Vandaria Saga
Nedera – Negeri Kegelapan
Penulis: Alexia Chen
Kisah ini terjadi di Vandaria,
sebuah tempat di mana kuasa cahaya dan kegelapan terus bersinggungan. Kuasa
cahaya diwakili Vanadis, entitas tertinggi yang menciptakan ras frameless dan
manusia. Kuasa kegelapan diwakili deimos, ras penghancur dan pemusnah.
Di sebuah desa bernama Nedera,
yang berada jauh di utara Tanah Utama Vandaria, para deimos yang dikurung
Vanadis mulai memberontak. Selepas senja, iblis-iblis itu merasuki manusia.
Nasib Nedera lalu bergantung kepada kakak-beradik separuh frameless, Leofric
dan Lyse, serta Skys, seorang manusia yang adiknya, Faye terkurung di Nedera.
Mampukah ketiganya membebaskan Nedera sebelum ras manusia musnah dari sana?
Melalui narasi-narasi fantastis, Nedera akan menyeret Anda ke dalam sebuah
huru-hara kolosal di sebuah zaman yang nyaris tak terbetik dalam kenangan.
“Setelah Lord of the Rings dan Harry Potter, banyak orang mengira tak akan ada lagi peluang orisinalitas dalam fiksi fantasi. Namun Nedera menepis hal itu! Cerita ini akan memaksa Anda menyiapkan tongkat sihir untuk mengantisipasi setiap kejutannya.”
—Tasaro GK, penulis Nibiru dan Kesatria Atlantis
“Kisah pertarungan antara ‘yang gelap’ dan ‘yang terang’ tak akan pernah mati: dewa dan daitya, Pandawa dan Kurawa. Nedera berhasil menyajikan pertarungan klasik tersebut penuh tegangan. Ada keindahan dalam kengerian, kengerian dalam keindahan!”
—Damar Shashangka, penulis Sabda Palon
“Kreatif dan imajinatif! Seakan saya berada di dalam novel menakjubkan ini.”
—Jenny Indarto, pelalap kisah fantasi
“Setelah Lord of the Rings dan Harry Potter, banyak orang mengira tak akan ada lagi peluang orisinalitas dalam fiksi fantasi. Namun Nedera menepis hal itu! Cerita ini akan memaksa Anda menyiapkan tongkat sihir untuk mengantisipasi setiap kejutannya.”
—Tasaro GK, penulis Nibiru dan Kesatria Atlantis
“Kisah pertarungan antara ‘yang gelap’ dan ‘yang terang’ tak akan pernah mati: dewa dan daitya, Pandawa dan Kurawa. Nedera berhasil menyajikan pertarungan klasik tersebut penuh tegangan. Ada keindahan dalam kengerian, kengerian dalam keindahan!”
—Damar Shashangka, penulis Sabda Palon
“Kreatif dan imajinatif! Seakan saya berada di dalam novel menakjubkan ini.”
—Jenny Indarto, pelalap kisah fantasi
Format: Paperback, 416 halaman
Penerbit: Penerbit Dolphin
Penyunting: Salahuddien GZ
Diterbitkan: 5 Juli 2013 (cetakan pertama)
ISBN13: 9789791701075
Harga: Rp 75.000,- (harga normal toko
buku)
Entri di
Goodreads.com: http://www.goodreads.com/book/show/18108872-nedera
Setitik Cahaya di Negeri Kegelapan
Review dan ulasan oleh Andry
Chang
Di sela-sela kesibukannya,
lagi-lagi Sang Musafir, wisatawan antar dunia mampir di Vandaria, Semesta
Pamungkas. Sampai saat ini, Vandaria adalah semesta fantasi paling kompleks dan
serial multimedia TERBESAR karya anak bangsa – belum lagi potensi
pengembangannya yang tak terkira luasnya.
Kali ini, Sang Musafir
mengunjungi pedesaan di wilayah Imperium Blackmoon, Provinsi Valta. Tepatnya di
Negeri Mordino yang bertetangga dengan Negeri Redfang dan Hailstorm. Sekedar
informasi, konflik ekstrim di Redfang dan Hailstorm pernah dibahas dalam bentuk
novel-novel karya Fachrul R.U.N.
Prahara di Mordino ini termasuk
dalam rangkaian Serial Kristal Merah Vandaria Saga dan menjadi kisah mata
rantai yang sangat penting antara dua zaman, yaitu Era Kristal Merah dan
Era Invasi Kegelapan (Invasi Deimos dan Pandora). Jadi, koleksi Vandaria Saga
kita takkan lengkap tanpa “Nedera”.
Dari segi cerita, Alexia Chen,
rekan sesama pejalan cakrawala Sang Musafir “mencatat” insiden kunci yang
terjadi di wilayah Mordino, tepatnya di dua desa yaitu Hoven dan Nedera.
Mungkin para petinggi di
Mordino, Valta bahkan Blackmoon menganggap insiden ini hanya anomali yang tak
terlalu signifikan. Namun sesungguhnya justru anomali ini belum sampai jadi
“krisis nasional” dan “krisis global” karena ditangani oleh dua pasangan
saudara kandung, yang adalah para tokoh utama “Nedera”.
Bagaimana bisa prahara dari
benih-benih kegelapan dihambat pertumbuhannya hanya oleh empat anak muda yang
rata-rata berusia remaja? Pertanyaan inilah yang berhasil memancing rasa
penasaran Sang Musafir untuk menggali kisah “Nedera” lebih dalam, berharap
menemukan permata tak ternilai di sana.
Draft awal “Nedera” adalah
sebuah cerita semi-horor berjudul “Selepas Senja”. Lewat kerja keras dari Tim
Kreatif Vandaria, Penerbit Dolphin dan Alexia Chen, sang penulis sendiri,
“Nedera” dikembangkan hingga menjadi kisah petualangan yang dibumbui oleh
unsur-unsur thriller, drama dan romance.
Plot “Nedera” bersifat lokal dan
terpusat pada satu misi, yaitu, seperti tercantum dalam sinopsis, adalah usaha
Leofric, Lyse dan Skys membebaskan Nedera dan Faye, adik Skys dari teror
deimos, sebelum ras manusia musnah dari sana.
Pemilihan kombinasi genre dan
plot di ataslah yang memungkinkan “Nedera” menjadikan pengembangan tokoh,
khususnya tokoh-tokoh utama sebagai fokus utama. Dan “pengembangan diri” ini
jadi faktor kunci yang amat menentukan untuk menjawab pertanyaan besar Sang
Musafir di atas.
“Senjata utama untuk
mengalahkan kegelapan bukan kekuatan semata-mata, melainkan jiwa-jiwa yang
telah dicerahkan.” Itulah kesimpulan Sang Musafir dari kisah “Nedera” ini.
Jadi pertanyaan selanjutnya
adalah, “bagaimanakah para tokoh utama itu mendapatkan pencerahan mereka
masing-masing?” Untuk menjawabnya, mari kita telaah para tokoh utama “Nedera”
satu-persatu.
1.
Lyse
Tordynn, wanita, separuh frameless
Gadis ini semula berada dalam comfort zone, terbuai kasih sayang ayah-ibunya hingga cenderung
kurang mandiri, seperti burung dalam sangkar. Saat orangtua Lyse menghilang,
gadis itu jadi gelisah.
Titik balik terjadi saat seluruh rahasia terungkap.
Akibatnya, demi hidup-mati Lyse sendiri, keluarganya, orang-orang yang ia
kasihi dan penduduk dua desa, Lyse “dipaksa” untuk menjadi lebih dewasa dibandingkan
gadis-gadis seusianya. Bahkan ia mampu menghibur, menguatkan, memotivasi dan
mencerahkan orang lain. Pencerahan Lyse adalah kesadaran akan perannya sebagai
penyebar kebaikan dan pelindung, bukan penebar kutukan dan bencana.
2.
Leofric
Tordynn, pria, separuh frameless
Kakak kembar Lyse ini punya sifat yang berlawanan dengan
adiknya. Ia cenderung perfeksionis, konservatif dan memandang segala sesuatunya
secara negatif. Kunci pencerahan Leofric adalah penjelasan gamblang di saat
yang tepat, saat celah di tembok yang dibangunnya itu terbuka. Dengan demikian
ia akan berkembang menjadi pribadi yang lebih luwes, dan bahkan punya jiwa
kepahlawanan yang besar.
3.
Skys
Rothis, pria, manusia
Sebagai pejuang yang cukup
berpengalaman, dalam kisah ini Skys lebih berperan sebagai “pembimbing menuju
pencerahan”. Tapi sesungguhnya Skys sendiri harus dicerahkan pula, agar jadi
lebih bijaksana dan tidak gegabah. Supaya ia berkembang menjadi pemimpin yang
baik. Satu pemikiran Sang Musafir, andai dulu Skys lebih bijaksana mengukur
kekuatan sendiri dan lawan, mungkin nasib adiknya, Faye di masa depan akan
berbeda.
4.
Faye
Rothis, wanita, manusia
Di satu sisi, sifat
Faye agak mirip Lyse, yaitu bergantung pada orang lain, khususnya kakaknya
sendiri. Faye cenderung jadi penurut yang pasrah, tak punya pendirian sendiri.
Pada saat deimos menjajah tubuhnya, semula jiwa Faye terkesan pasrah saja.
Mungkin ia berharap cepat atau lambat sang kakak, Skys akan bisa
memerdekakannya.
Kunci pencerahan Faye
adalah saat ia menemukan cinta dalam diri Leofric, sosok yang ia anggap juga
bisa dijadikannya tempat bergantung. Titik baliknya, saat orang-orang yang ia
kasihi justru dalam bahaya maut, barulah Faye memberontak dan melawan si
“penjajah”, membuktikan dirinya bisa diandalkan dan punya semangat rela
berkorban.
Tentu
saja, di jalan menuju pencerahan, keempat tokoh ini dibimbing oleh tokoh-tokoh
lain seperti Bibi Carin dan dua pendeta Vanadis, yaitu Al Noah dan Holbein.
Namun, faktor penentu pencerahan itu sendiri adalah keputusan yang tepat di
saat yang tepat, dengan menyadari segala tanggung jawab, akibat dan resikonya.
Nah,
Sang Musafir tak bisa membocorkan lebih banyak lagi tentang novel “Nedera –
Negeri Kegelapan” ini. Silakan beli Nedera di toko buku dan nikmati kisahnya,
semoga kalian juga menemukan “permata tak ternilai” itu – dan mungkin saja –
pencerahan penuh makna.
Akhir
kata, “Hanya cahaya yang mampu
melenyapkan kegelapan, maka biarlah dirimu bercahaya.”
Viva
Vandaria, Semesta Pamungkas!
Vandaria
Saga – www.vandaria.com
Facebook:
www.facebook.com/vandaria
Twitter:
Follow @vandariasaga
Penerbit
Dolphin – www.penerbitdolphin.com
No comments:
Post a Comment