Vyrath,
Dunia Tujuh Bencana
Kreator:
Andry Chang
Catatan:
Ini adalah Konsep Dunia Alternatif dalam Semesta Omnia, satu semesta dengan
Everna.
Arti nama Vyrath adalah Vyr (api) dan Rath (dunia), yaitu Dunia yang Selalu Membara.
Sejak
tercipta dari Ledakan Besar bersamaan dengan lahirnya Sang Sumber, Vyrath di
Galaksi Caerver, Semesta Omnia, Vyrath termasuk planet yang tidak stabil.
Di
Vyrath, selalu terjadi bencana yg bergilir di tujuh benua dalam dunia ini. Bila
ada banjir di benua pertama, berikutnya gempa bumi di benua kedua dsb.
Benua2nya
(nama tentatif) masing-masing punya bencana bergilir yang khas, kecuali ada
anomali lain yg lebih jarang.
Musim ke-1: Banjir
Musim ke-2: Gempa Bumi
Musim ke-3: Gunung Meletus
Musim ke-4: Tornado
Musim ke-5: Hujan yang selalu petir bukan air.
Musim ke-6: Kegelapan total
Musim ke-7: Cahaya yg terlalu menyilaukan
Rotasi bencana2 itu musiman. Satu musim di Vyrath kira-kira setara dengan tiga bulan di Bumi. Satu tahun di Vyrath terdiri dari tujuh musim.
Musim ke-1: Banjir
Musim ke-2: Gempa Bumi
Musim ke-3: Gunung Meletus
Musim ke-4: Tornado
Musim ke-5: Hujan yang selalu petir bukan air.
Musim ke-6: Kegelapan total
Musim ke-7: Cahaya yg terlalu menyilaukan
Rotasi bencana2 itu musiman. Satu musim di Vyrath kira-kira setara dengan tiga bulan di Bumi. Satu tahun di Vyrath terdiri dari tujuh musim.
Sang
Sumber, pencipta Semesta Omnia menempatkan 7 dewa penjaga di masing2 benua sbg
pawang utk meredam atau mencegah bencana2 khas itu. Makin giat mereka disembah,
makin kuatlah mereka. Bila rakyat banyak berdosa dan melakukan kejahatan, makin
sulitlah para dewa itu mencegah bencana yang bakal terjadi di satu daerah
tertentu. Atau kalau paling parahnya, bencana itu akan meluas ke daerah-daerah
lain di benua yang sama atau bertetangga.
Tentunya
7 dewa itu adalah dewa api, dewi air, dewi angin, dewi bumi, dewa petir, dewa
cahaya dan dewa kegelapan. Ada 3 dewa yang jadi ambisius dan bersekongkol ingin
jadi 3 dewa tertinggi dan disembah seluruh dunia. Anehnya mereka adalah dewi
angin, dewi air dan dewa cahaya. Dewa api, dewi bumi dan dewa petir bersekutu
melawan konspirasi ini. Yang netral malah Dewa Kegelapan, tapi bisa saja suatu
hari ia memancing di air keruh.
Kombinasi konflik jadi tak terbatas dan pahlawan-pahlawan dapat muncul dari tempat2 tak terduga. Termasuk dari benua kedelapan yg tak dijaga, yaitu benua es abadi.
Jadi,
kedelapan benua itu adalah:
1.
Jayanusa:
Pakai Mitologi Nusantara.
Bencana khas: letusan gunung berapi.
Penjaga: Dewi Air (seperti Nyi Roro
Kidul).
2.
Shin-Han:
Pakai Mitologi China, Jepang & Korea.
Bencana khas: banjir.
Penjaga: Dewa Api.
3.
Vimatha:
Pakai Mitologi India.
Bencana khas: gempa bumi.
Penjaga: Dewi Angin.
4.
Aztache:
Pakai Setting Amerika.
Bencana khas: tornado.
Penjaga: Dewa Petir (seperti Quetzalcouatl
di Final Fantasy VIII)
5.
Voltuscant:
Setting futuristik mirip Wakanda (MCEU Black Panther).
Bencana khas:
hujan serba petir. Benua dengan wilayah paling kecil dan paling minim sumber
daya alamnya, tapi dibantu oleh teknologi yang diajarkan oleh Dewi Bumi.
Penjaga: Dewi
Bumi.
6.
Noirheim:
Pakai Mitologi Yunani, Nordik atau Eropa.
Bencana khas: kegelapan total.
Penjaga: Dewa Cahaya
7.
Hamzariah:
Pakai Mitologi Timur Tengah dan Mesir.
Bencana khas: cahaya silau.
Penjaga: Dewa Kegelapan
8.
Ycelier:
Setting Kutub Utara dan Rusia.
Bencana khas: tidak ada. Bencana rutin:
salju longsor, badai salju.
Penjaga: Tidak ada, rakyat cenderung
atheis atau menyembah Sang Sumber.
Catatan:
Nama-nama di atas dapat berubah sewaktu-waktu lewat pemberitahuan. Untuk di
grup kepenulisan tertentu, Andry Chang hanya menyumbang konsep dasarnya saja.
Pengembangan selanjutnya diserahkan pada para member grup tersebut.
Update:
22 Maret 2018
2 comments:
Trivia: Konsep dunia ini adalah gabungan atau pencampuran antara konsep "jam bencana bergilir" dari film "The Hunger Games: Catching Fire" dan Dunia Abarat (novel).
Well,yg gue tunggu dri karya novel imdonesia,novel fantasi 😀
Post a Comment