Selamat Datang, Para Penjelajah!

Bersiaplah untuk menjelajahi dunia ciptaan imajinasi dari para pencipta dunia dari Indonesia. Dunia-dunia penuh petualangan, keajaiban dan tentunya konflik antara kebaikan dan kejahatan. Maju terus para penulis fantasi Indonesia! Penuhi Takdirmu!

Fantasy Worlds Indonesia juga adalah blog resmi dari serial novel, komik, game dan multimedia FireHeart dan Evernade karya Andry Chang yang adalah versi Bahasa Indonesia dari NovelBlog berbahasa Inggris Everna Saga (http://fireheart-vadis.blogspot.com) dan FireHeart Saga (http://fsaga.blogspot.com)

Rubrik Utama Fantasindo

18 August 2009

Hide and Seek - Bagian 4

Sementara, ketika semua perhatian teralih ke arah Ali dan emaknya, diam-diam kepala desa melarikan diri. Dalam kegelapan malam, ia hanya bisa lari tanpa tahu arah. Tanpa disadarinya, ia berlari menuju daerah terlarang itu. Ia berhenti sejenak dengan nafas terengah-engah.
“Ini... dimana ?”
Tiba-tiba kepala desa merasa ada tangan yang memegang kakinya. Dengan cepat ia menarik kakinya, lalu melangkah mundur.
“Si.. siapa itu ? Ja.. jawablah !”
Untuk kedua kalinya, ia merasa ada yang memegang kakinya. Belum sempat ia melepaskan diri, tangan lainnya juga ikut memegang, bahkan menariknya hingga terjerembab ke tanah. Pada saat itu, kepala desa baru sadar kalau tangan-tangan itu muncul dari tanah.
“I.. ini...”, untuk sesaat kepala desa merasa takut, tetapi kemudian kesombongannya kembali menguasai dirinya, “Cih, rupanya kalian ingin membalas dendam padaku ya ?! Huh, aku bukan orang yang lemah ! Aku pernah membunuh kalian, aku bisa melakukannya lagi !”
Dengan celurit di tangannya, ia memotong-motong tangan-tangan itu. Beberapa tangan akhirnya masuk kembali ke dalam tanah sambil mengeluarkan jeritan memilukan.
Kepala desa-pun tertawa dengan penuh rasa kemenangan.
“Hahaha... ternyata kalian hanya bisa menakut-nakuti saja ! Lebih baik kalian cepet-cepet ke akhirat deh !”
Kemudian ia-pun kembali berjalan dalam gelap, berusaha menemukan cahaya. Tiba-tiba terlihat sekilas cahaya dari kejauhan, dan kepala desa-pun berlari mendekat ke arah cahaya itu. Betapa terkejutnya dia, ketika menyadari bahwa cahaya itu berasal dari dalam gua tempat mayat-mayat itu selama ini disembunyikan.
“Jangan bercanda ! Apa kalian pikir aku mau begitu aja masuk ke dalam ?!”
Ketika ia berbalik hendak pergi dari situ, ketika ia mendengar sesuatu yang menyerupai bisikan. Kepada desa terdiam sejenak, tetapi desisan itu semakin mendekat. Akhirnya ia menengok. Tetapi tepat ketika ia menengok, suara-suara itu hilang, hanya cahaya remang-remang yang berasal dari dalam gua saja yang ada. Baru saja ia kembali membalikkan badan, suara-suara itu kembali terdengar.
“Huh, kalian pikir aku takut dengan kalian hah ?! Kalau kalian begitu ingin aku masuk ke dalam, baiklah, aku akan masuk ! Aku tidak takut sedikit-pun terhadap kalian !”
Kepala desa-pun akhirnya masuk ke dalam gua itu. Tak berapa lama, terdengar jeritan dari dalam gua, lalu keadaan sekitar gua kembali sunyi. Kepala desa tidak pernah keluar dari gua itu lagi.

Keesokan paginya, Nurul bersiap-siap untuk balik ke kota. Tetapi di pintu penginapan, beberapa orang desa termasuk Ali, berdiri menunggunya.
“Nak Nurul, apa Anda mau balik ke kota ?”
Nurul yang melihat itu, merasa bingung.
“I.. iya. Kenapa ?”
Mereka saling berpandangan satu dengan lainnya, lalu kembali memandang Nurul.
“Sebenarnya, kami mau minta maaf. Padahal dulu kamu tinggal di desa ini, tetapi sekarang kami malah memperlakukanmu sebagai orang luar. Selain itu, orang tuamu telah dibunuh kepala desa. Walau kami tidak tahu menahu, tetapi... kami tetap merasa bersalah atas kejadian itu.”
Nurul tertegun sejenak, lalu akhirnya ia tersenyum.
“Sudahlah, yang sudah berlalu biarkan berlalu. Kuakui, aku terkejut mengetahui bahwa bapak dan emakku dibunuh, tetapi itu bukan kesalahan kalian. Mengenai kalian menutup-nutupi kejadian masa lalu juga, itu karena ancaman dari kepala desa.”, lalu wajah Nurul berubah menjadi sedih, “Aku hanya merasa sedih mengingat para korban akibat masalah ini, termasuk teman mainku sejak kecil.”
Ali, yang dari tadi hanya berdiam diri, akhirnya bertanya, “Apakah namanya.. Soleh ?”
“Eh ?”, Nurul terkejut, “Ali, bagaimana kamu...”
Kata-katanya langsung dipotong oleh Ali, “Karena Mbak Nurul menyebut nama itu ketika kemarin malam hendak masuk ke dalam gua.”
Nurul terdiam sejenak.
“Soleh, ia.. menghilang 11 tahun yang lalu. Waktu itu, aku baru berumur 8 tahun, sedang Soleh lebih tua setahun dariku. Kami melanggar aturan, dan main petak umpet setelah maghrib. Aku beruntung, karena mendapat giliran jaga pertama.”, lalu wajah Nurul tampak setengah merenung, “Soleh dan teman-temannya menghilang, dan tidak pernah ditemukan sampai sekarang. Mungkin ia sudah meninggal... tidak, ia sudah meninggal di dalam gua, aku tahu itu.”
“Dia.. cinta pertama Mbak Nurul ya ?”
Mendengar pertanyaan Ali, pipi Nurul langsung memerah, tetapi ia tidak menjawab apa-apa.
Lalu salah seorang penduduk desa yang ada di situ, berkata, “Maksud kedatangan kami pagi ini, selain untuk minta maaf, juga mau bilang pada Nak Nurul : Desa Sumur Batu ini adalah desa Nak Nurul juga. Kapan-pun Nak Nurul mau datang kemari, akan kami terima dengan senang hati.”
Nurul-pun kembali tersenyum.


Epiloque

Beberapa tahun kemudian...
Pada suatu siang yang cerah, tampak 2 orang anak sedang berjalan pulang sekolah. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berhenti sejenak. Anak yang lain bingung melihat temannya itu.
“Fajar, ada apa ?”
Anak bernama Fajar itu menunjuk ke suatu tempat. Temannya menengok ke arah yang ditunjuk oleh Fajar, yang rupanya hutan yang diberi batas tanda larangan masuk.
“Itu khan hutan yang nggak boleh dimasukkin. Kenapa memangnya ?”
Fajar menggeleng, “Bukan, tadi aku liat ada anak kecil sedang berdiri disana.”
“EH ?”, temannya terkejut, “Te.. tetapi itu tidak mungkin ! Bapakku bilang, tempat itu tempat angker. Yang masuk kesana, bisa ilang.”
“Kalau gitu, kenapa anak itu ada disana ?”
Keduanya saling berpandangan, lalu mereka berlari masuk ke dalam hutan...

END ?

No comments:

Berita Antar Dunia

Pusat Berita Dunia-Dunia