EMPAT PENUNGGANG KUDA AKHIR ZAMAN
Ditemui pada : Kitab Wahyu
Anggota : Penunggang Kuda Putih (Penakluk / Wabah), Penunggang Kuda
Merah (Perang), Penunggang Kuda Hitam (Kelaparan), dan Penunggang Kuda
Pucat / Hijau Pucat (Maut)
Ras : ?????
==GAMBARAN UMUM==
Dalam agama Nasrani, ada kitab terakhir dari deretan kitab Perjanjian
Baru yang disebut dengan Kitab Wahyu (dalam bahasa Inggris disebut
‘Revelation’). Kitab ini menceritakan tentang ramalan akhir zaman dan di
dalamnya menceritakan tentang kehadiran empat penunggang kuda yang akan
muncul di akhir zaman.
Dikisahkan ada sebuah buku (atau gulungan
perkamen) yang dipegang oleh Tuhan di tangan kanan-Nya. Buku (atau
gulungan) ini disegel dengan tujuh meterai. Empat segel pertama akan
dibuka oleh Anak Domba atau Singa Yehuda – sebuah gelar yang merujuk
pada Isa (atau Yesus) – dan setiap segel akan memanggil satu dari
keempat penunggang kuda ini.
==PENUNGGANG PERTAMA : PENAKLUK / WABAH==
"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang
menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah
mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan."
(Wahyu 6 : 2)
Segel pertama yang dilepas akan mendatangkan si penunggang kuda putih
ini. Banyak interpretasi yang beredar mengenai apa peranan si penunggang
satu ini. Ada yang mengatakan ia adalah Mesias yang datang kembali di
akhir zaman. Namun kebanyakan ahli sejarah dan kitab suci Nasrani
berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut mengintepretasikan sesuatu
kehadiran yang dapat membuat sejumlah besar manusia takluk.
Ilmu
pengetahuan modern menyebut sesuatu itu sebagai wabah penyakit.
Penunggang kuda ini menunggangi kuda putih dan memakai mahkota di atas
kepalanya. Ia dipercaya akan menyebarkan wabah penyakit di setiap
penjuru bumi pada akhir zaman.
Beberapa ahli teologi punya
pandangan lain soal penunggang ini. Kehadiran ‘Penakluk’ mereka
tafsirkan sebagai kehadiran para atheis – mereka yang tidak percaya lagi
akan kehadiran Tuhan.
==PENUNGGANG KEDUA : PERANG==
"Dan
majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang
menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari
atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan
sebilah pedang yang besar."
(Wahyu 6 : 4)
Penunggang kedua
adalah penunggang yang muncul setelah segel kedua dilepas. Penunggang
ini menaiki kuda merah dan bersenjatakan sebilah pedang besar. Dikatakan
bahwa kehadirannya di bumi akan membawa perang di mana-mana, karena itu
ia lazim disebut sebagai : Perang.
==PENUNGGANG KETIGA : WABAH / KELAPARAN==
".....Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang
yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku
mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu
berkata: ‘Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi
janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.’"
(Wahyu 6: 5b-6)
Timbangan yang dimaksud ini mirip dengan timbangan yang jadi simbol Pegadaian
. Timbangan macam ini, pada masa-masa ketika kitab-kitab suci Nasrani
ditulis lebih sering digunakan untuk menimbang bahan makanan. Karena
itulah kehadiran penunggang yang satu ini sering diidentikkan dengan
kelaparan.
Ada yang mengidentifikasi kehadirannya sebagai simbol
penegakan keadilan. Tapi adanya kata-kata yang menyinggung soal bahan
makanan rakyat jelata yang mengalami ‘inflasi’ tapi mempertahankan harga
minyak (mungkin minyak zaitun) dan anggur yang notabene adalah barang
konsumsi kalangan berduit pada masa itu membuat argumen bahwa penunggang
ini bertugas mendatangkan kelaparan lebih masuk akal.
Penunggang ini menunggangi kuda hitam dan membawa sebuah timbangan. Sering pula digambarkan sebagai pria yang kurus kering.
==PENUNGGANG KEEMPAT : MAUT==
"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang
yang menungganginya bernama Maut dan Hades (kerajaan maut) mengikutinya.
Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk
membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan
binatang-binatang buas yang di bumi."
(Wahyu 6: 8)
Penunggang
kuda terakhir yang tampaknya tugasnya adalah ‘mengkompilasi’ segala
efek yang sudah dibawa teman-temannya. Kalau dunia sudah penuh wabah,
dicabik perang, dan banyak terjadi kelaparan maka yang terjadi
selanjutnya sudah pasti kematian kan?
Penunggang kuda yang satu ini digambarkan menaiki kuda pucat atau
berwarna hijau-kekuningan. Sering digambarkan juga sebagai kerangka
hidup yang membawa sabit. Penggambaran ini mungkin dipengaruhi dengan
legenda Reaper (malaikat maut) yang hidup di masyarakat abad pertengahan
dan Rennaissance.
==ADAPTASI KE MEDIA POPULER==
Beberapa
insan dunia kreatif seperti novelis, komikus, dan produsen video game
mengadaptasi Empat Penunggang Kuda Akhir Zaman ini ke dalam berbagai
karya mereka. Baik dengan mengikuti legenda dan interpretasi kitab Wahyu
maupun dengan sedikit modifikasi. Beberapa karya yang mengadaptasi
mitos ini antara lain :
• Is Yuniarto, komikus Indonesia dengan karyanya KNIGHTS OF APOCALYPSE
http://www.goodreads.com/book/show/6602383-knights-of-apocalypse-vol-1 • Vigil Games dengan video game Darksiders
http://en.wikipedia.org/wiki/Darksiders
• Terry Pratchett dan Neil Gaiman dengan karya duet mereka : GOOD
OMENS, yang menempatkan empat penunggang kuda ini sebagai parodi
http://www.goodreads.com/book/show/12067.Good_Omens
• Eric Kripke dengan serial televisi SUPERNATURAL yang memunculkan Para
Penunggang Kuda dengan versi lebih modern, di mana tunggangan kuda
mereka diganti dengan mobil .
http://en.wikipedia.org/wiki/Supernatural_%28U.S._TV_series%29
Sumber: Artikel di Facebook Le Chateau de Phantasm
https://www.facebook.com/LCDP.Official/posts/851218094890955:0
No comments:
Post a Comment