Bagan Siklus Empat Zaman Mahayuga |
MAHAYUGA – SIKLUS EMPAT ZAMAN
Disebut juga : Aeon, Divya-Yuga
Rentang waktu : 4.320 juta tahun
Disebut juga : Aeon, Divya-Yuga
Rentang waktu : 4.320 juta tahun
Mahayuga, siklus empat zaman
dalam religi Sanatana Dharma (Hindu).
Mahayuga adalah satuan kala (waktu) dalam agama Hindu. Satuan ini adalah satuan waktu dengan nilai cukup tinggi yakni 4.320 juta tahun. Masing-masing Mahayuga terdiri dari empat zaman :
• Satya-Yuga (1.728 juta tahun)
Disebut abad kebenaran (satya = kebenaran) sekaligus abad keemasan. Masa di mana manusia sangat dekat dengan Sang Pencipta dan dharma (kebenaran) dijunjung setinggi-tingginya sehingga sesuatu bernama adharma (kejahatan) nyaris tidak ada. Masa ini digambarkan sebagai seekor lembu (simbol dharma) yang berdiri dengan 4 kaki. Pada mas ini Bathara Wisnu menjelma menjadi awatara sebanyak empat kali yakni : Matsya (ikan besar), Kurma (kura-kura raksasa), Waraha (babi hutan), dan Narashinga (manusia separuh singa).
• Treta-Yuga (1.296 juta tahun)
Di masa ini kejahatan mulai muncul tapi jumlahnya masih belum terlalu banyak. Pada masa ini banyak bermunculan para filsuf dan cerdik pandai dan keahlian mereka membuat mereka dihormati oleh para ksatriya dengan meminta mereka mengajar di istana-istana. Pada masa ini Wisnu menjelma tiga kali ke dunia manusia yakni sebagai Wamana (orang cebol), Parasurama (Brahmana-Kesatria), dan terakhir Sri Rama (protagonis epos Ramayana). Kaki lembu dharma berkurang satu menjadi tiga.
• Dwapara-Yuga (864.000 tahun)
Adalah masa di mana manusia mulai bertindak rasional (memunculkan cikal-bakal ilmu pasti dan ilmu falak – astronomi). Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Dan yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Pada masa ini mulai terjadi gesekan antar warna (atau lasim disebut kasta) di mana Brahmana merasa lebih unggul dari Kesatria, Kesatria merasa lebih unggul daripada Waisya dan Sudra. Gesekan ini terlihat nyata pada reaksi para Pandawa yang menolak mengakui kelebihan Rhadeya (Adipati Karna) yang statusnya hanya anak seorang kusir. Pada masa ini Bathara Wisnu menjelma sebagai Kresna. Kaki lembu dharma berkurang menjadi dua.
• Kali-Yuga (432.000 tahun)
“Pada masa Kaliyuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa.”
(Wisnupurana)
Kali-Yuga dimulai saat Kresna wafat dan Dwaraka (atau Dwarawati) ditenggelamkan oleh ombak besar. Kaki lembu dharma hanya tersisa satu – satya (keadilan dan kebenaran) dan kaki inipun perlahan-lahan juga akan menghilang. Pada masa ini Bathara Wisnu akan menjelma menjadi dua awatara : Buddha dan Kalki. Kedatangan Kalki akan mengakhiri Kali-Yuga dan mengawali munculnya Satya-Yuga yang baru. Versi lain menyatakan urusan menghancurkan dunia akan dilakukan oleh Bathara Siwa dan Bathara Brahma-lah yang akan menciptakan Satya-Yuga yang baru.
Di antara Treta-Yuga menuju Dwapara-Yuga dan dari Dwapara-Yuga menuju Kali-Yuga ada periode peralihan bernama ‘sandhya’. Sandhya pada zaman Treta-Yuga adalah peristiwa pembantaian raja-raja oleh Parasurama dan penghancuran Alengka oleh pasukan Rama, sementara pada zaman Dwapara-Yuga, itu ditandai dengan Bharatayudha – yang memusnahkan sebagian besar raja-raja yang ada di masa itu.
Mahayuga selalu berulang selama Bathara Brahma masih hidup. 71 Mahayuga akan membentuk satuan Manvantara, 14 Manvantara dan 15 sandhya akan membentuk satuan Kalpa – satu hari bagi Bathara Brahma. Bathara Brahma akan hidup selama 36.000 kalpa dan setelah masa itu berlalu, Bathara Siwa akan menghabisi Bathara Brahma (dan tampaknya juga Bathara Wisnu) beserta dewa-dewa lainnya. Seluruh semesta akan kembali menjadi satu kesatuan bersama Brahman (Tuhan / Keberadaan Yang Maha Tinggi).
Mahayuga adalah satuan kala (waktu) dalam agama Hindu. Satuan ini adalah satuan waktu dengan nilai cukup tinggi yakni 4.320 juta tahun. Masing-masing Mahayuga terdiri dari empat zaman :
• Satya-Yuga (1.728 juta tahun)
Disebut abad kebenaran (satya = kebenaran) sekaligus abad keemasan. Masa di mana manusia sangat dekat dengan Sang Pencipta dan dharma (kebenaran) dijunjung setinggi-tingginya sehingga sesuatu bernama adharma (kejahatan) nyaris tidak ada. Masa ini digambarkan sebagai seekor lembu (simbol dharma) yang berdiri dengan 4 kaki. Pada mas ini Bathara Wisnu menjelma menjadi awatara sebanyak empat kali yakni : Matsya (ikan besar), Kurma (kura-kura raksasa), Waraha (babi hutan), dan Narashinga (manusia separuh singa).
• Treta-Yuga (1.296 juta tahun)
Di masa ini kejahatan mulai muncul tapi jumlahnya masih belum terlalu banyak. Pada masa ini banyak bermunculan para filsuf dan cerdik pandai dan keahlian mereka membuat mereka dihormati oleh para ksatriya dengan meminta mereka mengajar di istana-istana. Pada masa ini Wisnu menjelma tiga kali ke dunia manusia yakni sebagai Wamana (orang cebol), Parasurama (Brahmana-Kesatria), dan terakhir Sri Rama (protagonis epos Ramayana). Kaki lembu dharma berkurang satu menjadi tiga.
• Dwapara-Yuga (864.000 tahun)
Adalah masa di mana manusia mulai bertindak rasional (memunculkan cikal-bakal ilmu pasti dan ilmu falak – astronomi). Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Dan yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Pada masa ini mulai terjadi gesekan antar warna (atau lasim disebut kasta) di mana Brahmana merasa lebih unggul dari Kesatria, Kesatria merasa lebih unggul daripada Waisya dan Sudra. Gesekan ini terlihat nyata pada reaksi para Pandawa yang menolak mengakui kelebihan Rhadeya (Adipati Karna) yang statusnya hanya anak seorang kusir. Pada masa ini Bathara Wisnu menjelma sebagai Kresna. Kaki lembu dharma berkurang menjadi dua.
• Kali-Yuga (432.000 tahun)
“Pada masa Kaliyuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang-orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa.”
(Wisnupurana)
Kali-Yuga dimulai saat Kresna wafat dan Dwaraka (atau Dwarawati) ditenggelamkan oleh ombak besar. Kaki lembu dharma hanya tersisa satu – satya (keadilan dan kebenaran) dan kaki inipun perlahan-lahan juga akan menghilang. Pada masa ini Bathara Wisnu akan menjelma menjadi dua awatara : Buddha dan Kalki. Kedatangan Kalki akan mengakhiri Kali-Yuga dan mengawali munculnya Satya-Yuga yang baru. Versi lain menyatakan urusan menghancurkan dunia akan dilakukan oleh Bathara Siwa dan Bathara Brahma-lah yang akan menciptakan Satya-Yuga yang baru.
Di antara Treta-Yuga menuju Dwapara-Yuga dan dari Dwapara-Yuga menuju Kali-Yuga ada periode peralihan bernama ‘sandhya’. Sandhya pada zaman Treta-Yuga adalah peristiwa pembantaian raja-raja oleh Parasurama dan penghancuran Alengka oleh pasukan Rama, sementara pada zaman Dwapara-Yuga, itu ditandai dengan Bharatayudha – yang memusnahkan sebagian besar raja-raja yang ada di masa itu.
Mahayuga selalu berulang selama Bathara Brahma masih hidup. 71 Mahayuga akan membentuk satuan Manvantara, 14 Manvantara dan 15 sandhya akan membentuk satuan Kalpa – satu hari bagi Bathara Brahma. Bathara Brahma akan hidup selama 36.000 kalpa dan setelah masa itu berlalu, Bathara Siwa akan menghabisi Bathara Brahma (dan tampaknya juga Bathara Wisnu) beserta dewa-dewa lainnya. Seluruh semesta akan kembali menjadi satu kesatuan bersama Brahman (Tuhan / Keberadaan Yang Maha Tinggi).
Sumber: Facebook Le Chateau de Phantasm
No comments:
Post a Comment