VadisReview
Garda – Ksatria dari Cassiopeia
Episode Perebutan
Kristal Langit
Penulis: Ahmad
Sufiatur Rahman
Sinopsis dan rincian buku ada di link ini:
http://fantasindo.blogspot.com/2014/06/garda-perebutan-kristal-langit.html
Pengkhianat, Buronan
dan Pahlawan
Kali ini, giliran Sang Musafir yang dikunjungi para “tamu”
dari dunia lain, tepatnya dari Planet Aress di Gugusan Bintang Cassiopeia.
Hujan meteor Perseids di Gunung Bromo, Jawa Timur telah membawa seorang
buronan, para pengejarnya dan para pelindung si buronan itu.
Buronan bernama Gakasha itu “membonceng” meteor Kristal
Langit, mengincar seorang mahasiswa, Garda Kejora yang kebetulan ada di lokasi jatuhnya
di Bumi. Lantas, ia memilih manusia biasa itu hingga menjadi seorang superhero.
Sebenarnya Gakasha datang ke Bumi untuk sembunyi, namun apa daya, mungkin
kebocoran informasi menjerumuskannya dalam kejaran banyak raksasa.
Sehebat apapun Gakasha, ia masih harus menyesuaikan diri
dalam raga baru “inang”-nya ini. Untung ada dua “meteor pendukung”, Gaby
Mikaila dan Nova Spica yang membantu Garda-Gakasha menghadapi lawan-lawan berat
(dan besar-besar). Para pengejar yang jumlahnya lebih banyak juga merasuki atau
berubah wujud menjadi manusia samaran.
Gaby menjelaskan pada Sang Musafir sebagai duta dari Bumi,
sebagai sumber kekuatan utama di Aress, Kristal Langit pantas jadi rebutan.
Apalagi kini kristal itu menyatu dengan Gakasha dan terbenam di dada Garda.
Yang terjadi selanjutnya adalah rentetan pertarungan seru antara tim Garda,
Gaby dan Nova melawan para raksasa Bangsa Azura yang dipimpin oleh dua ksatria
digdaya, Karen Lezalel dan Antares.
Sebenarnya pihak Garda sempat mengalami kekalahan yang
memupuskan harapan, namun datangnya bantuan tak terduga mampu membalikkan
keadaan. Sebagai peliput dari Bumi, Sang Musafir cukup terpukau dengan konsep
dan plot novel ini yang cukup “alami”, logis dan detil.
Sekilas Sang Musafir jadi teringat pada para Transformers,
robot-robot raksasa dari Planet Cybertron yang hampir kiamat, yang “mengungsi”
ke Bumi dan melanjutkan peperangan mereka di Bumi. Bedanya, Transformers
menyamar menjadi benda-benda mati seperti mobil, para raksasa Aress menyamar
jadi para manusia yang sengaja mereka pilih untuk dirasuki. Ada pula yang tak
menyamar, langsung mengkonfrontir para protagonis dengan wujud asli mereka.
Satu lagi alasan Sang Musafir untuk terpukau adalah latar
belakang dari unsur-unsur mitologi Yunani, Nordik, Nusantara (Pewayangan) dsb
yang dipadu dengan pengetahuan umum, astronomi dan berita-berita fenomenal
dalam kisah Garda ini. Jelas sekali sang kreator dan penulis Garda, Ahmad
Sufiatur Rahman sudah melakukan riset yang tak terlalu mendalam tapi cukup
matang untuk “meramu” latar belakang ini. Contohnya, foto Justin Ng di http://www.justinngphoto.com meliput hujan meteor Eta Aquarid di atas Gunung Bromo, Jawa Timur, Mei 2013.
Entah apakah ini fakta atau hoax (tipuan), namun sangat bisa dimanfaatkan
sebagai sumber ide untuk kisah fantasi superhero. Salut!
Satu lagi nilai plus adalah drama yang terjadi antara dua
sejoli, Garda dan Revina dengan karakter yang konsisten. Garda yang menyukai
sifat-sifat tertentu dalam diri Revina mulai curiga saat menemukan
“kejanggalan” dalam diri gadis yang ia sukai ini. Namun cinta memang buta, dan
itu hampir merenggut nyawa seorang superhero – dan harapan seluruh rakyat
planet yang jauh.
Nah, selama meliput sepak-terjang Garda ini, Sang Musafir
sempat beberapa kali mengerutkan dahi. Pasalnya, adegan-adegan pertarungan yang
terjadi seharusnya diceritakan lebih detil lagi, sehingga perimbangan kekuatan
Garda dkk dengan para super-villains jadi nyata. Kalau tidak, salah satu pihak
jadi terkesan mudah sekali kalah, dan adegan action yang seharusnya amat vital
dalam novel action superhero ini jadi terkesan “numpang lewat” saja.
Banyaknya bantuan dari luar, termasuk senjata yang terlalu
kuat membuat ciri khas kekuatan Garda sendiri jadi kabur atau mudah terlupakan.
Apakah Kristal Langit hanya membuat seseorang menjadi super-human atau
berkekuatan raksasa saja, atau ada lagi yang lain?
Dari segi penamaan, Sang Musafir harus kembali berpegang
pada pakem Superheroisme, yaitu: Nama superhero rata-rata adalah nama samaran,
bukan nama asli penyandangnya. Kalaupun mau sama dengan nama penyandang,
pemilihan nama sebaiknya lebih “alami”. Misalnya dari Marvel ada Dr. Strange,
Luke Cage, Kitty Pryde, Emma Frost dan para agen S.H.I.E.L.D. Nama-nama yang
terlalu “keren” seperti Garda, Gaby Mikaila, Nova Spica dsb seharusnya jadi
nama superhero, nama alias atau nama kecil (nickname), dan nama-nama tokoh
manusianya sebaiknya sesuaikan dengan trend di Indonesia. Misalnya si Garda
inangnya bernama Ahmad, dsb. Yah, kadang Sang Musafir sendiri juga “usil”,
menggunakan nama-nama kode / asli yang “menjurus” macam Shinta Devi, Rania
Giselda dsb.
Tentang tokoh-tokohnya, karena rata-rata mereka satu kampus
dengan atau sengaja “terkait” dengan Garda, variasi karakter protagonis dan
antagonis kebanyakan adalah mahasiswa, dosen dan polisi. Kecuali mungkin
Antares yang jadi tokoh sentral yang beda sendiri. Berikut para tokoh utama
“Garda”:
Garda Kejora:
Tipikal pemuda tampan idola wanita yang mendapatkan kekuatan super dari meteor Kristal
Langit yang jatuh di Gunung Bromo. Kecerdasannya biasa-biasa saja, namun keberanian
dan kenekadannya patut diacungi jempol. Kekuatan super itu adalah dari Gakasha
dari Klan Finix, pecahan dari Bangsa Azura yang jadi bangsa tersendiri.
Revina Korona: Gadis
cantik, love interest Garda yang
manja namun artistik. Mendapatkan kekuatan super panah api dan es dari Bangsa
Azura.
Gaby Mikaila: Wanita
dewasa yang sesungguhnya adalah samaran dari pendukung dan penolong Garda,
pejuang Bangsa Angela. Penyembuhan secara sihir termasuk kekuatan supernya.
Nova Spica: Teman
sekampus Garda yang terkesan kutu-buku dan jenius. Ia juga mendapatkan kekuatan
super dari meteor, yaitu api abadi burung Phoenix (Klan Finix).
Antares: Pemuda
di Pulau Gunung Krakatau yang mendapat kekuatan super dari meteor, yaitu prana petir-api
dan Tombak Petir Gungnir dari Bangsa
Azura.
Kesimpulan akhir, kesan yang bakal cukup melekat dalam
kenangan Sang Musafir tentang Garda adalah gambar-gambar yang “berkilauan”, khususnya
desain kostum Zirah Garda pada cover depan dan beberapa artwork buatan Sutadi (dan Ahmad S.R.), motor trail tunggangan
Garda Kejora dan usaha yang amat gencar dan passionate
dari sang kreator untuk mempromosikan tokoh Garda, di antaranya lewat media
sosial dan merchandise seperti mug
kopi, action figure, T-shirt, cover
buku omnibook, dsb.
Sedangkan dari sisi ceritanya sendiri, mungkin saja Garda
bakal muncul kembali dengan format komik, kisah-kisah baru dan musuh-musuh yang
lebih menantang. Ditambah dengan penulisan adegan tarung yang lebih detil,
segala tipe pembaca akan lebih mudah mengingat Garda dengan kekuatan super yang
unik, bersama teman-temannya menjadi superhero baru Indonesia yang punya
fan-base yang kokoh dan daya jangkau penggemar yang tak terbatas.
Maju terus, Garda! Bercahayalah bagai Kejora!
Keterangan mengenai Garda ada di:
Goodreads.com: https://www.goodreads.com/book/show/22466706-garda
Goodreads.com: https://www.goodreads.com/book/show/22466706-garda
No comments:
Post a Comment