Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

03 July 2014

Mitospedia India: Para Avatar - Varaha dan Narasinga


Mitospedia Veda / Vedic / Hindu
AWATARA KETIGA – WARAHA AWATARA

“Kau mengatakan bahwa dirimu pembela para Ashura dan ingin membersihkan jalan Ashura dari duri yang melukainya. Aku kau anggap duri. Bukan, Aku bukan duri, Aku Maha Pembalas Kejahatan.”
–Waraha Awatara–

Ras : Awatara Wisnu
Wujud : Celeng / babi hutan
Masa Kemunculan : Akhir Satya Yuga
Lawan Utama : Hiranyaksa

==BRAHMA DIPANGGIL KEMBALI==
Fantasianers masih ingat dengan peristiwa di masa kemunculan Matsya Awatara? Banjir besar menerjang bumi dan menenggelamkan seluruh daratan. Tapi sebenarnya yang terjadi lebih parah daripada itu.

Konon bumi terjerumus ke dalam kekacauan Mahapralaya. Pada mulanya semuanya tenang dan damai sampai akhirnya Wisnu yang mulanya tertidur memunculkan sebuah sulur yang menunjang sebuah bunga teratai raksasa di ujungnya. Dari dalam bunga teratai itu muncullah Brahma.

Brahma yang kaget dipanggil ‘mendadak’ seperti itu langsung toleh kanan-kiri dan menyaksikan yang ada di dunia ini hanya ada kekacauan. Kekagetan keduanya adalah : ia duduk di atas bunga teratai raksasa yang pangkalnya tak terlihat, tak peduli seberapa jauhnya Brahma mencoba turun. Akhirnya Brahma menyerah mencari pangkal teratai itu dan memilih untuk melakukan tapa. Dalam tapanya ia dapat ‘pesan’ dari Wisnu yang kurang lebih isi pesannya seperti ini :

Wisnu : “Brahma, waktunya Anda menciptakan kembali dunia dan segala isinya sekali lagi.”
Brahma : “Semoga yang demikian terjadi.”

Brahma kembali bertapa. Dalam tapanya ia memunculkan sepuluh Prajapati antara lain : Atri, Angirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Bhrigu, Daksa, Marici, Wasishta, dan Narada. Selain itu juga lahir entitas bernama Dharma dan Adharma. Lalu ia menciptakan pasangan Manu : Swayambhu Manu dan istrinya Satarupa. Swayambhu Manu, Prajapati, dan Brahma kemudian mulai mengukir isi bumi sekali lagi.

Tapi setelah beberapa lama, Brahma merasa ada yang ‘tidak beres’. Penciptaan berjalan amat lambat sehingga Brahma memanggil kembali Swayambhu Manu dan bertanya apa masalahnya sehingga pekerjaan Swayambhu terhambat.

Dan Sang Manu menjawab, “Saya bekerja sebagaimana Ayahanda perintahkan, tapi bumi sedang tenggelam!”

Brahma berpikir sejenak. Prajapati dan Manu jelas tidak cukup kuat untuk mengeluarkan bumi dari lautan. Akhirnya ia memutuskan untuk minta bantuan Wisnu sekali lagi (karena Siwa sedang tidak dapat dihubungi). Dari lubang hidung Brahma keluarlah seekor celeng (babi hutan) sebesar kelingking Brahma. Celeng itu langsung membesar menjadi celeng raksasa, Waraha Awatara. Waraha kemudian mengangkat bumi dari dalam samudera dan terus menopangnya sampai daratan-daratan bumi benar-benar stabil.

==DITI MENGGODA KASHYAPA==
Di antara para Prajapati ada seorang yang bernama Kashyapa. Kashyapa beristrikan 13 orang putri Daksha – yang notabene adalah saudaranya laki-lakinya. Setiap menjelang matahari terbenam, para Prajapati – termasuk Kashyapa – biasanya melakukan pemujaan pada Brahman (dalam wujud Trimurti), dalam hal ini Kashyapa hendak memuja Siwa.

Tiba-tiba salah satu istrinya, Diti, datang pada Kashyapa dan minta ‘dilayani di ranjang’. Kashyapa sih mau-mau saja melayani istrinya yang satu ini, tapi ia harus melaksanakan upacara pemujaan sehingga ia mengatakan, “Tentu Diti, tapi nanti ya. Ini waktu suci pemujaan.”

Tapi Diti tidak mau menunggu dan dalam benaknya timbul pikiran, “Idih, suamiku sok suci banget! Seberapa kuat sih suamiku bakal bertahan?”

Diti pun mengambil inisiatif ‘ganas’ sehingga Kashyapa pun ‘takluk’.

Kesalahan besar bagi Kashyapa dan Diti! Berbuat mesum saat suaminya hendak memuja Siwa menghantarkannya pada kutukan. Diti kemudian mengandung dan kelak akan melahirkan dua Ashura. Yang satu bernama Hiranyaksa dan yang satu lagi bernama Hiranyakashipu.

==HIRANYAKSA==
Ashura terkenal sekali dengan kekuatan mereka yang setara dewa dan hobi mereka yang suka berantem. Ashura yang bisa mengontrol emosinya bisa saja menjadi dewa, tapi Hiranyaksa tidak termasuk salah satunya. Ia punya pemikiran seperti ini : “Untuk menjadi dewa, aku harus mengalahkan dewa-dewa dan merebut tahta mereka.”

Jadi itulah yang dia lakukan. Ia menghajar para dewa, minus Baruna, dan menaklukkan tiga dunia (Patala dan Naraka – alam baka, Swargaloka – kahyangan, dan Arcapada – dunia manusia). Sampai ia menyadari bahwa ada empat dewa yang belum mengakui kehebatannya : Tiga Trimurti dan Baruna. Ia tidak mengacuhkan Baruna, Siwa tidak diketahui rimbanya, Brahma adalah kakeknya – jadi ia tidak mau melawannya, jadi satu-satunya Trimurti yang hendak ia tantang adalah Wisnu.

Ketika ia berkeliling mencari Wisnu, ia bertemu Baruna yang sedang dalam wujud ular raksasa dan menantangnya berkelahi. Baruna menolak berkelahi dan menyatakan bahwa lawannya yang sebanding dengannya adalah Wisnu. Ia menyuruh Hiranyaksa mencari Narada guna menanyakan keberadaan Wisnu.

Narada menunjukkan tempat Wisnu berdiam pada Hiranyaksa dengan ‘senang hati’, “Kamu ingin berkelahi dengan Wisnu? Dia sedang mengambil wujud Waraha, Celeng Raksasa. Dia sedang di Rasatala, sedang mengangkat bumi.”

Singkat cerita, Hiranyaksa ‘mengganggu’ Waraha yang tengah menopang bumi. Hiranyaksa menyatakan dirinya sebagai pembela Ashura dan hendak membersihkan jalan Ashura dari duri yang melukai mereka.

Wisnu yang sedang tidak mood dan sedang mudah marah. langsung menggeram, “Aku sedang menjadi binatang buas maka Aku mendengar ocehanmu. Kau mengatakan bahwa dirimu pembela para Ashura dan ingin membersihkan jalan Ashura dari duri yang melukainya. Aku kau anggap duri. Bukan, Aku bukan duri, Aku Maha Pembalas Kejahatan. Sudah banyak sekali korban kejahatanmu. Sudah berulang kali kau menggunakan kekerasan dalam memaksakan kehendakmu. Kau telah menakut-nakuti manusia dengan menebar ancaman. Aku tidak suka kekerasan, tetapi Aku sedang mewujud menjadi binatang buas, mari bertarung! Saatnya kau mempertanggung-jawabkan kekerasan yang telah kau lakukan berkali-kali.”

Jadi dua makhluk itu pun bertarung. Saat mereka bertarung konon segala bencana terjadi di muka bumi. Ombak dan gelombang besar menggelora di seluruh samudra, gempa bumi di mana-mana, semua gunung meletus, dan taufan mengamuk di berbagai tempat. Konon pertarungan ini berlangsung selama 1000 tahun sebelum akhirnya Hiranyaksa terbunuh oleh Waraha.

==TRIVIA==
• Diti tidak pernah melahirkan anak-anak yang ‘beres’. Nyaris semua anaknya adalah Ashura dan nasib mereka selalu berakhir dengan dibunuh oleh Wisnu atau Dewata, kecuali anaknya yang terakhir. Berbeda sekali dengan saudarinya Aditi yang melahirkan para dewa golongan Adhitya.
• Pertarungan Waraha dengan Hiranyaksa adalah pertarungan Wisnu yang paling lama sebagai Awatara. Jadi boleh dikata, Hiranyaksa adalah salah satu Ashura paling kuat.
• Daksha – saudara Kashayapa – adalah ayah mertua Siwa.
• Prajapati yang menikah rata-rata berpoligami





Mitospedia Veda / Vedic / Hindu 
AWATARA KEEMPAT – NARASINGA AWATARA

Nama lain : Narasimha, Narasingh, Narasimh
Arti Nama : Separuh Manusia (Nara) Separuh Singa (Singa)
Ras : Awatara Wisnu
Wujud : Manusia Berkepala Singa
Masa Kemunculan : Akhir Satya Yuga
Lawan Utama : Hiranyakasipu

Hiranyakasipu : “Katakan di mana aku bisa temukan Wisnu! Biar kutantang Dia bertarung!”
Prahlada : “Ia ada dimana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul.”

==LEGENDA==
Fantasianers masih ingat kisah Ashura Hiranyaksa yang menantang Waraha Awatara di pembahasan tempo hari? Kali ini Mimin akan menceritakan kisah tentang Hiranyakasipu, saudara lelaki Hiranyaksa. Namun sebelum itu Mimin perlu ceritakan sejenak tentang latar belakang Hinduisme di zaman ini.

Pada zaman ini, setiap orang berhak memuja Istadewata (Dewa Utama) –nya masing-masing. Ada yang memuja Brahma, Wisnu, Siwa, Indra, Bayu, Baruna, atau yang lainnya. Tapi karena saudara lelakinya dibunuh oleh Wisnu beberapa tahun yang lalu, Hiranyakasipu menjadi sangat marah dan bersumpah tidak akan pernah memuja dewa yang namanya Wisnu, bahkan ia bersumpah akan melenyapkan seluruh pemuja Wisnu dari kerajaannya.

Pemaksaan kehendak paling efektif dilakukan dengan anarki, dan anarki paling afdol dilakukan kalau dirinya memiliki kesaktian. Maka Hiranyakasipu pun mulai bertapa dengan keras, memusatkan perhatiannya hanya kepada Bhatara Brahma selama bertahun-tahun. Brahma pun harus menepati hukum yang berlaku, di mana setiap makhluk yang melakukan tapa dengan sungguh-sungguh harus dikabulkan keinginannya. Ketika Brahma muncul, Hiranyakasipu menyatakan bahwa ia ingin diberi kehidupan abadi, tidak bisa dibunuh oleh manusia ataupun hewan, baik siang maupun malam, baik saat ia berada di langit maupun berpijak di bumi, baik oleh api, air ataupun senjata, baik saat ia ada di dalam maupun luar kediamannya. Brahma mengabulkan permohonannya.

Setelah mendapatkan kekuatan itu, ia melarang semua orang di kerajaannya memuja dewa lain selain Siwa (dan Brahma), dan perintah itu juga hendak ia berlakukan juga bagi istrinya : Lilawati. Bhatara Indra yang tahu akan rencana Hiranyakasipu langsung mengevakuasi Lilawati dari istana Hiranyakasipu. Ketika Hiranyakasipu tahu Indra dan pasukan dewanya membawa istrinya, ia menjadi sangat marah dan kebenciannya pada Wisnu semakin menjadi-jadi.

Ketika Bhatara Indra mengevakuasi Lilawati, Lilawati tengah hamil tua dan beberapa waktu kemudian melahirkan seorang putra bernama Prahlada. Lilawati dan Prahlada tinggal dalam perlindungan Rsi Narada – brahmana pemuja Wisnu, salah satu dari tujuh Sapta Rsi. Hiranyakasipu beberapa kali mencoba membujuk anaknya untuk meninggalkan Wisnu tapi Prahlada tidak mau. Kesal dengan sikap anaknya, Hiranyakasipu berkali-kali mencoba membunuh anaknya dengan berbagai metode : dijatuhkan dari tebing, ditebas, dipukuli, sampai dihantam dengan astra, tapi anehnya Prahlada ternyata tidak juga mati karena ada suatu campur tangan kekuatan gaib, yang menurut Prahlada adalah campur tangan Wisnu.

Saat ayah dan anak itu bertemu di istana Hiranyakasipu, Sang Raja Ashura menantang Prahlada.
Hiranyakasipu : “Katakan di mana aku bisa temukan Wisnu! Biar kutantang dia bertarung!”
Prahlada : “Ia ada dimana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul.”

Merasa diolok-olok dengan perkataan anaknya, Hiranyakasipu memukul salah satu pilar istananya hingga retak menjadi dua bagian. Dia langsung mendapat kejutan. Dari pilar yang seharusnya kosong, keluarlah sesosok manusia raksasa berkepala singa. Sosok ini memiliki empat tangan dan di punggungnya memanggul seekor naga di punggungnya. Sosok ini disebut Narasinga, Awatara Wisnu.

Hiranyakasipu pun maju menyerang Narasinga. Pertarungan dua makhluk ini berlangsung sampai senja. Ketika senja mulai turun, Narasinga mencengkeram Hiranyakasipu, mendudukkannya di pangkuannya lalu mencabik-cabik perut Hiranyakasipu dengan kukunya. Tindakan ini membuat berkah dari Brahma tidak berlaku karena :
1. Narasinga bukan manusia, binatang, ataupun dewa. Ia adalah perwujudan ketiganya.
2. Hiranyaksipu dibunuh bukan saat pagi, siang, atau malam melainkan senja – peralihan dari siang menuju malam.
3. Hiranyaksipu tidak dibunuh dengan senjata, air, atau api melainkan oleh kuku Narasinga.
4. Hiranyaksipu tidak dibunuh di luar ataupun di dalam kediamannya, bukan pula di darat atau udara. Ia dibunuh di pangkuan Wisnu.

==TRIVIA==
• Naga yang dipanggul Narasinga adalah Ananta Sesa. Pada kesempatan-kesempatan berikutnya Ananta Sesa setidaknya dua kali turut mendampingi penjelmaan Wisnu ke dunia, yakni sebagai Laksmana – saudara Rama – dan Baladewa – saudara Kresna.
• Narasinga adalah awatara Wisnu paling buas dan ‘brangasan’. Dalam satu versi diceritakan : setelah membunuh Hiranyakasipu, ia lepas kontrol dan membunuh lebih banyak orang lagi. Aksi Narasinga baru berhenti setelah Siwa turun ke dunia dan bertempur melawan Narasinga.


Sumber: Le Chateau de Phantasm di Facebook
http://www.facebook.com/LCDP.Official

No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia