WachtenStaad
Ketiga sahabat itu duduk menghadap ke sebuah televisi di markas mereka yang terletak di sebuah rumah pohon. Bayu yang merupakan ‘pemimpin tidak resmi’ dari mereka angkat suara, “sekarang kita akan menonton kembali rekaman siaran berita luar kota yang beberapa hari lalu berhasil disadap oleh Otto, untuk memantapkan diri kita melakukan perjalanan ini…”
Televisi dinyalakan.
Lalu muncul sebuah opening bumper berita, dan seorang pembaca berita berbicara,
“Pemirsa, tahun ini proyek BETTERWORLD telah mencapai tahun yang ke 20.” Lalu muncul animasi grafis yang menggambarkan tentang proyek tersebut. Suara pembaca berita terus terdengar,
“…Proyek BETTERWORLD ini pada awalnya mendapat kecaman keras dari beberapa Negara, hal itu adalah wajar karena meskipun proyek ini penting akan keberlangsungan hidup masyarakat luas, akan tetapi juga memiliki dampak yang dapat membahayakan bagi manusia. Proyek BETTERWORLD mendapat potes-protes keras dari beberapa kalangan pada tahun-tahun pertamanya, hingga tahun ke 5 protes-protes itu mulai berkurang, dan kini menginjak tahun ke 20 masyarakat tampaknya telah melupakan efek samping dari proyek ini dan menikmati hasil darinya. Perusahaan NuVem Company yang menjalankan proyek BETTERWORLD pada tahun pertamanya mengemukakan menjalankan proyek ini sebagai uji coba saja, yakni dilakukan di sekitar 150 kilometer dari barat daya sebuah kota kecil bernama WachtenStaad. NuVem Company sejak awal memang menjadikan kota itu sebagai ekperimen dampak dari proyek BETTERWORLD terhadap penduduk suatu kota. Dan sebagaimana telah bisa diprediksi sebelumnya oleh para ilmuwan mengenai efek samping dari proyek ini, 6 bulan pertama kota itu langsung tertutupi oleh awan tebal. Masyarakat WachtenStaad tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan, Tapi NuVem Company pun juga bertindak, mereka melakukan penangkapan terhadap para aktivis perjuangan, lalu membangun tembok besi yang sangat tinggi terhadap kota itu, serta penjagaan tentara agar penduduk WachtenStaad tidak bisa keluar dari kota tersebut. 800 hari setelah dimulainya proyek BETTERWORLD, matahari sudah tidak bisa bersinar lagi menyinari kota WachtenStaad karena awan pekat yang menyelimuti kota itu. Tahun demi tahunpun berlalu, dan proyek BETTERWORLD telah memberikan bukti manfaatnya bagi masyarakat dunia, meskipun menjadikan WachtenStaad sebagai tumbalnya. Masyarakat kota itupun tampaknya telah menyesuaikan diri hidup tanpa disinari matahari.
Dapatkah anda bayangkan? , 20 tahun berlalu setelah itu, berarti hingga kini ada beberapa generasi di kota kecil tersebut yang sama sekali tidak pernah melihat matahari. Meskipun kasus kemanusiaan proyek BETTERWORLD ini telah pudar dimakan waktu, namun, tetap ada beberapa pakar dan aktivis kemanusiaan yang terus memperjuangkan nasib masyarakat WachtenStaad, salah satunya adalah Profesor Neilkemph, beliau…” Tayangan itu pun terputus.
Televisi dimatikan, merekapun terdiam. Bayu memandangi wajah Otto dan Wira satu persatu. “Tidakkah kalian penasaran? Apa itu proyek BETTERWORLD? Siapa dibalik NuVem Company? Dan yang paling membuat ku penasaran adalah, apa itu Matahari? Benda apa itu? Mengapa di TV tadi dia begitu heran mengetahui kalau kita tidak pernah melihat matahari ?”. Pandangan Bayu lalu melihat keluar jendela, disana terlihat jelas awan gelap menaungi kota mereka. “Kita sejak kecil selalu melihat awan itu, ternyata awan itu telah menghalangi kita melihat suatu benda bernama matahari…, para sesepuh kota ini pun telah berjuang agar hal ini tidak terjadi, meskipun mereka kalah oleh NuVem Company”. Bayu lalu berdiri, dengan bersemangat, “ Tidakkah kalian penasaran? Ayo kita ke timur laut dan melihat seperti apa proyek BETTERWORLD itu….”. Wira dan Otto, menyambutnya dengan kepalan tangan, “Yeaaahhh….”.
Mereka bertiga tiba diluar markas kecil mereka yang terletak di bawah sebuah pohon besar. Dari sana bisa terlihat kota WachtenStaad dari atas. Bayu berkata, “ Ya, kalau kita berangkat sekarang, tampaknya penjagaan tentara agak berkurang , Baiklah, aku, Bayu, akan berjalan didepan menuntun jalan, lalu…” kata Bayu sambil menunjuk Wira, “Wira berjalan di tengah menjaga kanan kiri”, Wira tersenyum menantang, lalu Bayu menunjuk Otto, “Otto berjalan di belakang, mengawasi kalau ada yang mengikuti kita”. Otto mengangguk.
* * *
Mereka bertiga berlari menyusuri kota WachtenStaad . Suasana sangat sepi karena sudah larut malam. Sesekali langkah mereka terhenti karena ada beberapa tentara yang berpatroli. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai di tempat pembuangan besi-besi tua dengan pagar besi memagarinya. Pagar besi itu luar biasa tinggi menjulang, mengisolasi mereka dengan dunia luar tanpa ada tempat untuk berpijak dipagar besi itu. Ketiga nya terdiam. Bayu lalu berujar, “tenaang…” dia lalu berjalan mendekati pagar itu, kedua temannya mengikuti. Bayu lalu berjongkok di sebuah papan seng berkarat. Sambil berujar “ sebenarnya dibagian ini ada lubang cukup besar karena karat” seng itu dia angkat, dan terlihatlah sebuah lubang. Kedua temannya bengong, Bayu nyengir lalu segera melalui lubang itu. Wira menengok ke Otto tanpa bersuara lalu mengikuti Bayu menyusuri lubang itu.
Pagar itu meskipun tinggi, ternyata tidak begitu tebal, diluar pagar itu, penuh dengan sampah-sampah besi tua. Ketiganyamenatap jauh ke depan yang akan menjadi perjalanan mereka. tiba-tiba sebuah lampu sorot menyala. Pos-pos penjaga telah terisi kembali. Lampu-lampu sorot satu-persatu menyala. Dengan sigap ketiga sahabat itu berlari menghindari sorotan lampu. Hingga mereka mencapai sebuah tumpukan besi tua, dan bersembunyi disana.
Mereka berbaring terengah-engah sambil tertawa. Bayu lalu bangkit dan mengeluarkan peta serta kompas, mencocokkan arah, “kita berjalan kearah sana…” Kata Bayu sambil menunjuk ke suatu arah, dan sambil bergegas berjalan. Otto yang ternyata telah memakan perbekalannya, dengan wajah cemberut bekata, “tak bisakah kita istirahat dulu?”. Bayu diam sambil terus berjalan. Otto lalu menoleh ke arah Wira meminta dukukungan, namun Wira bangkit berdiri, sambil menepuk pundak Otto, “kita baru berjalan 3 kilometer, masih ada sekitar 147 kilometer lagi…”, lantas ia berjalan mengikuti Bayu. Otto dengan terpaksa mengikuti mereka sambil ngedumel.
* * *
Perjalanan mereka ternyata tidak mudah. Didepan mereka terhampar jalan yang sangat luas, ujungnya tidak kelihatan, dengan beberapa bangkai-bangkai mobil tua berserakan. Serta jalan layang dan bangunan-bangunan yang tidak berpenghuni mereka lalui. Dengan tetap mempertahankan arah kompas, perjalanan mereka diterpa hujan dan badai pasir. Penampilan mereka pun sudah sangat lusuh sekali.
Hingga pada suatu pagi, suasana amat sangat berkabut. Mereka jalan setapak demi setapak karena kabut sangat tebal, sehingga tidak bisa melihat jauh. Kaki Otto terluka, sehingga ia berjalan dipapah Wira. Sementara Bayu menyibak kabut berjalan didepan. Hingga tangannya menyentuh sesuatu didepannya.
Setelah pandangan agak membaik, ternyata itu ada sebuah pagar kawat, yang melintang menghalangi langkah mereka. Mereka pun beristirahat duduk bersandar pada pagar itu, sambil menegak minuman mereka. Beberapa kali Otto merintih kesakitan, karena kakinya berdarah. Bayu berjalan mencari-cari celah pada pagar itu, sampai dia menemukan sebuah papan bertuliskan
KEEP OUT
BETTERWORLD PROJECT SECOND RING
EVERY INTRUDERS WILL GET SHOT WITHOUT WARNING
Bayu berteriak menghampiri kedua sahabatnya, “ Kita sudah dekat, ini adalah pagar ring 2 mereka, ayo kita panjat pagar ini”. Wira seperti keberatan, “tapi tulisan larangan masuk itu…, mereka akan menembak kita jika kita menyusup masuk…”. Bayu tampak berpikir, “Hmm… tapi kita tak ada jalan lain, kita harus kesana, selain untuk tujuan perjalanan kita, tapi juga untuk meminta pertolongan mengobati kakinya Otto…., selain itu dengan kabut yang setebal ini sepertinya akan sangat suli sekali menembak…”. Wira mengangguk, “baiklah, ayo kita panjat…”. Otto mengerang, “maaf, aku tidak bisa ikut, kakiku seperti ini tidak bisa memanjat, aku tunggu kalian disini…”. Bayu berkata, “oke, kamu tunggu kami mencari bantuan, kami akan kembali secepatnya.., jaga dirimu…”. Bayu dan Wira lalu memanjat pagar itu, dan turun disisi lainnya. Mereka lalu berjalan pelan. Suasana sangat sepi, kabut mulai menghilang, meskipun masih sulit untuk melihat jauh.
Setelah berjalan cukup lama, tiba2 terdengar suara orang berjalan mendekat, dan orang itu berteriak, “Siapa itu? “. Bayu kaget, Wira membidikkan ketapelnya, mereka berdua diam. Lalu dari arah suara itu muncul secercah cahaya. Makin lama makin terlihat jelas sosok itu, seorang lelaki tua dengan lampu petromak di tangannya. Dia bertanya, “Siapa kalian? Tenanglah aku tidak akan menyakiti kalian, aku adalah Profesor Nailkemph, hampir tiap hari aku mengunjungi ring 2 ini mengambil sampel tanah dan air, untuk meneliti perkembangan dampak proyek BETTERWORLD pada lingkungan…” katanya sambil berjongkok, dan mengeruk tanah dengan tangannya.
Bayu dan Wira tampak bingung, namun sudah tampak rileks, tidak setegang tadi, namun keduanya tetap diam. Professor Nailkemph berucap tanpa menoleh, “Apakah kalian anak-anak dari kota WachtenStaad?”. Bayu dan Wira kaget, namun Bayu lalu berucap, “Ya, kami berasal dari sana, sebenarnya baru-baru ini kami baru menyadari bahwa kota kami telah menjadi uji coba proyek BETTERWORLD, proyek apa itu sebenarnya?”. Profesor Nailkemph berdiri, memegang sebuah batu yang sangat berdebu, “Anggap ini adalah bumi, bumi kita lapisan atmosfernya sudah seperti ini, kotor menyelimuti bumi, yang dilalukan proyek BETTERWORLD adalah ini…”. Profesor Nailkemph meniup batu itu kuat-kuat, sehingga debu-debu di batu itu beterbangan menyisakan satu titik yang sangat bersih dari debu. “Namun karena sampah di atmosfer tidak bisa di lepaskan ke luar angkasa, sehinga proyek ini dilakukan untuk menyerap semua sampah atmosfer, memeperkecil kadar racunnya lalu dilepaskan lagi, selanjutnya mesin menyerap sampah atmosfer memperkecil kadar racunnya dan dilepaskan lagi, begitu seterusnya, sehingga proyek ini membutuhkan sebuah tempat sebagai pembuangan sampah atmosfer itu agar mesin itu bisa tetap bekerja.
Proyek ini adalah proyek dengan jangka waktu sangat panjang, untuk bisa membersihkan bumi sepenuhnya. Pada 50 tahun pertama, jika hasilnya sesuai yang diharapkan, maka proyek BETTERWORLD akan dilakukan juga di Negara-negara lain.
Bayu mengangguk dan bergumam, “Tempat pembuangan limbah itu adalah WachtenStaad…”.
* * *
Diluar pagar, Otto membalut luka di kakinya dengan sobekan kain sambil sesekali mengerang, tiba-tiba terdengar suara orang mendekat. Otto ketakutan. Suara itu adalah dua orang tentara memegang senjata, menghampirinya. Otto tidak bisa mengelak lagi.
* * *
Profesor Nailkemph berujar, “Sebaiknya kalian pulang, tidak ada yang bisa dilakukan disini, penyusup dari WachtenStaad seperti kalian yang terakhir datang 2 tahun yang lalu, dan nasibnya ...”.
Wira berkata agak keras, “Tapi kami mau melihat seperti apa matahari itu…”. Profesor Nailkemph tersenyum, “Kalau dilihat dari umur kalian, bisa terlihat bahwa kalian adalah generasi kota WachtenStaad yang tidak pernah melihat matahari… benda yang bercahaya hangat dilangit itu…” dia terkekeh, “Disini pun sama, matahari hanya bisa terlihat beberapa saat tertentu saja.”
Tiba-tiba, angin bertiup sangat kencang, kencang sekali, sehingga debu-debu beterbangan. Mereka bertiga terkejut. kabut-kabut menghilang, dan awan gelap diatas mereka terbuka. Dan tiba-tiba sebuah cahaya sangat terang menyinari mereka dari balik awan itu. Bayu dan Wira terkesima. Dengan agak memicingkan mata terlihat sebuah bola api pijar sangat terang melayang di angkasa. Bersinar hangat.
Bayu sangat terkesima oleh benda itu, matanya berkilat kagum, mulutnya menganga, dia lalu bergumam “A…apa itu? Aku tidak pernah melihat hal seperti itu sebelumnya…, i…itukah matahari…?”. Wira menjawabnya, “E…entahlah….”. Namun Profesor Nailkemph berlari menjauh, berteriak, “Larilah kalian…!!! Itu bukan matahari….!!!”.
Dari balik bola cahaya yang sangat terang itu lalu perlahan-lahan mulai tampak jelas, sepasang sayap dan baling-baling diatasnya. Itu adalah sebuah helicopter raksasa dengan lampu sorot sangat terang didepannya. Dengan membabi buta menembaki Bayu dan Wira. Bayu tertembak, dan tewas seketika, Wira melihat sahabatnya rubuh, langsung mengarahkan katapelnya dan berhasil menembakkan sebuah batu, namun peluru-peluru ganas menembaki tubuh kecilnya. Dia pun rubuh, tewas seketika.
Setelah penembakan itu, suasana menjadi hening seketika, hanya suara deru baling-baling raksasa yang terdengar. Profesor Nailkemph berdiri mematung, terengah-engah, menunduk, dan dengan sedih berujar “terjadi lagi…..seperti penyusup-penyusup sebelumnya….”.
Dari helicopter raksasa itu terdengar suara, “Profesor Nailkemph, hindarilah para penyusup, sehingga kami tidak salah menembaki anda”, helicopter itu lalu pergi menjauh, awan hitam kembali menutupi langit.
* * *
Sebuah truk berjalan melintasi gurun. Didalamnya terdapat Otto dikawal belasan tentara. Otto membatin, “Bayu…Wira…, semoga kalian baik-baik saja disana…, aku tertangkap oleh mereka…, untunglah aku hanya dipulangkan kembali oleh mereka ke kota WachtenStaad….”. Setelah sampai di Kota WachtenStaad, Otto didorong masuk melalui gerbang kota. Orang-orang menghampirinya, namun tidak ia pedulikan. Pikirannya melayang kepada nasib kedua sahabatnya.
Berhari-hari Otto menunggu kabar dan kedatangan mereka di pohon tua ‘markas besar’ mereka. Matanya nanar menatap jauh kearah jalur perjalanan mereka, berharap melihat 2 sosok sahabatnya itu berjalan pulang. Namun tidak muncul-muncul seiring berjalannya waktu.
20 tahun kemudian.
Video berita yang dulu diputar Bayu di televisi 20 tahun yang lalu sebelum keberangkatan mereka bertiga, kini diputar Otto disebuah layar besar ditengah kota. Otto yang telah dewasa, kini mengorganisir gerakan masyarakat Kota WachtenStaad untuk melakukan perlawanan terhadap NuVem Company. Otto berorasi di atas sebuah gedung dengan massa bersorak-sorai dibawahnya. Tentara mulai berdatangan, berusaha membubarkan orasi itu. Otto berteriak lantang, “TIDAKKAH KALIAN INGIN MELIHAT MATAHARI…???!!!!”. Massa membalasnya dengan teriakan semangat, “YAAAAA……!!!!!”.
End.
Visualisasi sementara bisa dilihat di
http://www.youtube.com/watch?v=Si9qolUbyVo
Vote untuk WachtenStaad di Buronan Film
https://buronanfilm.com/id/showcase/wachtenstaad
Diproduksi oleh: Dawn Animation
https://www.youtube.com/channel/UCsaW9m7aDmGQelhVjoeszmA
The movie is about a city named WachtenStaad which the sun cannot appear
because the huge cloud cover that city. And then there are 3 boys who
want to reveal the truth of that problem outside WachtenStaad.
Please like and follow us on
Facebook : www.facebook.com/DawnAnimationStudio
Twitter : www.twitter.com/DawnAnimation
website : www.dawnanimation.com
---------------------------------------- ---------------------------------------- ----
Group company of Cuatrodia studio
Facebook : www.facebook.com/cuatrodia
vimeo : www.vimeo.com/cuatrodia
Please like and follow us on
Facebook : www.facebook.com/DawnAnimationStudio
Twitter : www.twitter.com/DawnAnimation
website : www.dawnanimation.com
----------------------------------------
Group company of Cuatrodia studio
Facebook : www.facebook.com/cuatrodia
vimeo : www.vimeo.com/cuatrodia
No comments:
Post a Comment