REVIEW Kisah-kisah Tengah Malam
by Luckty Giyan Sukarno on Friday, June 29, 2012 at 8:39am ·
Nama Edgar Allan Poe memang tidak asing lagi di telinga pembaca puisi dan cerita pendek. Tak heran bila penggemarnya menganggap dia sebagai salah satu penulis terbaik sepanjang masa. Teknik menulis yang ia gunakan juga telah berulang kali ditiru (dan dikembangkan) oleh penulis modern yang berhasil mempopulerkan genre horor/misteri/terror/suspens.
Dari tiga belas cerita yang disuguhkan dalam buku ini, mampu menmbuat bulu kuduk berdiri, mengaduk isi perut, menelan ludah, memejamkan mata, dan bikin jantung saya deg-degan dengan isi cerita yang di deskripsikan secara gambling. Sssstt… tidak dianjurkan membaca tengah malam.. ~~~(/´▽`)/
Kita kupas satu per satu:
Gema Jantung yang Tersiksa (1843)
“Kuangkat tiga lapis kayu dari atas lantai, dan menyimpan bagian-bagian tubuh yang telah kumutilasi di antara pasak-pasak kayu yang menopang lantai kamar.” (hlm. 17)
“Suara itu menghantuiku seperti detak jantung yang diredam bantal kapuk.” (hlm. 19)
Pesan Dalam Botol (1833)
“Lingkaran itu semakin mengecil dan kami tersedot ke dalam pusaran itu di tengah laut yang menggelegar, mengaum, dan meraung, sementara badai telah menghajar kami, membuat kapal yang kami tumpangi bergetar dan meluncur turun!” (hlm. 38)
Hop-Frog (1849)
Ada seorang raja yang sangat menyukai lawakan. Dia menggaji pelawak karena ia butuh seseorang yang bisa menghibur hatinya manakala beliau dan ketujuh menterinya sibuk memikirkan urusan kerajaan yang merepotkan serta tak memusingkan.
Adalah Hop-Frog, pelawak kontet yang memiliki kelainan pada kakinya, yang membuat proses berjalannya sulit dan menyakitkan.
Gak kebayang kalau ada pelawak di Indonesia yang seperti Hop-Frog lakukan:
“Mereka menggantung di bawah langit-langit ruangan, buruk rupa, tak bisa dikenali..” (hlm. 53)
Potret Seorang Gadis (1842)
Bercerita tentang seorang pelukis. Mereka yang diundang untuk melihat kemajuan lukisannya dan mengakui kehebatan sang pelukis dalam menggambarkan sosok istrinya dengan sempurna, yang tentunya hanya mungkin dilakukan dengan rasa cinta tiada tara. Tapi, cinta terkadang membuat seseorang melakukan sesuatu di luar nalar manusia…
Mengarungi Badai Maelstrom (1841)
“Kapal kami menggantung, seolah ditahan oleh kekuatan magis, setengah jalan ke bawah, teronggok di dinding lorong pusaran air yang begitu luas dan dalam, yang kehalusan teksturnya menghadirkan nuansa hitam gelap, namun karena gejolak perputaran, serta kilau sinarnya yang diterangi cahaya rembulan, diantara gugusan awan berwarna keperakan yang sudah kugambarkan sebelumnya, secercah sinar keemasan menembus dinding hitam pusaran dan jatuh ke bawah menuju dasar laut.” (hlm. 82)
Kotak Persegi Panjang (1844)
“Aku menikah demi cinta. Hanya demi cinta, dan pengantinku berhak mendapatkan lebih dari sekedar cintaku.” (hlm. 96)
Kapten Hardy mengatur agar jenazah istri Cornelius yang telah diawetkan dan dipaketkan, bersama garam yang tidak sedikit, di dalam dalam dengan ukuran sesuai dimuatkan ke dalam kapal sebagai barang bawaan….
Obrolan Dengan Mummy (1845)
Di cerita inilah kita akan menemukan sebuah rahasia besar tentang pengawetan mummy. Prinsip utama dari pengawetan adalah untuk membekukan semua fungsi kebinatangan dalam diri orang yang hendak dimakamkan untuk waktu yang tidak tentu. Bosan dengan hidup saat ini? Ada caranya bagaimana menjadi mummy, diawetkan dan bangkit di tahun yang kita inginkan…
Setan Merah (1842)
“Darah adalah simbol sekaligus segelnya – merahnya yang menyala, sekaligus meneror.” (hlm. 137)
“Dunia luar bisa menjaga dirinya sendiri. Sementara itu, tak ada gunanaya memikirkan atau menangisi yang sudah terjadi.” (hlm. 138)
Kucing Hitam (1843)
Inilah cerpen karya Edgar Allan Poe yang pernah saya baca. Paling menakutkan. Paling mencekam. Paling bikin dag dig dug…
“Suatu pagi, aku mengikat lehernya, lalu menggantungnya di dahan pohon. Kugantung dia sambil menangis tersedu-sedu, rasa sesal mendesak dadaku karena aku tahu dia begitu menyayangiku, dan karena dia tidak pernah menyinggungku…” (hlm. 151)
Jurang dan Pendulum (1842)
“Kulihat bilah sabitnya di desain khusus untuk menyayat bagian dada (jantung)-ku. Bila tiba saatnya, benda itu akan merobek kain yang kukenakan berkali-kali..” (hlm. 175)
Pertanda Buruk (1846)
“Aku terlanjur membaca kisah-kisah horror yang tersimpan dalam ruang perpustakaannya… Aku memang membaca buku-buku itu tanpa seizing dia dan karenanya dia tidak tahu sebesar apa pengaruh bacaan tersebut terhadapku.” (hlm. 184)
William Wilson (1842)
“Kau sudah menaklukanku, dan aku menerima panggilanmu. Tapi dengan begitu kau juga ikut mati – mati di mata Dunia, di mata Surga, dan di mata Harapan! Kau memang hidup di dalam diriku – dan di dalam kematianku, lihatlah bayangan ini, yang merupakan bayangan dirimu juga, bagaimana kau telah membunuh dirimu sendiri!” (hlm. 217)
Misteri Rumah Keluarga Usher (1839)
“…ia merasa wajib menyimpan tubuh adiknya di dalam istana meski hanya untuk semalam, mengingat keunikan penyakit yang diderita Lady Madeline, yang membuat para dokternya bertanya-tanya dan tak sabar untuk melakukan autopsi terhadap mayatnya…” (hlm. 236)
Siapkan sabuk pengaman, dan rasakan guncangan dahsyat saat membaca tiap cerita hingga lembar terakhir!! ┐(‾▿‾┐) (┌‾▿‾)┌
Keterangan Buku:
Judul : Kisah-kisah Tengah Malam
Penulis : Edgar Allan Poe
Alih Bahasa : Maggie Tiojakin
Editor : Hetih Rusli
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Juli 2011 (Cetakan kedua)
Tebal : 248 hlm.; 18 cm.
ISBN : 978-979-22-6537-8
Cover versi lain:
Nemu karikatur Edgar Allan Poe hasil googling:
Sumber: http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-kisah-kisah-tengah-malam/10150740869737693
No comments:
Post a Comment