Pada suatu waktu, beratus-ratus tahun yang lalu, lahirlah seorang putra dari Kaisar Keiko, keturunan keduabelas dari Jimmu yang agung, pendiri kekaisaran Jepang. Pangeran ini merupakan anak kedua dari Kaisar Keiko yang diberi nama Yamato.
Kaisar Keiko memerintahkan putra bungsunya, Pangeran Yamato, untuk mengatasi komplotan perampok. Jika memungkinkan, sekalian membersihkan sarang tempat perampok itu tinggal. Istrinya, Putri Ototachibana selalu setia mendampinginya. Dikarenakan cinta yang sangat besar pada sang suami yang seorang pejuang, dia selalu siap untuk memberikannya pedang ketika suaminya akan pergi ke medan pertempuran, serta melayani keinginannya ketika kembali dengan letih ke markas. Sungguh istri yang luar biasa.
Demi keinginan yang besar untuk menyelamatkan suaminya, sebagai rasa cintanya, dia memerencanakan untuk mengorbankan dirinya agar suaminya luput dari kematian, jika itu memungkinkan. (hlm. 19)
Seiring dengan perjalanan yang jauh, juga karena sedikit perhatian dan kemurungan Pangeran Yamato yang dingin padanya, sinar kecantikannya perlahan-lahan memudar. Kulitnya yang pualam mulai terbakar sinar matahari.
Ternyata kehidupan mereka diliputi cobaan. Hati Pangeran Yamato mendua. Adalah Putri Miyadzu. Ia perempuan yang cantik seperti buah ceri yang merekah merah muda saat pagi di musim semi. Kemanakah hati Pangeran Yamato akan berlabuh?!?
Jika pedang merupakan jiwa seorang samurai, begitu juga dengan cermin, merupakan jiwa seorang perempuan. (hlm. 29)
Seperti kisah Putri Hase-Hime dalam buku sebelumnya, cerita kedua di buku ini juga menceritakan ikatan batin antara seorang ibu dengan anaknya. Dia berusaha untuk menjadi seseorang yang diinginkan sang ibu, hingga bisa membuat sang gadis menjadi patuh dan sabar.
Cinta untuk sang ibu yang telah tiada tak berkurang oleh waktu. Dengan ingatan yang tajam, dia mengingat segala hal keseharian, dari hujan yang turun hingga angina yang bertiup. Semua itu mengingatkannya pada sang ibu yang penuh cinta dalam kebersamaan. (hlm. 32)
Menu buku ini:
- Pangeran Yamato Take
- Cermin Matsuyama
- Kisah Seorang Pria yang Tak Mau Mati
- Burung Gereja yang Lidahnya Terpotong
- Petani dan Luak
- Petualangan Kintaro Si Anak Emas
- Pemburu Hebat dan Pemancing Mahir
- Si Raksasa Dari Rashomon
- Kisah Lelaki Tua Kehilangan Kutil di Pipinya
- Perselisishan Kisah Pemarah dan Si Kepiting
- Kelinci Putih dan Buaya
Hadiah yang kamu terima sesuai dengan kejahatanmu. Aku hanya berharap hal ini dapat menjadi pelajaran bagimu di masa depan. (hlm. 62)
Selalu ada balasan bagi kebaikan atau keburukan yang kita lakukan. Orang yg baik pada kita mengajarkan tentang perasaan bersyukur. Orang yg jahat pada kita mengajarkan perasaan ikhlas. Begitulah kira-kira makna yang dapat kita ambil dari kumpulan dongeng ini.
Keterangan Buku:
Judul : Pangeran Yamato Take: Dongeng-dongeng Klasik Dari Negeri Jepang
Penulis : Yei Ozaki
Penerjemah : Fanny Chotimah
Editor : Bandung Mawardi
Ilustrasi & cover : Isthis Comic
Layout : Yudhi
Penerbit : Katta
Terbit : 2010
Tebal : 136 hlm.
ISBN : 978-979-1032-46-9
Sumber Artikel:
http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-pangeran-yamato-take/10151102658547693
No comments:
Post a Comment