REVIEW Suddenly Supernatural: Hantu Dalam Bus
by Luckty Giyan Sukarno on Monday, July 2, 2012 at 8:44am ·
Suddenly Supernatural sudah memasuki seri yang ke empat. Di buku pertama, diceritakan Kat menyadari bahwa dia adalah seorang medium. Kali pertama menghadapi arwah di perpustakaan sekolah. Kemudian di buku kedua, Kat melihat bola-bola arwah. Nah, di buku selanjutnya Kat bertemu arwah di hotel. Uniknya, arwah itu tidak menyadari bahwa dia sudah mati.
Kat kini sudah kelas delapan. Kali ini, Kat dan sahabatnya, Jac mengikuti darmawisata sekolah untuk kelas Bahasa Prancis ke Montreal. Ibu mereka ikut berdamawisata. Ternyata perjalanan yang hanya beberapa hari itu memiliki kesan yang mendalam bagi mereka, terutama Kat. Kali ini Kat harus berurusan dengan arwah-arwah yang datang menghuni bus darmawisatanya.
“Kalau kau melihat arwah ke mana pun kau pergi, mungkin ada baiknya kau punya sahabat yang menggangap hal itu keren dan seru serta tidak menganggapmu mengidap penyakit suka berbohong, gila, atau seorang penjaga gerbang ke dunia iblis.” (hlm. 12)
Tujuan wisata resmi yang pertama; Basilka Notre-Dame yang menjulang di atas alun-alun kota tempatnya didirikan. Bahkan dengan latar belakang abu-abu muram dari awan badai dan hujan rintik-rintik, seluruh bangunan batu itu tampak menonjol, seakan-akan ia bersinar dari dalam. Bangunan itu menjulang bagaikan kastel, lengkap dengan dua menara besar berbentuk persegi di kedua ujungnya. Ada tiga kayu melengkung berukuran massif di depan dengan lengkung-lengkung batu yang lebih besar di atas mereka, dan tiga pintu lagi di antara kedua menara persegi, masing-masing ditempati sosok patung.
Tempat yang kedua, Mount-Royal Park. Tempat ini mulanya dikunjungi dan dinamai pada tahun 1500-an oleh seorang penjelajah Prancis terkenal.
Kunjungan berikutnya, Biodome. Bangunan bagaikan pesawat ruang angkasa. Bangunan tersebut dibangun tak sampai dua puluh tahun yang lalu, dan semua pamerannya berpusat di sekitar dunia binatang.
Masih ingat kan cewek-cewek Satelit? Ada juga istilah cowok-cowok Acak (ˇ▼ˇ)-c Dalam kehidupan nyata, ada manusia seperti Brooklyn. Orang-orang yang menikmati jika bisa membuat orang lain kesulitan atau tidak bahagia, hanya karena mereka menganggap perbuatan itu menyenangkan.
“Kadang-kadang sudah cukup jika sahabatmu menyatakan dia membenci orang yang juga kau benci.” (hlm. 26)
“Kekerasan emosional muncul secara berkala saat orang-orang mengincar posisi yang lebih baik dalam hierarki kelompok.” (hlm. 79)
Kat seperti halnya ababil normal, mengalami rasanya jatuh cinta. Kepada Ben, teman sekelasnya yang belum pernah diajaknya mengobrol lebih dekat. Hanya bisa memandangnya dari jauh. Tapi ternyata Kat mengalami kendala. Tidak hanya diganggu cewek-cewek Satelit, Kat meski berurusan dengan para arwah-arwah yang menempel padanya ketika berdekatan dengan Ben. Kali ini, Kat kemampuannya bertambah. Dia bisa mendengar suara-suara. Medium yang mendengar suara-suara disebut clairaudient.
“Tidak ada yang namanya kebetulan, hanya peringatan-peringatan yang dilemparkan Alam Semesta kepada kita untuk memberitahu tentang suatu hal penting yang tengah terjadi.” (hlm. 101)
“Satu-satunya hal yang lebih menyenangkan daripada membuat cowok imut tertawa adalah membuat cowok imut yang sangat kausukai tertawa.” (hlm. 175)
Suddenly Supernatural kali ini kita diajak menelusuri tempat-tempat bersejarah. Tempat-tempat yang diceritakan dalam buku ini nyata. Nama salah tempat yang disebut-disebut oleh salah satu arwah; Hochelaga juga nyata.
Cewek Cokelat Muda. Britches. Lady Velma. Ketiga arwah itu terdampar di bus. Dan masing-masing punya tujuan yang berbeda. Akankah Kat sanggup mengantarkan mereka ‘pulang’?!?
“Masing-masing arwah berbeda. Selain itu mereka sendiri harus ingin melanjutkan perjalanan. Mereka harus sadar bahwa mereka sudah mati.” (hlm. 136)
“Tidak semua orang ingin dibantu. Kadang-kadang, lebih baik menunggu saja dan melihat apakah ada kesempatan yang muncul.” (hlm. 177)
Kisah Kat kali ini mengingatkan saya akan museum. Ya, tempat-tempat bersejarah seperti museum biasanya memiliki aura tersendiri. Saya pernah mengalaminya, salah satunya adalah saat berada di Museum Pos Indonesia, di Bandung yang berdekatan dengan Gedung Sate. Dari kali pertama masuk, saya sudah merasakan aura/hawa yang berbeda di museum ini. Terlebih lagi, saat memasuki lokasi koleksi perangko yang terletak di bawah tanah. Paling syok waktu liat replika pak pos dan beberapa orang yang mendapatkan surat. Entah kenapa, replika tersebut serasa hidup! >.
Awww..dari buku yang pertama sampai buku keempat, saya lebih suka kaver versi Atria, lebih unyu. Begitupula di seri ini, tiga arwah di belakang Kat dan Jac lebih pas dengan deskripsi yang ada di isi cerita. Coba deh bandingkan dengan kaver versi asli:
Ada pesan bagi kita saat berdamawisata;
“Kalian harus selalu membawa diri seperti pemudi dan pemuda terhormat. Kalian adalah duta besar-duta besar kecil untuk negara kalian.” (hlm. 134)
“Turis yang bersih adalah turis yang bahagia.” (hlm. 134)
Intip website penulisnya, http://www.codykimmel.com/:
Uwoww…ternyata beliau produkti, berharap Atria mau menerjemahkan bukunya yang lain, The Reinvention of Moxie Roosevelt terlihat tampak buku yang unyuuu.. ✪‿✪
Keterangan Buku:
Judul : Suddenly Supernatural: Hantu Dalam Bus
Penulis : Elizabeth Cody Kimmel
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Ida Wajdi
Pemeriksa Aksara: Jia Effendi
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
Desain sampul : Lala Bohang
Penerbit : Atria
Terbit : April 2012
Tebal : 195 hlm.
ISBN : 978-979-024-496-2
Sumber Artikel ini:
http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-suddenly-supernatural-hantu-dalam-bus/10150876218517693
REVIEW Suddenly Supernatural: Arwah Di Sekolah
http://luckty.wordpress.com/2011/03/21/review-suddenly-supernatural-arwah-di-sekolah/
REVIEW Suddenly Supernatural: Kat Si Medium Penakut
http://luckty.wordpress.com/2011/10/01/review-suddenly-supernatural-kat-si-medium-penakut/
REVIEW Suddenly Supernatural: Medium Yang Tidak Bahagia
http://luckty.wordpress.com/2012/01/22/review-suddenly-supernatural-medium-yang-tidak-bahagia/
.jpeg)
No comments:
Post a Comment