Dengan serigai yang mengerikan, Felix berkata, “Aku juga nggak ngerti, kenapa bisa begitu. Aku cuma bisa sesekali aja terbangun di badan ini. Dan belakangan aku tahu, kalau aku dianggep udah meninggal.”, lalu Felix menggeleng, “Nggak, mungkin badanku yang asli memang udah mati. Padahal aku masih idup dan ada disini, tapi nggak ada seorang-pun yang tahu.”
Raine hanya bisa terpana, mendengar penjelasan dari Caine yang ada di dalam tubuh Felix.
“Kedengerannya aneh ya ? Kakak nggak percaya khan ? Iya juga sih, kalau nggak alamin sendiri, aku juga nggak bakal percaya kok.”
Tiba-tiba Raine tersadar akan sesuatu.
“Tu.. tunggu sebentar, Caine. Jadi dua pembunuhan sebelum ini...”
Felix mengangguk.
“Pas kebangun di badan ini, aku jadi punya kekuatan aneh; Kekuatan untuk mempengaruhi orang lain. Awalnya aku pikir cuma kebetulan, tapi setelah cobain beberapa kali ke orang lain, ternyata kekuatan itu benar-benar ada.”
“Aku nggak menanyakan mengenai kekuatanmu itu ! Tapi kenapa kamu membunuh dua orang yang sama sekali tidak ada hubungannya denganmu ?”
Felix terdiam sejenak. Tiba-tiba Raine merasa cengkraman pada bahunya melemah, dan Felix tampak kesakitan.
“Ugh... ti.. tidak.. jangan.. keluar !”, Felix mengerang kesakitan, sementara sebelah tangannya memegang kepalanya.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Raine untuk melepaskan diri dari cengkraman Felix, lalu lari menuju pintu keluar. Tapi sebelum mencapai pintu, Felix telah berhasil menangkapnya lagi. Dua tangan yang sangat kekar, mencekik leher Raine.
“Kakak, apa kakak.. begitu pengennya kubunuh ?”
Raine terkejut, bukan akibat kata-kata Felix, tapi karena kondisi ini adalah kondisi yang dilihatnya pas mimpi buruk tersebut, yang baru kembali diingatnya pagi tadi.
“Pe..tugas.. Fe..lix.. sadar..lah.. to..long.”
Perlahan kesadaran Raine semakin menghilang, akibat kerasnya cekikan tersebut. Pada saat kritis tersebut, tiba-tiba terdengar bunyi jam berdentang dua belas kali, yang menunjukkan waktu tepat pukul 12 tengah malam.
“Ugh.. ja..ngan se..karang...”, untuk kedua kalinya, Felix tampak kesakitan.
Cekikannya agak mengendur, hingga akhirnya... “No.. Nona Raine ?”
Felix melompat mundur, menyadari bahwa kedua tangannya sedang berada di leher Raine.
“Uwaa ! Ke.. kenapa saya.. mencekik Nona Raine ?”
Sementara Raine, yang baru terlepas dari cekikan Felix, menarik nafas lega.
“Anda sudah kembali, petugas Felix. Syukurlah, kupikir aku akan mati di tangan Anda.”
Walau kondisinya masih lemah, Raine menceritakan segalanya kepada Felix, terutama mengenai Caine yang berada dalam tubuh Felix.
“Jadi itu sebabnya, kadang saya merasa waktu saya agak melompat. Ternyata ada jiwa lain dalam tubuh ini; Dan ‘diri saya yang lain’ itulah yang selama ini melakukan pembunuhan.”, lalu Felix menggeleng, “Benar-benar sulit dipercaya. Maafkan saya Nona Raine. Padahal saya berjanji akan melindungi Anda, tetapi saya malah.. hampir mencelakakan Anda.”
“Tidak juga. Anda sudah dua kali menyelamatkanku. Yang pertama pas di tengah jalan itu, dan yang kedua, karena Anda muncul tepat waktu, sebelum Caine membunuhku.”
Felix terdiam, masih merasa bersalah.
“Jadi pembunuhan yang terjadi, ternyata tidak ada hubungannya dengan keluarga kandungku.”
Mendengar kata-kata Raine, tiba-tiba Felix seakan teringat akan sesuatu.
“Ah, sebenarnya hal itu ingin saya bicarakan dengan Anda. Anda tentu ingat cerita saya mengenai adanya anak lain dari hubungan gelap itu selain Anda khan ? Dari info terakhir yang kami dapat, ternyata wanita itu menggugurkan kandungannya. Jadi, anak yang lain itu memang ada, tapi tidak pernah terlahir ke dunia ini.”
Raine terdiam sejenak. Ia teringat akan cerita ayah angkatnya, mengenai masa lalu dirinya...
“Ayah kandungmu memang membayar kami dalam jumlah sangat besar, untuk merawat sekaligus menyembunyikan hal ini darimu. Kami yang memang menginginkan anak, tentu saja menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Tapi aku penasaran, apa alasan sebenarnya beliau sampai membuangmu ? Akhirnya kami tahu, bahwa kamu sebenarnya anak dari hubungan gelap. Walau sempat shock, tapi kami tetap berusaha merawatmu bagai anak kandung kami sendiri. Oh ya, aku juga mendengar kabar, kalau kamu sebenarnya punya saudara, tapi tidak diketahui dimana keberadaannya.”
“Jadi adikku itu.. tidak pernah terlahir. Kasihan sekali...”
Tiba-tiba bola mata Felix terbelalak.
“Tu.. tunggu, Nona Raine. Anda tadi mengatakan, yang berada dalam tubuhku.. bernama Caine ? I.. itu.. tidak mungkin !”
Raine memandang Felix dengan bingung.
“Kenapa, petugas Felix ?”
Wajah Felix tampak pucat ketika berkata, “Sebenarnya, walau digugurkan, tapi anak itu sempat diberi nama. Dan nama anak itu mirip dengan nama Anda, yaitu Caine...”
Little fact which not in the story :
- Caine meninggal tepat pada hari Halloween, itulah sebabnya ia hanya bisa ‘terbangun’ dalam tubuh Felix, pada hari itu.
- Ada alasan kenapa Caine bisa ‘terbangun’ di tubuh Felix. Dan itu adalah, karena Felix sebenarnya juga anak kandung dari bintang film itu, tapi dari hubungan resminya.
No comments:
Post a Comment