Monstropedia
KRAKEN
Nama lain : Krake, Krabben, Sciu-Crak, Hafgufe, Cetus
Arti Nama : Hewan Yang Tidak Sehat / Sesuatu Yang Aneh, Anak Hades (Cetus)
Dipercayai oleh : Pelaut Norse Skandinavia, Pelaut England dan Irlandia, serta Masyarakat Semenanjung Italia – Balkan.
==KARAKTERISTIK==
Kraken konon adalah monster laut yang memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan memiliki karakteristik mirip cumi-cumi raksasa. Dalam mitos Skandinavia ia digambarkan sebagai monster cumi-cumi atau gurita raksasa yang gemar merusak kapal-kapal yang tengah berlayar. Ukuran tubuhnya yang besar membuat Kraken sering disangka sebagai pulau.
Kraken diyakini pertama kali disebut dalam puisi dari abad ke 13 dari Islandia berjudul ‘Örvar-Oddr’. Puisi itu menyebutkan soal dua monster lautan yakni Hafgufa (kabut lautan) dan Lyngbakr (punggung semak). Hafgufa diyakini merujuk pada definisi Kraken.
Pada tahun 1250-an, sebuah buku teks berjudul ‘Konung skuggsja’ (Cermin Para Raja) yang biasa dipakai sebagai buku teks untuk mendidik aristokrat menyatakan bahwa hanya ada dua Kraken di dunia ini. Mereka tidak bisa bereproduksi dan membutuhkan banyak makanan sehingga jumlah yang melebihi dua ekor akan membuat mereka kelaparan. Buku ini juga menjelaskan secara detail mengenai cara makan Kraken. Di mulut Kraken banyak terdapat sisa-sisa makanan, Kraken biasanya akan bersendawa, mengeluarkan semburan sisa-sisa makanan itu. Sekelompok ikan akan tertarik dengan potongan-potongan daging itu dan akan mendekatu mulut Kraken. Saat itulah kelompok ikan itu akan terjebak, terhisap ke mulut Kraken.
Kraken juga disebut-sebut dalam edisi pertama Systema Naturae (terbit tahun 1735), sebuah buku klasifikasi taksonomi karangan dokter dan ahli alam Swedia, Carolus Linnaeus. Ia menggolongkan Kraken sebagai seekor cephalopoda (segolongan dengan gurita), dan menamainya nama latin ‘Microcosmus marianus’. Meski nama Kraken dihapus pada cetakan-cetakan berikutnya, Linnaeus menyebutnya kembali dalam karya berikutnya yakni ‘Fauna Suecica’ (terbit tahun 1736), dan menyebutnya sebagai ‘monster yang unik’, yang konon mendiami lautan di sekitar Norwegia – Skandinavia tapi Linnaeus sendiri mengaku belum pernah melihat hewan ini.
Meski penggambaran Kraken rata-rata menyebut ia mirip cumi-cumi atau gurita, ada juga yang menyebutnya punya karakteristik mirip kepiting dan mampu membuat pusaran air raksasa. Seorang pengarang Swedia bernama Jacob Wallenbertg dalam karyanya Min son på galejan ("Putraku dalam sebuah kapal" – terbit 1781) menyebut seperti ini :
“Setahap demi setahap, Kraken mulai naik ke permukaan, dan ketika makhluk itu sudah berada sekitar 10-12 depa di depan kapal, aku berharap kapal ini bisa bergerak lebih cepat, menjauh dari tempat ini, karena jika tidak ia akan segera remuk. Ia tampak bagai pulau terapung, air menyembur dari sepasang lubang hidungnya yang mengerikan dan ia membuat cincin pusaran air di sekelilingnya, diameter cincin ini mencapai beberapa mil. Bisakah seorang meragukan bahwa makhluk ini adalah Leviathan dalam Kitab Ayub? "
Masyarakat kuno Norse sendiri percaya bahwa sehari-hari Kraken tidur di dasar lautan dan naik ke permukaan saat mencari makan atau merasa terganggu, terutama oleh kehadiran kapal besar.
Para ilmuwan modern sendiri meyakini mitologi ini berasal dari keberadaan cumi-cumi raksasa yang bisa tumbuh hingga mencapai panjang 18 meter serta biasa hidup di perairan laut dalam.
==MITOLOGI YUNANI==
Beberapa mitologi menyatakan bahwa Kraken adalah seekor monster ciptaan Hades, Penguasa Dunia Orang Mati, dari kumpulan amarah dan kebencian di semesta. Monster ini punya daya rusak yang terlampau besar, setara dengan Typhon, sehingga Olympia (dewa-dewa Yunani) memenjarakannya di sebuah gua di dasar lautan.
Saat Cassiopeia, Ratu Ethiopia, berkoar bahwa ia memiliki putri yang kecantikannya melebihi Dewi Aphrodite, dewi kecantikan, Zeus langsung mengutuk kota itu dan mengatakan bahwa jika Cassiopea tidak ingin kotanya dihancurkan oleh Kraken, ia harus menyerahkan putrinya, Andromeda, pada Kraken. Jika itu ia lakukan maka Kraken akan kembali ke penjaranya di dasar laut.
Cassiopeia menolak menyerahkan putrinya, tapi penduduk kota kemudian menculik sang putri dan merantainya di tebing batu di dekat lautan. Saat Kraken mulai muncul dari lautan dan sudah hendak memangsa Andromeda, pahlawan Perseus langsung muncul dan memperlihatkan kepala Medusa pada Kraken sehingga Kraken pun berubah menjadi batu.
==TRIVIA==
• Di dalam mitologi Norse, Æsir sekalipun tidak pernah mengganggu-gugat Kraken, hanya di mitologi Yunani-Romawi Kraken diceritakan bisa dikalahkan.
• Dalam versi lain, diceritakan Cassiopea sendirilah yang menyatakan diri bahwa ia punya kecantikan melebihi Nereid (duyung laut , pelayan Poseidon). Nereid kemudian protes pada Poseidon dan Poseidon melepaskan Kraken ke Ethiopia.
• Skenario serangan Kraken ke Ethiopia ini dipakai sebagai dasar dari film ‘Clash of Titans’.
KRAKEN
Nama lain : Krake, Krabben, Sciu-Crak, Hafgufe, Cetus
Arti Nama : Hewan Yang Tidak Sehat / Sesuatu Yang Aneh, Anak Hades (Cetus)
Dipercayai oleh : Pelaut Norse Skandinavia, Pelaut England dan Irlandia, serta Masyarakat Semenanjung Italia – Balkan.
==KARAKTERISTIK==
Kraken konon adalah monster laut yang memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan memiliki karakteristik mirip cumi-cumi raksasa. Dalam mitos Skandinavia ia digambarkan sebagai monster cumi-cumi atau gurita raksasa yang gemar merusak kapal-kapal yang tengah berlayar. Ukuran tubuhnya yang besar membuat Kraken sering disangka sebagai pulau.
Kraken diyakini pertama kali disebut dalam puisi dari abad ke 13 dari Islandia berjudul ‘Örvar-Oddr’. Puisi itu menyebutkan soal dua monster lautan yakni Hafgufa (kabut lautan) dan Lyngbakr (punggung semak). Hafgufa diyakini merujuk pada definisi Kraken.
Pada tahun 1250-an, sebuah buku teks berjudul ‘Konung skuggsja’ (Cermin Para Raja) yang biasa dipakai sebagai buku teks untuk mendidik aristokrat menyatakan bahwa hanya ada dua Kraken di dunia ini. Mereka tidak bisa bereproduksi dan membutuhkan banyak makanan sehingga jumlah yang melebihi dua ekor akan membuat mereka kelaparan. Buku ini juga menjelaskan secara detail mengenai cara makan Kraken. Di mulut Kraken banyak terdapat sisa-sisa makanan, Kraken biasanya akan bersendawa, mengeluarkan semburan sisa-sisa makanan itu. Sekelompok ikan akan tertarik dengan potongan-potongan daging itu dan akan mendekatu mulut Kraken. Saat itulah kelompok ikan itu akan terjebak, terhisap ke mulut Kraken.
Kraken juga disebut-sebut dalam edisi pertama Systema Naturae (terbit tahun 1735), sebuah buku klasifikasi taksonomi karangan dokter dan ahli alam Swedia, Carolus Linnaeus. Ia menggolongkan Kraken sebagai seekor cephalopoda (segolongan dengan gurita), dan menamainya nama latin ‘Microcosmus marianus’. Meski nama Kraken dihapus pada cetakan-cetakan berikutnya, Linnaeus menyebutnya kembali dalam karya berikutnya yakni ‘Fauna Suecica’ (terbit tahun 1736), dan menyebutnya sebagai ‘monster yang unik’, yang konon mendiami lautan di sekitar Norwegia – Skandinavia tapi Linnaeus sendiri mengaku belum pernah melihat hewan ini.
Meski penggambaran Kraken rata-rata menyebut ia mirip cumi-cumi atau gurita, ada juga yang menyebutnya punya karakteristik mirip kepiting dan mampu membuat pusaran air raksasa. Seorang pengarang Swedia bernama Jacob Wallenbertg dalam karyanya Min son på galejan ("Putraku dalam sebuah kapal" – terbit 1781) menyebut seperti ini :
“Setahap demi setahap, Kraken mulai naik ke permukaan, dan ketika makhluk itu sudah berada sekitar 10-12 depa di depan kapal, aku berharap kapal ini bisa bergerak lebih cepat, menjauh dari tempat ini, karena jika tidak ia akan segera remuk. Ia tampak bagai pulau terapung, air menyembur dari sepasang lubang hidungnya yang mengerikan dan ia membuat cincin pusaran air di sekelilingnya, diameter cincin ini mencapai beberapa mil. Bisakah seorang meragukan bahwa makhluk ini adalah Leviathan dalam Kitab Ayub? "
Masyarakat kuno Norse sendiri percaya bahwa sehari-hari Kraken tidur di dasar lautan dan naik ke permukaan saat mencari makan atau merasa terganggu, terutama oleh kehadiran kapal besar.
Para ilmuwan modern sendiri meyakini mitologi ini berasal dari keberadaan cumi-cumi raksasa yang bisa tumbuh hingga mencapai panjang 18 meter serta biasa hidup di perairan laut dalam.
==MITOLOGI YUNANI==
Beberapa mitologi menyatakan bahwa Kraken adalah seekor monster ciptaan Hades, Penguasa Dunia Orang Mati, dari kumpulan amarah dan kebencian di semesta. Monster ini punya daya rusak yang terlampau besar, setara dengan Typhon, sehingga Olympia (dewa-dewa Yunani) memenjarakannya di sebuah gua di dasar lautan.
Saat Cassiopeia, Ratu Ethiopia, berkoar bahwa ia memiliki putri yang kecantikannya melebihi Dewi Aphrodite, dewi kecantikan, Zeus langsung mengutuk kota itu dan mengatakan bahwa jika Cassiopea tidak ingin kotanya dihancurkan oleh Kraken, ia harus menyerahkan putrinya, Andromeda, pada Kraken. Jika itu ia lakukan maka Kraken akan kembali ke penjaranya di dasar laut.
Cassiopeia menolak menyerahkan putrinya, tapi penduduk kota kemudian menculik sang putri dan merantainya di tebing batu di dekat lautan. Saat Kraken mulai muncul dari lautan dan sudah hendak memangsa Andromeda, pahlawan Perseus langsung muncul dan memperlihatkan kepala Medusa pada Kraken sehingga Kraken pun berubah menjadi batu.
==TRIVIA==
• Di dalam mitologi Norse, Æsir sekalipun tidak pernah mengganggu-gugat Kraken, hanya di mitologi Yunani-Romawi Kraken diceritakan bisa dikalahkan.
• Dalam versi lain, diceritakan Cassiopea sendirilah yang menyatakan diri bahwa ia punya kecantikan melebihi Nereid (duyung laut , pelayan Poseidon). Nereid kemudian protes pada Poseidon dan Poseidon melepaskan Kraken ke Ethiopia.
• Skenario serangan Kraken ke Ethiopia ini dipakai sebagai dasar dari film ‘Clash of Titans’.
No comments:
Post a Comment