Beberapa hari setelahnya, keadaan Erin masih juga belum membaik. Sehari-harinya, ia hanya duduk merenung memandang keluar jendela. Makannya tidak banyak, bahkan dua kali muntah.
“Dokter Martin, kita harus melakukan sesuatu ! Semangat hidupnya semakin lenyap, kalau kita biarkan, suatu hari mungkin saja ia akan bunuh diri !”
“Saya tahu ! Tetapi selama ia masih belum mau menerima kita, sulit untuk melakukan apapun.”
“Saya akan mencoba untuk berbicara lagi dengannya.”
Sylaz segera masuk ke dalam kamar Erin. Kali ini, Erin tidak menengok ke pintu.
“Erin, aku datang lagi. Apa kamu masih ingat padaku ? Aku Sylaz, yang ingin menjadi temanmu.”
Dengan tetap memandang keluar jendela, Erin berkata, “Untuk apa datang lagi ? Aku sudah bilang, aku tidak butuh teman !”
“Setiap orang pasti butuh teman, Erin; Kamu butuh, aku juga butuh. Dengan adanya teman, maka kita bisa saling berbagi suka maupun duka.”
Erin tidak memberikan tanggapan.
“Aku coba menceritakan sebuah cerita padamu, bagaimana ? Baiklah, aku akan mulai. Pada jaman dahulu, ada seekor harimau yang sangat kuat. Karena kekuatannya itu, ia ditakuti oleh semua penghuni hutan, dan menjadi raja yang sangat berkuasa. Tidak ada seekor hewan-pun yang berani menentangnya, dan ia menjadi sangat sombong karenanya. Ia berpikir, ‘Aku adalah hewan yang paling hebat. Semua takut padaku. Seharusnya aku tidak hanya menjadi raja, tetapi menjadi dewa.’ Rupanya, apa yang dipikirkan oleh harimau itu, diketahui oleh dewa. Karena merasa diremehkan, mereka memutuskan untuk memberi pelajaran kepada harimau congkak itu. Maka pada suatu malam, sebuah petir menyambar pohon tempat harimau itu tidur. Pohon-pun tumbang, dan harimau itu tertimpa pohon tersebut. Ia merasa kesakitan, dan menjerit-jerit minta tolong. Tetapi tidak ada satu hewan-pun yang bersedia menolong Sang harimau, karena selama ini mereka merasa kesal dengan kesombongannya. Dan akhirnya, harimau itu-pun mati.”, lalu Sylaz terdiam sejenak, “Erin, apakah kamu mengerti maksud aku menceritakan cerita ini kepadamu ? Bahkan harimau yang sangat kuat-pun, membutuhkan hewan lain untuk menolongnya. Jadi, setiap orang pasti butuh teman, untuk berbagi suka maupun duka, dan untuk saling menolong.”
Perlahan Erin menengok. Ia memandang Sylaz dengan pandangan meng-iba.
“Apa suatu hari nanti, aku.. akan mati seperti harimau itu, jika tidak punya teman ?”
“Itulah sebabnya, aku ingin menjadi temanmu, Erin. Untuk selalu menjadi penolongmu, jika kamu sedang menghadapi masalah.”
Air mata mulai mengalir di pipi Erin, ketika gadis itu tiba-tiba memeluk Sylaz.
“Sebenarnya, aku takut sekali. Aku tidak mengerti, tetapi setiap ingin mengingat masa laluku, aku merasa takut sekali. Tolong aku...”
Sylaz memeluk Erin erat-erat.
“Apa yang dapat kulakukan untuk menolongmu, Ophelia ?”
3 comments:
Beberapa hari setelahnya, keadaan Erin masih juga belum membaik. Sehari-harinya, ia hanya duduk merenung memandang keluar jendela. Makannya tidak banyak, bahkan dua kali muntah.
kembangkan tulisan kamu.. jgn cuma sekedar begini saja. berikan sebuah detil yg kau rasa tak perlu pada bagian ini.
disini erinnya dalam keadan ngak bisa makan krn lagi berduka? atau dia ngak mau makan krn emang dari sakitnya.
contoh:
apabila Erin emang sakit biasa (bukan krn stress)
... keadaan Erin tak kunjung membaik. Sehari-harinya, dia hanya memandang keluar jendela. Sesekali dia mencoba memakan makanan yang di suguhkan padanya.
tetapi sekali dia menyuap, kemudian dunia serasa berputar di sekitarnya dan dia menjadi muntah. Terus mencoba, hal sama berulang. Tubuhnya menjadi kurus, bagai tak pernah menyentuh makanan.
kl krn stress.. masukkan kata2
... dia sama sekali tak menyentuh makanannya. Sylaz mencoba menyuapi tapi tak satupun masuk ke mulutnya. seolah mulut itu terkunci rapat, bahkan lebih rapat dari pintu penjara sekalipun. Sylaz kemudian menjadi prihatin karenanya"
Ini novel karya excelsior, dan excelsior bukan vadis.
lebih jauh lagi di:
http://rivanne.multiply.com/
Pesan dari Excelsior buat setan bedul, terima kasih banyak atas perhatiannya, dan di masa yang akan datang, saya akan berusaha memperbaiki tata cara penulisan saya. Th'x a lot ^.~
Regards, Excelsior
Post a Comment