Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

08 July 2014

VadisReview - Garda: Perebutan Kristal Langit



VadisReview 

Garda – Ksatria dari Cassiopeia
Episode Perebutan Kristal Langit
Penulis: Ahmad Sufiatur Rahman
Pengkhianat, Buronan dan Pahlawan

Kali ini, giliran Sang Musafir yang dikunjungi para “tamu” dari dunia lain, tepatnya dari Planet Aress di Gugusan Bintang Cassiopeia. Hujan meteor Perseids di Gunung Bromo, Jawa Timur telah membawa seorang buronan, para pengejarnya dan para pelindung si buronan itu. 

Buronan bernama Gakasha itu “membonceng” meteor Kristal Langit, mengincar seorang mahasiswa, Garda Kejora yang kebetulan ada di lokasi jatuhnya di Bumi. Lantas, ia memilih manusia biasa itu hingga menjadi seorang superhero. Sebenarnya Gakasha datang ke Bumi untuk sembunyi, namun apa daya, mungkin kebocoran informasi menjerumuskannya dalam kejaran banyak raksasa. 

Sehebat apapun Gakasha, ia masih harus menyesuaikan diri dalam raga baru “inang”-nya ini. Untung ada dua “meteor pendukung”, Gaby Mikaila dan Nova Spica yang membantu Garda-Gakasha menghadapi lawan-lawan berat (dan besar-besar). Para pengejar yang jumlahnya lebih banyak juga merasuki atau berubah wujud menjadi manusia samaran. 

Gaby menjelaskan pada Sang Musafir sebagai duta dari Bumi, sebagai sumber kekuatan utama di Aress, Kristal Langit pantas jadi rebutan. Apalagi kini kristal itu menyatu dengan Gakasha dan terbenam di dada Garda. Yang terjadi selanjutnya adalah rentetan pertarungan seru antara tim Garda, Gaby dan Nova melawan para raksasa Bangsa Azura yang dipimpin oleh dua ksatria digdaya, Karen Lezalel dan Antares.
Sebenarnya pihak Garda sempat mengalami kekalahan yang memupuskan harapan, namun datangnya bantuan tak terduga mampu membalikkan keadaan. Sebagai peliput dari Bumi, Sang Musafir cukup terpukau dengan konsep dan plot novel ini yang cukup “alami”, logis dan detil. 

Garda (Action Figure) sesaat setelah tertimpa meteor kristal merah.

Sekilas Sang Musafir jadi teringat pada para Transformers, robot-robot raksasa dari Planet Cybertron yang hampir kiamat, yang “mengungsi” ke Bumi dan melanjutkan peperangan mereka di Bumi. Bedanya, Transformers menyamar menjadi benda-benda mati seperti mobil, para raksasa Aress menyamar jadi para manusia yang sengaja mereka pilih untuk dirasuki. Ada pula yang tak menyamar, langsung mengkonfrontir para protagonis dengan wujud asli mereka. 

Satu lagi alasan Sang Musafir untuk terpukau adalah latar belakang dari unsur-unsur mitologi Yunani, Nordik, Nusantara (Pewayangan) dsb yang dipadu dengan pengetahuan umum, astronomi dan berita-berita fenomenal dalam kisah Garda ini. Jelas sekali sang kreator dan penulis Garda, Ahmad Sufiatur Rahman sudah melakukan riset yang tak terlalu mendalam tapi cukup matang untuk “meramu” latar belakang ini. Contohnya, foto Justin Ng di http://www.justinngphoto.com meliput hujan meteor Eta Aquarid di atas Gunung Bromo, Jawa Timur, Mei 2013. Entah apakah ini fakta atau hoax (tipuan), namun sangat bisa dimanfaatkan sebagai sumber ide untuk kisah fantasi superhero. Salut!




Fanart Garda oleh Andry Chang

Satu lagi nilai plus adalah drama yang terjadi antara dua sejoli, Garda dan Revina dengan karakter yang konsisten. Garda yang menyukai sifat-sifat tertentu dalam diri Revina mulai curiga saat menemukan “kejanggalan” dalam diri gadis yang ia sukai ini. Namun cinta memang buta, dan itu hampir merenggut nyawa seorang superhero – dan harapan seluruh rakyat planet yang jauh. 

Nah, selama meliput sepak-terjang Garda ini, Sang Musafir sempat beberapa kali mengerutkan dahi. Pasalnya, adegan-adegan pertarungan yang terjadi seharusnya diceritakan lebih detil lagi, sehingga perimbangan kekuatan Garda dkk dengan para super-villains jadi nyata. Kalau tidak, salah satu pihak jadi terkesan mudah sekali kalah, dan adegan action yang seharusnya amat vital dalam novel action superhero ini jadi terkesan “numpang lewat” saja. 

Banyaknya bantuan dari luar, termasuk senjata yang terlalu kuat membuat ciri khas kekuatan Garda sendiri jadi kabur atau mudah terlupakan. Apakah Kristal Langit hanya membuat seseorang menjadi super-human atau berkekuatan raksasa saja, atau ada lagi yang lain? 

Dari segi penamaan, Sang Musafir harus kembali berpegang pada pakem Superheroisme, yaitu: Nama superhero rata-rata adalah nama samaran, bukan nama asli penyandangnya. Kalaupun mau sama dengan nama penyandang, pemilihan nama sebaiknya lebih “alami”. Misalnya dari Marvel ada Dr. Strange, Luke Cage, Kitty Pryde, Emma Frost dan para agen S.H.I.E.L.D. Nama-nama yang terlalu “keren” seperti Garda, Gaby Mikaila, Nova Spica dsb seharusnya jadi nama superhero, nama alias atau nama kecil (nickname), dan nama-nama tokoh manusianya sebaiknya sesuaikan dengan trend di Indonesia. Misalnya si Garda inangnya bernama Ahmad, dsb. Yah, kadang Sang Musafir sendiri juga “usil”, menggunakan nama-nama kode / asli yang “menjurus” macam Shinta Devi, Rania Giselda dsb. 

Tentang tokoh-tokohnya, karena rata-rata mereka satu kampus dengan atau sengaja “terkait” dengan Garda, variasi karakter protagonis dan antagonis kebanyakan adalah mahasiswa, dosen dan polisi. Kecuali mungkin Antares yang jadi tokoh sentral yang beda sendiri. Berikut para tokoh utama “Garda”:

Garda Kejora: Tipikal pemuda tampan idola wanita yang mendapatkan kekuatan super dari meteor Kristal Langit yang jatuh di Gunung Bromo. Kecerdasannya biasa-biasa saja, namun keberanian dan kenekadannya patut diacungi jempol. Kekuatan super itu adalah dari Gakasha dari Klan Finix, pecahan dari Bangsa Azura yang jadi bangsa tersendiri.

Revina Korona: Gadis cantik, love interest Garda yang manja namun artistik. Mendapatkan kekuatan super panah api dan es dari Bangsa Azura. 

Gaby Mikaila: Wanita dewasa yang sesungguhnya adalah samaran dari pendukung dan penolong Garda, pejuang Bangsa Angela. Penyembuhan secara sihir termasuk kekuatan supernya. 

Nova Spica: Teman sekampus Garda yang terkesan kutu-buku dan jenius. Ia juga mendapatkan kekuatan super dari meteor, yaitu api abadi burung Phoenix (Klan Finix). 

Antares: Pemuda di Pulau Gunung Krakatau yang mendapat kekuatan super dari meteor, yaitu prana petir-api  dan Tombak Petir Gungnir dari Bangsa Azura.

Kesimpulan akhir, kesan yang bakal cukup melekat dalam kenangan Sang Musafir tentang Garda adalah gambar-gambar yang “berkilauan”, khususnya desain kostum Zirah Garda pada cover depan dan beberapa artwork buatan Sutadi (dan Ahmad S.R.), motor trail tunggangan Garda Kejora dan usaha yang amat gencar dan passionate dari sang kreator untuk mempromosikan tokoh Garda, di antaranya lewat media sosial dan merchandise seperti mug kopi, action figure, T-shirt, cover buku omnibook, dsb.

Salah satu merchandise Garda: Mug kopi

Sedangkan dari sisi ceritanya sendiri, mungkin saja Garda bakal muncul kembali dengan format komik, kisah-kisah baru dan musuh-musuh yang lebih menantang. Ditambah dengan penulisan adegan tarung yang lebih detil, segala tipe pembaca akan lebih mudah mengingat Garda dengan kekuatan super yang unik, bersama teman-temannya menjadi superhero baru Indonesia yang punya fan-base yang kokoh dan daya jangkau penggemar yang tak terbatas. 

Maju terus, Garda! Bercahayalah bagai Kejora! 

Keterangan mengenai Garda ada di:
Goodreads.com: https://www.goodreads.com/book/show/22466706-garda

No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia