Quazar dan Musafir - VadisReview

Anthravai, Sang Penakluk Dari Selatan, Quazar Elniri Raya

QUAZAR DAN MUSAFIR

Review oleh Andry Chang

Serial Estarath - Quazar dan Ksatria

Karya R.D. Villam

Buku Satu: Penakluk Dari Selatan

Buku Dua: Bocah dan Penyihir

Buku Tiga: Panah Kematian

Buku Satu: Penakluk Dari Selatan

Setelah sekilas menjelajah Dunia Estarath di Buku Satu Hikayat Orang Utara: Di Tepi Sungai Ordelahr, kali ini Sang Musafir bertandang ke Negeri Elniri di Benua Selatan.

Baru saja tiba, beliau disambut oleh pria bernama Anthravai. Penggambaran sosok Anthravai yang gamblang, termasuk watak bahkan demonstrasi ukuran kekuatannya membuat Sang Musafir terpukau. Bahkan beliau dibuat percaya bahwa sesumbar ambisius Anthravai bukan hal yang mustahil dan isapan jempol belaka. Sejarah sangat besar akan segera terjadi.

Selanjutnya, sepak terjang tiga pemimpin Elniri: Anthravai, Vyndassi dan Thorsti, sudah bisa ditebak bahwa Badai Penaklukkan dari Selatan terus melanda hingga ke Benua Utara. Dengan gaya narasi "to the point", kejadian-kejadian terasa berkelebat amat cepat. Banyak kota, desa, kerajaan-kerajaan yang "melembek" akibat masa damai direbut dengan mudah. Raja-raja ditantang duel dengan hasil yang mudah ditebak tapi masuk akal. Badai Anthravai sungguh tak tertahankan.

Satu hal yang perlu dicatat, dalam beberapa penaklukannya Anthravai kerap melakukan pembantaian keji. Hal ini mengingatkan Sang Musafir pada sosok penakluk besar dalam sejarah Bumi, yaitu Genghis Khan. Sama-sama kejam, keduanya seakan mengukuhkan paham bahwa "penakluk belum tentu pahlawan". Anthravai dipandang sebagai pahlawan bagi rakyat Elniri. Namun di Benua Utara ia adalah momok terkuat yang menakutkan, salah satu pembawa bencana terbesar di Estarath. Itulah fokus Buku Satu: Badai bencana pembawa banjir darah.

Buku Dua: Bocah dan Penyihir

Ada aksi, ada reaksi. Semakin lama "Badai El Niri" melanda, geliat perlawanan mulai muncul di berbagai tempat. Kali ini, Villam membawa Sang Musafir menyimak kehidupan seorang bocah bernama Fabien, yang tumbuh menjadi prajurit dan terseret ke pusat badai perang dunia.

Fokusnya kali ini adalah pengembangan karakter Fabien. Ia adalah seorang anak "biasa" dengan kecerdasan dan kekuatan yang standar. Satu hal yang luar biasa dari dirinya adalah keberanian besar, yang didorong oleh hasrat untuk melindungi sesama, buah didikan ayah dan pamannya. Alur kisah melambat, walaupun masih tetap terasa cepat akibat banyaknya kejadian penting yang dikisahkan secara singkat dan padat.

Sedangkan keberadaan dan peran "penyihir" tak begitu kentara. Rupanya, di Estarath sihir adalah sesuatu yang langka dan amat rahasia. Para penyihir, di antaranya Honggi dan Hajduk memilih bergerak diam-diam dan sendiri-sendiri , bahkan merahasiakannya dari rekan ordo masing-masing. Merekapun tak terjun langsung dalam perang, melempar bola-bola api atau sejenisnya. Yang dilakukan adalah membantu orang-orang yang mereka anggap mampu mengubah keadaan (para pahlawan) dengan cara yang ajaib.

Jadi, berhubung Honggi sudah beraksi di Buku Satu, bersiaplah untuk gigit jari karena Hajduk baru berperan penting di Buku Tiga.

Buku Tiga: Panah Kematian

Terus-terang, menyimak jalan cerita Buku Kedua dan sinopsis Buku Tiga, Sang Musafir merasa tebak-tebak buah manggis hasil akhir novel ini lebih mudah, dan kebetulan lumayan tepat.

Peristiwa-peristiwa yang disuguhkan di seri tiga ini memang sesuai sinopsis. Jadi sudah cukup jelas panah kematian itu kira-kira seperti apa, siapa yang menggunakannya dan siapa targetnya. Yang bisa menebaknya bagus, tinggal nikmati saja prosesnya, yang melalui serangkaian kejadian yang mencengangkan dan menyayat hati.

Satu catatan, Sang Musafir merasa paling iba pada tokoh Magra. Oke, mungkin dia bukan yang paling cantik dan bukan wanita yang paling dicintai Fabien. Walau tak diceritakan, Sang Musafir ingin berasumsi bahwa Magra diam-diam ikut Fabien, lalu keduanya akhirnya menikah dan tinggal di Kuil Ksatria. Toh ordo ksatria ini bukan biara, kan? Atau tak apa, mungkin Magra berjodoh dengan Jules (Verne?) (Lho, kok Sang Musafir jadi mak comblang begini?)

Kesimpulan:

Ehm, baik, kesimpulan dari seluruh serial. Bagi yang pernah membaca karya R.D. Villam berjudul "Akkadia - Gerbang Sungai Tigris", rasanya bagai langit dan bumi dengan kisah-kisah serial Estarath ini, dari segi detailnya. Gaya narasi, kejadian-kejadian yang diceritakan dengan cepat dan to-the-point membuat serial indie ini jadi bacaan yang ringan dan mudah dicerna.

Untuk mendapat kesan yang tak terlupakan, pembaca disarankan berfokus pada tiga tokoh, yaitu Anthravai, Fabien dan Vyndassi. Dan bagi yang belum familier dengan cerita-cerita fantasi, ilustrasi dan peta detil yang bertebaran dalam novel sangat membantu pembaca membayangkan cerita dalam benaknya.

Akhir kata, sekali lagi Sang Musafir berpuas-ria di Estarath, terkenang pada keperkasaan Anthravai dan keberanian Fabien, Sang Quazar dan Sang Ksatria. Sukses untuk Villam, ditunggu serial Estarath berikutnya.

Penakluk Dari Selatan by R.D. Villam

My rating: 4 of 5 stars

Buku Satu: Penakluk Dari Selatan

Dari padang rumput luas jauh di selatan muncullah Bangsa Elniri. Tiga prajurit muda tumbuh menjadi pemimpin: Anthravai yang sulit ditebak dan tak terkalahkan, Vyndassi yang penuh pertimbangan, dan Thorsti yang kejam tak kenal ampun. Dipenuhi bara ambisi serta keyakinan pada para dewa, Anthravai menyeberangi lautan untuk menaklukkan dunia.

Jalan untuk menjadi Quazar, Pemimpin Agung yang berkuasa di seluruh benua telah terbuka. Namun seorang lelaki tua menjanjikan sesuatu yang berbeda pada orang lain melalui cairan emas pohon erentir. Menyertai Anthravai, ada pula wanita misterius yang memiliki tujuan tersembunyi. Pertarungan panjang di Dunia Estarath baru saja dimulai.

Edisi: Paperback, 200 halaman

Bocah dan Penyihir by R.D. Villam

My rating: 4 of 5 stars

Buku Dua: Bocah dan Penyihir

Dalam rerimbunan hutan lebat di Lembah Heiszl, seorang penyihir mendapat mimpi buruk yang akan menentukan arah sejarah umat manusia hingga beratus-ratus tahun ke depan. Tak jauh di utara, seorang bocah petani memutuskan untuk menjadi prajurit, bergabung bersama pasukan Kerajaan Terran menghadapi serangan Bangsa Elniri.

Namun orang-orang Elniri datang menghancurkan semuanya. Sekarang para penyihir harus memilih. Dengan rahasia dan kekuatan yang mereka miliki, akankah mereka berjuang bersama rakyat, atau justru sebaliknya, menciptakan bencana baru.

Edisi: Paperback, 290 halaman

Panah Kematian by R.D. Villam

My rating: 4 of 5 stars

Buku Tiga: Panah Kematian

Bangsa Elniri telah berkuasa di hampir seluruh dunia Estarath, dan Anthravai mengangkat dirinya sebagai Quazar, Sang Pemimpin Agung.

Para ksatria Gunung Hohn tidak tinggal diam. Mereka menyusun rencana untuk membunuhnya. Berhasilkah mereka? Pengorbanan apa yang harus dibuat Fabien untuk mewujudkan keinginan para ksatria?

Sang Penyihir justru punya rencana lain. Pertarungan memasuki babak baru ketika kaum penyihir akhirnya menunjukkan wajah, dan sesama saudara harus saling membunuh. Keturunan dewa juga bersiap kembali ke utara, dengan membawa dendam baru.

Edisi: Paperback, 295 halaman

Review Andry Chang
View all my reviews

Penerbit: Kastil Fantasi

Untuk pemesanan buku, bisa langsung ke situs www.kastilfantasi.com

Posting langsungnya:

http://kastilfantasi.com/2012/12/buku-baru-kastil-fantasi-desember-2012/