Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

24 June 2014

Mitospedia India: Para Avatar - Matsya, Kurma, Mohini


Mitospedia India - Hindu - Vedic - Veda

AWATARA PERTAMA – MATSYA AWATARA

Ras : Awatara Wisnu
Wujud : Ikan Raksasa
Masa Kemunculan : Satya Yuga
Lawan Utama : Ashura Hayagriva

==LEGENDA==
Suatu ketika Brahma yang kelelahan setelah selesai menciptakan suatu Yuga memutuskan untuk tidur dan beristirahat. Kala Brahma tengah tertidur itulah, sesosok Ashura bernama bernama Hayagriva memasuki Brahmaloka dan mencuri Veda dari Brahma (pada saat itu Veda belum tersusun menjadi lontar / kitab seperti saat ini dan Brahma hanya mengajarkannya secara lisan kepada para brahmana). Wisnu yang tengah mengawasi dunia dari Vaikuntha langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang diambil dari Brahmaloka. Ia juga melihat sang Ashura Hayagriva turun dari Brahmaloka dan menyelam ke dalam laut, bersembunyi di sana.

Di saat yang sama Wisnu melihat seorang raja (Manu / Prajapati) bernama Vaivasvata Manu sudah sejak lama berdoa supaya ia bisa bertemu dengan Wisnu. Karena meskipun ia putra Brahma, sulit sekali baginya untuk bisa bertemu Wisnu. Sadar bahwa Veda akan jadi sangat berbahaya di tangan Ashura (lebih berbahaya daripada memberikan tombol peluncur senjata nuklir pada seorang anak muda yang emosional ) Wisnu akhirnya turun ke dunia dan menjelma menjadi seekor ikan kecil yang berenang di sungai tempat Manu Vaivasvata biasa minum dan berdoa.

Saat Sang Manu menangkupkan tangannya untuk minum, ia mendapati seekor ikan kecil di antara kedua tangannya. Ikan kecil itu memohon agar Sang Manu bersedia membawanya menjauh dari sungai. Sang Manu menyanggupi permohonan Sang Ikan dan memasukkan ikan itu ke dalam kamandalam – teko air dari bahan logam – miliknya. Sesampainya di istana ia tetap membiarkan sang ikan dalam kamandalam, namun esok harinya ia mendengar si ikan berteriak minta tolong dan mendapati Sang Ikan sudah membesar seukuran kamandalamnya. Ia segera memasukkan ikan itu ke dalam tempayan dan tak lama kemudian ikan itu tumbuh sebesar tempayan, ia beralih menuang ikan itu ke dalam gentong air dan didapatinya ikan itu kembali membesar dengan kecepatan luar biasa.

Karena kehabisan akal, Sang Manu segera membopong ikan itu ke sungai tempat ia menemukannya dan menceburkan ikan itu ke sungai itu. Sekali lagi ikan itu membesar dengan kecepatan yang tidak wajar. Pada akhirnya Sang Manu memutuskan melempar ikan itu ke laut dan saat itu jugalah ikan itu membesar ke ukuran maksimalnya dan sebuah tanduk tumbuh di dahinya. Ukurannya ini melebihi ukuran Ashura manapun yang ada di bumi saat itu.

Sang Manu langsung bersimpuh ketika menyadari siapa sebenarnya ikan ini. Manu Vaivasvata menyatakan diri bersedia memberikan pertolongan apapun pada Wisnu tapi Wisnu mengatakan bahwa ia kemari untuk menolong Sang Manu. Ia meminta Sang Manu membuat bahtera besar dan membawa segala benih tanaman dan aneka hewan yang ada di muka bumi, serta seluruh Saptarsi (Tujuh Rsi) bersama keluarga mereka, karena Yuga ini akan segera musnah diterjang air bah. Ia juga memerintahkan Sang Manu untuk mengajak serta Raja Naga Vasuki (Basuki) supaya Sang Manu bisa menggunakan naga itu sebagai tali pengait antara bahteranya dengan tanduk Matsya.

Manu menyanggupi perintah Sang Ikan dan segera pulang untuk mengerjakan bahtera yang dimaksud. Sementara itu Matsya menyelam ke dasar samudera untuk mencari Hayagriva. Begitu menemukan Sang Ashura, Matsya langsung menyerangnya tanpa ampun. Pertarungan Matsya dan Hayagriva berlangsung relatif sebentar dibandingkan pertarungan Wisnu dengan Ashura lainnya (hanya beberapa hari). Ketika Hayagriva tewas, Matsya mengambil kembali lontar Veda yang sempat dicuri dan berenang kembali ke permukaan.

Di permukaan ia dapati Sang Manu telah menyelesaikan bahteranya. Basuki segera melilitkan ekornya di badan kapal sementara lehernya ia lilitkan ke tanduk Matsya. Setelah itu Matsya segera menghela bahtera Manu menjauh dari daratan.

Air bah dan badai berkepanjangan menerjang tak berapa lama kemudian dan Matsya membawa bahtera itu ke sebuah tempat yang aman, daratan yang tidak terjangkau air bah, dan menurunkan seluruh penumpang bahtera di sana. Sesudah tugasnya selesai, Sang Matsya kembali menjadi sosok Wisnu dan terbang kembali ke Vaikuntha.

==TRIVIA ==
• Hayagriva selain merupakan nama Ashura juga merupakan salah satu awatara Wisnu versi Bhagavata Purana.
• Selama bahtera ditarik oleh Matsya, para Manu dan Saptarsi ‘diajak ngobrol’ oleh Matsya (soal Veda tentunya )
• Basuki adalah adik dari Ananta Sesa, Ananta Sesa sendiri adalah naga yang mengabdi pada Wisnu.
• Vaisvata Manu dan Saptarsi akan menurunkan manusia-manusia yang ada di muka bumi setelah bumi mengering.






AWATARA KEDUA – KURMA AWATARA

Ras : Awatara Wisnu
Wujud : Kura-Kura Raksasa
Masa Kemunculan : Satya Yuga (Samudra Manthan)

==KEKALAHAN PARA DEWATA==
Pada mulanya Dewata, baik Adhitya maupun Astawasu, serta para Ashura adalah makhluk fana. Mereka bisa mati dan terbunuh kapan saja dalam medan perang. Masalah mulai timbul ketika suatu ketika jumlah Ashura jauh melebihi para Dewata. Dewata yang kalah jumlah terpaksa mundur dari Swargaloka dan mengungsi ke Brahmaloka. Di Brahmaloka, Brahma yang mendengar keluh-kesah para Dewata menyatakan dirinya tidak bisa membantu banyak dan menyarankan para Dewata beranjak ke Vaikuntha, meminta bantuan Wisnu.

Wisnu mengatakan bahwa jauh di bawah Kshirsagar – lautan susu – terdapat Amerta (Amrta / Amrita) – air keabadian. Dewata memang memiliki Amerta, tapi jumlahnya amat sedikit. Mereka harus mendapatkan Amerta tambahan supaya mereka bisa menang bertempur melawan Ashura pada masa-masa mendatang. Dengan Amerta tambahan ini, Dewata akan menjadi makhluk abadi. Tapi untuk mendapatkan Amerta yang berada di dalam lautan itu, kekuatan Dewata semata tidak cukup. Dewata harus meminta bantuan pada dua pihak : Para Ashura yang dipimpin Mahabali dan (sekali lagi!) Raja Naga Basuki.

Jadi pertama-tama para dewa datang kepada saudara sepupu mereka, Ashura, menawarkan tawaran ‘gencatan senjata’ untuk sementara guna menyukseskan misi mengaduk Kshirsagar dan mengambil Amerta. Kebanyakan Ashura tidak setuju, tapi pemimpin mereka, Mahabali, setuju untuk bekerjasama.

Para dewa kemudian beranjak menemui Basuki, dan menawarkan sedikit Tirta Amerta sebagai imbalan kepada Basuki kalau Basuki bersedia menjadi tali pemutar Gunung Mandarachala (atau Gunung Meru). Basuki – sebagaimana kebanyakan naga yang mendambakan keabadian – setuju-setuju saja dengan usulan itu. Tapi ia baru mau datang kalau Dewata dan Ashura sudah selesai mencabut Gunung Meru.

==SAMUDRA MANTHAN==

Mencabut gunung setinggi 84,000 Yojana (sekitar 1.082.000 km – 85 kali diameter bumi) ini ternyata bukan perkara enteng. Meskipun seluruh Dewata dan Ashura sudah berusaha mencabut gunung ini, tetap saja mereka kesulitan. Di tengah keputusasaan ini, para Dewata minta bantuan pada Wisnu untuk turut membantu. Jadi Wisnu turun dan turut membantu dua pihak ini mencabut gunung ini. Lalu timbul satu masalah lagi, gunung ini selalu tenggelam setiap kali hendak dibawa ke titik pengeboran. Wisnu pun memanggil Garuda untuk membantu mereka memanggul gunung itu.

Wisnu sendiri merubah dirinya menjadi sosok kura-kura raksasa – yang disebut Kurma – dan memerintahkan Garuda meletakkan gunung itu di punggungnya setelah itu ia menyuruh Sang Garuda pergi dari tempat itu karena Basuki tidak akan mau datang kalau ia melihat Garuda ada di sana (Garuda dan Naga selalu bermusuhan). Kurma membawa Gunung Meru ke titik yang telah ditentukan lalu Basuki pun datang. Ia melilitkan tubuhnya pada gunung itu dan para Dewata mengambil posisi di bagian kepala Basuki.

Tapi para Ashura curiga bahwa jika kepala Basuki terlalu dekat dengan Dewata, dua pihak ini mungkin akan merencanakan sesuatu yang tidak-tidak pada mereka. Maka mereka pun bersikeras mengambil posisi di bagian kepala Basuki. Wisnu meminta para Dewata ‘mengalah’. Mahabali curiga karena para Dewata tidak melawan, tapi rakyat dan menteri-menterinya sudah terlanjur ambil posisi. Dewata akhirnya memegang ekor Basuki.

Kecurigaan Mahabali jadi kenyataan. Setiap beberapa putaran, akibat cengkeraman para Ashura yang terlalu keras, Basuki selalu memuntahkan upas (racun / bisa) yang membuat para Ashura terbakar dan kemudian mati. Mahabali kecewa namun sudah terlambat bagi dirinya dan rakyatnya untuk berganti posisi.

Proses pengeboran itu menghasilkan beberapa harta berharga yang dibagi dua antara para Dewata dan Ashura :
• Laksmi, dewi keberuntungan, memilih Wisnu sebagai pasangannya.
• Apsara, para bidadari. Nama-nama mereka antara lain Rambha, Menaka, Punjisthala, Urvasi, Thilothamai, dan lainnya. Sebagian dari mereka berpasangan dengan para Dewata, sebagian lagi berpasangan dengan Gandarwa.
• Varuni atau Sura, dewi pembuat alkohol, menjadi pasangan dari Baruna (Varuna) – dewa samudra.
• Kamadhenu atau Surabhi, sapi pengabul segala kehendak – diambil oleh Wisnu dan kelak akan diberikan kepada para rsi pertapa.
• Airavata, dan beberapa ekor gajah, diambil oleh Indra.
• Uchhaishravas, kuda paling cepat di muka bumi. Diberikan pada para Ashura.
• Kaustubha, permata paling berharga di dunia, dikenakan oleh Wisnu.
• Parijat, bunga yang takkan pernah layu – dibawa ke Indraloka oleh para dewa.
• Astra-astra berbentuk panah – diambil oleh para Ashura.
• Chandra, dewa bulan.
• Dhanvantari, dokter para dewa. Ia membawa Amerta bersama dengannya.
• Halahala, racun mematikan yang muncul ketika proses pengadukan. Ditelan oleh Siwa dan Nandi. Namun sebagai akibatnya, tenggorokan Siwa berubah menjadi biru terbakar.
• Shankha, terompet kerang Wisnu
• Jyestha – dewi ketidakberuntungan
• Sebuah payung yang diambil Baruna
• Anting-anting yang kelak diberikan pada Aditi, oleh putranya, Indra
• Kalpavriksha atau Pohon Kalpataru.
• Nidra atau kemalasan.

Apa Fantasianers memperhatikan porsi pembagian barang-barang itu dengan baik? Kalau iya, Fantasianers pasti langsung paham bahwa proses pembagiannya agak ‘kurang adil’. Dewata mendapat jatah lebih banyak daripada Ashura. Karena itulah para Ashura menuntut supaya Amerta diberikan pada mereka karena Dewata sudah mengambil bagian lebih banyak daripada mereka.

Dewata kalah argumen dan akhirnya Amerta diberikan pada Ashura. Tapi itu tidak berlangsung lama. Wisnu berhasil merebut kembali Amerta itu dengan mengubah dirinya menjadi sosok wanita cantik bernama Mohini. Posting soal Mohini akan Mimin kirim nanti sore

==TRIVIA==
• Uchhaishravas kelak akan ditunggangi oleh Arjuna dalam Mahabaratha.
• Siwa pada awalnya tidak mau ikut campur dalam Samudra Mathan, sampai ketika Halahala keluar, barulah ia mau turun tangan.
• Selain Adhitya, Prajapati, dan Astawasu, pihak Dewata juga dibantu oleh beberapa Rsi.
• Mahabali adalah Ashura paling cerdas dan mau berpikir panjang dibandingkan kaumnya yang lain. Namun, meski ia diangkat menjadi raja, kaumnya sering tidak mau mendengarkannya.



-------------------------





MOHINI AWATARA

Ras : Awatara Wisnu
Wujud : Wanita Cantik
Masa Kemunculan : Satya Yuga (Pasca Samudra Manthan), Dwapara Yuga (Mahabaratha)
Senjata : Mohini-astra (ilusi godaan), Cakram Sudarshana
Lawan Utama : Rahu Kethu / Kala Rau / Rahu dan Bhasmasura

==MEREBUT KEMBALI AMERTA==
Ashura mendapatkan Amerta, dan Dewata (serta Basuki) jadi dongkol setengah mati. Wisnu akhirnya mengambil rupa seorang wanita cantik bernama Mohini dan mendatangi para Ashura yang tengah berpesta (dan bodohnya tidak segera membagi Amrita itu di antara mereka). Mengaku sebagai apsara yang hendak melayani para Ashura, Mohini menawarkan diri untuk menuangkan minuman kepada para Ashura dan nantinya juga akan menuangkan Amerta kepada mereka semua.

Dasar para Ashura mata keranjang (dan juga paceklik cewek ), mereka termakan saja oleh bujukan Mohini. Mereka terus minum sampai mabuk dan tidak sadar bahwa guci berisi Amerta telah dibawa pergi oleh Mohini ke Swargaloka.

Tapi seorang Ashura bernama Rahu (atau Kala Rau atau Rahu Kethu)sadar bahwa Mohini mengambil guci berisi Amerta. Ia menyusul Mohini ke Swargaloka, menyaru sebagai salah satu dewa, dan turut menunggu pembagian Amerta.

Tapi ada dua dewa yang bisa menembus tabir ilusi Rahu. Mereka adalah Surya – dewa matahari – dan Chandra – dewa bulan. Keduanya melaporkan (atau berteriak) pada Mohini bahwa Rahu ini bukanlah bagian dari Dewata. Mohini langsung melempar cakramnya kepada Rahu. Kepala Rahu terlepas dari tubuhnya, tapi Rahu sudah terlanjur meminum Amerta karena itu Rahu menjadi abadi meski wujudnya kini hanya tinggal sesosok kepala saja. Tubuh Rahu yang tanpa kepala pun diceritakan menjadi abadi pula. Sosok kepalanya disebut Rahu atau Kala Rau sementara tubuhnya disebut Ketu.

Marah atas ulah Surya dan Chandra, Rahu bersumpah akan mengadakan permusuhan dengan kedua dewa ini. Permusuhannya itu ia lakukan dengan mengganggu kerja dua dewa ini dengan menciptakan gerhana.

== BHASMASURA ==
Ada masanya ketika para Trimurti sekalipun jadi kurang hati-hati memberikan berkat. Bukan hanya Brahma yang pernah salah kasih berkat berlebihan pada Rahwana, Siwa pun pernah mengalaminya.

Seorang Ashura bernama Bhasmasura pernah menjalani tapa keras dan melakukan persembahan yang luar biasa kepada Siwa. Terkesan akan kesungguhan Bhasmasura , Siwa pun turun ke dunia dan terjadilah dialog (Mimin ubah dialognya jadi bahasa sehari-hari tanpa bermaksud menyinggung kepercayaan apapun) yang kira-kira seperti ini :

Siwa : “Jadi kamu mau apa Bhasmasura ?”
Bhasmasura : “Aku ingin hidup abadi.”
Siwa : “Aku tidak bisa kasih kehidupan abadi, tapi aku bisa kasih sesuatu yang lain. Kesaktian mungkin?”
Bhasmasura : “Kalau gitu aku ingin kesaktian! Aku ingin tanganku bisa meleburkan apapun menjadi abu.”
Siwa : “Oke sudah.”
Bhasmasura : “Yakin nih, Dewa Yang Agung?”
Siwa : “Iya, sekarang semua makhluk, tak peduli dewa sekalipun, akan lebur oleh sentuhan tanganmu.”
Bhasmasura : “Termasuk anda?”
Siwa : “Termasuk ... eh?”
Bhasmasura : “Kalau begitu boleh aku coba kesaktian ini pada anda kan?”
Siwa : “Woi!” (lalu ngacir)

Bhasmasura keras kepala. Ke manapun Siwa pergi, ia selalu mengikuti Siwa. Masih penasaran juga apakah ia bisa membunuh salah satu dari Tiga Trimurti ini. Siwa akhirnya bertemu Wisnu dan kembali terjadi dialog kira-kira seperti ini :
Siwa : “Eh tolongin gue dong.”
Wisnu : “Emang kenapa?”
Siwa : “Aku salah kasih berkat pada Ashura. Dan setelah dikasih berkat ia malah mau membunuhku!”
Wisnu : “Oooo.”
Siwa : “Jadi?”
Wisnu : “Oke, tunggu di sini. Biar aku yang urus si Bhasmasura itu.” (Ambil wujud Mohini sekali lagi)

Jadi bertemulah Mohini dengan Bhasmasura . Sekali lagi Mimin tekankan bahwa nafsu birahi para Ashura itu berkali-kali lipat manusia normal. Karena itu Bhasmasura langsung menyatakan niatnya untuk mempersunting Mohini. Mohini mengiyakan ajakan Bhasmasura , namun Bhasmasura harus turut menari dulu bersamanya. Bhasmasura menyanggupinya.

Yang Bhasmasura lupa adalah : tangannya punya kemampuan meleburkan apapun jadi abu dan tarian Mohini berkali-kali membuat gerakan nyaris menyentuhkan tangan ke kepala. Pada satu kesempatan Mohini menempelkan tangannya ke kepala dan Bhasmasura pun turut melakukannya. Akibatnya Bhasmasura pun hangus menjadi abu. Siwa selamat dan sejak saat itu ia tidak mau lagi mengabulkan permohonan Ashura manapun, kecuali Rahwana – karena permohonan Rahwana masuk akal dan tidak mengancam keselamatannya.

==TRIVIA==
• Dalam mitos yang berkembang di Bali, yang menjadi dewi bulan dan melapor pada Wisnu akan keberadaan Kala Rau adalah Dewi Ratih.
• Di mitos Mahabaratha versi Tamil, Kresna diceritakan mengambil kembali wujud Mohini guna memenuhi permintaan Aravan (atau Irawan) yang memohon supaya ia bisa menikahi seorang wanita sebelum ia gugur di medan perang.
• Kesaktian yang dimiliki Bhasmasura mirip dengan kesaktian Dretarasta – kakak Pandu dan ayah para Kurawa.


Sumber: Le Chateau de Phantasm di Facebook \
http://www.facebook.com/LCDP.Official




No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia