bp.blogspot.com/-46K8bXEN0g4/W67C0AIXgYI/AAAAAAAAGeY/hI4FRifYMNEIyWg7Vir9bkc4QIcXAqgdwCLcBGAs/s400/vandaria%2Bdeimos%2Bhunter.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">8. Deimos Hunter by Tim Kreatif Vandaria</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Sepak terjang Ravanth Aavana dalam membasmi deimos mungkin
akan menguak lebih banyak misteri tentang “wabah” deimos yang mulai merambah
Vandaria... dan benang merah yang terhubung dengan Saga Kristal Merah.<br />
CIAYO Webcomic: <a href="https://www.ciayo.com/id/comic/deimos-hunter" target="_blank">https://www.ciayo.com/id/comic/deimos-hunter</a><span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sebagai tambahan, salah satu novel Vandaria Saga bertajuk "Harta Vaeran" boleh juga ditambahkan dalam daftar bacaan bersamaan dengan Nedera, karena salah seorang tokoh di sana muncul lagi dalam "Red Deimos", "Deimos Hunter" dan kisah-kisah "Kristal Merah" selanjutnya.</span><br />
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span>
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Di satu
sisi, sangat bisa dimaklumi bahwa sebagian pembaca webcomic agak “malas”
mengikuti rangkaian Saga Kristal Merah ini dari yang paling awal. Mereka
menganggap kisah pertama saga ini adalah “Red Deimos”. Tapi tak apa, para
kreator dan penulis “Red Deimos” tentunya ingin memuaskan dahaga para Vandarian
sejati dengan memberikan cuplikan-cuplikan dari novel-novel sebelumnya,
termasuk Hailstorm, paling banyak di salah satu episode akhir “Red Deimos”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Tak lupa
dalam “Agent Irvana” ada tokoh Irina Irvana yang muncul dalam novel “Redfang”.
Para pembaca yang peduli pada lore tapi belum membaca “Redfang” mungkin akan
bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah terjadi pada Irina sehingga berada
dalam kondisi di episode awal “Agent Irvana”? Karena semua inilah artikel
panduan Saga Kristal Merah ini dibuat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sekedar
sumbang saran, mengingat link-link dalam daftar di atas belum lengkap, ada
baiknya Tim Kreatif Vandaria kembali memajang e-book semua judul novel Vandaria
Saga di Google Play Store Books atau semacamnya. Untuk sekarang memang masih
ada boxset “Saga Kristal Merah” yang dijual di toko-toko buku, atau judul-judul
seperti “Redfang” dan “Masa Elir” yang dijual satuan. Untuk berjaga-jaga,
disarankan agar semua judul Vandaria Saga tersebut tetap tersedia. Atau
bilamana platform Ciayo hendak menampilkan webnovel atau weblightnovel (novel
setengah komik dengan banyak ilustrasi), judul-judul Saga Kristal Merah juga
termasuk dalam jajaran novel official di Ciayo. Namun, novel-novel tersebut
tidak disarankan untuk diadaptasi untuk menjadi webcomic kecuali atas inisiatif
kreator sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Bagi yang
tidak berminat untuk melihat “the big picture”, “Red Deimos” bisa dijadikan
pijakan pertama untuk mengikuti Saga Kristal Merah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Akhir kata,
sukses buat Tim Kreatif Vandaria Saga. Semoga brand fiksi fantasi terbesar di
Indonesia ini makin besar dan makin jaya.</span></div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-4589280130883166532018-09-14T19:16:00.000-07:002018-09-14T19:16:17.765-07:00ADILAGA Taruna Webcomic in Comico!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-VeHNWJxxlVA/W5xrR_r4cJI/AAAAAAAADEA/VdiNbeXf-1QWqn5EC01rSqznFj0IMZGIQCLcBGAs/s1600/Screenshot_2018-09-15-08-40-06.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="480" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-VeHNWJxxlVA/W5xrR_r4cJI/AAAAAAAADEA/VdiNbeXf-1QWqn5EC01rSqznFj0IMZGIQCLcBGAs/s320/Screenshot_2018-09-15-08-40-06.png" width="192" /></a></div>
<br />
Now that the entry is complete, you can vote earnestly, right? Bring 'em on!<br />
<br />
Dukunglah kami dengan vote dan likes di webcomic ini:<br />
<br />
ADILAGA Taruna<br />
Story by Andry Chang<br />
Art by Polemick<br />
<br />
Fantasy , Action , Horror/ Mystery, Superhero<br />
<br />
Julia, Brian dan Gilang sedang mencari kekasih Gilang, Leony yang hilang di Pantai Karang Hawu. Tak terduga, pencarian tiga sekawan dan satu pahlawan super ini akan menguak tabir misteri kekuatan legendaris dan konflik pribadi yang berujung bencana. Dalam kisah inilah Taruna, superhero baru lahir.<br />
<br />
Kisah ini adalah episode dalam Serial Adilaga, Arc Jagadnatha.<br />
<br />
Bacalah di aplikasi Comico atau website:<br />
http://www.comico.co.id/challenge/titles/497<br />
<br />
A forbidden and secret part of a legend is revealed. Can you handle it? Be prepared!<br />
<br />
ADILAGA Taruna at @comicoindonesia<br />
Chapter 2: Sisi Lain Legenda<br />
Baca gratis di Comico lewat:<br />
http://www.comico.co.id/challenge/titles/497/chapters/2<br />
<br />
You might need to turn your stereo on for this one. Heavy metal stuff.<br />
Come and give some vote, like and make some noise!<br />
<br />
ADILAGA Taruna at @comicoindonesia<br />
Chapter 3: Bangkit Untuk Berkorban.<br />
Baca gratis di Comico lewat:<br />
http://www.comico.co.id/challenge/titles/497/chapters/3<br />
#Adilaga #Taruna #SuperheroIndonesia #ComicoChallenge2<br />Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-55151885112610712622018-08-12T00:14:00.002-07:002018-08-12T00:14:35.944-07:00VYRATH Vimana - Andry Chang<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-cOZNMkEOPrk/W2_d7ik1iZI/AAAAAAAAGbA/LJiZlF4HeNI3DG6w8nZagzY_jrdY5c6IwCLcBGAs/s1600/vyrath-vimana-flyingsaucer-r0_0_1860_1161_w1200_h678_fmax.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="678" data-original-width="1086" height="398" src="https://4.bp.blogspot.com/-cOZNMkEOPrk/W2_d7ik1iZI/AAAAAAAAGbA/LJiZlF4HeNI3DG6w8nZagzY_jrdY5c6IwCLcBGAs/s640/vyrath-vimana-flyingsaucer-r0_0_1860_1161_w1200_h678_fmax.jpg" width="640" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 22.0pt;"><br /></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 22.0pt;">V<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>I<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>M<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>A<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>N<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>A<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 16.0pt;">Andry Chang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Cepat lari, ibu,
Raka! Jangan sampai terlanda lahar atau menghirup asap beracun!” seruku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Repotnya, aku
harus melambatkan lariku agar ibu dan adik laki-lakiku tak tertinggal.
Tentunya, kugandeng tangan mereka berdua agar setidaknya kecepatan lari mereka
tak terpaut jauh lebih lambat daripadaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sesekali, aku
mendengar teriakan pilu di belakangku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sesekali, aku
menoleh ke belakang dan melihat satu-dua orang roboh dengan mulut berbusa atau
terjegal lumpur merah membara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Walau mereka bukan
ibu atau adikku, wajahku meringis menahan pedihnya rasa hatiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Suara gelegar
kembali membahana. Itu letusan gunung api susulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tiba-tiba
kurasakan tarikan di tangan kananku. Dengan sigap kulepaskan gandengan tangan
kiriku dengan Raka, lalu melambai sebagai isyarat agar ia terus berlari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Kau larilah terus, Thya!” seru ibuku dengan
napas terengah-engah. “Jangan sampai gara-gara ibu, kau dan Raka...!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak sempat
berdebat lagi, kugendong saja ibu di punggungku dan kembali berlari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Jangan, Thya!
Turunkan ibu, nanti kau...!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku takkan bisa
memaafkan diriku lagi bila gagal menyelamatkan ibu. Namun yang kutakutkan
adalah, jangan-jangan ibu benar. Napasku mulai terasa sesak dan kaki-kakiku
terasa makin gerah. Salah melangkah atau berhenti, dua nyawa akan langsung
melayang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak ada pilihan,
kupaksakan diriku mengerahkan lebih banyak tenaga untuk berlari lebih cepat
lagi. Apapun tak kuperhatikan lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku baru bisa
bernapas lega saat lahar dan kabut tak lagi menjangkau kami. Namun, itupun
setelah aku tersadar dari kelelahan yang jauh melampaui ambang batas manusiawi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Ah, syukurlah
kakak kembali pada kami.” Wajah Raka yang pucat kembali merona oleh semangat
baru. “Andai kakak tak bangun lagi selamanya, kami...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kusela dia dengan
suara yang masih lemah. “Kaulah yang akan menjaga ibu dan bertahan hidup. Pria
Negeri Dwipala pantang mengeluh, apalagi menitikkan air mata! Kulit kita memang
sawo matang, tapi darah kita tetap sama-sama merah dengan manusia paling
perkasa sekalipun!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Raka hanya
tertunduk dan mengangguk. Walau mulai beranjak remaja, ia masih saja bersikap
bagai bocah. Agak beda dengan diriku, gadis yang hanya tiga tahun lebih tua
darinya. Aku harus jadi pengganti ayahku yang gugur dalam perang sebagai tulang
punggung keluargaku ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Tapi bagaimana
kita akan melanjutkan hidup? Yang kita punya sekarang tinggal pakaian yang
tersandang di badan. Apa kita akan kembali lagi ke desa kita yang telah hancur
itu?” tanya ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku menggeleng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Apa kita harus
pindah ke daerah lain di Dwipala yang jauh dari gunung api, jauh dari resiko
mendapat giliran kena bencana tahunan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Daerah-daerah itu
sudah padat penduduk,” kataku. “Kalaupun kita membuka lahan baru, kita harus
membabat hutan dan menghadapi ancaman bencana-bencana lain, yaitu banjir dan
tanah longsor. Doa-doa dan korban bakaran kita untuk Dewi Air, Ranaya ternyata
tak cukup untuk meredam bencana kali ini, sehingga kitalah yang jadi korban
akibat dosa-dosa warga negeri kita!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Raut frustrasi
Raka tergurat nyata di parasnya. “Lantas kita harus tinggal di mana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku terdiam cukup
lama. Lalu kujentikkan jariku. “Oh ya, aku baru ingat. Aku pernah mendengar
tentang Voltuscant, sebuah benua tepat di titik tengah dunia kita, Vyrath. Itu
adalah benua kecil yang seluruh wilayahnya adalah sebuah kota.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Raka mendelik
bingung. “Vol-tus-cant?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Ya. Konon, berkat
teknologi teramat canggih yang diajarkan Dewa Petir, Ohmae, bencana khas
Voltuscant yaitu hujan halilintar selalu bisa diredam oleh penangkal-penangkal
petir yang bertebaran di setiap sudut. Tak ada jalan lain, hanya di
Voltuscantlah kita bisa hidup lebih tenang, bebas dari ancaman bencana.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">==oOo==<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mudah saja menebak
hasil akhir perbincangan kami setelah letusan gunung api di Dwipala itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Dengan menumpang
kapal pengungsi, aku, ibu dan Raka merantau ke Voltuscant.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Ternyata,
teknologi di Dwipala dan ketujuh benua lainnya di Dunia Vyrath masih sebatas
pedang dan panah dibanding pistol laser di Voltuscant.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Voltuscant sudah
maju terlalu jauh berabad-abad dari masanya. Apalah daya kami, pendatang dari
negeri kuda-gigit-besi ini untuk hidup layak di negeri ini?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Yang tersisa untuk
kami hanyalah kerja kasar. Ibu berkeliling menjajakan masakan tradisional khas
Dwipala, sementara aku dan Raka membantunya sambil belajar demi hidup yang
lebih layak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku sadar, berjualan
makanan saja akan menumpulkan ilmu tenaga dalam dan kecepatan yang telah kuasah
lewat perguruan silat di Dwipala. Jadi, kapanpun ada kesempatan selepas kerja
dan belajar, aku selalu menyisihkan, kalau perlu mencuri waktu untuk berlatih
lari dan ilmu beladiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kurasa kebanyakan
orang lain berpikiran sama denganku. Orang-orang yang sudah tak tahan lagi
didera bencana di keenam benua lain di Vyrath lebih memilih memadati
distrik-distrik pinggiran yang kumuh. Akibatnya, rumah-rumah dibangun
bertumpuk-tumpuk dan amat padat, disangga tiang-tiang pancang baja dan
menjulang hingga menutupi langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Nah, itulah caraku
berlatih, yaitu dengan mendaki tumpukan-tumpukan rumah itu sampai ke puncak.
Jadi, perasaanku baru lega saat aku menatap lagit berbintang atau matahari
terbit di puncak ‘rak baja raksasa’ yang ternyata adalah menara penangkal petir
ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak hanya itu, aku
selalu melayangkan pandangan ke hutan gedung pencakar langit di Distrik Pusat
di kejauhan. Setiap kali itu pula, aku jadi makin ingin tahu ada apa di Distrik
Pusat itu, walaupun kami dari distrik-distrik pinggiran jelas-jelas dilarang
masuk ke sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hasrat yang jadi
terlalu kuat itu akhirnya mendorongku untuk mencoba menyusup ke distrik pusat.
Namun, tentu saja penjagaan yang amat ketat dengan dukungan sistem keamanan dan
persenjataan canggih memupus niatku itu seketika. Keluargaku jelas jauh lebih
penting daripada ‘rencana wisata gila’-ku itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Suatu hari, dalam
perjalanan pulang setelah daganganku habis terjual, aku mendengar suara-suara
teriakan dari sebuah gang buntu. Tanpa pikir panjang aku bergegas ke gang itu
dan melihat seorang pria muda yang tengah dikeroyok oleh sedikitnya lima orang
pria.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Pria itu tampak
memar-memar dan berdarah-darah. Siapapun yang melihat itu pasti menduga ini
aksi perampokan dan si pria malang adalah korbannya, lalu lari mencari selamat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bedanya, hanya aku
yang cukup berani maju. Tanpa peringatan, aku melesat bagai bayangan dan
memberondong salah seorang pengeroyok dengan tendangan dan pukulan. Ditambah
satu hantaman telak di tengkuk, si perampok kubuat terkapar dan bergeming di
tanah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tentu saja keempat
penjahat lainnya sontak menoleh ke arahku. Si pemimpin berseru, “Beraninya kau
ikut campur, gadis kecil! Kalian berdua, beri dia pelajaran selagi kami
mengurus yang satu itu!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak perlu diajari
lagi, aku lantas berkelit kesana-kemari bagai belut. Gada dan tinju kedua
lawanku itu hanya menerpa udara. Melihat pertahanan mereka terbuka lebar, aku
melompat sambil menendang kepala lawan pertama. Lalu aku mendarat dan
mendaratkan tendangan kedua di perut si lawan kedua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Kurang ajar!”
Kedua penjahat yang terkena serangan itu jadi kalap. Salah satu dari mereka
bahkan meninju perutku saat posisi berdiriku belum seimbang betul.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Giliran diriku
yang terpental dan roboh. Aku cepat-cepat bangkit, namun kali ini aku hanya
berdiri siaga. Para lawan ini bukan bandit-bandit kampung yang biasa jadi
sasaran latihanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Para ‘penjahat’
kali ini malah terkesan jauh lebih berdisiplin, serangan emreka tampak rapi
bagai sedang berbaris. Kini, kelima insan itu mendadak mundur teratur dan
kembali membentuk barisan formasi tempur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku terkesiap.
Ternyata mereka bukan penjahat, melainkan prajurit yang menyamar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Si komandan regu
tampak babak-belur. Ia berseru, “Makan kapsulnya!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Dengan sigap dan
segera, kelima prajurit itu mengeluarkan masing-masing sebuah kapsul, lalu
langsung menelannya sebelum siapapun bisa mencegah mereka. Mereka lalu
berteriak kesakitan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Semua mata mereka
membesar, hidung menyusut. Wajah mereka jadi memanjang akibat rahang yang
membesar. Mulut merekapun berubah amat lebar. Saat menyeringai, tampak deretan
taring pengganti gigi. Tangan-tangan merekapun berubah menjadi
tentakel-tentakel yang jadi sepanjang cambuk, melecut kesana-kemari menebar ancaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Si pria berambut
pirang itu meneriakkan peringatan, “Awas! Mereka itu nef’ragh! Jangan lawan
mereka dari jarak dekat!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Nef-apa?” Aku
mendelik, tak pernah mendengar tentang makhluk itu sebelumnya. Apa itu semacam
monster dari dunia lain?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak sempat lagi
bicara apapun, aku berkelit dari lecutan tentakel salah satu nef’ragh itu.
Namun tentakel nef’ragh kedua menghantam perutku, membuatku terpelanting dan
membentur dinding.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Semua nef’ragh beralih
menyerang si pria pirang dulu yang adalah sasaran utama. Namun pria itu malah
menyeringai. Giliran pistol lasernya menyalak, memuntahkan larik-larik sinar
tajam yang menerpa kelima lawan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sedikitnya tiga
nef’ragh tumbang seketika. Satu berdiri di tempat dengan tubuh berdarah-darah
yang adalah lendir hijau. Nef’ragh kelima yang paling kuat, yang adalah si
pemimpin regu masih terus merangsek maju dengan ganasnya. Satu tembakan lagi di
bahu tak menghentikannya dan si pria pirang sudah masuk jarak serangan
tentakel.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku yang baru
pulih melompat dan menendang kepala nef’ragh itu keras-keras. Namun si monster
hanya terdorong ke samping, lalu berdiri tegak lagi. Secara naluriah ia membuka
rahangnya lebar-lebar, hendak menggigitku dengan deretan taringnya yang
mengerikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Baguslah kau
ganas seperti hewan.” Si pria pirang tiba-tiba muncul dan menempelkan ujung
laras pistolnya di pelipis si nef’ragh, lalu menembak. Teriring raungan pilu,
nef’ragh itu terkapar dengan otak berantakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Nef’ragh yang
terpaku tadi berbalik hendak lari terdorong naluri. Namun selarik sinar laser
menghentikan langkahnya untuk selamanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Heh, salah
sendiri. Karena mereka berubah wujud, aku jadi tak menahan diri lagi untuk
menggunakan pistolku,” kata si pemuda sambil menyarungkan kembali senjata
andalannya itu. Ia lalu menghadapkan wajah tampannya padaku sambil tersenyum
penuh pesona, membuat pipiku merona. “Oh ya, terima kasih ya. Berkat
pertolonganmu, musuh jadi mengungkapkan wujud mereka yang sebenarnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku terperangah.
“A-apa...? Jadi wujud manusia mereka itu hanya samaran saja?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Gawatnya begitu.
Kalau mereka itu manusia biasa dan tak main keroyokan, mungkin aku bisa
mengalahkan mereka tanpa pistol. Oh ya, namaku Laz. Boleh aku tahu namamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“T-Thya,” jawabku.
Untung namaku pendek jadi kedengarannya tak terlalu gagap. “A-apa kau ini...
dari Distrik Pusat? Memang, kami dari Distrik Pinggir dilarang memiliki atau
menggunakan senjata canggih, tapi bukan tak mungkin ada dari kami yang...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Menggunakannya
secara ilegal, ya,” sela Laz. “Tapi kebetulan aku memang warga Pusat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Lho, mengapa kau
malah ke daerah ini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Ceritanya panjang
dan aku...” Laz tiba-tiba jatuh berlutut. Rupanya luka-luka yang ia dapat saat
dikeroyok tadi mulai terasa lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Melihat itu, aku
cepat-cepat memapah Laz. “Lanjutkan di rumahku saja,” kataku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz hanya membalas
dengan senyum dan tatapan lemah. Namun itu saja sudah cukup membuat hatiku
berbunga-bunga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">==oOo==<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dengan sigap, ibu dan Raka merawat luka-lukaku
dan Laz. Mata mereka tak henti-hentinya menatap was-was pada pria yang beda ras
dengan kami itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Entah karena segan
atau percaya padaku, kata-kata protes ataupun teguran hanya mendekam di balik
jeruji pola pikir keduanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hebatnya, khasiat
jamu Dwipala racikan ibu sungguh manjur. Keesokan paginya, aku dan Laz bangun
dengan wajah merona dan luka-luka memar kami berangsur-angsur pulih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sambil kami semua
menikmati sarapan sederhana nan penuh cita rasa, kubuka perbincangan dengan
Laz. “Nah, tolong jelaskan pada kami siapa dirimu dan mengapa orang Distrik
Pusat sepertimu ada di daerah pinggiran ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz berdehem. “Oh
ya, sebelumnya terima kasih sudah memulihkan luka-lukaku. Namaku Laz Bolstrom
dan aku adalah salah satu orang yang terpilih untuk Vimana.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Vimana? Apa itu?”
tanya Raka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Vimana adalah
sebuah wahana raksasa yang dapat mengarungi antariksa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Giliran ibu
bertanya, “Apa itu antariksa? Apa tempat itu ada di luar... Vyrath, dunia
kita?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz mengangguk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku, ibu dan Raka
ternganga. Mimpipun kami takkan bisa membayangkan perkembangan teknologi di
Voltuscant bisa sampai sejauh itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun aku jelas
harus menanyakan satu hal vital, “Mengapa meninggalkan Vyrath?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz tercekat,
seolah baru kelepasan bicara. Namun karena sudah telanjur, ia menghela napas
dan balik bertanya, “Apa alasan kalian merantau ke Voltuscant?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tanpa ragu
kuceritakan pada Laz tentang bencana di Dwipala dan alasanku memilih hijrah ke
Voltuscant dibanding ke daerah-daerah atau benua-benua lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Alasanmu sama
saja dengan alasan kebanyakan orang, termasuk aku,” tanggap Laz. “Aku, ayah dan
ibuku adalah pengungsi dari Benua Aztache. Kami kehilangan kakakku serta segala
harta benda dalam bencana khas, yaitu badai tornado. Namun aku diberkahi
kejeniusan, sehingga hanya aku sendiri yang diizinkan tinggal di Distrik
Pusat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Lalu, apa yang
terjadi?” tanya ibu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Dua minggu yang
lalu, aku mendapat kabar bahwa aku terpilih untuk ikut sebagai awak Wahana
Vimana. Tentunya aku ingin memboyong keluargaku pula, tapi itu pasti dilarang.
Aku berniat menyelundupkan mereka ke dalam wahana, jadi aku nekad ke distrik
ini. Sayang, aku baru memastikan ayah-ibuku telah berpulang akibat wabah
penyakit. Saat hendak kembali ke Pusat, aku dikeroyok lima prajurit nef’ragh
itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku mengangguk,
lalu kembali berujar, “Pertanyaanku tadi belum kaujawab, Laz. Mengapa kalian
hendak meninggalkan Vyrath dengan Wahana Vimana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz menatap lurus
ke arahku. “Perlu kalian tahu, dunia kita, Vyrath akan segera berakhir.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“M-maksudmu...
kiamat?” Wajahku pucat-pasi seketika.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Ya. Imam Agung
N’beru yang menubuatkannya berdasarkan wahyu dari Ohmae. Sejak awal tercipta,
Vyrath adalah planet yang tidak stabil. Bencana khas datang silih-berganti di
tujuh benua, di tujuh musim dalam setahun.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Oh ya, pantas saja
musim-musim yang kukenal dinamai berdasarkan bencana-bencana khas itu. Musim
api, banjir, gempa, badai, halilintar, kegelapan dan cahaya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku menyela,
“Namun adanya kehidupan di sini membuat Sang Sumber Maha Pencipta memelihara
Vyrath. Ia bahkan mengangkat Tujuh Dewa Agung untuk menjaga kestabilannya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Benar, Thya. Tapi
akan datang satu hari di mana ketujuh bencana itu akan terjadi bersamaan di
seluruh dunia, sehingga planet ini meledak dan hancur berkeping-keping. Dan
hari itu akan datang sebentar lagi, tepatnya... lusa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kami bertiga terlalu
terpaku untuk berkata-kata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Baru akhirnya aku
buka mulut. “B-bagaimana bisa... aku tak tahu itu...?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Rakapun berujar,
“Tidakkah seharusnya dunia kita baik-baik saja dalam penjagaan ketujuh dewa? Kalaupun
ada nubuat tentang kiamat, tidakkah seharusnya seluruh dunia tahu tentang itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Teknologi yang
sudah dikembangkan sampai saat ini dan bercampur dengan sihir hanya mampu
menghasilkan satu wahana, Vimana. Kapasitasnya dua ribu penumpang beserta
awaknya,” kata Laz. “Aku baru tahu tentang rahasia besar itu setelah wahana itu
rampung dan aku terpilih.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Jadi Voltuscant
terpaksa merahasiakan tentang kiamat ini. Mereka hanya memilih dua ribu insan
terbaik untuk diselamatkan dari kiamat, sekaligus mencari dunia baru untuk
tempat tinggal.” Itu kesimpulan dariku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Dua ribu yang
terbaik, bukan yang berhati baik,” sergah ibuku dengan ketus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Sayangnya
begitu,” kata Laz. “Bahkan penyembah dewa paling taatpun belum tentu terpilih.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Rasa muak pada
Vimana membuat perutku terasa mulas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku lantas bangkit
dan berdiri membelakangi ibu, Raka dan Laz.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tanpa menoleh
apalagi berbalik, kuungkapkan keputusanku. “Aku ingin kita semua menyusup ke
Distrik Pusat dan jadi penumpang gelap Vimana.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Giliran Laz
terperangah. “Tapi, Vimana takkan dapat menampung...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Oh, maksudku
hanya aku, kau, ibu dan Raka saja. Kelebihan dua-tiga orang takkan membuat
Vimana tak bisa mengudara, ‘kan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz hanya
mengangkat bahu. Mau bilang apa, ia memang hutang nyawa padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">==oOo==<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Di hari yang
sama...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hanya mentari yang
sudah tegak-lurus di atas kepala saja yang tak terhalang oleh tembok raksasa
setinggi lima puluh meter dan terbentang sejauh mata memandang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Jangan tertipu
oleh suasana serba sepi di perbatasan antara Distrik Pusat dan distrik-distrik
pinggiran ini. Di balik lubang-lubang jendela sempit sepanjang tembok kelabu
kusam itu ada senjata-senjata canggih yang mampu menembak penyusup di jarak
satu kilometer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun kali ini
hatiku tak lantas ciut di dekat ‘penjaga tangguh’ itu. Mengenakan pakaian
terbaik, dengan wajah-wajah tegang kami berhadapan muka dengan para prajurit
jaga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Tak usah takut.
Mustahil nef’ragh dijadikan prajurit jaga biasa,” kata Laz. Hanya ialah yang
berwajah tak tegang dan gerak-geriknya masih cukup luwes dan santai di kelompok
ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Salah seorang
penjaga menegur, “Tahan! Tunjukkan tato kalian!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Secara bergiliran
Laz, aku, ibu dan Raka menghadapkan dahi masing-masing pada perangkat pemindai.
Berpendarlah pola sinar yang identik di dahi kami masing-masing, bentuknya
seperti huruf V yang tampak seperti sepasang sayap. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Rupanya Laz si
jenius telah mempersiapkan segalanya, termasuk perangkat pembuat tato dahi.
Untunglah alat sebesar ikat kepala itu tak rusak dalam pertarungan kemarin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Baiklah, silakan
melintas,” ujar si petugas itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kami berempat
melenggang ke sisi lain tembok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun jantungku
terus berdegup. Pasalnya, aku teringat peringatan dari Laz sebelum kami
berangkat. “Hati-hati. Jangan lega dulu setelah melewati penjaga perbatasan. Bisa
jadi ada prajurit yang mengenaliku saat menyusup ke distrik pinggiran. Begitu
ada peringatan, kalian harus lari untuk menghindari hujan tembakan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Benar kata Laz.
Saat kami baru mencapai kira-kira dua ratus meter, suara lonceng tanda bahaya
membahana. Maka, kami mulai berlari dan meriam di tembokpun mulai ditembakkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Satu tembakan
meriam menghantam tanah dekat kakiku, namun imbasnya membuatku jatuh tersuruk
di tanah. Aku cepat-cepat bangkit lagi sambil meringis menahan nyeri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Anehnya, tak ada
awan, angin dan hujan, dari langit petir menyambar tepat mengenai tubuhku. Aku
kejang-kejang dan berteriak kesakitan, sementara daya petir itu menjalari
seluruh tubuhku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Thya!” Ibu dan
Raka berteriak nyaris bersamaan. Raka hendak menghampiriku, tapi Laz pasang
badan menghalanginya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Demi Dewi Ranaya,
tidaak...!” Ibu yang sudah putus asa hendak tetap ada di samping diriku yang
sedang sekarat ini, namun Raka dan Laz menariknya hingga ikut berlari bersama
mereka. Namun itu jelas kesalahan besar. Tiga orang bersamaan di satu posisi
dan bergerak lamban pasti bakal jadi sasaran empuk rentetan tembakan laser.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Seolah membenarkan
ketakutanku, selarik besar cahaya melesat dari tembok dan tepat mengarah ke
Raka, Laz dan ibu. Entah naluri atau sebentuk kekuatan misterius menggerakkan
semua kaki dan tubuhku hingga melesat bagai dan secepat halilintar sungguhan. Dengan
refleks pula aku berbalik dan pasang badan, tanganku terulur lurus tepat ke
arah larik laser besar itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku tercengang.
Dengan satu entakan tenaga dalamku, larik laser itu terhenti seketika di udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak hanya aku
saja, mereka yang beserta denganku lebih tercengang lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tak ada waktu lagi
untuk mencari tahu apa yang terjadi pada diriku ini. Sedikitnya tiga larik
laser lainnya menerpa ke arahku dan secara refleks kutahan pula. Rasa nyeri di
kedua tanganku seolah memberi peringatan bahwa aku tak bisa terus menahan semua
itu terlalu lama. Akalku terbit, mungkin aku bisa membelokkan tembakan-tembakan
itu ke tanah atau ke...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kucoba dengan
mengibaskan tanganku sekuat tenaga. Ajaib, keempat larik laser itu terpental
balik tepat ke arah tempat larik-larik itu ditembakkan. Tiga ledakan dahsyat di
tembok perbatasan membuatku menyadari sesuatu. Ohmae bukan hendak membunuhku,
melainkan merestui niat kami berempat dengan menganugerahiku kesaktian dewata
yang serupa dengannya. Itu adalah prana untuk menghambat energi listrik, laser
atau semacamnya, bahkan memantulkannya kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Ayo, Thya! Kita
harus terus lari!” seru Laz.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kali ini akurasi
tembakan dari meriam-meriam laser lain yang tidak hancur berkurang. Sebab yang
pasti adalah jarak para sasaran itu makin jauh, nyaris melewati ambang batas
jarak tembakan efektif meriam yaitu satu kilometer. Tembakan-tembakan lambung
yang menyusul setelahnya makin mudah kami hindari. Aku sendiri menangkis dan
mementalkan dua-tiga tembakan lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Seperti halnya
saat menyelamatkan diri dari letusan gunung api di Dwipala dulu, aku baru bisa
bernapas lega saat kami telah mencapai daerah yang penuh pepohonan dan bangunan.
Dengan demikian, kami terlindung dari tembakan meriam laser dan bisa
bersembunyi dari kejaran pasukan penjaga perbatasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sebagai warga
Distrik Pinggiran, penampilan kami jadi terkesan lusuh di Distrik Pusat ini.
Apalagi luka-luka baru kami pasti bakal memancing kecurigaan warga. Maka Laz
membelikan kami pakaian yang pantas di toko pertama yang kami temukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kami keluar dari
sana dengan penampilan seperti warga terhormat. Hanya aku saja yang memilih pakaian
ketat yang mengikuti lekuk-lekuk tubuhku supaya bisa bergerak bebas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Kau sungguh
cantik dengan pakaian itu, Thya. Tapi kurasa aku lebih suka pakaian tradisional
yang kaukenakan saat pertemuan pertama kita kemarin.” Pengakuan Laz itu tak
ayal membuat wajahku memerah bagai tomat. Aku cepat-cepat berpaling dari Laz
agar ia tak melihatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku baru menoleh
kembali pada Laz saat ia mengayunkan tangannya dan berkata, “Ayo, kita harus
cepat menyusup ke lokasi peluncuran Vimana sebelum terlambat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">==oOo==<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Suara debar
jantungku seakan lebih keras daripada langkah kakiku kini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Teknologi
Voltuscant yang dikembangkan terburu-buru dan bercampur sihir menyisakan banyak
kelemahan pada sistem keamanan di lokasi peluncuran wahana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Karena itulah, Laz
yang jenius berhasil menemukan jalan masuk rahasia dan mengakali alat pemindai
di pintu. Lalu kami masuk tanpa terdeteksi sama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun, tetap saja
kami harus berhati-hati dengan para penjaga. Karena kami sudah berada dekat
dengan tempat peluncuran Vimana dan penampilan kami rapi-jali, para penjaga itu
mengira kami adalah calon-calon penumpang Vimana yang terpilih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Terdengarlah suara
berkumandang ke seluruh fasilitas itu. “Peluncuran Vimana, tiga puluh menit
lagi.” Debar jantungku jadi makin keras.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Dekat pintu menuju
hangar, Laz berbisik pada kami, “Nah, di titik inilah bahaya dimulai. Bila ada
prajurit nef’ragh yang mengenaliku di dalam sana, kita harus cepat lari!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku mengangguk dan
berjalan di belakang rombongan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hangar merangkap
tempat peluncuran Vimana adalah sebuah ruangan beratap kubah yang lebih luas
daripada lapangan atau ruang tertutup apapun yang pernah kulihat. Tentunya yang
paling menarik perhatianku adalah sebuah benda bundar bagai piring terbang di
kejauhan, yang kuyakini adalah wahana raksasa, Vimana. Andai kulihat dari jarak
lebih dekat, aku pasti akan mengira wahana ruang angkasa itu adalah sebuah
istana, bahkan kota terbang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Itulah tujuan
kami, satu-satunya wahana keselamatan kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Seruan seorang
prajurit jaga berkumandang di belakangku, “Hei, tunggu! Itu Laz si buronan!
Tangkap dia dan kelompoknya!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bahkan ibu yang
larinya paling lamban di antara kami berempatpun mampu setidaknya tak
tertinggal di belakang rombongan. Mungkin karena beliau telah cukup ‘terlatih’
setelah beberapa kali melarikan diri atau murni karena ketakutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Berhenti kalian!
Menyerahlah!” seru para penjaga yang melihat kami, tapi tentu saja kami tak
menggubris peringatan itu. Jadi, yang menyalak selanjutnya adalah pistol-pistol
laser.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Saatnya
kutunjukkan kebolehanku. Dengan langkah-langkah secepat halilintar, kudekati
penjaga terdekat. Dengan satu sikutan di dagu, kulumpuhkan pria itu dan kurebut
pistolnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Selarik sinar
laser nyaris menembus tubuhku. Kubalas tembakan itu dengan bidikan yang lebih
cepat dan akurat, membuat ledakan di sebuah perangkat sehingga prajurit di
sampingnya terpental.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hujan laser
memaksaku terus berlari kesana-kemari. Parahnya, yang paling tak kuperhatikan
adalah prajurit di depan jalur perjalananku yang telah mengacungkan pistolnya
hendak menembak. Lazpun sedang sibuk menembaki prajurit-prajurit lain sehingga
tak memperhatikan itu pula.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mengerahkan
segenap keberaniannya, tiba-tiba Raka menyeruak maju untuk melindungi ibu. Si
prajurit yang ternyata sedang membidik Laz itu tak menduga serangan yang datang
dari samping itu, hingga satu tinju keras menghantam pipinya. Rasa sakit tak
tertahankan di telapak tangan Raka terbayar oleh satu pistol yang berhasil ia
rampas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Walau belum pernah
menggunakan senjata itu, Raka ternyata cukup paham untuk membidik dengan satu
tangan lurus memegang pistol dan disangga dengan tangan satunya lagi agar
bidikan tak melenceng. Setidaknya satu dari lima tembakannya cukup terarah ke
sasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Menyaksikan itu
semua, kuacungkan jempol ke arah Raka dan dibalas dengan senyum bangga si
remaja pria itu. Kembali aku berkelit dari beberapa tembakan lagi dan membalas
dengan berondongan yang akurat. Setidaknya tiga prajurit tumbang akibat aksiku
saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Baru saja
kusadari, kini wujud keperakan berkilap Vimana nyaris sepenuhnya menutupi pandangan
mataku. Kecuali ada ruang kosong di bagian bawah wahana itu yang adalah sebuah
lubang yang amat besar dan amat dalam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Vimana sendiri
disangga di atas empat tiang amat raksasa dan amat tebal. Sekarang, tinggal
satu tangga yang masih terjulur turun. Entah sudah berapa menit kami berlari
dan bertarung hingga tiba di anjungan keberangkatan ini. Setiap saat tangga itu
bakal ditarik ke dalam wahana. Terpaksa kami harus berkelit dan menembak para
prajurit penjaga anjungan itu untuk memastikan tak ada musuh lagi yang dapat
menghalangi kami memasuki wahana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tiba-tiba sesuatu
membuatku berteriak, “Tangganya mulai ditarik! Raka, bawa ibu naik ke wahana!
Aku dan Laz akan melindungi kalian di sini, lalu menyusul!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Raka hendak
protes, namun ia lantas menaikkan ibu di tangga miring itu. Raka sendiri
setengah melompat dan baru berhasil menjejakkan kaki di anak tangga paling
bawah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Giliran aku yang
melompat lebih tinggi dan berhasil menjejak dan merengkuh anak dan pegangan
tangga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Giliran Laz tiba,
tapi anehnya ia malah berbalik ke arah yang berlawanan dengan tangga. Melihat
itu, aku ikut berbalik dan berseru, “Laz, cepat naik!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun Laz tak
menjawab. Ia malah mengacungkan pistol ke depan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sekilas kulihat
pula ke arah yang dihadapi Laz. Benar saja, sepasukan besar prajurit Distrik
Pusat Voltuscant berbondong-bondong tiba di anjungan keberangkatan dan
mengepungnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mengapa harus
sebanyak itu? Apakah mereka sebenarnya mengincar diriku karena kekuatan Ohmae
yang baru kudapat ini? Lantas Laz pasang badan agar aku bisa memasuki Vimana?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mendadak, hujan
sinar laser kembali menerpa. Ibu dan Raka terhindar dari berondongan itu karena
mereka sudah berada di ambang pintu Vimana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun, salah satu
larik tembakan itu menyerempet pinggangku. Keseimbanganku sirna, sehingga aku
terjatuh dari tangga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Thya! Kakak!”
Terdengar suara teriakan histeris ibu dan Raka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Lebih parahnya,
aku terjun bebas ke dalam lubang raksasa tak berdasar di bawah sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Ajaibnya, aku
malah masih cukup sadar dan cukup bertenaga, sehingga tanganku sempat memegang
semacam gagang besi di tepian lubang itu. Lebih ajaib lagi, lukaku tak terasa
terlalu nyeri dan tak banyak berdarah. Maka, kukerahkan tenagaku memanjat
jaringan besi di dinding lubang raksasa itu sampai di lantai anjungan, tempat
yang aman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Belum sempat aku
menghela napas lega, pemandangan di depanku membuatku terkesiap. Tampak Laz
sedang bergerak secepat kilat sama sepertiku, menghindari tembakan dan balas
menembak. Setidaknya dua dari lima tembakannya tepat ke sasaran. Satu per satu,
para prajurit terkapar di tempat. Tak kusangka Laz lebih lincah daripadaku.
Aksinya menghadapi pasukan besar itu sendirian bagaikan... dewa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Saat itu pula
kudengar seruan lantang. “Hentikan tembakan!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Satu perintah itu
membuat hujan tembakan berhenti nyaris seketika.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Lazpun berhenti
berlari, napasnya kini memburu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Perhatianku
seketika tersita oleh seorang wanita berkulit hitam yang maju ke depan barisan
prajurit, lalu berdiri dengan penuh gaya. Ia mengenakan gaun panjang serba
putih. Lekuk dan kerutan di wajahnya meyiratkan kematangan usia, namun justru
tubuhnya tampak tegap dan cukup berotot bagai hasil binaraga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Laz tersenyum
sinis pada wanita itu. “Wah, wah, Imam Agung N’beru sendiri menemui aku yang
bukan siapa-siapa ini. Sungguh suatu kehormatan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Justru
sebaliknya,” kata N’beru dengan suara dibuat-buat. “Aku sengaja ke anjungan ini
untuk menemuimu, wahai titisan dewata.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Dua kata terakhir itu
membuat detak jantungku seolah terhenti. Mataku menyorot ke arah Laz, menuntut
penjelasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Seolah ingin
membungkam N’beru, Laz melesatkan beberapa tembakan dalam setarikan napas.
N’beru menahan larik-larik laser itu dengan lapisan energi pelindung tubuhnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Kau tak pernah
mau belajar.” N’beru membusungkan dada. “Kuberi kau kesempatan hidup dengan
menjadi ‘tawanan’ di Vimana, tapi kau malah melarikan diri ke Distrik Pinggiran
dan kembali kemari dengan membawa tiga penumpang gelap saja. Apa sebenarnya
maksudmu, hah?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Sejak awal aku hanya ingin menghadapimu saja,
pengkhianat!” bentak Laz. “Untunglah Thya menolongku saat aku dikeroyok
nef’ragh. Jadi aku menawarinya kesempatan untuk menumpang Vimana sebagai
imbalannya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Tapi, coba kau lihat.
Gadis itu tak ikut menumpang Vimana dan malah ada di dekatmu. Sekarang, kalian
berdua akan mati sia-sia di tempat ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Kurasa tidak,”
kata Laz. “Lihat perutmu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Si pendeta wanita
mengerutkan dahi, lalu melihat dan meraba perutnya sendiri. Dari sekian banyak
tembakan Laz, ternyata satu larik laser menembus medan pelindung dan menghunjam
perut N’beru. Ironis sekali, sekarat karena satu tembakan tepat di titik lemah
saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mesin Vimana mulai
meraung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Menyebalkan!”
rutuk N’beru. “Terpaksa kami menunjukkan jati diri yang sebenarnya! Semua
nef’ragh, berubah wujud!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hampir serempak,
sejumlah prajurit menelan kapsul khusus. Wujud manusia mereka berubah menjadi
makhluk bertaring banyak dan bertentakel besar-besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku terkesiap,
ternyata sebagian kecil dari seluruh pasukan ini adalah nef’ragh yang bisa
beralihrupa menjadi manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">N’beru berseru,
“Habisi semua yang bukan nef’ragh dan lindungi aku!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Paham betul
perintah N’beru, para nef’ragh menyerang aku, Laz dan para prajurit lain.
Meskipun berjumlah lebih banyak, para prajurit manusia kewalahan menghadapi
kebuasan nef’ragh-nef’ragh yang masing-masing bertubuh sebesar beruang itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku mulai berlari
ke arah pertarungan. Setiap tembakan kupicu dengan hati-hati, jangan sampai
mengenai prajurit asli. Hanya satu sasaranku, yaitu N’beru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Anjungan mulai
bergetar, tanda ‘pemanasan’ mesin Vimana hampir rampung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">N’beru lantas
bergerak-gerak tak wajar seperti kesurupan. Wujudnya berubah dan meraksasa.
Wujud akhirnya adalah nef’ragh yang empat kali lebih besar daripada semua
sesamanya. Bedanya, ia memiliki enam tentakel yang lebih besar dan panjang dan
bagian bawah tubuhnya yang jadi seperti tubuh ular naga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Teringat olehku
kata-kata Laz. Itu pasti ratu nef’ragh yang bernama Nef’erti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tanpa peringatan,
keenam tentakel Nef’erti melecut membabi-buta, menewaskan kawan dan lawan. Ia
lantas menyeruak, menyasar Laz.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kutembakkan pistol
laser ‘berbaterai’ kristal gaib ke arah Nef’erti. Saat dayanya habis, kupungut
dua pistol lain di lantai anjungan dan menembak lagi. Gilanya, semua tembakan
itu jadi seperti penggaruk gatal saja bagi si ratu nef’ragh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Saat bergabung
dengan Laz, ia melihat raut frustrasiku dan berseru, “Bidik matanya! Bila ia
menembakkan energi, lawan dengan daya penghambat petir milikmu!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aku mengangguk dan
kami berpencar. Nef’erti menoleh ke kanan-kiri, lalu menerjang ke arahku.
Berkat gerakan amat lincah, aku berhasil berkelit dari rahang raksasa yang
hendak melumatku. Namun punggungku tertempel di salah satu tentakel raksasanya,
tubuhku tak bisa digerakkan sama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sang ratu monster
lantas mengangkatku sampai dekat ke mulutnya yang menganga lebar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Refleks,
kuentakkan tenaga dalamku, meronta untuk setidaknya lepas dari tentakel ini.
Kabar baiknya, hanya satu tanganku yang memegang pistol saja yang berhasil
kugerakkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Seketika itu pula
aku menembak tepat di mata Nef’erti yang sebesar semangka itu. Meraung
kesakitan luar biasa, sang ratu nef’ragh meronta dan gerakannya jadi kacau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tubuhku tak lagi
menempel di tentakel, aku jatuh. Tak habis akal, aku menjejak dan meluncur di
tubuh ular Nef’erti, lalu mendarat mulus di lantai anjungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tampak pilar-pilar
api menyorot deras dari keempat mesin Vimana, terus ke dalam lubang raksasa di
belakang Nef’erti. Amat perlahan, Vimana mulai terangkat ke udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Raungan kesakitan Nef’erti
berubah menjadi raungan murka. Ia lantas membuka mulut raksasanya dan
menyemburkan selarik sinar ke arahku untuk membuatku luluh-lantak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mustahil
menghindar, kukerahkan seluruh tenagaku untuk menahan larik sinar raksasa itu,
sama seperti saat aku menahan serangan meriam laser di dinding perbatasan. Kali
ini, tak ayal aku berteriak kesakitan. Setiap jengkal kulitku bagai sedang
terkikis, rasanya seperti sedang disayat-sayat hingga ke daging dan tulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Biar kubantu!”
Dengan sigap, Laz menempatkan dirinya di sampingku dan ikut mengulurkan dua
tangannya. Ternyata iapun memiliki kekuatan penghambat petir, sangat mungkin
ialah si ‘titisan dewa’ yang dimaksud N’beru. Yang pasti, tubuhku tak terlalu
nyeri lagi. Daya sinar penghancur Nef’erti telah ditahan dengan sempurna, lalu
kami ‘simpan’ di medan energi kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">“Sekarang,
pantulkan!” Dipicu aba-aba Laz, kami mengentakkan energi bersama. Sontak larik
sinar penghancur Nef’erti dipantulkan kembali, melesat dan tepat menghantam
tubuh sang ratu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Terkejut, serangan
sinar Nef’erti terhenti, namun serangan kami tetap terus menerpanya. Walau
terlindung lapisan energi yang amat tebal, tubuh raksasa si nef’ragh terdorong
cepat ke belakang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Menyadari bahaya,
Nef’erti mencoba meronta, namun satu entakan terakhir dari kami berdua membuat
ledakan dahsyat di tubuhnya. Daya ledakan itu melontarkan Nef’erti melewati
ambang lubang raksasa, lalu tubuhnya seakan terbenam dalam pilar-pilar api yang
terpancar dari Vimana. Satu raungan panjang nan pilu menandai akhir nasib biang
penjajah dunia itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Niat membuat lawan
luluh-lantak malah berbalik dan terjadi pada diri sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Setelah itu,
apapun tak kupedulikan lagi, kecuali Vimana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sambil ambil
langkah seribu menjauhi panasnya anjungan peluncuran wahana, sesekali aku
menoleh ke langit. Raka, ibu... semoga mereka selamat dan ikut menemukan dunia
baru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hatiku gundah tak
terperi. Sempat aku berpikir, apa gunanya aku melawan nef’ragh kalau toh mereka
akan ikut musnah bersama kami dan dunia ini?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">==oOo==<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hari demi hari
telah berlalu sejak keberangkatan Vimana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun aku masih
tetap berdiri di sini, di dunia yang sama ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Mungkin untuk
menebus sakit hatiku diperdaya kaum monster dan dewa, kujalani tugas baruku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Menyebarkan kabar
bahwa Ohmaepun jangan sampai lalai disembah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Jangan sampai
titisannya, Laz tak berdaya lagi menghadapi para penipu digdaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sehingga ia
terpaksa menipuku dengan menutupi jati dirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bersama-sama, kini
aku dan Laz harus menipu lebih banyak orang lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sesungguhnya,
dunia manapun bisa saja berakhir setiap saat tanpa terduga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Namun kebohongan
inilah yang mungkin bisa membuat Dunia Vyrath lestari lebih lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sumber gambar: Flying Saucer</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">https://www.theherald.com.au/story/5052537/how-a-flying-saucer-landed-at-lambton/</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times New Roman, serif;">Informasi lebih lanjut mengenai Dunia Vyrath dapat disimak lewat label "vyrath" di blog ini.</span></div>
<br />Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-86828862031150084202018-05-03T22:30:00.000-07:002018-07-11T02:38:06.403-07:00ADILAGA Taruna Webcomic at Comico!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-JUSBG_8_9O8/WuvvBEFpqJI/AAAAAAAAGIo/kSroiiPUZQ0RgVf-NYAlHaQpUG7ngTWBACLcBGAs/s1600/IMG-20180411-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="597" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-JUSBG_8_9O8/WuvvBEFpqJI/AAAAAAAAGIo/kSroiiPUZQ0RgVf-NYAlHaQpUG7ngTWBACLcBGAs/s640/IMG-20180411-WA0003.jpg" width="297" /></span></a></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
<span style="background-color: white;">"Apakah arti seorang pahlawan?"</span></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
<b><span style="background-color: white;"><br /></span></b></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<b><span style="background-color: white;">ADILAGA Taruna</span></b></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;">Story and Concepts by Andry Chang<span class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: inherit;"><br />Artwork by Polemick</span></span></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline;">
<span style="background-color: white;"></span><br />
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
<span style="background-color: white;">Pencarian Julia, Brian dan Gilang terh<span style="font-family: inherit;">adap orang hilang berujung bencana. Juga bangkitnya legenda kuno dan superhero baru.</span></span></div>
<span style="background-color: white;">
</span><div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-8SALghIvk1w/WuvvThTzxAI/AAAAAAAAGIw/jF9BzNGperYQ9z57fQvHh18HMsn2_8GEgCLcBGAs/s1600/Taruna%2BComico%2BEntry.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="800" height="268" src="https://3.bp.blogspot.com/-8SALghIvk1w/WuvvThTzxAI/AAAAAAAAGIw/jF9BzNGperYQ9z57fQvHh18HMsn2_8GEgCLcBGAs/s640/Taruna%2BComico%2BEntry.png" width="640" /></span></a></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;">Langsung baca gratis, like dan share saja, rasakanlah gelora laga Taruna!</span></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;">Comico Webcomic App: Di kolom Challenge, cari judul Adilaga Taruna.</span></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;">Comico Web:</span><br />
<a href="http://www.comico.co.id/challenge/titles/497"><span style="background-color: white; color: black;"><span style="font-family: inherit;"><span style="cursor: pointer;">http://www.comico.co.id/challenge/titles/4</span></span>97</span></a><br />
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: white;">Chapter 1: Demi Sahabat</span></div>
<div style="font-family: inherit; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div class="separator" style="background-color: #783f04; clear: both; color: white; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-wtazXd5wvl8/Wuvvt3D85BI/AAAAAAAAGI4/iY7uRO8nyGsSMvmATReM7GZ_CB9EFhlAgCLcBGAs/s1600/IMG-20180405-WA0013.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="959" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-wtazXd5wvl8/Wuvvt3D85BI/AAAAAAAAGI4/iY7uRO8nyGsSMvmATReM7GZ_CB9EFhlAgCLcBGAs/s400/IMG-20180405-WA0013.jpg" width="298" /></a></div>
<div class="separator" style="background-color: #783f04; clear: both; color: white; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="background-color: #783f04; clear: both; color: white; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: #783f04; color: white; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Untuk info lebih lanjut, kunjungilah posting di sini:</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">http://fantasindo.blogspot.co.id/2018/05/adilaga-taruna-webcomic-at-comico.html</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Twitter/Instagram: @evernade</span></span><br />
<span style="font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">Facebook: @ligaadilaga</span></span></div>
</div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-50479098504541236112018-03-20T19:58:00.000-07:002018-03-22T00:18:03.621-07:00Vyrath, Dunia Tujuh Bencana<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-NVgyqdk8NyY/WrNYezOrbfI/AAAAAAAAGGM/DqvebQdI84gT7WPMRNyYX7s6Gujd7iU6gCLcBGAs/s1600/Vyrath%2BVolcano%2BEruption.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="177" data-original-width="284" height="398" src="https://2.bp.blogspot.com/-NVgyqdk8NyY/WrNYezOrbfI/AAAAAAAAGGM/DqvebQdI84gT7WPMRNyYX7s6Gujd7iU6gCLcBGAs/s640/Vyrath%2BVolcano%2BEruption.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 18.0pt;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 18pt;">Vyrath,
Dunia Tujuh Bencana</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Kreator:
Andry Chang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Catatan:
Ini adalah Konsep Dunia Alternatif dalam Semesta Omnia, satu semesta dengan
Everna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><br />
Arti nama Vyrath adalah Vyr (api) dan Rath (dunia), yaitu Dunia yang Selalu
Membara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sejak
tercipta dari Ledakan Besar bersamaan dengan lahirnya Sang Sumber, Vyrath di
Galaksi Caerver, Semesta Omnia, Vyrath termasuk planet yang tidak stabil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Di
Vyrath, selalu terjadi bencana yg bergilir di tujuh benua dalam dunia ini. Bila
ada banjir di benua pertama, berikutnya gempa bumi di benua kedua dsb.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Benua2nya
(nama tentatif) masing-masing punya bencana bergilir yang khas, kecuali ada
anomali lain yg lebih jarang.<br />
Musim ke-1: Banjir<br />
Musim ke-2: Gempa Bumi<br />
Musim ke-3: Gunung Meletus<br />
Musim ke-4: Tornado<br />
Musim ke-5: Hujan yang selalu petir bukan air.<br />
Musim ke-6: Kegelapan total<br />
Musim ke-7: Cahaya yg terlalu menyilaukan<br />
Rotasi bencana2 itu musiman. Satu musim di Vyrath kira-kira setara dengan tiga
bulan di Bumi. Satu tahun di Vyrath terdiri dari tujuh musim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Sang
Sumber, pencipta Semesta Omnia menempatkan 7 dewa penjaga di masing2 benua sbg
pawang utk meredam atau mencegah bencana2 khas itu. Makin giat mereka disembah,
makin kuatlah mereka. Bila rakyat banyak berdosa dan melakukan kejahatan, makin
sulitlah para dewa itu mencegah bencana yang bakal terjadi di satu daerah
tertentu. Atau kalau paling parahnya, bencana itu akan meluas ke daerah-daerah
lain di benua yang sama atau bertetangga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Tentunya
7 dewa itu adalah dewa api, dewi air, dewi angin, dewi bumi, dewa petir, dewa
cahaya dan dewa kegelapan. Ada 3 dewa yang jadi ambisius dan bersekongkol ingin
jadi 3 dewa tertinggi dan disembah seluruh dunia. Anehnya mereka adalah dewi
angin, dewi air dan dewa cahaya. Dewa api, dewi bumi dan dewa petir bersekutu
melawan konspirasi ini. Yang netral malah Dewa Kegelapan, tapi bisa saja suatu
hari ia memancing di air keruh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;"><br />
Kombinasi konflik jadi tak terbatas dan pahlawan-pahlawan dapat muncul dari
tempat2 tak terduga. Termasuk dari benua kedelapan yg tak dijaga, yaitu benua
es abadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Jadi,
kedelapan benua itu adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Jayanusa:
Pakai Mitologi Nusantara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: letusan gunung berapi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewi Air (seperti Nyi Roro
Kidul).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Shin-Han:
Pakai Mitologi China, Jepang & Korea.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: banjir. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewa Api.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Vimatha:
Pakai Mitologi India.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: gempa bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewi Angin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Aztache:
Pakai Setting Amerika.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: tornado.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewa Petir (seperti Quetzalcouatl
di Final Fantasy VIII)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Voltuscant:
Setting futuristik mirip Wakanda (MCEU Black Panther).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas:
hujan serba petir. Benua dengan wilayah paling kecil dan paling minim sumber
daya alamnya, tapi dibantu oleh teknologi yang diajarkan oleh Dewi Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewi
Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Noirheim:
Pakai Mitologi Yunani, Nordik atau Eropa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: kegelapan total.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewa Cahaya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Hamzariah:
Pakai Mitologi Timur Tengah dan Mesir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: cahaya silau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Dewa Kegelapan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Ycelier:
Setting Kutub Utara dan Rusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Bencana khas: tidak ada. Bencana rutin:
salju longsor, badai salju.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Penjaga: Tidak ada, rakyat cenderung
atheis atau menyembah Sang Sumber.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Catatan:
Nama-nama di atas dapat berubah sewaktu-waktu lewat pemberitahuan. Untuk di
grup kepenulisan tertentu, Andry Chang hanya menyumbang konsep dasarnya saja.
Pengembangan selanjutnya diserahkan pada para member grup tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt;">Update:
22 Maret 2018<o:p></o:p></span></div>
<br /></div>
Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-31313035636911027292018-02-26T05:12:00.000-08:002018-02-26T05:12:14.059-08:00EVERNA ranah.legenda - Lagan Doni dan Makhluk Langit - Eni Lestari<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd;">
<b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">LAGAN DONI
DAN MAKHLUK LANGIT </span></b><span style="font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Eni Lestari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ah, tolong, Tuan…” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Itu gadis kesepuluh yang
menggodanya minggu ini. Praktiknya selalu sama. Mereka pura-pura terjatuh
ketika membawa keranjang berisi aneka buah, sengaja menyibak rok untuk
menyajikan kaki mulus tanpa noda, tak lupa menunduk dalam-dalam, memperlihatkan
belahan dada yang memesona. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Kalau saja Lagan Doni seperti
Agam, pemuda kampung seberang yang terkenal bejat dan suka meniduri para gadis,
ia pasti sudah mengambil kesempatan itu—menggiring para gadis yang
‘menyodorkan’ dirinya di tengah jalan ke gubuk tak berpenghuni, memuaskan
hasrat lelakinya. Namun, alih-alih melakukannya, Lagan Doni cuma membantu gadis
itu berdiri, mukanya ditekuk masam, lalu pergi begitu saja, meninggalkan si
gadis penggoda yang melongo, menatap punggungnya dari belakang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni mendesah. Tak bisa
dipungkiri dengan paras tampan dan tubuh atletis dambaan semua wanita, banyak
gadis mengincarnya untuk dijadikan suami. Mereka melakukan segala macam cara,
dari yang sopan sampai binal. Sayang, Lagan Doni tak tertarik menikah. Ia tidak
suka terikat, berkomitmen, atau hal semacam itu. Toh, umurnya masih muda. Lagan
Doni merasa masa muda hanya sekali, jadi ia tak mau menghabiskannya dengan terkungkung
di bawah ketiak wanita. Intinya, ia tak mau melakukan sesuatu yang berpotensi membuat
kebebasannya terkekang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lagan Doni! Lagan Doni!” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Panggilan itu serta merta membuat
Lagan Doni menoleh. Ia melihat tetangganya Randu menghampirinya. Muka pemuda itu
terlihat panik dan napasnya terengah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“<st1:city w:st="on">Ada</st1:city> apa?” Lagan Doni merasa was-was. Ini
bukan pertama kali Randu menghampirinya dengan wajah panik seperti itu.
Terakhir kali menemuinya—kira-kira seminggu lalu—pemuda itu membawa kabar buruk.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ibumu… dia…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni mengumpat. Kakinya
melangkah cepat. Randu mengikuti di sampingnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Dia membuat keributan lagi?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lebih dari itu. Dia menjadikanmu
bahan taruhan. Kalau kalah, kau akan dinikahkan dengan putri Tuan Raju. Aku
tahu ibumu pandai bermain kartu. Sebelumnya, dia juga sudah menang sebanyak
tiga kali. Tapi, kupikir aku perlu memanggilmu. Tidak ada keberuntungan yang
datang terus-terusan. Apalagi Tuan Raju orangnya licik.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Tangan Lagan Doni terkepal. Ini
bukan pertama kali ibunya membuat keributan di kedai minum tempat Randu
bekerja. Semenjak ayahnya meninggal, ibunya itu seperti kehilangan arah. Ia
suka mengacau, minum minuman keras, bahkan berjudi. Lagan Doni tahu sebelum
menikah dulu, ibunya memang tergolong ‘nakal’. Mendiang ayahnya lah yang
berhasil ‘menjinakkan’-nya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Suara sorak sorai menyambut
kedatangan Lagan Doni begitu ia sampai di kedai. Tanpa permisi, Lagan Doni menerjang
arus kerumunan orang. Orang-orang itu tampak berkumpul di sudut kedai. Dari
seruan melengking yang dikenalnya, Lagan Doni tahu mereka tengah menonton
ibunya dan Tuan Raju bermain kartu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Akuilah kekalahanmu, Nyonya!”
Tuan Raju terbahak. “Aku tidak keberatan punya menantu Lagan Doni. Putriku
Sanggar Alam begitu memujanya. Sayang sekali, anakmu itu tak mempan dirayu. Ini
kesempatanku membuat putriku bahagia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Sayangnya, aku keberatan, Tuan
Raju,” sahut Lagan Doni. Ia menarik kartu yang dipegang ibunya, lalu
melemparnya ke tengah meja. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa yang kau lakukan?!!” jerit
ibu Lagan Doni. “Kau tidak lihat aku sedang sibuk?!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni melotot. Tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, ia menyeret ibunya itu keluar dari kedai. Ibu
Lagan Doni memberontak. Sumpah serapah juga keluar dari bibir Tuan Raju karena
Lagan Doni telah menginterupsi permainan kartunya. Lagan Doni tidak peduli. Ia
terus memegang lengan ibunya, membawa wanita setengah baya itu pulang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Beberapa pasang mata menyaksikan
pemandangan itu sambil berbisik-bisik. Lagan Doni tak mengindahkannya. Ia tahu
apa yang dipikirkan orang-orang itu. Mereka pasti berpikir ibunya biang onar.
Apa yang dilakukannya kali ini memang tak seberapa. Lagan Doni ingat, seminggu
lalu ibunya itu nyaris menari dengan tubuh telanjang karena kalah berjudi.
Untunglah, Lagan Doni datang tepat waktu, sehingga bisa mencegah aksi heboh
ibunya itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa aku harus mengikat tangan dan
kaki Ibu agar Ibu tak seenaknya pergi dan membuat kekacauan?” ucap Lagan Doni
begitu mereka sampai rumah. Lagan Doni memijat pangkal hidungnya, merasa lelah.
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa maksudmu?! Aku cuma menuruti
perintah ayahmu! Ini semua kemauan ayahmu!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni menghela napas panjang.
Alasan ini lagi. Lagan Doni sungguh bosan mendengarnya. Mana mungkin ayahnya
yang sudah meninggal bisa datang ke mimpi ibunya, memintanya melakukan hal-hal
bodoh, bahkan tak bermoral? Ibunya pasti sudah tidak waras. Mungkin kematian
ayahnya begitu mengguncang kesadaran ibunya, sehingga ibunya itu kerap
berhalusinasi, lalu pada akhirnya melakukan hal-hal yang tak masuk akal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ayahmu mendatangi Ibu semalam,
Lagan Doni. Ah, Ibu sangat merindukannya…” Mata ibu Lagan Doni menerawang. “Kami
berbincang lama sekali. Dia berkata Ibu harus pergi ke kedai dan menantang Tuan
Raju bermain kartu. Cuma itu pesan ayahmu semalam.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<i>Sinting</i>!<i> </i>Lagan Doni
sungguh ingin memaki ibunya seperti itu. Namun, ia masih tahu diri. Ia
menghormati ibunya. Ia selalu ingat pesan ayahnya dulu untuk tidak melukai hati
ibunya dan mengucapkan kata-kata kasar padanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ayahmu juga bilang sebentar lagi
kau akan menikah. Ah, Ibu sungguh tidak sabar melihatmu berkeluarga. Apalagi
dari dulu kau tidak pernah menanggapi permintaan ayahmu untuk lekas menikah.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni tak menggubris ucapan
ibunya. Ia melangkah pergi menuju kamarnya, meninggalkan ibunya yang termenung
memandang awan di kejauhan. <o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Jemari lentik itu bergoyang di
udara. Awan-awan di sekitarnya menggumpal seperti ribuan gula kapas yang disatukan,
lalu meledak menjadi serpihan. Serpihan awan itu kemudian meleleh, mengotori rambut
Nini Sari yang melintas di dekatnya. Tak hanya itu. Angin kencang menyusul
kemudian, meliuk-liuk, membuat baju Nini Sari berkibar dan rambutnya meriap
bagai tak disisir selama seminggu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengerling sebal. Ia
segera menghampiri Lembayung Senja yang tengah duduk di sebuah batu besar. Kaki
saudarinya itu ditekuk, dagu menempel di lututnya, dan matanya memandang ke
bawah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lihat kekacauan yang kau bikin!”
sembur Nini Sari sembari mendekat. Ia menunjuk penampilannya yang berantakan.
“Aku ada janji dengan Ratu. Aku sudah berdandan sejak pagi, tapi kau merusak
semuanya!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lembayung Senja melirik dengan
muka lesu, tak mengindahkan ucapan Nini Sari. Ia malah mengembuskan napas
panjang, kembali melamun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari bersungut-sungut karena
tak dipedulikan. Sebenarnya, ia tahu alasan Nini Sari bermuka lesu seharian ini.
Kemarin ia memergoki saudarinya itu turun ke Vanapada demi menjerat Lagan Doni
agar jadi miliknya. Meski tak tahu kejadian selengkapnya, namun melihat
ekspresi Lembayung Senja, Nini Sari tahu pasti adiknya itu lagi-lagi ditolak. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Tentu saja Nini Sari bahagia
melihat fakta itu. Semenjak bertemu Lagan Doni—kira-kira sebulan lalu—Nini Sari
juga menyukai pemuda itu. Waktu itu, ia, Lembayung Senja, dan <st1:city w:st="on">lima</st1:city> bidadari Kahyangan lainnya pergi mandi
di sebuah telaga terpencil di tengah hutan. Ketika pulang, mereka melihat Lagan
Doni tengah menebang kayu. Seketika langkah mereka terhenti. Mereka tak kuasa
memandang pesona Lagan Doni—perpaduan wajah tampan, tubuh tegap, lengan berotot,
serta keringat yang membasahi tiap jengkal kulitnya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aneh tapi nyata, mereka sama-sama
jatuh cinta pada Lagan Doni. Itu pertama kalinya ada pemuda manusia yang menarik
perhatian mereka. Lalu, sebuah usul pun tercetus—persaingan untuk merebutkan
Lagan Doni. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> bidadari itu boleh
mengerahkan usaha apa saja asal bisa memiliki Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Satu per satu bidadari mulai
melancarkan aksinya. Sayang, Lagan Doni tak mempan dirayu. Bahkan ketika ada
yang tak tahu malu menyergap pemuda itu di semak-semak, Lagan Doni juga tak
tergoda. Ia malah berlari menjauh sambil berseru baru saja bertemu orang gila. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Akhirnya, <st1:city w:st="on">lima</st1:city> bidadari lain menyerah untuk mendapatkan
Lagan Doni. Kini, hanya tersisa Nini Sari dan Lembayung Senja yang masih
menyisakan aroma persaingan. Tapi, melihat wajah lesu Lembayung Senja,
sepertinya gadis itu kali ini hampir menyerah. Sesuatu yang sangat diharapkan
Nini Sari tentunya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Jadi, apa kau mengikuti jejak
yang lain, merelakan Lagan Doni untukku?” Nini Sari mengangkat alisnya
tinggi-tinggi dengan raut muka sombong.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lembayung Senja menjulingkan
matanya malas. “Jangan berkhayal, Nini Sari. Lihat dirimu. Memang kau pantas
mendapatkan Lagan Doni?” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari merengut. Memang kalau
dibandingkan bidadari penghuni Kahyangan lainnya, ia tak memiliki tubuh ideal
yang digilai para pria. Wajahnya pun biasa saja. Yang mampu dibanggakannya
paling kecepatannya membaca dan suaranya yang merdu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Begini ya, saudariku.” Nini Sari
menepuk bahu Lembayung Senja sok perhatian. “Untuk mendapatkan Lagan Doni, kau
butuh sesuatu yang lain. Asalnya dari sini…” Nini Sari mengetuk dahinya dengan
jari telunjuk. “Kuno sekali <st1:state w:st="on">kan</st1:state>
menjerat lelaki dengan modal dada dan paha?” Nini Sari terbahak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lembayung Senja melotot
mendengarnya. Nini Sari terus tertawa. Ia kemudian berlalu, meninggalkan
Lembayung Senja yang terus mengumpat karena dikatai oleh Nini Sari. <o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Jadi, apa aku harus berdiam terus
di sini, tanpa melakukan apa pun?” sungut Nini Sari. Ia meneguk tuak di meja,
lalu bersendawa keras-keras. Pemuda di hadapannya mengernyit dengan wajah tak
suka dengan kelakuan Nini Sari. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tak ingin para saudariku yang
lain mencapku bermulut besar. Kau sudah berjanji padaku, Awan. Kau akan
membantuku membungkam mulut saudariku yang sering meremehkanku!” lanjutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Pemuda itu, Aksara Awan, tersenyum
kecil. Ia menepuk lengan Nini Sari yang gusar, tatapannya berubah menenangkan.
“Aku tahu. Tenang saja, Nini Sari. Rencanaku sudah sempurna. Aku sudah
memperhitungkan semuanya. Setelah ini, kau tinggal turun ke Vanapada dan
mengikuti semua instruksiku.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mata Nini Sari berbinar. “Apa itu
berarti Lagan Doni akan jadi milikku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Untuk hal itu aku belum bisa
memastikannya. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city>
yang tidak bisa kubaca. Sepertinya, tanpa sepengetahuannya, Lagan Doni punya
ilmu kanuragan. Kekuatanku tak bisa menjangkaunya,” jelas Aksara Awan. “<st1:city w:st="on">Ada</st1:city> sesuatu dalam dirinya
yang mengikat dan memikat. Mungkin itu sebabnya dia bisa membuat makhluk Kahyangan
tertarik padanya. Manusia biasa tak mungkin bisa melakukannya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengangguk mengerti.
“Jadi, kapan aku bisa menjalankan rencanamu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan mendongak, memandang semburat
jingga di langit, tanda hari menjelang petang. “Aku masih harus menunggu
pertanda-pertanda. Tapi bisa kupastikan dalam waktu dekat…” Aksara Awan
memandang Nini Sari dengan tatapan sukar diartikan. “Apa kau sungguh-sungguh
terhadap pemuda itu, Nini Sari? Kalau sampai Paduka Raja tahu, ia tak mungkin
merestui kalian. Makhluk Kahyangan dan manusia Vanapada tak boleh bersatu dalam
pernikahan. Akan ada bencana besar kalau itu sampai terjadi. Kau tahu itu, <st1:state w:st="on">kan</st1:state>?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengibaskan tangannya. “Ah,
itu <st1:state w:st="on">kan</st1:state> cuma
dongeng bikinan tetua kita.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Itu bukan cuma dongeng, Nini
Sari!” hardik Aksara Awan. Nini Sari sampai tersentak mendengarnya. Aksara Awan
menghela napas. Ia menatap gadis di depannya dengan sorot minta maaf. “Kalau
ini cuma sekadar permainan belaka, persaingan antar saudara seperti katamu, aku
mau saja membantu. Tapi kalau lebih dari itu, aku tak mungkin mengambil
konsekuensi besar atas apa yang akan terjadi. Karena itu, jawab aku, Nini Sari.
Apa kau sungguh-sungguh terhadap Lagan Doni? Kau berniat bersama dengannya,
atau bahkan… menikahinya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari terdiam. Kepalanya
tertunduk. Ia tahu susah menyimpan rahasia dari Aksara Awan. Namun, alih-alih
mengaku, Nini Sari menendang tungkai kaki pemuda itu. Ia tergelak, lalu
menepuk-nepuk pahanya, seolah baru saja menyaksikan acara parodi tahunan yang
diselenggarakan pihak Kahyangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Mukamu serius sekali, Awan,” ucap
Nini Sari di sela-sela tawanya. Setelah puas tertawa, ia duduk di samping Aksara
Awan, lalu merangkul bahu pemuda itu. “Begini, sejak kapan aku menaruh minat
serius terhadap laki-laki? Aku bahkan menolak pinangan Raja Guntur. Padahal kau
tahu sendiri hampir semua penghuni Kahyangan—termasuk para saudariku—tergila-gila
padanya. Yah, sebelum mereka berubah haluan menggilai Lagan Doni…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Bukan itu masalahnya. Yang ingin
kuketahui adalah perasaanmu yang sesungguhnya,” sergah Aksara Awan tegas, tak
ingin Nini Sari mengalihkan pembicaraan pada hal lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari kembali terdiam. Ia
susah mengakui telah jatuh cinta pada Lagan Doni—bukan seperti saudarinya yang
lain yang menjadikan pemuda itu sebagai objek obsesi sesaat. Yang dirasakannya lebih
dari itu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tak tahu bagaimana
awalnya. Mulanya, ia hanya suka melihat pemuda itu. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city> daya tarik yang kuat pada dirinya,
sehingga Nini Sari betah berlama-lama memakai wujudnya sebagai merpati Kahyangan
dan turun ke Vanapada, mengekor ke mana pun Lagan Doni pergi. Ia juga suka membuntuti
Lagan Doni ke hutan, memerhatikan pemuda itu menyadap lontar atau menebang
kayu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tak bisa mendeskripsikan
perasaannya. Dulu, ia hanya akan tertawa ketika mendengar penuturan saudarinya ketika
mereka jatuh cinta. Kini, ia tahu rasanya. Mungkin seperti itulah definisi
dimabuk <st1:city w:st="on">asmara</st1:city>,
seperti yang dulu sering didengarnya. Satu hal yang baru pertama ini
dirasakannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku…” Nini Sari menundukkan
kepala. Ia mendesah panjang. “Aku tahu tak bisa membohongimu terus-terusan,
Awan. Ya, aku memang menyukai Lagan Doni. Lebih dari yang kau pikirkan. Dan ya,
aku juga berkeinginan menikah dengannya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau tahu itu tak mungkin bisa
terwujud. Akan ada bencana besar…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tahu! Kau tak perlu
mengatakannya dua kali!” sahut Nini Sari ketus. “Tapi, kau berjanji padaku,
Awan. Apa kau lupa janjimu sendiri?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan tersentak. Ia ingat
peristiwa puluhan tahun silam, ketika klannya dihabisi para penunggang naga. Saat
itu, pihak Kahyangan lah yang menyelamatkannya. Sebagai imbalannya, ia dan
beberapa anggota keluarganya yang selamat pun dijadikan budak. Mereka bekerja
rodi demi para penghuni istana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Keadaan Aksara Awan sungguh parah
saat itu. Tubuhnya kurus kering, pakaian pun tak layak. Pihak istana memang
berlaku kejam pada para budak. Saat itulah, ia bertemu Nini Sari. Nini Sari
berumur sepuluh tahun dan sedang berjalan-jalan ke pasar ketika tanpa sengaja
ia melihat Aksara Awan memanggul karung berisi bahan makanan. Karena belum
makan sejak pagi, Aksara Awan tampak lesu. Karungnya pun terlepas dari
genggaman, menyebabkan isinya tumpah ruah di jalan. Seorang mandor mendekat. Ia
lalu menendang tubuh Aksara Awan tanpa ampun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Melihat hal itu, Nini Sari segera
berlari dan merentangkan tangan, meminta mandor itu berhenti menendangi Aksara
Awan. Dengan otoritas sebagai putri <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Paduka
Raja</st1:city>, <st1:state w:st="on">ia</st1:state></st1:place> meminta
Aksara Awan agar dibebaskan dari budak. Ia ingin Aksara Awan menjadi asisten
pribadinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tak mungkin lupa…” Aksara
Awan berlutut di hadapan Nini Sari, mengenyahkan segala macam perasaan yang
berkecamuk di batinnya. Janji masa lalu itu mengikatnya. Janji yang dibuatnya
untuk penyelamat dirinya. Bahwa ia rela mengorbankan segalanya demi Nini Sari—demi
kebahagiaan, demi tawa ceria yang menghias bibir gadis itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tersenyum tipis. Ia tahu
selalu bisa mengandalkan Aksara Awan, memanfaatkan pemuda itu lewat kebaikan
kecil tak berarti yang dilakukannya dulu.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Kabut itu tebal, membuat Aksara
Awan berusaha sekuat tenaga mengerahkan tenaga dalam untuk menyibaknya. Rasanya
sungguh sulit. Pemuda itu sampai kewalahan. Kekuatannya pun sudah diambang
batas. Sementara kabut itu makin menebal, berwarna keabuan, dan nyaris membuat
matanya buta. Aksara Awan terpaksa menyerah. Ia pun berbalik, keluar dari ruang
mimpi Lagan Doni. Ia sungguh merasa kesal. Ini usahanya yang kesekian kali, tapi
ia tak kunjung bisa menyelisik mimpi pemuda incaran Nini Sari itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan membuka mata. Peluh
membanjiri sekujur tubuhnya, meski udara malam ini dingin membeku. Ia duduk di
bawah pohon di hutan keramat Kahyangan, kepalanya mendongak, memandang dedaunan
hijau kehitaman. Tak ada nyala api. Hanya sinar bulan purnama di langit yang
menemani ritualnya malam ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Alis Aksara Awan merengut. Ia
merasa kalah. Meski sudah membaca literatur berisi aneka mantra dan
meningkatkan ilmu kanuragan, usahanya itu tak juga membuahkan hasil. Ia masih
belum bisa memasuki ruang mimpi Lagan Doni. Pemuda daratan itu—entah bagaimana—mempunyai
pelindung. Dan Aksara Awan tak bisa merusaknya. Itulah yang membuatnya kesal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Berbeda sekali ketika ia mencoba
memasuki ruang mimpi ibu Lagan Doni. Mudah saja baginya untuk menanamkan
pemikiran aneh dan absurd pada wanita itu. Misalnya saja ketika ia menyaru sebagai
suaminya yang telah meninggal dan memintanya melakukan ini-itu. Esoknya, ibu
Lagan Doni pun melakukan perintahnya, seolah baru saja mendapat wangsit dari
langit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan memang menjadikan ibu
Lagan Doni sebagai kelinci percobaan, sebelum melakukannya pada Lagan Doni. Tapi,
menyadari mimpi Lagan Doni sukar ‘ditaklukkan’, Aksara Awan menata ulang
rencananya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Pemuda itu berpikir sejenak,
mempertimbangkan segala hal. Senyum menghias wajahnya. Matanya kembali
terpejam. Tanpa mendapat kesulitan yang berarti, roh Aksara Awan memasuki pintu
ruang mimpi ibu Lagan Doni. Ia mengubah wujudnya menjadi Nini Sari. Jemarinya melayang
di udara dan seketika panorama alam mimpi ibu Lagan Doni berubah. Aksara Awan
tersenyum. Kakinya melangkah ringan, siap melakukan rencananya.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mentari pagi menyembul ringan dari
balik gunung tertinggi di Keroko Puken, sebuah pulau-desa tempat tinggal Lagan
Doni. Sinarnya bersemburat jingga, memancar lembut pada embun di dedaunan,
membuat Lagan Doni yang baru saja bangun menatapnya kagum. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni memang suka bangun pagi.
Biasanya, sebelum ke hutan untuk mencari kayu bakar dan menyadap lontar, ia duduk
di bawah pohon randu tak jauh dari rumahnya. Lagan Doni menikmati aktivitas
pagi yang menyegarkan—kicau burung di kejauhan, kokokan ayam jago, atau
orang-orang bertopi caping yang melintas hendak ke sawah. Hal itu membuatnya
bersemangat untuk memulai harinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Sayang, akhir-akhir ini Lagan Doni
jarang tertidur lelap. Rasanya ada sesuatu yang mengusik tidurnya, membuatnya
kerap terbangun tengah malam. Alhasil, pagi ini ada sisa kantuk yang tersisa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni menguap lebar. Ia bangkit
dan memandang jendela kamar ibunya. Seperti biasa, ibunya akan bangun siang.
Lagan Doni mendesah. Tanpa berpamitan, ia pun pergi menuju hutan, memulai
aktivitas paginya—mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Seperti disengat lebah, Ibu Lagan
Doni meloncat bangun dari tidurnya. Mata wanita itu mengerjap berulang kali,
teringat mimpinya semalam. Spontan saja ia berteriak memanggil Lagan Doni.
Karena anaknya itu tak juga menyahut, wanita itu segera berkeliling rumahnya.
Lagan Doni tak terlihat di mana-mana. Ibu Lagan Doni mendengus dan mengumpat,
lupa sepenuhnya kewajiban Lagan Doni yang harus pergi ke hutan di pagi hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni termenung di depan
rumahnya. Ia kembali terngiang mimpinya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Dalam mimpinya, ibu Lagan Doni
bertemu seorang gadis berperawakan mungil, namun terlihat cantik. Mereka
melakukan perjalanan melintasi <st1:city w:st="on">padang</st1:city>
rumput. Ibu Lagan Doni bisa melihat awan berarak di langit, domba-domba
merumput, dan dari kejauhan hutan pinus tampak kehijauan. Pemandangan yang
sangat indah, membuat ibu Lagan Doni betah. Terlebih gadis mungil bersamanya
bernyanyi dengan suara merdu. Ibu Lagan Doni terbuai nyanyiannya. Ia merasa
ingin berada di tempat itu untuk selamanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Tiba-tiba saja, nyanyian gadis itu
berhenti. Ibu Lagan Doni menoleh. Ia tak mendapati gadis itu di mana pun. Yang
ada di sampingnya malah seekor burung merpati. Burung itu terbang dan hinggap
ke pangkuan ibu Lagan Doni. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa kau menyukai nyanyianku,
Nyonya?” tanya burung itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni terperanjat. Ia tak
menyangka merpati itu bisa bicara. “Si-siapa kau?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Burung itu terbang mengitari ibu
Lagan Doni. “Aku adalah Nini Sari, sang merpati Kahyangan. Ini adalah taman
tempat tinggalku di Kahyangan. Apa Nyonya menyukai tempat ini?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni mengangguk. “Tempat
ini sangat indah. Nyanyianmu juga indah.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Merpati itu berhenti terbang. Asap
mendadak mengepul dari tubuhnya. Sosok merpati itu hilang, digantikan gadis
mungil berwajah cantik. Ibu Lagan Doni melongo, tak percaya dengan apa yang
dilihatnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa tujuanmu membawaku kemari,
Nini Sari?” tanya ibu Lagan Doni, setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“<st1:city w:st="on">Ada</st1:city> sesuatu yang kuinginkan darimu, Nyonya. Aku
sedang bersiteru dengan ayahku. Dia memaksaku menerima pinangan salah seorang
temannya. Karena itulah, aku ingin meninggalkan Kahyangan dan tinggal di dunia.
Apa kau sudi membantuku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Untuk apa aku membantumu? Itu tak
ada gunanya bagiku. Malah akan menambah beban keluargaku. Perlu kau tahu,
suamiku baru saja meninggal. Aku cuma tinggal dengan anakku Lagan Doni. Kau
hanya akan menghabiskan beras simpanan kami kalau tinggal bersama kami,” ucap
ibu Lagan Doni ketus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Tenang saja, Nyonya. Kalau ini
masalah materi, aku bisa membantumu. Kujamin aku tak akan membebanimu.
Lihatlah…” Nini Sari meraup dedaunan yang meranggas di tanah. Dalam sekejap
mata, dedaunan itu berubah menjadi berkeping-keping emas. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mata ibu Lagan Doni membeliak. Ia
menelan ludah. Sebelah tangannya terulur, hendak memegang kepingan emas itu.
Nini Sari menggeleng cepat. Ia kembali mengajukan penawaran. “Apa kau masih
bersikeras tidak akan membantuku, Nyonya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni berdehem. “Baiklah,
aku menerima tawaranmu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kalau begitu, aku akan selekasnya
menemuimu, Nyonya. Sampai jumpa.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mendadak angin berembus kencang,
menerbangkan dedaunan. Mata ibu Lagan Doni menyipit. Ketika membuka mata, ia
sadar tak berada di <st1:city w:st="on">padang</st1:city>
rumput. Yang dilihatnya adalah langit-langit rumahnya yang terbuat dari daun
rumbia. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni mengembuskan napas.
Matahari sudah tinggi, tapi anaknya itu tak juga pulang. Ia sungguh ingin
menceritakan mimpinya semalam. Ini adalah kesempatan baginya untuk memperoleh
kekayaan tanpa perlu bekerja keras.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Karena tak sabar menunggu kepulangan
anaknya, ibu Lagan Doni segera menyiapkan bekal makanan. “Aku akan mencari
Lagan Doni ke hutan!” serunya seraya melangkah menyusuri jalan setapak yang
menghubungkan gubuknya dengan hutan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Sebenarnya, ibu Lagan Doni tak
pernah menjejakkan kakinya ke hutan. Tapi, ia tak kuasa menahan hasrat untuk
bertemu anaknya, menceritakan mimpinya itu. Tiba-tiba, ibu Lagan Doni
menghentikan langkah. Ia teringat mimpinya beberapa waktu lalu, ketika mendiang
suaminya berkata Lagan Doni akan lekas menikah. Mungkinkah…? Ibu Lagan Doni tersenyum
lebar. Ia makin bergegas, tak sabar bertemu anak semata wayangnya.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengangguk mendengar
penjelasan Aksara Awan. “Apa rencana ini akan berhasil?” ujarnya, sedikit tidak
yakin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau meragukanku?” Aksara Awan
terlihat tersinggung. Setelah usaha yang dilakukannya, kini Nini Sari malah
menyangsikan rencana yang sudah dirancangnya dengan matang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Bukan begitu, Awan. Aku tidak
suka berspekulasi. Apalagi kau melibatkan ibu Lagan Doni. Aku tak ingin
melibatkan pihak luar untuk mendapatkan Lagan Doni.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan mendengus. “Sudah
kubilang, Lagan Doni punya ilmu kanuragan. Aku tak bisa menembus ruang mimpinya
untuk memengaruhinya. Jalan satu-satunya adalah melibatkan ibunya. Tenang saja,
Nini Sari, semua sudah kuperhitungkan. Aku sudah paham watak ibu Lagan Doni.
Dia seorang yang kikir, pemaksa dan suka berbuat nekat. Dan dari pengamatanku,
meski Lagan Doni tak menyukai ibunya, dia tak bisa membantahnya. Dia juga tak
mungkin meninggalkannya, karena mendiang ayahnya pernah berkata untuk menjaga
ibunya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mendesah panjang. Walau ada
rasa tak nyaman, ia tak punya alasan untuk menolak. Terlebih ini demi
mendapatkan Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Baiklah, aku akan mengikuti
kata-katamu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kalau begitu, kita berangkat
sekarang?” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengangguk kecil. Mereka
segera berubah wujud—Nini Sari menjadi merpati dan Aksara Awan menjadi gagak.
Sayap mereka berkepak dan menembus awan-awan, menuju bumi Keroko Puken yang
terlihat bagai untaian mutiara berwarna kehijauan dari atas langit.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan yang memakai wujud
gagak bertengger di dahan sebuah pohon. Ia menunggu kedatangan Lagan Doni. Ia
sengaja menyihir jalan setapak dalam hutan, sehingga pemuda itu susah menemukan
jalan pulang. Tiap Lagan Doni berbelok dan menyusuri jalan setapak yang biasa
ia lalui, ia akan menemui jalan bercabang. Terus seperti itu sampai berjam-jam,
sehingga bisa dipastikan Lagan Doni tak akan bisa sampai rumah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Sial! Kenapa dari tadi jalannya
berputar-putar terus?!!” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Terdengar umpatan tak jauh dari Aksara
Awan. Aksara Awan tersenyum. Ia mengubah wujudnya menjadi wujud manusia, dan
melompat turun ke bawah. Kakinya mantap menjejak tanah. Aksara Awan lalu mengintip
dari balik pohon. Selang beberapa meter darinya, Lagan Doni tampak kelelahan
membawa kayu bakar. Pemuda itu berhenti sejenak. Ia menyandarkan kayu bakarnya
yang diikat pada sebatang pohon, lalu duduk untuk beristirahat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ini pertama kalinya Aksara Awan
melihat Lagan Doni secara langsung, tidak melalui penerawangan yang
dilakukannya selama ini. Secara fisik, pemuda itu memang sempurna. Tapi, ada
aura lain yang terpancar dari sosoknya. Aura itu berwarna keunguan, memancar
dari atas kepalanya. Aura itulah yang mampu memikat bidadari penghuni Kahyangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Siapa itu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan terperanjat karena Lagan
Doni menyadari kehadirannya. Ia segera keluar dari balik pohon dan memasang tampang
lelah. Ketika bertatapan dengan Lagan Doni, pemuda itu membelalak, seolah baru
saja melihat hantu muncul dari bawah sungai. Hal itu membuat Aksara Awan
sedikit tidak nyaman. Tapi, ia berusaha mengenyahkan perasaan itu dan fokus
melakukan sandiwaranya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tersesat…” ucap Aksara Awan
lesu. Ia juga memegangi perutnya sambil setengah meringis. “Aku juga kelaparan.
Apa kau punya sedikit minuman?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni menggeleng. “Maaf,
bekalku sudah habis.” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan mendesah sambil
terhuyung-huyung. Ia lalu berpura-pura pingsan dan menubruk tubuh Lagan Doni
yang berkeringat. Lagan Doni tersentak. Segera dipapahnya Aksara Awan dan
disandarkan pada sebatang pohon.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau tidak apa-apa?” ucap Lagan
Doni cemas. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan mengerang. Lagan Doni
menelan ludah, takut pemuda di hadapannya mati karena kelaparan. Ia segera
berdiri, teringat ada mata air yang dilewatinya tadi. Secepat kilat ia ke <st1:city w:st="on">sana</st1:city>, sambil sesekali
menoleh ke belakang, memastikan orang itu mau menunggunya sejenak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ketika Lagan Doni tak terlihat
lagi, Aksara Awan terkikik geli. Ia tak menyangka aktingnya bagus juga, mampu
mengecoh Lagan Doni. Saat Aksara Awan mendengar derap kaki mendekat, ia kembali
memejamkan mata, pura-pura pingsan. Ia mendengar Lagan Doni begitu cemas
melihatnya tak sadarkan diri. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa yang harus kulakukan?!” seru
Lagan Doni panik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; tab-stops: 106.35pt; text-align: justify;">
Aksara Awan
mendengar Lagan Doni berjalan mondar-mandir. Tiba-tiba, pemuda itu berhenti
melakukannya. Aksara Awan menunggu. Ia mendengar Lagan Doni seperti meneguk air
yang dibawanya. Aksara Awan tersentak ketika jemari Lagan Doni membuka mulutnya. Tanpa permisi,
matanya sontak terbuka dan mendapati Lagan Doni mendekatkan wajah, dan
mengalirkan air lewat mulutnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; tab-stops: 106.35pt; text-align: justify;">
Aksara Awan
membatu. Lagan Doni pun tak bereaksi apa-apa. Mereka bertatapan dalam diam,
mencoba mengerti apa yang baru saja terjadi—yang tentunya jauh dari sesuatu yang
diharapkan Aksara Awan.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tahu sebentar lagi ibu
Lagan Doni akan melewati mata air yang biasanya ia kunjungi untuk berendam
bersama bidadari Kahyangan lainnya. Sejak setengah jam lalu, dengan wujud
burung merpati, Nini Sari memang menguntit ibu Lagan Doni dari belakang. Tak
urung, Nini Sari cemas. Bagaimana kalau rencana Aksara Awan tak berjalan sesuai
yang dikehendakinya? Apa yang harus ia lakukan? Nini Sari menggelengkan
kepalanya pelan, mengusir pikirannya yang mendadak ragu-ragu. Ia berusaha
optimis dan mempercayai setiap langkah yang telah diatur Aksara Awan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lagan Doni!! Anakku!!” Ibu Lagan
Doni terus memanggil-manggil nama anaknya di sepanjang jalan. Nini Sari tahu
inilah saatnya. Ia pun melambaikan selendang yang melingkar di pinggangnya.
Serta merta, tubuhnya melayang, mendekati ibu Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni menjerit begitu
melihat penampakan seseorang yang melayang di atasnya. Wanita itu mengerjap,
takut telah melihat hantu. Baru ketika Nini Sari memanggil namanya dan
menjejakkan kakinya di tanah sejajar dengannya, ibu Lagan Doni menghela napas
lega. Ia tahu gadis di hadapannya adalah seseorang yang muncul di mimpinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau ingat janjimu, Nyonya?”
tuntut Nini Sari, sesuai skenario yang dijelaskan Aksara Awan sebelumnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Perlihatkan emas-emas itu.” Ibu
Lagan Doni tak mau kalah. Ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan mendapat
pundi-pundi emas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari meraup dedaunan kering.
Matanya terpejam, dan bibirnya mengucap mantra yang dipelajarinya dari Aksara
Awan. Dedaunan itu tak berubah menjadi apa pun. Sebagai gantinya, ia malah
melihat ibu Lagan Doni memekik riang dan menghambur ke arahnya, mengambil
dedaunan kering yang dilihatnya sebagai kepingan emas. Nini Sari tertawa dalam
hati. Rupanya pengaruh mantra yang bersifat halusinasi itu sungguh mempan
terhadap ibu Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Sekarang kau percaya padaku,Nyonya?”
tanya Nini Sari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ya, ya. Ini lebih dari cukup.” Mata
ibu Lagan Doni berbinar-binar. “Ah, aku punya satu permintaan lagi. Kalau ini
kau turuti, aku akan membawamu ke rumahku.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa itu, Nyonya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau harus bersedia menikahi
anakku Lagan Doni.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari melongo, tak menyangka
ibu Lagan Doni akan meminta hal itu—sesuatu yang memang diinginkannya. Sekarang
Nini Sari percaya sepenuhnya pada Aksara Awan. Analisis pemuda itu sungguh jitu.
Tak diragukan lagi kemampuannya ‘membaca’ pribadi orang lain, juga kemampuannya
memengaruhi orang lain lewat alam bawah sadarnya—melalui ruang mimpinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Baiklah, aku akan menuruti
permintaanmu, Nyonya,” pungkas Nini Sari. “Tapi, ada syarat yang harus kau
penuhi, mengingat aku adalah makhluk Kahyangan. Apa kau bersedia memenuhinya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Pasti.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tersenyum. Ia mengulang apa yang diucapkan Aksara Awan
padanya. Ibu Lagan Doni mengangguk setuju. Ia tak peduli resiko yang akan
didapatnya. Yang terpenting, ia sudah mewujudkan keinginan mendiang suaminya.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Jadi, kau sedang mencari adikmu?”
tanya Lagan Doni. Ia berjalan sembari memanggul kayu bakarnya. Walau lelah, ia
berusaha tak menunjukkannya pada Aksara Awan, pemuda yang ditolongnya beberapa
saat lalu. Pemuda itu kini tampak sehat setelah Lagan Doni memberinya minum
lewat… wajah Lagan Doni sedikit jengah ketika memikirkannya. Namun, ia berusaha
keras melupakan kejadian itu. Apa yang dilakukannya murni spontanitas. Perihal
Aksara Awan tiba-tiba membuka mata, ia berpikir mungkin itu hanya refleks saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan bergumam samar. “Ya.
Dia kabur dari rumah. Aku harus lekas menemukannya, sebelum ayah kami marah
besar.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni mengangguk saja. Ia tak
berniat ingin tahu alasan yang membuat adik Aksara Awan kabur dari rumah. Lebih
dari itu, ia berusaha mengusir kecanggungan yang menguar dari Aksara Awan.
Pemuda itu menjaga jarak dengannya, meski mereka berjalan bersisian. Lagan Doni
memaklumi sikap Aksara Awan. Masalahnya, ia masih tak tahu bagaimana harus
bersikap. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni melirik Aksara Awan.
Kulit pemuda itu putih bersih bak susu, tak seperti pemuda di kampungnya yang
karena sering beraktivitas di luar, kulitnya berubah menjadi kecokelatan sehat.
Ia juga tampak ringkih dan penyakitan, seolah tak pernah melakukan pekerjaan
berat. Lagan Doni yakin Aksara Awan tak berasal dari Keroko Puken, atau desa di
sekitarnya. Lagan Doni suka bertualang, mengelilingi bumi Keroko Puken yang
berbentuk kepulauan di bagian timur wilayah kepulauan Rainusa di jazirah
Antapada itu. Ia ingat tak pernah bertemu pemuda seperti Aksara Awan
sebelumnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Itu rumahku,” tunjuk Lagan Doni
ketika ia melihat gubuknya. “Setelah meletakkan kayu bakar ini, aku bisa
membantumu mencari adikmu. Bagaimana?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan terlihat senang.
“Terima kasih. Aku menghargai kebaikanmu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni balas tersenyum. Ia
mendongak, memandang langit yang kemerahan, tanda hari menjelang petang. Biasanya,
ia tak pernah pulang terlambat seperti hari ini. Lagan Doni tahu ibunya tak
mungkin mengkhawatirkannya, karena ia lebih suka berada di kedai untuk
minum-minum. Namun, alangkah terkejutnya Lagan Doni ketika mendapati ibunya
tengah menunggunya. Perempuan setengah baya itu langsung memeluknya. Wajahnya
tampak berbinar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“<st1:place w:st="on">Ada</st1:place> apa, Ibu?” tanya Lagan Doni heran. Ia
menurunkan kayu bakar yang dibawanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Menyadari Lagan Doni tak datang
sendiri, ibu Lagan Doni memicingkan mata. Ia memandang pemuda yang datang
bersama Lagan Doni dengan cermat. Tatapan matanya seolah menilai penampilan
pemuda itu yang kurus kering dan berwajah manis, seperti perempuan saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Siapa dia?” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni segera memperkenalkan
Aksara Awan, juga awal mula perkenalan mereka di hutan. Ibu Lagan Doni tidak
terlalu menggubrisnya. Ia tampak acuh tak acuh. Lagan Doni sedikit merasa tak
enak pada Aksara Awan melihat perilaku ibunya yang tidak sopan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku sudah mendapatkan istri
untukmu, Anakku,” ucap ibu Lagan Doni, membuat Lagan Doni terkejut. Ia melirik
Aksara Awan yang menggeser langkahnya untuk menjauhinya dan duduk di bawah
pohon randu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa maksud Ibu?” bisik Lagan
Doni. Ia sungguh tak suka tiap ibunya itu menyinggung gadis mana yang layak
dinikahinya. Ia benar-benar tak berniat menikah sekarang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau akan tinggal bersamanya. Dia
ada dalam rumah. Kalian akan tinggal sekamar. Tak perlu upacara pernikahan, juga
tak perlu mahar. Dia milikmu sekarang.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni berang. “Sudah
kubilang, aku tak mau menikah, Ibu! Jangan memaksaku! Aku tak mau menuruti
kemauan Ibu!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Ibu Lagan Doni melotot. Ia
mencengkeram lengan Lagan Doni yang berotot. “Kali ini kau harus menuruti
perintah Ibu! Ini kesempatan bagiku untuk mendapat pundi-pundi emas. Lihatlah!”
Ibu Lagan Doni mengeluarkan dedaunan kering yang disembunyikan di balik
bajunya. “Apa kau tidak lihat emas-emas ini? Kau tak perlu bekerja lagi,
Anakku. Syaratnya, kau hanya perlu sekamar dengan gadis pilihan Ibu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni mendengus. Ia
menunjukkan dedaunan kering itu dengan tatapan mencemooh. “Apa Ibu sudah gila?
Ini cuma daun kering!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ini emas, Lagan Doni! Apa kau pikir
Ibu sedang bercanda sekarang?!!” Ibu Lagan Doni naik pitam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni mendesah panjang.
Ditatapnya wajah ibunya yang berharap penuh padanya. Satu pikiran terbersit di
benaknya. Mungkin ibunya memang sudah tidak waras sekarang. Mungkin otaknya
sudah korslet atau ia mengalami delusional parah, sehingga bisa melihat sesuatu
yang tak sesuai dengan kenyataan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ibu…” Lagan Doni memegang kedua
bahu ibunya. “Aku mohon, berhentilah melakukan ini semua. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city> sesuatu yang tak beres pada diri Ibu.
Mungkin Ibu sakit. Aku akan membantu Ibu menyembuhkannya. Ibu mau, <st1:state w:st="on">kan</st1:state>?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tidak sakit, Lagan Doni!”
teriak ibu Lagan Doni marah. “Bisa-bisanya kau mengatai ibumu sakit, padahal
aku berusaha agar kau tak perlu bekerja keras lagi!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ibu…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kalau kau tak menuruti kata-kata Ibu,
Ibu akan loncat dari tebing Patuah Alam!” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni berdecak. Tebing Patuah
Alam adalah tebing tertinggi di Keroko Puken, yang berbatasan langsung dengan
sungai Renggani. Sungai Renggani berarus deras. Siapa pun yang tercebur ke sana,
dipastikan tidak akan selamat. Selama ini, sungai Renggani dijauhi penduduk
Keroko Puken. Sudah banyak yang tewas akibat terseret arus di sungai itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Baiklah, Ibu. Baiklah…” Lagan
Doni akhirnya mengalah. Ibunya memang egois dan kerap berbuat nekat, tak peduli
itu akan mencelakakan dirinya atau tidak. Lagan Doni tak mau mengambil resiko.
Meski itu artinya ia harus mengorbankan perasaannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Nah, itu baru anakku!” Ibu Lagan
Doni tersenyum senang. Ia segera menggeret Lagan Doni ke dalam rumah untuk
menemui calon istrinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni pasrah. Saat itulah, ia
sadar tak menemukan Aksara Awan di mana pun. Kepala pemuda itu menoleh ke kanan
dan kiri. Aneh, pikirnya. Aksara Awan seolah lenyap. Padahal ia yakin pemuda
itu tadi duduk di bawah pohon randu tak jauh darinya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<i>Koak… koak…<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Seekor burung gagak melintas di
atas kepala Lagan Doni. Lagan Doni mendongak. Ia melihat gagak itu terbang
menuju hutan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mendadak, sebuah perasaan tak
nyaman menyerang tengkuk Lagan Doni. Pemuda itu menoleh ke belakang. Ia seperti
melihat seseorang tengah mengamatinya dari kejauhan, dari balik semak perdu. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Ayo, Lagan Doni! Cepatlah!” ajak
ibu Lagan Doni lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Iya, Ibu. Iya…” jawab Lagan Doni,
berusaha melupakan perihal seseorang yang mengamatinya. Ketika menoleh ke
belakang, ia tak melihat siapa pun. Lagan Doni mengedikkan bahu. <i>Mungkin itu tadi cuma perasaanku saja</i>,
pikirnya enteng.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Jantung Nini Sari berdebar kencang
ketika pintu itu terayun terbuka dan Lagan Doni masuk, lalu menutupnya. Pemuda
itu tidak tersenyum. Wajahnya pun datar, tanpa ekspresi sama sekali. Nini Sari
menelan ludah. Aksara Awan sudah menceritakan betapa Lagan Doni tak menyukai
tiap ibunya memojokkannya untuk meminang seorang gadis. Nini Sari tahu bencinya
Lagan Doni dengan situasi yang dihadapinya saat ini. Apalagi ia dipaksa sekamar
dengan gadis asing, demi kepingan emas imajiner yang hanya bisa dilihat ibunya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tak tahu bagaimana kau
mengelabui ibuku, yang jelas aku tak menyukainya. Aku melakukan ini semata-mata
agar ibuku tetap hidup. Cuma dia satu-satunya keluarga yang aku miliki,” ucap
Lagan Doni. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tersenyum, berusaha
menahan gejolak jantungnya yang menggila. Ia menghela napas pendek, lalu
melangkah mendekati Lagan Doni. Ditatapnya pemuda tegap dan berwajah tampan di
hadapannya—sosok yang menghiasi mimpi-mimpinya beberapa minggu ini. Kini, sosok
itu nyata. Ia bisa menyentuhnya dengan tangannya sendiri. Tak ada penghalang,
tak ada penolakan. Ia bisa merealisasikan imajinasi liar yang kerap
menyerangnya tiap malam, tiap ia memikirkan Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku melakukan perjanjian dengan
ibumu…” ujar Nini Sari dengan intonasi pelan. Ia berjarak beberapa senti saja
dari Lagan Doni. Jemari gadis itu menyusuri rahang Lagan Doni yang kokoh, jakunnya,
dan berakhir di dadanya yang bidang. Hasrat memenuhi kepalanya, sehingga ia tak
bisa berpikir jernih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau melakukannya dengan sihir,
kalau begitu?” Lagan Doni mengambil jarak. “Aku tak melihat emas yang kau
janjikan. Apa yang kau lakukan pada ibuku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari tertawa kecil. Ia
mendorong badan Lagan Doni ke tempat tidur. “Kau tak perlu tahu. Yang kau perlu
tahu adalah bahwa aku… mencintaimu…” bisik Nini Sari mesra. Ia lalu membungkam
bibir Lagan Doni dengan ciuman, juga pelukan hangat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni diam saja. Ia tak
bereaksi, juga tak memberikan respons. Pemuda itu memejamkan mata. Sebuah sosok
melayang di benaknya. Lagan Doni tersenyum. Ia membayangkan sosok itu lah yang kini
menyusuri tiap jengkal tubuhnya, mengabaikan kehadiran Nini Sari yang tak henti
memberinya ciuman dan pelukan.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Kaki Aksara Awan terayun-ayun. Ia
duduk di dahan sebuah pohon besar dalam hutan yang gelap dan tanpa penerangan.
Aksara Awan tahu misinya sudah terpenuhi. Ia sudah membuat Lagan Doni menjadi
‘milik’ Nini Sari malam ini. Aksara Awan mendesah. Entah kenapa, ia merasa ada
sesuatu yang kurang. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan mendongak, memandang bulan
yang berbentuk bulat sempurna di langit. Ia tahu Nini Sari tak akan melanggar
pantangan yang telah dirumuskannya demi mendapatkan Lagan Doni. Ya, makhluk Kahyangan
dan manusia Vanapada memang tak bisa disatukan dalam pernikahan yang melibatkan tetua adat. Ritualnya akan
mengundang para dewa datang dan mengakibatkan bencana, seperti banjir bandang
disertai air bah. Karena itulah, Aksara Awan memberi solusi. Kalau Nini Sari
masih ingin memiliki Lagan Doni, maka ia harus menjadikan pemuda itu sekadar pria
yang dapat dikunjungi. Tak boleh ada ikatan, meski Nini Sari mencintainya
setengah mati. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Mungkin sudah saatnya aku
pulang…” ucap Aksara Awan, ketika samar-samar ia mendengar seseorang memanggil
namanya. Aksara Awan segera berubah wujud menjadi gagak. Tak lama, ia melihat
Lagan Doni datang. Tangan kanannya menggenggam obor. Nyala apinya merah
kekuningan, membias pada kulit Lagan Doni yang kecokelatan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Dia tidak ada di hutan. Ke mana
dia pergi?” Lagan Doni terlihat kecewa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan yang melihatnya merasa
tertegun. Untuk apa Lagan Doni mencarinya? Apa yang diinginkannya? Karena
penasaran, Aksara Awan segera terbang menjauh. Setelah memastikan Lagan Doni
tak bisa melihatnya, ia kembali berubah menjadi sosok manusia. Aksara Awan
menjentikkan jari. Seketika sebuah obor menyala di tangan kirinya. Ia lalu
berjalan, mendekati Lagan Doni.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Awan!” pekik Lagan Doni begitu
melihat Aksara Awan. Wajahnya seketika berbinar. “Aku mencarimu dari tadi. Apa
kau berhasil menemukan adikmu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Aksara Awan menggeleng. “Entahlah.
Mungkin dia tidak ada di sini. Omong-omong, kenapa kau mencariku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni terlihat gelagapan. “Aku…
aku ingin menemuimu…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Untuk apa?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Lagan Doni makin salah tingkah. Ia
menggigit bibir bawahnya gugup. Ditatapnya Aksara Awan yang menunggu
jawabannya. Lagan Doni melangkah maju. Ia melepas obornya ke tanah. Nyala
apinya perlahan-lahan padam. Ia pun melakukan hal yang sama pada obor yang
dibawa Aksara Awan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Kini, hanya kegelapan yang
menyelimuti Lagan Doni dan Aksara Awan. Aksara Awan terkesiap ketika lengan
berotot Lagan Doni memeluk bahunya. Anehnya, ia tak menolak perlakuan itu. Ia malah
menikmati sensasinya yang membuat darahnya berdesir, dan bergejolak.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Sosok tinggi besar itu nyengir
lebar begitu berhasil menangkap buruannya—seorang gadis mungil yang kini
meronta-ronta dalam pelukannya. Ia sudah memata-matai gadis itu dari tadi dari
balik semak perdu. Ia menunggu dengan sabar hingga malam menjelang. Ketika
gadis itu pada akhirnya keluar rumah dan melewati semak perdu seraya memanggil
nama Lagan Doni, ia pun meraih pinggangnya, lalu memeluknya erat-erat. Gadis
itu berusaha melepaskan diri, tapi sosok tinggi besar itu tak berniat melepasnya
pergi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lepaskan aku, Raja Guntur!” seru
gadis itu marah. Ia menggigit lengan Raja Guntur kuat-kuat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Sayang sekali, Nini Sari.
Gigitanmu cuma terasa seperti gigitan semut.” Raja Guntur terkekeh. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengerang sebal. Raja
Guntur malah makin bersemangat tak ingin melepas Nini Sari. Ketika ia sudah
puas mempermainkan Nini Sari, ia pun melepas pelukannya. Agar Nini Sari tak
lari, ia memegang lengan gadis itu erat-erat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Lepaskan tanganku,” ucap Nini
Sari gusar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Raja Guntur menggeleng pelan,
sedikit dramatis. “Kalau aku melepasnya, kupastikan kau akan melihat sesuatu
yang buruk, Nini Sari. Aku hanya tidak ingin membuatmu terluka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa maksudmu? Dan… bagaimana kau
bisa ada di sini?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Tentu saja ini berkat kekuatan
cintaku padamu. Meski kau menolakku, aku tak bisa melupakanmu begitu saja. Sampai
sekarang aku masih menunggumu. Aku bahkan bersedia meminangmu sekali lagi…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari menjulingkan matanya
malas. “Jangan berbelit-belit, Raja Guntur. Tidak mungkin kau begitu saja ada
di sini. Apa kau mengikutiku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Bukan mengikutimu, lebih tepatnya
mengawasimu. Aku tahu kau dan Aksara Awan sedang bermain-main. Targetnya
manusia Vanapada bernama Lagan Doni itu. Ah, pasti kau bertanya-tanya dari mana
aku tahu. Iya, kan? Lembayung Senja yang memberi tahu kalau kalian tengah
memperebutkan Lagan Doni. Aku heran, apa istimewanya laki-laki itu. Dia tidak
setampan aku, atau sekuat aku. Kalian sudah salah menetapkan target. Terlebih
dia cuma manusia Vanapada. Manusia Vanapada tak bisa apa-apa, kau tahu itu,
kan? Aku lebih baik darinya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mendengus mendengar penuturan
Raja Guntur yang suka membanggakan dirinya sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Jujur, aku penasaran dengan
rencanamu mendapatkan Lagan Doni. Meski, ya… aku harus menahan sakit hati
melihat kau bersamanya…” Raja Guntur pura-pura mengusap ujung matanya dengan
sapu tangan imajiner. “Tapi, ada satu hal yang menarik. Apa kau mau tahu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa?” sahut Nini Sari tak sabar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kau harus menghadiahiku ciuman
kalau ingin tahu…” Raja Guntur tersenyum jahil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari sudah siap pergi, tapi
Raja Guntur langsung memegang lengannya. “Aku cuma bercanda. Jangan dianggap
serius begitu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengangkat dagunya
tinggi-tinggi, menunggu jawaban Raja Guntur. Raja Guntur tertawa tanpa alasan.
Tiba-tiba saja ia menggendong Nini Sari, membuat gadis itu terpekik kaget.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku berubah pikiran. Aku ingin
kau melihatnya sendiri.” Raja Guntur menjejakkan satu kakinya ke tanah. Sebuah
tirai tak kasat mata melingkupinya dan Nini Sari. Mereka lalu terbang, pergi
menuju hutan. Sebenarnya, Nini Sari keberatan dengan perlakuan Raja Guntur.
Namun, ia juga penasaran dengan ucapan laki-laki itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Jangan bersuara…” Raja Guntur
berbisik di telinga Nini Sari. Mereka turun di dekat sebuah pohon. Tak jauh
darinya, Nini Sari melihat nyala api obor di tanah yang berangsur-angsur padam.
Tapi, bukan itu yang membuat mata Nini Sari membeliak. Ia melihat sosok Lagan
Doni dan Aksara Awan saling berangkulan dengan bibir saling memagut mesra.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Cukup sampai di sini…” Raja
Guntur menutup mata Nini Sari dengan sebelah tangannya. Ia kembali menggendong gadis
itu dan terbang ke langit, kembali ke Kahyangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Muka Nini Sari masih tampak syok
begitu Raja Guntur mendudukkannya di sebuah batu besar. Mereka ada di kediaman
Raja Guntur yang di sekeliling istananya tertutup awan yang menggumpal berwarna
keabuan. Raja Guntur adalah dewa hujan. Ia memang bertugas mengatur pergerakan
hujan di jazirah Antapada, wilayah kekuasaannya di Zaman Dewa-Dewa ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Aku tak percaya…” ucap Nini Sari
terbata-bata. Ia mencoba tak mengingat kejadian yang dilihatnya di dalam hutan.
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Mendadak Nini Sari teringat cerita
Aksara Awan mengenai Lagan Doni—terutama keengganan pemuda itu untuk menikah. Ia
ingat bagaimana saudarinya berusaha mati-matian menaklukkan pemuda itu lewat
keseksian tubuhnya, tapi tak juga digubris oleh Lagan Doni. Nini Sari juga
ingat ketika mereka sekamar dan Lagan Doni tak merasa apa pun bahkan setelah ia
telanjang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mendesah panjang. Ia
hanya tak menyadarinya. Sayang sekali. Ia terlalu mencintai Lagan Doni,
sehingga dibutakan perasaannya sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Namun, ada satu hal yang membuat
Nini Sari berang. Ia sungguh tak menyangka Aksara Awan tega mengkhianatinya.
Padahal ia berpikir pemuda itu bisa diandalkan. Aksara Awan bahkan membantunya,
memikirkan rencana demi rencana agar Lagan Doni menjadi miliknya. Nini Sari
mendengus. Apapun alasan di balik tindakan Aksara Awan di belakangnya, Nini
Sari tak mungkin bisa memaafkannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Kenapa Aksara Awan? Kenapa harus
dia?” Nini Sari menunduk sedih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Raja Guntur mengangkat bahu.
“Mungkin tanpa dia sadari, dia juga menyukai Lagan Doni, sesama pria? Kita tak
bisa menebak pikiran seseorang, bahkan orang terdekat kita sekali pun. Kecuali
kalau kau memang ahli melakukannya…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari terdiam. Ia masih belum
bisa mengenyahkan perasaan terluka yang dirasakannya. Ia ingin membalasnya. Ia
ingin Aksara Awan dan Lagan Doni lenyap, sehingga perasaannya pun ikut lenyap
tak berbekas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
“Apa kau mau membantuku, Raja
Guntur?” pinta Nini Sari. Ada sorot memohon pada kedua matanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Raja Guntur tersenyum. Ia membelai
rambut Nini Sari, gadis yang digila-gilainya dari dulu. “Apapun maumu, aku
pasti akan menyanggupinya. Apa yang kau inginkan?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Nini Sari mengucap keinginannya.
Raja Guntur tersenyum. Bagi dewa sepertinya, permintaan itu adalah hal yang
mudah saja.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: center;">
==oOo==<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Hujan terus turun di bumi Keroko
Puken, seolah tak pernah berhenti. Air sungai Renggani mulai meluap dan meluber
melewati tanggul. Petir pun menyambar-nyambar di langit yang menghitam, seolah
menyuarakan kemarahan. Badai menerjang tanpa ampun, membuat atap-atap rumah
yang terbuat dari daun rumbia rontok satu per satu. Penghuninya pun kocar-kacir
keluar rumah, tak sempat membawa perbekalan dikarenakan banjir mulai
menggenangi lantai rumah mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Penduduk Keroko Puken
berduyun-duyun mendatangi pelabuhan. Mereka segera naik kapal kosong, berusaha
menyelamatkan diri. Mereka saling sikut karena kapal itu hanya mampu menampung
beberapa orang saja. Salah seorang kakek terlihat mendorong wanita paruh baya
yang membawa karung berisi dedaunan kering. Wanita itu terus berteriak agar
diberi tempat. Ia sesumbar bisa membeli kapal dengan kepingan emas yang
dimilikinya—yang sesungguhnya tak terlihat di mana pun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Air bah mulai mengguyur bumi
Keroko Puken. Daratan itu mulai menghilang sedikit demi sedikit. Mayat
orang-orang yang tak sempat menyelamatkan diri mengapung, mengikuti arus air. Tubuh
mereka membiru dan banyak luka menggores kulitnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
Akhirnya, bumi Keroko Puken
tenggelam. Tak ada yang tersisa. Langit yang menghitam pun berubah cerah,
diiringi sinar mentari pagi yang perlahan naik—mentari sebagai pertanda hari
baru dan cerah, sebagai pelipur lara atas luka hati seseorang di luar sana, yang
kini mulai pulih melihat penyebabnya tak lagi bernyawa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<i>Adaptasi dari Cerita Rakyat Flores Timur - Tenggelamnya Keroko Puken.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-para-margin-bottom: .0001pt; mso-para-margin-bottom: 0cm; mso-para-margin-left: 0cm; mso-para-margin-right: 0cm; mso-para-margin-top: .5gd; text-align: justify;">
<i>Kisah ini adalah Juara 2 dalam Event Giveaway “Road to 2016” Writing
Challenge – Re-Writing Dongeng Lokal Indonesia yang diadakan oleh Grup
Penggemar Novel Fantasi Indonesia (PNFI) di Facebook.com</i></div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-81802526022997078372018-01-18T01:50:00.002-08:002018-01-18T01:50:53.450-08:00Koleksi Ebook Kho Ping HooBuat penggemar Kho Ping Hoo... silakan download :<br />
<br />
1 - SERIAL BU-KEK SIANSU (17 Judul)<br />
01. Bu-Kek Sian-Su<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5M3JWREVmdFllS3c<br />
02. Suling Emas<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5dS1ZRWJRSU5MWHM<br />
03. Cinta Bernoda Darah<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5b2JucmFaa1FhV0k<br />
04. Mutiara Hitam<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5Q3pWbGdza0xUd0k<br />
05. Istana Pulau Es<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5NlVPbno3Q0dHV28<br />
06. Pendekar Bongkok<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5V20xRi1FdDdXT2s<br />
07. Pendekar Super Sakti<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5VlN5S0tFeTNPbVE<br />
08. Sepasang Pedang Iblis<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5aUdUQ0NkR0RwVFk<br />
09. Kisah Sepasang Rajawali<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5RDFVT0JXaTdoZzQ<br />
10. Jodoh Rajawali<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5TV9xTG82N1hPMFE<br />
11. Suling Emas & Naga Siluman<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5VXhCZm85R0hTWXc<br />
12. Kisah Para Pendekar Pulau Es<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5RWItU2RGa0ZGbkk<br />
13. Suling Naga<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5UjR4VVU0QU9nVHM<br />
14. Kisah Si Bangau Putih<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5YzVJRkh1bldHM2s<br />
15. Si Bangau Merah<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5Yy1pQXFVUXdaZ2c<br />
16. Si Tangan Sakti<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5dFVjZzFYNWxPWnc<br />
17. Pusaka Pulau Es<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5UmlPWVFCVThuajA<br />
<br />
2 - SERIAL PEDANG KAYU HARUM (12 Judul)<br />
01. Pedang Kayu Harum<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5a291c09ybUtWVzg<br />
02. Petualang Asmara<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5OF9PX204T0QyeE0<br />
03. Dewi Maut<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5NXdaU1pPeUZ5Q28<br />
04. Pendekar Lembah Naga<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5X3pwWnZ2ZHdYVkU<br />
05. Pendekar Sadis<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5TWRabGVqTkJKc00<br />
06. Harta Karun Jenghis Khan<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5Y1V3dk0tWFM2WjQ<br />
07. Siluman Goa Tengkorak<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5T05KYUI2elVteDg<br />
08. Asmara Berdarah<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5MndIYV9tVWZqcVk<br />
09. Pendekar Mata Keranjang<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5dFRHRTg5TnV0Y1U<br />
10. Ang Hong Cu (Si Kumbang Merah Pengisap Kembang)<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5aDFjWk1SNFBMcFE<br />
11. Jodoh SiMata Keranjang<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5d2lqNmU3aUFrajg<br />
12. Pendekar Kelana<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5bTlHS2pLYlg2d2c<br />
<br />
3 - SERIAL PENDEKAR SAKTI (4 Judul)<br />
01. Pendekar Sakti (Bu Pun Su Lu Kwan Cu)<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5TDQ1bmcwR0tSSWM<br />
02. Dara Baju Merah (Ang I Nio cu)<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5eVRhRkxGOG1MUDQ<br />
03. Pendekar Bodoh<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5eUlOYkZKN21KWHc<br />
04. Pendekar Remaja<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5d1dESS1ySnpFQzA<br />
<br />
4 - SERIAL RAJA PEDANG (4 Judul)<br />
01. Raja Pedang<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5Q090LXA2em9KZkk<br />
02. Rajawali Emas<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5bEw5eXZ5dTJJeTA<br />
03. Pendekar Buta<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5UDJzOHJINUFxSWc<br />
04. Jaka Lola<br />
https://drive.google.com/open?id=0B8hTkBYouAm5Y3BLdGI5aHpBSHcEvernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-28844357883164046592018-01-01T18:36:00.001-08:002018-01-01T18:39:10.294-08:00Everna Saga di PNFI Awards 2017<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-jnnmEtEmzxY/WkrwJAy2VsI/AAAAAAAAFs8/3K1uK1NEdSQR83gNW6D4oaaG8w4pNbNEACLcBGAs/s1600/20170909_210031.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="961" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-jnnmEtEmzxY/WkrwJAy2VsI/AAAAAAAAFs8/3K1uK1NEdSQR83gNW6D4oaaG8w4pNbNEACLcBGAs/s320/20170909_210031.jpg" width="192" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: black; color: white;">Mari, dukunglah <a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/evernasaga?source=feed_text&story_id=1543980475638819" style="cursor: pointer; font-family: inherit;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="color: #4267b2; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">EvernaSaga</span></span></a> di <a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/pnfiawards2017?source=feed_text&story_id=1543980475638819" style="cursor: pointer; font-family: inherit;"><span class="_5afx" style="direction: ltr; font-family: inherit;"><span aria-label="hashtag" class="_58cl _5afz" style="color: #4267b2; font-family: inherit; unicode-bidi: isolate;">#</span><span class="_58cm" style="font-family: inherit;">PNFIAwards2017</span></span></a>!</span></div>
<div style="font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span style="background-color: black; color: white;">Novel-novel Serial Ksatria Cahaya, Elang Merah dan Matahari Biru masuk dalam shortlist Penggemar Novel Fantasi Indonesia Award 2017, kategori #12 Best Self-Published Fantasy Novel.</span></div>
<div class="text_exposed_show" style="display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<span style="background-color: black; color: white;"><div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px;">
Berikanlah suara anda di sini:<br />
<a data-ft="{"tn":"-U"}" data-lynx-mode="async" data-lynx-uri="https://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fbit.ly%2FPNFIAwards2017&h=ATPPoboGKli4Q1ZhL-P8sTQPa-7AIvIGbzV-9cmLVa0gmlH91L0pY5xAlAF7AfkI7-ln_M6XaDwep-19vzHVWzD9g4HHFYjhdbQ2Xk-rQkh2ZP3l2IC-Dn15hsYJNYY_YDhwyyBrG0bYesCtoQeblLGFYEFo74RqQjDBafDUU24QpKsxcsFjiBa9pUtGEltN9n3o_7O0BoTC2Ou3dizUAUFiJ--hiXfTfxWo35auirEKa8PQ0JsbfIsviCnRioSlb7PoggT8Rc9HdKBbQIOkfZAQNFWa3tx6YgvT08Nk" href="http://bit.ly/PNFIAwards2017" rel="noopener nofollow" style="cursor: pointer; font-family: inherit;" target="_blank">bit.ly/PNFIAwards2017</a></div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jangan lupa, hanya sampai tanggal 14 Januari 2018 loh. Ajak teman-temanmu untuk pilih juga ya <span class="_5mfr _47e3" style="font-family: inherit; line-height: 0; margin: 0px 1px; vertical-align: middle;"><img alt="" class="img" height="16" role="presentation" src="https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/f1e/1/16/1f61a.png" style="border: 0px; vertical-align: -3px;" width="16" /><span class="_7oe" style="display: inline-block; font-family: inherit; font-size: 0px; width: 0px;">😚</span></span> Terima kasih banyak sebelumnya, award ini akan jadi pendorong untuk kiprah kita ke depan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Everna milik kita semua.</div>
</span></div>
Andry Changhttp://www.blogger.com/profile/14320406824494877941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-57060449013624804172017-09-06T06:20:00.000-07:002017-09-06T06:21:58.093-07:00The Lion's Loss, a Fable by Andry ChangTHE LION'S LOSS Andry Chang<br />
<br />
A wolf and a lion hunted in the same place. Unknowingly, the wolf sprang towards its prey and bit the lion's leg instead. Badly hurt, the lion roared in pain. "Stupid wolf! You have costed me my prey and my leg!"<br />
<br />
The wolf replied that it was an accident but the lion demanded to bite the wolf's leg off as a payback for his loss. "You must bear the full responsibility and consequence for your fault!" The wolf begged for mercy in vain. Before the lion bit his leg off, the wolf pounced and ripped the skin and flesh on the lion's neck. In retaliation, the lion bit deep into the wolf's belly.<br />
<br />
As the two beasts lay dying, the lion asked, "Why did you bite my neck?" The wolf replied, "It's better for me to die by taking your life than to let you take my leg and I die from starvation. That way, you pay in full for my loss."Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3713545428307461718.post-28957385282434860452017-07-07T08:28:00.000-07:002017-07-07T08:28:07.900-07:00Battle Scene Writing Challenge 2017<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-_QPy8PuCmHQ/WV-ofXvinRI/AAAAAAAACZA/YygLBDorWz0zxFGnHZNWlcNsKgpF6ysDACLcBGAs/s1600/IMG_20170614_140902_308.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-_QPy8PuCmHQ/WV-ofXvinRI/AAAAAAAACZA/YygLBDorWz0zxFGnHZNWlcNsKgpF6ysDACLcBGAs/s320/IMG_20170614_140902_308.jpg" width="256" /></a></div>
#BattleSceneWritingChallenge2017<br />
Let's get ready for birthday rumble!<br />
Sponsored by Everna Saga<br />
<br />
(SAMPLE STORY) Andry Chang - Dewasa Atau Mati<br />
http://my.w.tt/UiNb/lR5ATqmtbE<br />
<br />
Aji Soko Santoso - Ascher und Schwarm https://www.wattpad.com/425128512-ascher-und-schwarm<br />
<br />
Agung Anggayuh Utomo - Happy Deathday https://www.facebook.com/notes/agung-anggayuh-utomo/happy-deathday/1362376300516769<br />
<br />
Magdalena Marlin Amanda-Bad Day Birthday https://www.facebook.com/notes/magdalena-marlin-amanda/bad-day-birthday/10154857330473515<br />
<br />
Kaede Airi - Mine https://www.facebook.com/notes/kaede-airi/mine/1921901891414809<br />
<br />
Renaldy Haen - Dunia Tanpa Logam : Pre-Arc RELATiONSHi[t]P https://www.facebook.com/notes/renaldy-haen/dunia-tanpa-logam-pre-arc-relationshitp/700663443476403<br />
<br />
Akbar AT - No Candle Just Battle<br />
http://www.storial.co/book/no-candle-just-battle<br />
<br />
Ribato -Happy birthday - Magic vs Alchemy https://www.wattpad.com/357774807-cerpen-happy-birthday-magic-vs-alchemy<br />
<br />
Muhammad Nuul Hiyat - His Birthday and our fated battle https://www.wattpad.com/418976635-his-birthday-and-our-fated-battle-untitled-part-1<br />
<br />
Iffandi Shadowbender -Untuk Nadia https://www.facebook.com/notes/iffandi-shadowbender/untuk-nadia/1517865028232031/<br />
<br />
Daka Prima Tanfiziah- La Vecchia Religione https://www.facebook.com/notes/daka-prima-tanfiziah/la-vecchia-religione/1417288341627138<br />
<br />
Dominic Brian - Yang Kembali https://www.facebook.com/notes/dominic-brian/yang-kembali-cerpen/1558527520846397<br />
<br />
Jagatnata Adipramana - Sekartaji: Dirgahayu Negeriku https://www.facebook.com/notes/jagatnata-adhipramana/sekartaji-dirgahayu-negeriku/1967192223512979/<br />
<br />
May the best fighter win!Evernadehttp://www.blogger.com/profile/04983869146460732127noreply@blogger.com0