MITHRA – DEWA CAHAYA
Nama lain : Mehr, Mihr, Mithras, Mitra
Ras : Yazata
Peran : Komandan Densus 88 Anti Teror versi Zoroasterisme, Hakim Ketua Pengadilan Orang Mati, Dewa Cahaya.
Berpihak pada : Ahura Mazda
Mithra adalah salah satu putra Ahura Mazda, berperan sebagai dewa cahaya dan hakim jiwa-jiwa yang sudah mati. Tapi perannya sebagai hakim ini sebenarnya hanya profesi sampingan karena dia harus memimpin semacam Densus 88 (yang tentu saja terdiri para Yazata :D) yang bertugas melindungi dunia dari ancaman terorisme internasional (siapa lagi dalangnya kalau bukan Angra Mainyu dan para Daeva?). Ia menjadi Yazata paling sibuk karena Ahura Mazda sering mengirim perintah dadakan kepada Mithra untuk membereskan berbagai masalah – mulai dari yang kecil sampai yang besaaarrr.
Masalah apa saja yang diurus oleh Mithra? Ada saja! Semisal saat dia baru lahir Ahura Mazda sudah menyuruhnya memerangi matahari yang intensitas sinar UV-nya terlalu berlebihan sampai-sampai bumi terbakar . Dan apa yang dilakukan Mithra? Dia menghajar matahari sampai matahari bersumpah akan menggunakan sinarnya untuk memberi kehidupan pada bumi bukan menghancurkannya. Dan dengan demikian... tugas pertamanya selesai .
Tugas keduanya agak sedikit merepotkan. Ahura Mazda baru saja membuat makhluk bernama banteng surga dan tampaknya terlalu banyak memasukkan hormon pertumbuhan ke dalam makhluk itu sehingga ukurannya benar-benar ada di luar kewajaran banteng normal. Makhluk ini giras, ganas, dan susah diatur, jadi Ahura Mazda memerintahkan Mithra untuk mengkandangkannya di sebuah gua. Setelah sedikit bergulat, ditanduk, ditendang, plus balas saling tarik-menarik akhirnya banteng itu berhasil ia kandangkan di sebuah gua. Guna memastikan banteng ini tidak membuat masalah, Mithra membuat barikade di sekeliling gua supaya banteng itu tidak lari.
Apa lacur? Begitu Mithra pergi, banteng itu menghantam barikade dan dengan satu hantaman kabur dari kandangnya lalu mulai merusak apa saja yang ada di hadapannya mulai dari rumah, manusia, hewan ternak, bukit, gunung, dan hutan . Ahura Mazda langsung mengeluarkan surat perintah kepada Mithra (dalam wujud burung gagak) yang intinya meminta Mithra membereskan banteng itu untuk selamanya (baca : kejar dan bunuh banteng sialan itu ). Mithra sendiri sebenarnya tidak mau membunuh si banteng tapi karena ayahnya sudah memberi perintah akhirnya ia terpaksa juga mengejar banteng itu, sekali lagi saling adu tendang dan pukul, dan pada akhirnya ia mengoyak perut si banteng. Setelah si banteng mati, Mithra menempatkannya ke langit (mungkin sebagai rasi bintang) sementara darah si banteng sendiri menumbuhkan aneka tanaman obat bagi manusia.
Mithra memang ditunjuk memimpin para Yazata di medan perang dan dijuluki sebagai yang paling perkasa dari antara Yazata, tapi bukan berarti dia tidak pernah kalah atau nyaris mati. Saat melawan Azhi –Dahaka, naga berkepala tiga ciptaan Angra Mainyu, ia nyaris saja diinjak dan dicabik-cabik kalau saja Atar – dewa api – tidak menyelamatkannya dari maut. Memang sih, pada akhirnya dia yang melumpuhkan Azhi Dahaka tapi tetap saja peran Atar sangat besar.
Konon Mithra memiliki seribu mata dan seribu telinga, jadi jika Fantasiansers sering merasa seolah-olah diawasi mata yang tak nampak bisa jadi anda sedang diawasi oleh Mithra . Oh ya sebagai Hakim Ketua Pengadilan Jiwa, dia membawahi dua hakim anggota yakni Rashnu dan Saoshyant.
TRIVIA
• Bangsa Romawi sempat mengintegrasikan Mithra dalam pantheon mereka dengan nama Mithrac atau Mica.
• Dalam mitologi Vedic (Hindu), Mithra adalah salah satu dari 12 Aditya, saudara dari Varuna – dewa samudra. Tugasnya kurang lebih sama, awasi dunia dari segala ancaman kekacauan.
• Dalam sumpah jabatan pada masa Kekaisaran Sassanid, para pejabat bersumpah atas nama Mithra karena mereka percaya Mithra melihat, mengawasi, dan kelak akan mengadili mereka.
Nama lain : Mehr, Mihr, Mithras, Mitra
Ras : Yazata
Peran : Komandan Densus 88 Anti Teror versi Zoroasterisme, Hakim Ketua Pengadilan Orang Mati, Dewa Cahaya.
Berpihak pada : Ahura Mazda
Mithra adalah salah satu putra Ahura Mazda, berperan sebagai dewa cahaya dan hakim jiwa-jiwa yang sudah mati. Tapi perannya sebagai hakim ini sebenarnya hanya profesi sampingan karena dia harus memimpin semacam Densus 88 (yang tentu saja terdiri para Yazata :D) yang bertugas melindungi dunia dari ancaman terorisme internasional (siapa lagi dalangnya kalau bukan Angra Mainyu dan para Daeva?). Ia menjadi Yazata paling sibuk karena Ahura Mazda sering mengirim perintah dadakan kepada Mithra untuk membereskan berbagai masalah – mulai dari yang kecil sampai yang besaaarrr.
Masalah apa saja yang diurus oleh Mithra? Ada saja! Semisal saat dia baru lahir Ahura Mazda sudah menyuruhnya memerangi matahari yang intensitas sinar UV-nya terlalu berlebihan sampai-sampai bumi terbakar . Dan apa yang dilakukan Mithra? Dia menghajar matahari sampai matahari bersumpah akan menggunakan sinarnya untuk memberi kehidupan pada bumi bukan menghancurkannya. Dan dengan demikian... tugas pertamanya selesai .
Tugas keduanya agak sedikit merepotkan. Ahura Mazda baru saja membuat makhluk bernama banteng surga dan tampaknya terlalu banyak memasukkan hormon pertumbuhan ke dalam makhluk itu sehingga ukurannya benar-benar ada di luar kewajaran banteng normal. Makhluk ini giras, ganas, dan susah diatur, jadi Ahura Mazda memerintahkan Mithra untuk mengkandangkannya di sebuah gua. Setelah sedikit bergulat, ditanduk, ditendang, plus balas saling tarik-menarik akhirnya banteng itu berhasil ia kandangkan di sebuah gua. Guna memastikan banteng ini tidak membuat masalah, Mithra membuat barikade di sekeliling gua supaya banteng itu tidak lari.
Apa lacur? Begitu Mithra pergi, banteng itu menghantam barikade dan dengan satu hantaman kabur dari kandangnya lalu mulai merusak apa saja yang ada di hadapannya mulai dari rumah, manusia, hewan ternak, bukit, gunung, dan hutan . Ahura Mazda langsung mengeluarkan surat perintah kepada Mithra (dalam wujud burung gagak) yang intinya meminta Mithra membereskan banteng itu untuk selamanya (baca : kejar dan bunuh banteng sialan itu ). Mithra sendiri sebenarnya tidak mau membunuh si banteng tapi karena ayahnya sudah memberi perintah akhirnya ia terpaksa juga mengejar banteng itu, sekali lagi saling adu tendang dan pukul, dan pada akhirnya ia mengoyak perut si banteng. Setelah si banteng mati, Mithra menempatkannya ke langit (mungkin sebagai rasi bintang) sementara darah si banteng sendiri menumbuhkan aneka tanaman obat bagi manusia.
Mithra memang ditunjuk memimpin para Yazata di medan perang dan dijuluki sebagai yang paling perkasa dari antara Yazata, tapi bukan berarti dia tidak pernah kalah atau nyaris mati. Saat melawan Azhi –Dahaka, naga berkepala tiga ciptaan Angra Mainyu, ia nyaris saja diinjak dan dicabik-cabik kalau saja Atar – dewa api – tidak menyelamatkannya dari maut. Memang sih, pada akhirnya dia yang melumpuhkan Azhi Dahaka tapi tetap saja peran Atar sangat besar.
Konon Mithra memiliki seribu mata dan seribu telinga, jadi jika Fantasiansers sering merasa seolah-olah diawasi mata yang tak nampak bisa jadi anda sedang diawasi oleh Mithra . Oh ya sebagai Hakim Ketua Pengadilan Jiwa, dia membawahi dua hakim anggota yakni Rashnu dan Saoshyant.
TRIVIA
• Bangsa Romawi sempat mengintegrasikan Mithra dalam pantheon mereka dengan nama Mithrac atau Mica.
• Dalam mitologi Vedic (Hindu), Mithra adalah salah satu dari 12 Aditya, saudara dari Varuna – dewa samudra. Tugasnya kurang lebih sama, awasi dunia dari segala ancaman kekacauan.
• Dalam sumpah jabatan pada masa Kekaisaran Sassanid, para pejabat bersumpah atas nama Mithra karena mereka percaya Mithra melihat, mengawasi, dan kelak akan mengadili mereka.
No comments:
Post a Comment