The Journey - To outwit two prophecies? |
Berlibur (Lagi) di
Icylandar
Resensi Sang Musafir
Icylandar – The
Journey (Book Two)
Karya: Dionvy
Setelah dibuai oleh berjuta keindahan dalam kisah Icylandar Buku Satu – The Elf Kingdom, kini
Sang Musafir kembali singgah di ranah kaum elf (peri) ciptaan Dewi Dionvy ini. Kali
ini, Dionvy kembali menunjukkan konsistensinya sebagai penulis dengan plot yang
detail dan dramatis. Sebagai pembaca, Sang Musafir perlahan-lahan namun
mendalam menyelami tiap detil, tiap tokoh dan rangkaian kejadian yang membentuk
satu kisah Icylandar Seri Kedua ini. Yah, penuh keindahan, senada dengan
ilustrasi karya Mario Diaz yang tersebar di cover serta awal tiap bab novel
ini.
“Perjalanan” dibuka dengan mengungkapkan sebuah ramalan,
yang berarti total DUA ramalan yang menyangkut Padris, elf yang dipersiapkan
untuk menjadi pemersatu tujuh kerajaan elf yang tersebar di (katakanlah)
Jazirah Rowland – sesuai ramalan pertama Secara detil dijabarkan tentang
konflik batin Padris yang harus mengemban dua ramalan yang saling
bertentangan. Ramalan kedua, “Sampai
selamanya, Kerajaan Elf takkan pernah diperintah oleh api” membuat Padris
meragukan kebenaran kedua ramalan itu.
Namun, dengan usilnya Sang Musafir membuat perkiraan,
seiring perkembangan cerita (yang rasa-rasanya akan sampai tujuh seri), Padris
akan menemukan kunci untuk “mengakali” kedua ramalan itu. Bisa saja ini menyangkut
Jarôz, “makhluk” yang merupakan perwujudan kekuatan sihir dalam diri tiap elf
itu. “Sense of epicness” dan “sense of twist” Sang Musafir bergetar
saat menganalisis hal ini.
Satu pertanyaan besar yang diperkirakan jadi konflik utama
dalam Serial Icylandar ini adalah, mengapa sepertinya Deyreudolf sangat
bernafsu mengincar Padris? Mungkinkah yang sesungguhnya ia incar adalah Jarôz
istimewa yang sering membuat Padris jadi lepas kendali (berserk) itu? Kita tunggu saja jawabannya, entah ada di buku
berapa itu nanti…
Bab demi bab berlalu, Padris tampaknya tak jadi frustrasi
gara-gara ramalan itu – indikasi kedewasaan-kah? Ia tetap menjalani
pelatihannya dan tampak ceria seperti biasa. Bahkan Padris “sempat-sempatnya”
jadi mak comblang, menjodohkan elf satu dengan yang lain sampai ikut serta
dalam sebuah pertunjukan sandiwara dan pesta ulang tahun.
Bagi pembaca yang mencari ketegangan dan kesan “seru”, indikatornya
bisa ditemukan saat Padris mengunjungi tambang emas Icylandar, serangan
mendadak pasukan misterius dan petualangan bersama seorang anak elf bernama Arthur
di Kerajaan Onegara. Di kejadian-kejadian itulah Padris menghadapi
situasi-situasi sulit yang bilamana salah penanganan, harus dibayar dengan
nyawanya sendiri. Sedangkan puncak dramatisasinya adalah saat Padris mengetahui
nasib orangtua kandungnya. Di lembar-lembar terakhir, kembali para pembaca akan
dibuat penasaran untuk segera membeli dan membaca buku ketiga Icylandar ini.
Yah, bisa dibilang perjalanan Sang Musafir di Icylandar kali
ini bagai sedang “ikut jalan-jalan” dalam kumpulan berbagai cerita dengan
beragam warna. Yang tentunya, mengingatkan beliau bahwa gaya plot pada
tulisannya sendiri serupa dengan karya Sang Pelukis Kata, Dionvy ini. Tentunya,
tak persis sama.
Secara pribadi, Sang Musafir masih paling tertarik pada
permainan “Papan Perang” yang makin canggih dan bervariasi, yang membuat beliau
gatal ingin main serial PC Game “Total
War” lagi. Selain itu, ada beberapa tokoh, baik lama dan baru yang seiring
perkembangan karakternya jadi makin menarik, yaitu:
- Aidan: Rayko atau ayah kandung Padris. Yang menarik adalah, ia adalah satu Pangeran Kegelapan dari Kerajaan Elf Deyreudolf. Coba selami konflik batin yang membuatnya harus memilih antara pengabdian pada ayah dan negerinya, atau cintanya pada keluarganya, yaitu pada istrinya Putri Kiela dari Icylandar dan anak semata wayangnya, Padris. “Bahkan hitampun tak harus sepenuhnya hitam”, dan “putihpun tak harus sepenuhnya putih”. Coba apa kita bisa melihat ini dalam diri Aidan dan beberapa tokoh lainnya.
- Arthur: Anak elf yang kurus yang sudah kenyang penderitaan di Kerajaan Elf Onegara. Sepertinya pergaulan dengan Padris dan sesuatu dalam dirinya membuatnya tiba-tiba jadi tokoh misterius dan rasa-rasanya akan berperan sangat penting di seri-seri Icylandar selanjutnya. The unexpected nobody.
- Rafael: Perkembangan karakter Jenderal Elf yang satu ini makin kompleks, seiring terungkapnya bagian-bagian masa lalunya yang membentuk karakternya yang tenang dan dingin seperti sekarang. Tapi hati-hati, Sang Musafir menduga bila sampai Rafael naik pitam, dia bisa berlipat kali lebih mengerikan daripada Jenderal Antolin.
- Naya: Aduh, sepertinya perhatian semua pembaca dipusatkan pada elf cantik yang satu ini, mungkin ada sedikit porsi ke Aira. Boleh rekues beberapa tokoh elf wanita yang cukup menonjol lagi perannya di Icylandar?
Nah, kesimpulan Sang Musafir, walaupun sering kali dibawa
“berkeliling” dalam “perjalanan” yang pendek-pendek namun penting dalam
persiapan Padris ini, beliau tetap memusatkan perhatiannya pada pertanyaan
besar di atas. Sepertinya urusan “akal-mengakali” ramalan dan Jarôz akan jadi
kunci sense of urgency dan konflik
besar dalam Serial Icylandar ini, yang diperkirakan akan terus menanjak dan
makin intensif, membentuk rangkaian yang epik sekaligus indah dan dramatis.
“An epic saga with a
twist, and tons of wondrous, intriguing things to enjoy along the way.” – Itulah
kira-kira endorsement dari Sang Musafir
(Eh, siapa yang minta?).
P.S. :
Bolehkah kalau bisa ada satu atau beberapa tokoh sentral yang "dimatikan" di seri
selanjutnya? Misalnya Rodrigo, salah seorang panglima (Arlan) atau Aidan
(dan Kiela bunuh diri), plus ada yang membelot (misalnya, entah siapa panglima elf berambut hitam itu). Maaf kalau spoiler-ish. Mungkin akan lebih menarik bilamana emosi dan kejiwaan Padris didera secara konstan dengan tragedi dan penderitaan, jadi dia harus menghadapi 2 pertempuran - melawan Deyreudolf dan dalam dirinya sendiri.
Yah, mungkin kalau bisa supaya saya bisa kurangi kesan "berlibur" dan lebih ke "berpetualang".
Yah, mungkin kalau bisa supaya saya bisa kurangi kesan "berlibur" dan lebih ke "berpetualang".
-------------------------
Sinopsis:
Sampai selamanya, kerajaan elf
tidak akan pernah dipimpin oleh api
Sebaris ramalan kuno yang membuat jantung Padris hampir berhenti berdetak. Ramalan ini serasa mematahkan ramalan sebelumnya yang menyatakan bahwa ia ditakdirkan untuk menyatukan seluruh kerajaan elf. Ramalan yang salah ataukah kematian yang akan dihadapinya?
Namun, Padris tidak memiliki waktu untuk meratapi nasibnya. Jendral Antolin dan Jendral Rafael mengajaknya berkelana melihat dunia luar. Mengunjungi pertambangan emas megah milik Kerajaan Icylandar, terperangkap di dalam gua bawah tanah, menemukan kerangka yang masih berpakaian lengkap, berjuang melawan ganasnya badai di antara tebing-tebing pegunungan, melarikan diri dari kepungan pasukan rahasia Kerajaan Deyreudolf yang sangat menginginkan kematiannya, dan pada akhirnya bertatap muka dengan orang tua kandungnya. Ternyata masih ada kisah masa lalu yang ditutup-tutupi oleh semua pihak. Kisah yang begitu memilukan. Sebuah kisah yang tidak ingin dialami oleh siapapun.
tidak akan pernah dipimpin oleh api
Sebaris ramalan kuno yang membuat jantung Padris hampir berhenti berdetak. Ramalan ini serasa mematahkan ramalan sebelumnya yang menyatakan bahwa ia ditakdirkan untuk menyatukan seluruh kerajaan elf. Ramalan yang salah ataukah kematian yang akan dihadapinya?
Namun, Padris tidak memiliki waktu untuk meratapi nasibnya. Jendral Antolin dan Jendral Rafael mengajaknya berkelana melihat dunia luar. Mengunjungi pertambangan emas megah milik Kerajaan Icylandar, terperangkap di dalam gua bawah tanah, menemukan kerangka yang masih berpakaian lengkap, berjuang melawan ganasnya badai di antara tebing-tebing pegunungan, melarikan diri dari kepungan pasukan rahasia Kerajaan Deyreudolf yang sangat menginginkan kematiannya, dan pada akhirnya bertatap muka dengan orang tua kandungnya. Ternyata masih ada kisah masa lalu yang ditutup-tutupi oleh semua pihak. Kisah yang begitu memilukan. Sebuah kisah yang tidak ingin dialami oleh siapapun.
Penulis: Dionvy
Penerbit: Pustaka Redemptor
Detil: Cetakan Pertama, Paperback, 803 Halaman
Edisi Bahasa Indonesia
Penerbit: Pustaka Redemptor
Detil: Cetakan Pertama, Paperback, 803 Halaman
Edisi Bahasa Indonesia
ISBN13: 9786029708714
-------------------------
Keterangan lebih lanjut tentang Icylandar – Buku Dua di
Goodreads.com:
Icylandar Reader di Facebook:
No comments:
Post a Comment