MITOSPEDIA VEDIC / VEDA / HINDU
GANESHA – DEWA KEBIJAKSANAAN DAN PENGETAHUAN
Nama Lain : Ganesa, Ganapati, Batara Gana, Hastimuka, Wignesa, Wigneswara, Ekadanta
Arti Nama : Pemimpin Para Gana (Ganesa / Ganapati), Yang Bermuka Gajah (Hastimuka), Penguasa Segala Rintangan (Wignesa / Wigneswara), Yang Bergading Satu (Ekadanta)
Ras : Dewa
Peran : Dewa Kebijaksanaan, Dewa Pengetahuan, Dewa Pencipta dan Penyingkir Segala Rintangan.
Wahana : Tikus
Pasangan : Buddhi (kebijaksanaan), Riddhi (kemakmuran), Siddhi (keberhasilan)
Anak : Kşema (kesejahteraan) dan Lābha (profit)
Kediaman : Iswaraloka dan Ganeshaloka
Senjata : Parasu (kapak), pasa (jerat), angkus (kait)
==PENGGAMBARAN==
Admin yakin sebagian besar Fantasianers sudah kenal sosok dewa yang satu ini upset emoticon . Sosoknya yang ‘berbeda’ dengan dewa lainnya membuatnya mudah dikenali, seorang pria buncit berkepala gajah yang duduk bersila sambil memegang aneka senjata dan mangkuk air upset emoticon.
Dewa ini juga sering dipakai sebagai simbol / logo dari berbagai institusi semisal Institut Teknologi Bandung, LBB Ganesha Operation, LBB Ganeca Exact, serta Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD yang semuanya memakai lambang Ganesa.
Penggambaran Ganesa yang ‘agak nyeleneh’ ini punya arti tertentu semisal :
1. Kepala yang besar : lebih banyak menggunakan akal daripada fisik untuk memecahkan masalah.
2. Mata yang sipit : melambangkan konsentrasi, mengarahkan pikiran untuk hal-hal positif.
3. Telinga besar dan lebar : lebih banyak mendengarkan orang lain.
4. Mulut yang kecil : menghindari bicara yang tidak-tidak
5. Belalai : melambangkan fleksibilitas
6. Mangkok air yang dihirup belalai : melambangkan keinginan untuk menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya.
7. Kapak : digunakan untuk menumpas segala halangan
8. Tikus : melambangkan nafsu yang dikendalikan.
Karena itulah lembaga atau institusi yang berorientasi pada pendidikan sering menggunakan Ganesa sebagai simbol mereka.
==LEGENDA==
Sebenarnya Ganesa awalnya tidak sebuncit itu. Kepalanya awalnya juga bukan kepala gajah. Ganesa mendapatkan atribut-atributnya itu karena sebuah insiden ‘kesalahpahaman’.
Alkisah, Dewa Siwa saat itu tengah pergi dari Iswaraloka untuk menumpas kaum Asura bersama para Ganapati, meninggalkan Dewi Uma sendirian di Iswaraloka. Saat Dewi Uma hendak mandi, ia khawatir akan terjadi insiden selagi ia mandi mengingat para Asura punya kebiasaan buruk seperti :
• Mengintip wanita mandi atau
• Menculik wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah atau
• Menyaru sebagai suami wanita yang ditinggal suaminya kemudian melakukan tindakan penculikan atau perbuatan ‘tidak menyenangkan’ lainnya.
Uma, meski mampu menangani serangan Asura, butuh sosok lain yang memastikan keamanan dirinya dan Iswaraloka yang nyaris melompong. Akhirnya Dewi Uma membentuk sosok manusia dari tanah liat dan memberinya kehidupan. Sosok itu berubah menjadi seorang anak lelaki dan Uma menganugerahinya senjata sakti berupa tongkat. Tugas anak itu adalah memastikan tidak ada satupun makhluk yang masuk ke Iswaraloka.
Jadi itulah yang dilakukan oleh Ganesa. Ia menjaga gerbang Iswaraloka dari siapapun juga namun Uma lupa memberikan perkecualian untuk Siwa dan balatentaranya. Begitu melihat sejumlah besar Gana berbaris menuju Iswaraloka, Ganesa langsung menghajar mereka tanpa ampun. Nandi, wahana Siwa, juga termasuk salah satu ‘korban’ amukan Ganesa. Meski Siwa sudah mencoba menjelaskan bahwa ia adalah suami Dewi Uma dan secara tidak langsung ia adalah ayah dari Ganesa, Ganesa tetap tidak mau dengar. Alhasil, Siwa terpaksa meladeni Ganesa dalam adu jotos. Mula-mula adu jotos itu seimbang namun akhirnya Ganesa terdesak. Meski begitu, Ganesa masih saja memberi perlawanan dan memaksa Siwa memenggal kepala Ganesa (atau membakar kepala Ganesa dengan mata ketiganya). Ganesa pun tewas dan Dewi Uma yang baru saja selesai mandi dibuat histeris saat melihat tubuh Ganesa yang tanpa kepala itu.
Dewi Uma menuntut suaminya untuk menghidupkan kembali Ganesa. Siwa menyanggupi permintaan istrinya itu dan berkonsultasi pada Trimurti lainnya (antara Brahma atau Wisnu) dan rekannya itu menyarankan Siwa untuk mencari kepala makhluk hidup yang pertama kali Siwa temui saat Siwa melakukan perjalanan. Siwa kemudian menemukan bangkai seekor anak gajah yang sedang ditunggui induknya. Setelah meminta izin pada sang induk gajah, Siwa memenggal kepala anak gajah itu dan menaruhnya di atas tubuh Ganesa. Ganesa pun sejak saat itu punya kepala seekor gajah.
Versi lain menyatakan bahwa Ganesa adalah anak kandung Uma dan Siwa. Ia dinamakan Wigneswara dan konon memiliki wajah yang amat tampan. Saat Siwa dan Uma mengadakan jamuan untuk memamerkan Wigneswara, Semua dewa-dewi memandang kagum kepadanya kecuali Sani – penguasa Saturnus. Saat Uma hendak memperlihatkan Wigneswara pada Sani, Sani selalu menghindar. Uma terus mendesak supaya Sani melihat wajah Wigneswara dan saat itu pulalah kepala Wigneswara terbakar karena mata Sani memiliki kutukan. Benda apapun yang ia pandang akan hancur jadi abu.
==GANESHA DI INDONESIA==
Arca Ganesa yang ada di Indonesia ini cukup banyak, tersebar dari Sumatra sampai Jawa, terutama di Jawa. Di Kalimantan sendiri, arca Ganesa ditemukan di Serawak – wilayah Malaysia. Arca Ganesa paling terkenal adalah arca Ganesa dari Candi Banon, yang saat ini menjadi koleksi Museum Nasional, serta arca Ganesa di Candi Siwa Prambanan.
Karakteristik arca-arca Ganesa ini cukup mirip, perbedaannya hanya ada pada bentuk gadingnya saja. Ada yang gading kanannya patah, ada yang gading kirinya patah, ada pula yang kedua gadingnya utuh. Arca-arca ini rata-rata dipahat pada batu andesit dan batu padas walau ada pula yang dibuat dari logam seperti emas atau tembaga.
==TRIVIA==
• Ganesa adalah anak kesayangan Dewi Parwati dan merupakan satu-satunya anak Dewi Parwati yang tinggal paling lama di Iswaraloka (Kartikeya pindah ke kahyangan Swargaloka setelah dewasa).
• Ganesa muda yang masih berkepala manusia tidak pernah berpikir panjang, tapi sejak kepalanya ‘diganti’, Ganesa menjadi lebih bijak dan hati-hati.
• Penyebab Ganesa hanya punya satu gading (Ekadanta) memiliki beberapa versi. Ada yang mengatakan bahwa gajah yang menjadi kepala Ganesa itu gadingnya patah saat Siwa hendak memenggal kepalanya, ada pula yang mengatakan bahwa gadingnya patah setelah bertarung melawan Raksasa Nila Rudrakala, ada pula yang mengatakan bahwa Ganesa sengaja mematahkan sebelah gadingnya untuk dipakai sebagai alat tulis, ada pula yang mengatakan bahwa gadingnya dipatahkan oleh Parasurama karena Ganesa menghadang Parasurama yang hendak bertemu Siwa.
• Ada legenda yang menyatakan bahwa parasu (kapak) milik Ganesha konon merupakan pemberian Parasurama Awatara sebagai permintaan maaf Parasurama karena sudah mematahkan sebelah gading Ganesa.
• Tikus yang jadi tunggangan Ganesa bisa membesar seukuran kuda atau banteng.
• Mahabharata konon pertama kali disusun berdua oleh Rsi Byasa dan Ganesa. Byasa menciptakan himne-himnenya dan menyanyikannya di hadapan Ganesa sementara Ganesa menuliskan bait-bait itu. Tapi penanya rusak sementara Byasa masih saja terus mendikte, Ganesa kemudian mematahkan sebelah gadingnya dan menggunakannya sebagai pena.
• Peran Ganesa sebagai penguasa segala rintangan bukan sekedar menghilangkan segala rintangan tapi juga menempatkan sejumlah rintangan pada orang-orang tertentu baik karena orang itu perlu diuji atau karena orang itu punya niat tidak baik.
• Ganesa konon suka makan-makan di Astika, kediaman Kubera.
• Sebagai dewa kebijaksanaan dan pengetahuan, Ganesa berbagi tugas dengan Dewi Saraswati. Tapi di Indonesia secara umum Ganesa lebih populer daripada Saraswati.
==REFERENSI==
http://www.ganeshblog.com/2011/06/ganesha-the-world-traveler-series-indonesia.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Elephant_goad
https://hurahura.wordpress.com/2010/11/01/ganesha-dewa-ilmu-pengetahuan-dan-keberuntungan/
http://en.wikipedia.org/wiki/Ganesha
http://en.wikipedia.org/wiki/Mythological_anecdotes_of_Ganesha
http://www.ganeshblog.com/ganesh-legends/
Sumber Gambar : http://saryth.deviantart.com/art/Ganesh-161999407
GANESHA – DEWA KEBIJAKSANAAN DAN PENGETAHUAN
Nama Lain : Ganesa, Ganapati, Batara Gana, Hastimuka, Wignesa, Wigneswara, Ekadanta
Arti Nama : Pemimpin Para Gana (Ganesa / Ganapati), Yang Bermuka Gajah (Hastimuka), Penguasa Segala Rintangan (Wignesa / Wigneswara), Yang Bergading Satu (Ekadanta)
Ras : Dewa
Peran : Dewa Kebijaksanaan, Dewa Pengetahuan, Dewa Pencipta dan Penyingkir Segala Rintangan.
Wahana : Tikus
Pasangan : Buddhi (kebijaksanaan), Riddhi (kemakmuran), Siddhi (keberhasilan)
Anak : Kşema (kesejahteraan) dan Lābha (profit)
Kediaman : Iswaraloka dan Ganeshaloka
Senjata : Parasu (kapak), pasa (jerat), angkus (kait)
==PENGGAMBARAN==
Admin yakin sebagian besar Fantasianers sudah kenal sosok dewa yang satu ini upset emoticon . Sosoknya yang ‘berbeda’ dengan dewa lainnya membuatnya mudah dikenali, seorang pria buncit berkepala gajah yang duduk bersila sambil memegang aneka senjata dan mangkuk air upset emoticon.
Dewa ini juga sering dipakai sebagai simbol / logo dari berbagai institusi semisal Institut Teknologi Bandung, LBB Ganesha Operation, LBB Ganeca Exact, serta Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD yang semuanya memakai lambang Ganesa.
Penggambaran Ganesa yang ‘agak nyeleneh’ ini punya arti tertentu semisal :
1. Kepala yang besar : lebih banyak menggunakan akal daripada fisik untuk memecahkan masalah.
2. Mata yang sipit : melambangkan konsentrasi, mengarahkan pikiran untuk hal-hal positif.
3. Telinga besar dan lebar : lebih banyak mendengarkan orang lain.
4. Mulut yang kecil : menghindari bicara yang tidak-tidak
5. Belalai : melambangkan fleksibilitas
6. Mangkok air yang dihirup belalai : melambangkan keinginan untuk menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya.
7. Kapak : digunakan untuk menumpas segala halangan
8. Tikus : melambangkan nafsu yang dikendalikan.
Karena itulah lembaga atau institusi yang berorientasi pada pendidikan sering menggunakan Ganesa sebagai simbol mereka.
==LEGENDA==
Sebenarnya Ganesa awalnya tidak sebuncit itu. Kepalanya awalnya juga bukan kepala gajah. Ganesa mendapatkan atribut-atributnya itu karena sebuah insiden ‘kesalahpahaman’.
Alkisah, Dewa Siwa saat itu tengah pergi dari Iswaraloka untuk menumpas kaum Asura bersama para Ganapati, meninggalkan Dewi Uma sendirian di Iswaraloka. Saat Dewi Uma hendak mandi, ia khawatir akan terjadi insiden selagi ia mandi mengingat para Asura punya kebiasaan buruk seperti :
• Mengintip wanita mandi atau
• Menculik wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah atau
• Menyaru sebagai suami wanita yang ditinggal suaminya kemudian melakukan tindakan penculikan atau perbuatan ‘tidak menyenangkan’ lainnya.
Uma, meski mampu menangani serangan Asura, butuh sosok lain yang memastikan keamanan dirinya dan Iswaraloka yang nyaris melompong. Akhirnya Dewi Uma membentuk sosok manusia dari tanah liat dan memberinya kehidupan. Sosok itu berubah menjadi seorang anak lelaki dan Uma menganugerahinya senjata sakti berupa tongkat. Tugas anak itu adalah memastikan tidak ada satupun makhluk yang masuk ke Iswaraloka.
Jadi itulah yang dilakukan oleh Ganesa. Ia menjaga gerbang Iswaraloka dari siapapun juga namun Uma lupa memberikan perkecualian untuk Siwa dan balatentaranya. Begitu melihat sejumlah besar Gana berbaris menuju Iswaraloka, Ganesa langsung menghajar mereka tanpa ampun. Nandi, wahana Siwa, juga termasuk salah satu ‘korban’ amukan Ganesa. Meski Siwa sudah mencoba menjelaskan bahwa ia adalah suami Dewi Uma dan secara tidak langsung ia adalah ayah dari Ganesa, Ganesa tetap tidak mau dengar. Alhasil, Siwa terpaksa meladeni Ganesa dalam adu jotos. Mula-mula adu jotos itu seimbang namun akhirnya Ganesa terdesak. Meski begitu, Ganesa masih saja memberi perlawanan dan memaksa Siwa memenggal kepala Ganesa (atau membakar kepala Ganesa dengan mata ketiganya). Ganesa pun tewas dan Dewi Uma yang baru saja selesai mandi dibuat histeris saat melihat tubuh Ganesa yang tanpa kepala itu.
Dewi Uma menuntut suaminya untuk menghidupkan kembali Ganesa. Siwa menyanggupi permintaan istrinya itu dan berkonsultasi pada Trimurti lainnya (antara Brahma atau Wisnu) dan rekannya itu menyarankan Siwa untuk mencari kepala makhluk hidup yang pertama kali Siwa temui saat Siwa melakukan perjalanan. Siwa kemudian menemukan bangkai seekor anak gajah yang sedang ditunggui induknya. Setelah meminta izin pada sang induk gajah, Siwa memenggal kepala anak gajah itu dan menaruhnya di atas tubuh Ganesa. Ganesa pun sejak saat itu punya kepala seekor gajah.
Versi lain menyatakan bahwa Ganesa adalah anak kandung Uma dan Siwa. Ia dinamakan Wigneswara dan konon memiliki wajah yang amat tampan. Saat Siwa dan Uma mengadakan jamuan untuk memamerkan Wigneswara, Semua dewa-dewi memandang kagum kepadanya kecuali Sani – penguasa Saturnus. Saat Uma hendak memperlihatkan Wigneswara pada Sani, Sani selalu menghindar. Uma terus mendesak supaya Sani melihat wajah Wigneswara dan saat itu pulalah kepala Wigneswara terbakar karena mata Sani memiliki kutukan. Benda apapun yang ia pandang akan hancur jadi abu.
==GANESHA DI INDONESIA==
Arca Ganesa yang ada di Indonesia ini cukup banyak, tersebar dari Sumatra sampai Jawa, terutama di Jawa. Di Kalimantan sendiri, arca Ganesa ditemukan di Serawak – wilayah Malaysia. Arca Ganesa paling terkenal adalah arca Ganesa dari Candi Banon, yang saat ini menjadi koleksi Museum Nasional, serta arca Ganesa di Candi Siwa Prambanan.
Karakteristik arca-arca Ganesa ini cukup mirip, perbedaannya hanya ada pada bentuk gadingnya saja. Ada yang gading kanannya patah, ada yang gading kirinya patah, ada pula yang kedua gadingnya utuh. Arca-arca ini rata-rata dipahat pada batu andesit dan batu padas walau ada pula yang dibuat dari logam seperti emas atau tembaga.
==TRIVIA==
• Ganesa adalah anak kesayangan Dewi Parwati dan merupakan satu-satunya anak Dewi Parwati yang tinggal paling lama di Iswaraloka (Kartikeya pindah ke kahyangan Swargaloka setelah dewasa).
• Ganesa muda yang masih berkepala manusia tidak pernah berpikir panjang, tapi sejak kepalanya ‘diganti’, Ganesa menjadi lebih bijak dan hati-hati.
• Penyebab Ganesa hanya punya satu gading (Ekadanta) memiliki beberapa versi. Ada yang mengatakan bahwa gajah yang menjadi kepala Ganesa itu gadingnya patah saat Siwa hendak memenggal kepalanya, ada pula yang mengatakan bahwa gadingnya patah setelah bertarung melawan Raksasa Nila Rudrakala, ada pula yang mengatakan bahwa Ganesa sengaja mematahkan sebelah gadingnya untuk dipakai sebagai alat tulis, ada pula yang mengatakan bahwa gadingnya dipatahkan oleh Parasurama karena Ganesa menghadang Parasurama yang hendak bertemu Siwa.
• Ada legenda yang menyatakan bahwa parasu (kapak) milik Ganesha konon merupakan pemberian Parasurama Awatara sebagai permintaan maaf Parasurama karena sudah mematahkan sebelah gading Ganesa.
• Tikus yang jadi tunggangan Ganesa bisa membesar seukuran kuda atau banteng.
• Mahabharata konon pertama kali disusun berdua oleh Rsi Byasa dan Ganesa. Byasa menciptakan himne-himnenya dan menyanyikannya di hadapan Ganesa sementara Ganesa menuliskan bait-bait itu. Tapi penanya rusak sementara Byasa masih saja terus mendikte, Ganesa kemudian mematahkan sebelah gadingnya dan menggunakannya sebagai pena.
• Peran Ganesa sebagai penguasa segala rintangan bukan sekedar menghilangkan segala rintangan tapi juga menempatkan sejumlah rintangan pada orang-orang tertentu baik karena orang itu perlu diuji atau karena orang itu punya niat tidak baik.
• Ganesa konon suka makan-makan di Astika, kediaman Kubera.
• Sebagai dewa kebijaksanaan dan pengetahuan, Ganesa berbagi tugas dengan Dewi Saraswati. Tapi di Indonesia secara umum Ganesa lebih populer daripada Saraswati.
==REFERENSI==
http://www.ganeshblog.com/2011/06/ganesha-the-world-traveler-series-indonesia.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Elephant_goad
https://hurahura.wordpress.com/2010/11/01/ganesha-dewa-ilmu-pengetahuan-dan-keberuntungan/
http://en.wikipedia.org/wiki/Ganesha
http://en.wikipedia.org/wiki/Mythological_anecdotes_of_Ganesha
http://www.ganeshblog.com/ganesh-legends/
Sumber Gambar : http://saryth.deviantart.com/art/Ganesh-161999407
Sumber artikel ini: Le Chateau de Phantasm di Facebook
No comments:
Post a Comment