ADILAGA II - VAJRA
INFORMASI KARAKTER
A. IDENTITAS DASAR
Nama
Lengkap : Raditya Damian
Nickname/Title : Radith / VAJRA / Sang Dalang
Jenis
Kelamin
: Pria
Umur : 23 tahun
Ras : Manusia
Character
Class : Attacker
Element Property
: Petir
Kepribadian | : | Seperti dalang wayang pada umumnya, Radith lebih suka beraksi "di belakang layar", tak suka menonjolkan diri sendiri. Ia percaya, cara terbaik mengukir jasa adalah dengan membantu orang lain lewat aksi. Temperamennya cenderung Flegmatis. Saat berinteraksi dengan orang lain, Radith lebih suka berperan sebagai pendengar yang baik, namun bisa saja ia jadi humoris bilamana pembicaraannya makin menarik. |
Menyukai | : | Musik Trance yang ingin Radith terapkan dalam pertunjukan wayangnya, makanan lezat (yang tak terlalu banyak), teman untuk diajak bercanda dan game on-line. |
Membenci | : | Terlalu banyak air, berenang dan keharusan untuk menjelaskan sesuatu, apalagi saat beraksi. |
B. DESKRIPSI FISIK DAN PENAMPILAN
Tinggi/Berat
: 173 cm / 66 kg
Deskripsi fisik
: Walaupun berprofesi
dalang wayang golek, Raditya sebagai “generasi baru yang revolusioner” juga
memodifikasi penampilannya hingga cocok dengan umurnya dan parasnya yang cukup
tampan. Rambut panjangnya diikat berhighlight hijau gaya anime. Beskap dalang berwarna coklat tua yang dikenakannya juga
dimodifikasi hingga lebih mirip jaket modern. Di bagian dalam Vajra mengenakan
baju biasa dan terlindung Zirah Antakusuma yang ringan, namun ia tak bisa
terbang seperti Gatotkaca.
Senjata
:
Topeng Pancanaka: Topeng separuh berwarna merah dan emas, menampung kekuatan Bima. Inilah bentuk baru dari senjata aslinya, yaitu Kuku Pancanaka andalan Bima. Saat tak dikenakan, topeng ini berubah menjadi bentuk samarannya, yaitu wayang golek Bima.
Topeng Pancanaka: Topeng separuh berwarna merah dan emas, menampung kekuatan Bima. Inilah bentuk baru dari senjata aslinya, yaitu Kuku Pancanaka andalan Bima. Saat tak dikenakan, topeng ini berubah menjadi bentuk samarannya, yaitu wayang golek Bima.
Gelang
Gandiwa: Gelang
sakti yang menampung kekuatan Arjuna sebagai pemanah. Inilah bentuk baru dari
senjata aslinya, yaitu Busur Gandiwa andalan Arjuna. Saat tak dikenakan, gelang ini berubah menjadi bentuk samarannya,
yaitu wayang golek Arjuna.
Zirah
Antakusuma: Zirah pelindung dada yang menampung kekuatan Gatotkaca. Inilah
bentuk baru yang disesuaikan dari Zirah Antakusuma asli, namun penggunanya
tidak bisa terbang. Saat tak dikenakan, zirah ini
berubah menjadi bentuk samarannya, yaitu wayang golek Gatotkaca.
Catatan: Kesemua senjata itu dapat diringkas secara gaib dalam bentuk kalung berliontin kristal berbentuk bintang bersisi delapan, Kalung Antakusuma. Saat tidak bertarung atau dalam keadaan siap-siaga, Radith hanya mengenakan kalung ini saja di balik t-shirtnya.
Catatan: Kesemua senjata itu dapat diringkas secara gaib dalam bentuk kalung berliontin kristal berbentuk bintang bersisi delapan, Kalung Antakusuma. Saat tidak bertarung atau dalam keadaan siap-siaga, Radith hanya mengenakan kalung ini saja di balik t-shirtnya.
C. KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN
Kemampuan :
1. Tinju
Petir Brajamusti (Zirah Gatotkaca): Vajra dapat menggunakan prana petir untuk memperkuat tinju dan menjadi
perisai untuk pertarungan jarak dekat. Kekuatan serangan lebih besar
daripada Panah Pasopati, namun pergerakannya tak terlalu cepat (Tipe:
Tarung jarak dekat) Saat hendak beralih ke jurus lain, si pengguna dapat
menembakkan prana ini dengan kedua tinjunya seperti meriam (Tipe:
Tembakan jarak jauh). Hanya butuh waktu kira-kira 1-3 detik untuk
menghimpun prana, sampai bintang pada Zirah Antakusuma berpendar dan
jurus siap dikerahkan. Jurus ini belum sepenuhnya dikuasai Vajra, jadi
ada kalanya saat dikerahkan energinya tiba-tiba "macet", sirna seketika
dari kedua tangannya.
2.
Panah
Petir Pasopati (Gelang
Arjuna): Berfungsi sebagai anak panah petir yang bisa terus-menerus menembak
selama prana masih ada. Kekuatan serangan lebih kecil, namun jauh lebih cepat
dan lebih banyak. Pengerahan jurus bisa dilakukan seketika, tak perlu waktu
jeda untuk menghimpun prana dahulu. Ditandai dengan pendar pada batu akik yang tersemat di Gelang Gandiwa
(Tipe: Tembakan jarak jauh).
3.
Naga Petir
Pancanaka (Topeng
Bima): Tembakan petir yang arahnya bisa dikendalikan seperti bumerang, mirip
Petir Berantai (Tipe: Serangan sihir). Perlu waktu kurang-lebih 5 detik untuk menghimpun prana/mana hingga mata
Topeng Pancanaka berpendar. Sihir ini belum dikuasai dengan sempurna,
jadi belum dapat dikerahkan.
4.
Jaring
Petir Dalangsukma (Orisinil,
Tanpa Pusaka): Tanpa menggunakan ketiga pusakanya, andalan Vajra hanya jaring
petir yang membelenggu musuh dengan prana bagai laba-laba, membuat musuh
menempel di sana, tak bisa bergerak dan tersambar petir. Jaring-jaring itu juga
dapat digunakan dalam wujud benang-benang sihir yang mengendalikan tubuh lawan
yang terkena bagaikan boneka (Tipe: Serangan sihir).
5.
Bumi
Berguncang, Langit Gempar (Pamungkas, Gabungan 3 wayang/pusaka): Hujan petir dari langit serta
erupsi petir dari bumi mengepung banyak sasaran. Kekuatannya hanya optimal saat
prana mencapai puncak (Tipe: Serangan sihir). Sihir ini belum dikuasai dan
belum dapat dikerahkan. Bila Vajra mengerahkan sihir ini, ia akan dalam keadaan lemah, tak bisa mengerahkan prana selama sedikitnya 10 detik.
Kelemahan :
Bila terpaksa harus bertarung jarak dekat, Vajra tak punya dasar ilmu beladiri. Ia lebih suka mempelajari sihir daripada pencak silat. Andalannya hanya Zirah Antakusuma dan energi tarung jarak dekat yang bersumber dari sana. Tanpa prana, kekuatan fisiknya tak jauh di atas pria normal seusianya. Pola serangannya jarak dekatnya agak mudah tertebak. Namun seiring meningkatnya pengalaman tarung, kelemahan ini bisa saja berbalik menjadi kejutan yang fatal bagi musuh.
Walaupun tubuh dan auranya memiliki kapasitas prana yang cukup besar, Vajra bisa saja kehabisan prana di tengah pertarungan karena kurangnya pengalaman untuk membagi-bagi atau menghemat prana (manajemen prana/mana).
Lawan yang sebaiknya dihindari adalah pengguna prana/elemen air dan tanah. Tubuh dan prana tanah yang ekstrim akan meredam sepenuhnya energi petir Vajra. Mengingat air adalah penghantar petir, bila Vajra terkena serangan prana air atau dalam keadaan basah kuyup, bila Vajra menggunakan prana listriknya di waktu bersamaan dia akan ikut cedera tersetrum, atau lebih parah lagi. Karena tak bisa berenang pula, Vajra selalu menghindari bertarung dalam air (kelemahan fatal).
Mungkin karena kurang berpengalaman, Vajra kurang "kreatif" bila harus mengambil keputusan dalam waktu sedetik atau kurang. Kadang reaksinya hanya menghindar, lari atau menangkis sekenanya saja. Ia cenderung pasang badan saat tak bisa menghindar, mengandalkan pusaka-pusaka dan prananya sendiri. Mungkin kelemahan fatal dalam hal pertahanan Vajra ini dapat diperbaiki seiring bertambahnya pengalaman.
Kemampuan komunikasi antar-personal Vajra tak terlalu baik, padahal ia terbiasa bicara lantang sebagai dalang. Mungkin memang sebelum mengikuti turnamen Battle of Realms ia jarang punya teman, jarang bergaul, kontras dengan penampilannya yang kharismatik. Dunia yang digelutinya hanya cerita-cerita pewayangan, internet dan game online.
Perlu jeda beberapa detik untuk merapal tipe serangan sihir. Namun sihir yang dihasilkan Vajra akan mengandung tenaga penghancur yang amat dahsyat.
Walaupun pada dasarnya Vajra sanggup berpetualang sendiri, ia lebih senang membantu dan butuh pula dukungan dari teman-teman satu tim, terutama dari kelas Defender dan Support, khususnya tipe Healer dan (yang mungkin terpenting) Blacksmith (Tinkerer / perbaikan artifact).
D. LATAR BELAKANG KARAKTER
Realms
Name :
Yogyakarta, Indonesia, Planet Bumi
Realms Description :
Planet
Bumi zaman modern (post-modern) seperti yang ada sekarang ini. Realitanya,
mungkin ini Bumi dalam dimensi yang berbeda (paralel) dimana para superhero
Marvel dan Adilaga adalah kenyataan.
Biografi Singkat :
Sebelum
nantinya berkiprah di seri ADILAGA SEASON 2 karya Andry Chang (dalam rencana),
Raditya memulai kiprahnya dengan menjadi pewaris Ki Rogohjiwo. Ki Rogohjiwo
adalah dalang sakti merangkap dukun yang
ternyata berubah haluan menjadi penjahat super, bisa berubah menjadi makhluk
mengerikan bernama Gangren (kombinasi pocong dan zombie seperti Abomination di
Marvel). Nantikan kemunculan debut Ki Rogohjiwo dan Gangren di novel/komik
ADILAGA karya Andry Chang (versi pertama gamenya telah rilis).
Cita-cita
Raditya adalah melestarikan budaya pertunjukkan wayang golek Indonesia dengan
membuat inovasi-inovasi kreatif serta mendayagunakan prana/energi listrik untuk
menggerakkan wayang dalam pertunjukkan2nya. Pergerakan wayang jadi lebih hidup,
dialog lebih bervariasi dan pertunjukkan lebih enak ditonton. Namun sayang, Vajra
malah menuai kritikan parah dari para budayawan lain yang konservatif dan
terpaksa menghentikan usahanya itu untuk sementara waktu, mencari kesempatan
yang tepat.
Ancaman Rogohjiwo itu membuat Vajra terdesak oleh waktu dan keadaan. Terpaksa ia harus mengulur waktu dengan lari, mengasingkan diri dulu dengan identitas palsu dan mengasah diri di tempat-tempat yang "tidak biasa". Bila ia siap kelak, ia akan kembali menghadapi dan menumpas Ki Rogohjiwo, yang kini adalah musuh bebuyutannya. Demi keselamatan nyawanya sendiri dan demi menghindarkan negerinya dari prahara.
Tambahan profil versi Battle of Realms 5:
Galau dan frustrasi, Radith malah kembali ke kebiasaan lamanya, yaitu memainkan game "Everna Online" (EVO) untuk sejenak menghibur diri di rumahnya. Baru ia tahu, rupanya ada ekspansi baru dalam game itu yang bertajuk "Battle of Realms". Lewat avatarnya, Vajra, Radith berinteraksi dengan Hewanurma, GM (game master) dalam ekspansi EVO itu yang berwujud NPC (non-playing character) seorang pria parobaya tampan berambut putih panjang dan berjanggut putih.
"Bisa kurasakan, kau - bukan avatarmu - memiliki kesaktian yang dapat dikembangkan hingga tanpa batas," ujar Hewanurma pada Radith. "Apa kau mau mencoba mengasah kemampuanmu itu di Alforea, Ranah Persimpangan Antar Dunia?"
Radith sama sekali tak paham. "Maksudmu, aku? Aku yang adalah darah dan daging ini masuk langsung ke dunia permainan komputer?"
"Persis. Dari yang kulihat, kau termasuk orang yang percaya pada kekuatan gaib dan tak tercerna nalar. Tentunya kau bisa percaya kata-kataku ini, 'kan?"
Yah, tak ada salahnya dicoba. Dalam kesempitan seperti ini, Radith rela mengambil kesempatan yang paling tak masuk akal sekalipun. Apapun untuk lari sejenak dari musuh bebuyutannya.
"Ya, aku mau." Hewanurma lalu meminta Radith mempersiapkan segala sesuatunya, yaitu senjata, perlengkapan dan kostum tarung. Tak lupa Radith membawa smartphone tabletnya, siap dengan aplikasi untuk mengakses data-data penting menyangkut "Battle of Realms" ini.
Setelah siap, Hewanurma menyuruh Radith menyentuh layar datar monitor komputernya. Hampir seketika, seluruh tubuh Radith tersedot secara amat ajaib ke dalam layar itu.
Entah di manapun Radith akan "mendarat", ia bertekad memperkaya pengalaman lewat turnamen Battle of Realms 5 ini, sebagai Kawah Candradimuka untuk menempa diri seperti Gatotkaca. Bila siap dan lolos uji kelak, Vajra akan kembali menghadapi dan menumpas Ki Rogohjiwo, yang kini adalah musuh bebuyutannya. Demi keselamatan nyawanya sendiri dan demi menghindarkan negerinya dari prahara.
Character Sheet Vajra untuk versi Prototype di Battle of Realms 5:
http://battle-of-realms-5.blogspot.com/2015/03/char-sheet-raditya-damian-vajra-sang.html
Radith ingin mengasah diri di tempat-tempat yang "tak biasa". Di Battle of Realms 5-kah salah satunya? |
Panah Pasopati - Tinju Brajamusti - Naga Pancanaka |
Radith suka lesehan makan gudeg di Malioboro bersama teman-teman barunya, lho :p |
Kombinasi Panah Pasopati dan Naga Pancanaka (Panah Kendali) |
No comments:
Post a Comment