by Luckty Giyan Sukarno (Notes) on Monday, April 1, 2013 at 2:18pm
Seseorang bisa saja jatuh cinta padamu hanya karena siapa dirimu. (hlm. 170)
Wajahnya adalah buku yang tertulis dalam bahasa yang tak kumengerti. (hlm. 171)
Dan meninggalkanmu (tak ada kata untuk menguraikannya)
Kehidupanmu, penuh ketakutan, luas dan sedang mekar, sehingga kadang merasa frustasi, namun kadang memahami,
Terkadang hidupmu bagaikan batu di dalam diri, namun berikutnya, menjadi bintang. (hlm. 424)
Hari ketika Sam nyaris berbicara kepada gadis itu adalah hari terpanas sepanjang hidup Sam. Bahkan di toko buku, yang ber-AC, hawa panas merayap melalui pintu dan menghampiri lewat jendela besar dalam gelombang-gelombang besar. Di balik meja kasir, Sam duduk santai di kursi tinggi dan menghirup musim panas seolah dapat menyimpan setiap tetesnya di dalam dirinya. Seiring jam yang berlalu, sinar matahari sore mengubah semua warna buku di rak menjadi lebih pucat dan keemasan, menghangatkan kertas dan tinta di balik sampul sehingga aroma kata-kata yang tak terbaca menguap di udara. Inilah yang disukai Sam, ketika menjadi manusia.
Sam sedang membaca ketika pintu terbuka dengan suara ting pelan, memungkin masuknya embusan udara panas dan sekelompok cewek. Mereka tertawa terlalu keras untuk membutuhkan bantuan Sam, jadi Sam melanjutkan membaca dan membiarkan mereka berjalan di sepanjang sisi dinding serta bicara tentang segalanya kecuali buku.
Sam sebenarnya tidak bakal memperhatikan gerombolan cewek itu, tapi lewat ujung matanya, dia bisa melihat salah satu dari mereka menaikkan rambut pirang gelapnya dan mengucirnya menjadi ekor kuda panjang. Sebenarnya tindakan gadis itu tidak terlalu penting, namun gerakan tersebut membuat semua aroma menguar di udara. Sam mengenali aroma itu. Sam langsung tahu.
Sam mengangkat buku hingga menutup wajah kemudian melirik ke arah gerombolan cewek itu. Dua cewek lain masih mengobrol sambil menunjuk-nunjuk burung kertas yang digantung Sam di langit-langit di atas bagian buku anak. Tapi gadis yang dilihat Sam tidak berbicara; dia berdiri agak di belakang, matanya menatap buku-buku di sekelilingnya. Saat itu Sam melihat wajahnya, dan Sam mengenali sebuah bagian dari dirinya pada ekspresi wajah gadis itu. Matanya menatap cepat rak-rak buku, seolah mencari celah untuk melarikan diri.
Bagi Sam, gadis itu terasa begitu nyata di sini. Rupanya berbeda sekali ketika gadis itu berada di halaman belakang rumahnya, hanya membaca buku atau mengerjakan PR di buku tulisnya. Di sana, jarak di antara mereka tak mungkin dilewati; Sam merasakan semua alasan baginya untuk tetap menjaga jarak. Di sini, di toko buku, bersamanya, gadis itu seolah begitu dekat dengan cara yang belum pernah terjadi. Tidak ada yang dapat menghentikannya bicara kepada gadis itu.
Tatapan gadis itu beralih kepadanya, dan Sam cepat-cepat berpaling, memandang buku yang dibacanya. Gadis itu tidak akan mengenali wajahnya. Sam harus percaya gadis itu akan mengenali matanya. Gadis itu bernama Grace.
Kau adalah pergantian kulitku/ musim panas-musim dingin-musim gugurku/ aku bersemi untuk mengikutimu/ kehilangan ini begitu indah. (hlm. 96)
Mengelupas kulitku/ hingga hanya menyisakan mataku/ Kau melihat ke dalam mataku/ Masih mengetahui kau milikku. (hlm. 101)
Dunia kata hilang di antara yang hidup/ Aku mengambil tempatku di antara mayat berjalan/ Suara yang selalu kuberikan diambil paksa/ Ribuan kata untuk ketakutan tak bermakna ini. (hlm. 346)
Sam menjalani dua kehidupan. Pada musim dingin, dia hidup sebagai serigala, dan hanya bisa menatap Grace dalam kebisuannya dari hutan belakang rumah Grace. Namun dalam kesempatan singkat pada musim panas ketika dia menjadi manusia, Sam tak pernah berani melintasi jarak antara dirinya dan Grace hingga sekarang.
Novel ini terdiri dari dua narator; Grace dan Sam. Setiap narator mendeskripsikan kehidupan dua dunia mereka dari sudut pandang masing-masing.
Aku jatuh cinta padanya pada musim pana, gadis musim panasku yang cantik
Dia tercipta dari musim panas, gadis musim panasku yang cantik
Aku ingin sekali menghabiskan musim dingin dengan gadis musim panasku yang cantik
Tapi aku tak cukup hangat untuk gadis musim panasku yang cantik
Saat musim panasalah dia tersenyum, dan aku tertawa keras seperti anak kecil
Inilah musim panas terbaik kita, kita akan menyimpannya untuk sementara
Dia menggenggam panas, dan embusan angi musim panas di tangannya
Aku akan bahagia dengan musim panas ini, meskipun hanya ini yang kita punya. (hlm. 261)
Masih ada seri berikutnya; Linger dan Forever. Ada website khusus trilogy novel ini, http://maggiestiefvater.com/the-shiver-trilogy/
Penulisnya, Maggie Stiefvater cukup produktif. Ada beberapa buku lainnya yang ditulis. Mampir ke website penulisnya, http://maggiestiefvater.com/
Keterangan Buku:
Judul : Shiver
Penulis : Maggie Stiefvater
Alih bahasa : Caecilia & Nina Andiana
Ilustrasi cover : Martin Dima
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2010
Tebal : 432 hlm.
ISBN : 978-979-22-5996-4
Cover asli:
Cover versi lain:
Postingan ini diikutsertakan dalam 2 Reading Challenge bulan Maret:
1. Reading Challenge Fantasy BBI bulan Maret 2013.
2. Finding New Author 2013.
Sumber artikel:
http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-shiver/10151298032457693
No comments:
Post a Comment