MARI BERFANTASI
MENGUFAS FANTASI
Makalah
oleh: Djokolelono
Untuk
Event Talk Show “Berfantasi Tidak Dilarang”
Edisi
Weblog oleh: Andry Chang
Bagian 3: Menulis Fiksi Fantasi
Apa yang memicu dan memacu fantasi?
Tak
beda dengan karya tulis lailn, ilham untuk membuat suatu cerita fantasi bisa
datang dari mana saja. Mungkin tergantung kepekaan kita masing-masing terhadap
fantasi itu. Ada orang yang begitu melihat apa saja bisa timbul ide fantasinya,
namun juga ada yang butuh “rangsangan” seperti game, film, novel, komik, lagu,
karya seni, berita, pengalaman pribadi dan lain sebagainya.
Biasanya,
pemicunya adalah pertanyaan: Bagaimana
kalau…? (What if)
Contohnya,
saat naik busway, misalnya, bisa timbul banyak “Bagaimana kalau”.
-
Bagaimana
kalau bis ini sesungguhnya adalah bis ke dunia lain.
-
Bagaimana
kalau penumpang bis ini sesungguhnya bukan manusia.
-
Bagaimana
kalau ternyata bis ini berakhir di Grogol, bukannya di Blok M seperti tertera
di pelat rutenya.
-
Bagaimana
kalau seluruh bis ini sebelum turun harus menjalani tes tertulis dulu.
-
Bagaimana
kalau bis ini sesungguhnya adalah mesin waktu, dan seterusnya.
Persiapan apa saja yang perlu dilakukan untuk menulis sebuah kisah
fantasi?
1.
Ide
Pastikan ide apa yang
anda garap.
Syaratnya:
-
Bisa diterima
pembaca. Kalaupun ide itu tak masuk akal, berilah alasan mengapa peristiwa itu
seakan benar-benar terjadi, bahkan melawan hukum alam. Atau setidaknya alasan
itu bisa benar terjadi di dunia rekaan sendiri itu.
-
Bukan ide
“tolol”. Misalnya ada tokoh jin tapi hanya ditugaskan mencari makanan jin,
mungkin biasa. Tapi kalau ditugaskan menciptakan kedamaian dunia tapi malah
bakal berakibat musnahnya manusia – nah itu, baru menantang.
-
Menarik. Idemu
harus bisa meninggalkan suatu “kenangan” pada pembaca. Nah, ini agak relatif. Entah
itu ide unik, sarat pesan moral atau penuh aksi seru, coba bayangkan sendiri.
Bila kita sebagai penulis jadi tokoh utama dalam kisah kita, akankah kita
merasakan yang sama dengannya? Sedih, gembira, tegang, penasaran dan
sebagainya.
-
Sekali lagi,
penggalian ide, plot dan pengembangan tokoh fantasi dan pembentukan ciri khas
kita dalam menulis fantasi TIDAK BISA DIAJARKAN. Itu harus dicapai lewat banyak
latihan, riset dan pengamatan.
Vandaria Saga - Hailstorm by Fachrul R.U.N., salah satu penerapan dan kombinasi ide yang sangat unik. |
2.
Garis Besar
Cerita
Buat peta tentang
ceritamu: Geografinya, tokoh-tokohnya, bahasanya, sifat masing-masing dan
seterusnya. Dan garis besar ceritanya, mau dibawa kemana mereka. Tokoh-tokoh
baik, buruk dan “abu-abu”, pertentangan mereka dan seterusnya. Contoh: “The Song of Ice and Fire / Game of Thrones”
– George R. R. Martin, yang rata-rata tokoh-tokohnya "abu-abu".
Serial Ther Melian karya Shienny M.S. dkk, punya konsep yang sangat jelas yaitu kombinasi romance, epic dan high fantasy. |
3.
Riset Latar
Belakang
Akan sangat membantu bila
anda tahu benar latar belakang tokoh-tokoh dan TKP berdasarkan fakta yang ada.
Misalnya: Tokoh anda hidup di Zaman Majapahit. Dia lapar. Dia masuk ke kebun
singkong. Terus membakar singkong. Benarkah? Atau bisakah ada nama “Rahma”
untuk seseorang yang hidup di Zaman Majapahit?
Riset ide/plot cerita
bisa dilakukan lewat mempelajari karya-karya orang lain. Untuk riset latar
belakang, akan lebih baik bila ditambah pengetahuan yang memadai tentang
sejarah, geografi, struktur sosial, kebudayaan. Sumber riset bisa dari
narasumber (seorang ahli/yang berpengetahuan), atau kita sendiri yang bila
perlu jadi ahli dalam suatu hal yang bisa dimasukkan dalam kisah fiksi atau
non-fiksi. Kadarnya bisa dari Mbah Google, Wikipedia sampai ensiklopedia atau
buku-buku referensi di perpustakaan atau dari mana saja.
Antologi Qi Xi, yang latar belakangnya diambil dari Budaya Tionghoa Kuno |
4.
Mulai
Menulis
Sekali lagi, mengarang
adalah ekspresi pribadi anda. Tata bahasa, ejaan dan lain-lain mungkin saja
bisa diobrak-abrik, asal sesuai dengan warna cerita anda.
Kalau tokoh anda berkata,
“Ma’em lada truz jd tiap pagie sakit peyut… (o~,o~) Ammm… ciyus? Miapah?” Ya
tulis begitu agar lebih hidup. Tapi hati-hati kalau sampai editor anda nggak
ngerti…
Mungkin kalimat langsung
bisa anda tulis seaneh itu, tapi jangan lupa tanda baca, pemotongan kalimat,
dll yang membuat pembaca nyaman. Juga editor anda.
Kadang-kadang
penggambaran sesuatu yang terlalu detil juga membosankan. Usahakan ini tidak
terjadi.
Arassi, hasil lomba Ufuk Fantastic Fiction 2012 yang menitikberatkan pada "pesan moral" dalam cerita. |
5.
Draft 1,
Draft 2, Draft 3…
Jika anda baru mulai
menulis, jangan takut menulis draft. Jika tulisan anda selesai, bacakan pada
teman anda atau minta dia baca. Lihat reaksinya. Atau rasakan sendiri apakah
sudah cukup baik atau tidak. Jangan takut menulis ulang. Terutama dengan
komputer sekarang ini, sangat gampang untuk mengubah kalimat atau bahkan
paragraf.
CATATAN
Tulisan
ini semua adalah fantasi. Dan hanya fantasi. Tak perlu dimasukkan ke hati. tak
perlu dijadikan ilmu. Anggap saja kita omong-omong sambil nongkrong makan kue
pancong.
Djokolelono, 28 Januari
2012
DJOKOLELONO adalah penulis veteran yang telah menelurkan banyak karya khususnya
yang bergenre fiksi ilmiah dan fiksi fantasi, termasuk Anak Rembulan.
ANDRY CHANG adalah penulis, komikus dan game developer spesialis fiksi fantasi,
fantasi ilmiah dan fiksi aksi (silat/beladiri). Kreator dunia fantasi Everna
(FireHeart Saga) dan kontributor Vandaria Saga.
Kembali ke Bagian 2: Klasifikasi Fiksi Fantasi
Kembali ke Bagian 1: Genre Fantasi
No comments:
Post a Comment