Siapa bilang yang lebih canggih pasti lebih praktis? |
EVERNAPEDIA RESEARCH
Crossbow vs Bow
Busur Silang vs Busur
Kategori Riset: Senjata Abad Pertengahan
Pertama-tama kita harus membahas sedikit fisika mengenai asal kekuatan anak panah yang meluncur. Kekuatan busur berasal dari kombinasi jarak tarikan tali busur dan draw weight. Seberapa jauh tali busur ditarik sebelum melepaskan anak panah menjadi satu faktor. Faktor lainnya (draw weight) merupakan jumlah kekuatan yang dibutuhkan untuk menarik tali busur secara penuh.
Dari kedua faktor di atas kita sudah menemukan masalah pada crossbow. Jarak tarikan tali busur pada crossbow jauh lebih pendek daripada busur pada umumnya. Untuk menggantikan kekurangan pada hal tersebut, draw weight sebuah crossbow umumnya amat tinggi. Crossbow eropa masa medieval memang memiliki kekuatan yang besar, tetapi karenanya mengisi ulang anak panah menjadi proses yang sulit dan memakan waktu. Dikarenakan draw weight yang amat tinggi, tidak mungkin bagi tentara untuk mengisi anak panah crossbow menggunakan tangan kosong. Pada umumnya mereka harus menggunakan alat bantu seperti cranequins atau windlass.
Bentuk proyektil kedua senjata jarak jauh ini juga memiliki karakteristik berbeda. Anak panah dari busur memiliki panjang dan berat yang lebih besar daripada anak panah crossbow (bolt). Karena hal ini, anak panah busur dapat mencapai jarak yang lebih jauh daripada bolt yang ditembakkan dari crossbow. Bolt yang bentuknya pendek dan tebal akan kehilangan stabilitas ketika terbang jauh dan menjadi kurang mematikan. Desain tersebut cocok untuk memberikan pukulan yang kuat dalam jarak pendek (karena ringan, bolt dapat melaju lebih cepat). Di lain sisi, anak panah dari busur (meskipun tidak memberikan pukulan sekuat crossbow medieval) dapat tetap stabil ketika terbang untuk jarak yang jauh.
Sifat proyektil tersebut membawa pada isu lebih lanjut, cara menembakkan kedua senjata tersebut. Pemanah dengan busur dapat membuat barisan tebal, berada di belakang formasi dan menembak melalui kepala tentara teman di depan mereka. Sementara itu crossbowmen harus membuat barisan tipis, berada di depan formasi dan menembak lurus ke depan dalam lajur datar.
Salah satu kelebihan dari crossbow berada pada mekanisme mereka. Pemanah dengan crossbow dapat menarik tali busur dan membiarkan tali tersebut terkunci dalam keadaan siap dipakai. Seorang crossbowmen dapat bersiaga dengan crossbow yang siap untuk ditembakkan setiap saat. Di lain sisi, seorang pemanah dengan busur tidak dapat memaksakan otot tangan mereka untuk menarik tali busur untuk waktu yang lama. Tentu saja busur dapat disiapkan selagi pemanahnya berjalan, sementara seorang crossbowmen tidak dapat bergerak ketika sedang mengisi ulang bolt.
Baik crossbow maupun busur memiliki kekuatan tersendiri yang mematikan. Namun ketika hujan datang dan membuat tali busur basah, kekuatan tersebut tidak dapat dihantarkan. Perbedaan karakteristik kedua senjata itu memiliki peran dalam skenario ini. Membawa tali busur cadangan di bawah helm merupakan hal yang umum bagi pemanah. Apabila tali busur menjadi basah, mereka dapat mengganti tali busur tersebut dengan yang kering. Namun untuk crossbow, hal itu tidak memungkinkan. Masih ingatkah bahwa kekuatan utama crossbow datang dari draw weight-nya? Mengganti tali busur sebuah crossbow di tengah pertarungan bukanlah hal yang mungkin dilakukan. Untuk mengganti tali busur crossbow, seorang tentara harus datang ke bengkel pandai besi dan menggunakan peralatan yang tepat.
Keuntungan menggunakan crossbow akan nampak dalam skenario pengepungan kastil. Seorang crossbowmen dapat mengisi ulang senjata mereka di balik perlindungan dinding. Pengepungan benteng juga umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang amat lama. Karena ini, isu kecepatan isi ulang peluru crossbow menjadi tidak berarti.
Catatan: crossbow yang dibahas dalam artikel ini adalah "heavy crossbow" yang membutuhkan alat bantu untuk mengisi ulang bolt (Identik dengan masa-masa akhir Medieval). Crossbow sesungguhnya sudah ditemukan dari jaman Roma ataupun pada Cina kuno. Crossbow ini memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi tetap berjalan dalam prinsip yang serupa. Contohnya seperti repeating crossbow (Chu-ko-nu) dari Cina kuno. Chu-ko-nu memiliki mekanisme untuk mengisi ulang anak panah dengan mudah. Pada bagian atas crossbow terdapat balok berisi sejumlah anak panah. Dengan mendorong dan menarik tuas yang terletak di sisi crossbow, bolt crossbow akan meluncur dan mengisi ulang dengan sendirinya. Mekanisme ini dapat bekerja secara efisien karena draw weight Cho-ko-nu tergolong rendah. Di tangan tentara terlatih, Cho-ko-nu dapat menembakkan 10 bolt dalam 15 detik. Tentu saja untuk mencapai kecepatan tembak ini, kekuatan dikorbankan.
Referensi:
https://www.youtube.com/user/lindybeige
http://www.lloydianaspects.co.uk/weapons/crossbow.html
https://www.youtube.com/watch?v=ly7bU_3EkH0
http://en.wikipedia.org/wiki/Repeating_crossbow
Pertama-tama kita harus membahas sedikit fisika mengenai asal kekuatan anak panah yang meluncur. Kekuatan busur berasal dari kombinasi jarak tarikan tali busur dan draw weight. Seberapa jauh tali busur ditarik sebelum melepaskan anak panah menjadi satu faktor. Faktor lainnya (draw weight) merupakan jumlah kekuatan yang dibutuhkan untuk menarik tali busur secara penuh.
Dari kedua faktor di atas kita sudah menemukan masalah pada crossbow. Jarak tarikan tali busur pada crossbow jauh lebih pendek daripada busur pada umumnya. Untuk menggantikan kekurangan pada hal tersebut, draw weight sebuah crossbow umumnya amat tinggi. Crossbow eropa masa medieval memang memiliki kekuatan yang besar, tetapi karenanya mengisi ulang anak panah menjadi proses yang sulit dan memakan waktu. Dikarenakan draw weight yang amat tinggi, tidak mungkin bagi tentara untuk mengisi anak panah crossbow menggunakan tangan kosong. Pada umumnya mereka harus menggunakan alat bantu seperti cranequins atau windlass.
Bentuk proyektil kedua senjata jarak jauh ini juga memiliki karakteristik berbeda. Anak panah dari busur memiliki panjang dan berat yang lebih besar daripada anak panah crossbow (bolt). Karena hal ini, anak panah busur dapat mencapai jarak yang lebih jauh daripada bolt yang ditembakkan dari crossbow. Bolt yang bentuknya pendek dan tebal akan kehilangan stabilitas ketika terbang jauh dan menjadi kurang mematikan. Desain tersebut cocok untuk memberikan pukulan yang kuat dalam jarak pendek (karena ringan, bolt dapat melaju lebih cepat). Di lain sisi, anak panah dari busur (meskipun tidak memberikan pukulan sekuat crossbow medieval) dapat tetap stabil ketika terbang untuk jarak yang jauh.
Sifat proyektil tersebut membawa pada isu lebih lanjut, cara menembakkan kedua senjata tersebut. Pemanah dengan busur dapat membuat barisan tebal, berada di belakang formasi dan menembak melalui kepala tentara teman di depan mereka. Sementara itu crossbowmen harus membuat barisan tipis, berada di depan formasi dan menembak lurus ke depan dalam lajur datar.
Salah satu kelebihan dari crossbow berada pada mekanisme mereka. Pemanah dengan crossbow dapat menarik tali busur dan membiarkan tali tersebut terkunci dalam keadaan siap dipakai. Seorang crossbowmen dapat bersiaga dengan crossbow yang siap untuk ditembakkan setiap saat. Di lain sisi, seorang pemanah dengan busur tidak dapat memaksakan otot tangan mereka untuk menarik tali busur untuk waktu yang lama. Tentu saja busur dapat disiapkan selagi pemanahnya berjalan, sementara seorang crossbowmen tidak dapat bergerak ketika sedang mengisi ulang bolt.
Baik crossbow maupun busur memiliki kekuatan tersendiri yang mematikan. Namun ketika hujan datang dan membuat tali busur basah, kekuatan tersebut tidak dapat dihantarkan. Perbedaan karakteristik kedua senjata itu memiliki peran dalam skenario ini. Membawa tali busur cadangan di bawah helm merupakan hal yang umum bagi pemanah. Apabila tali busur menjadi basah, mereka dapat mengganti tali busur tersebut dengan yang kering. Namun untuk crossbow, hal itu tidak memungkinkan. Masih ingatkah bahwa kekuatan utama crossbow datang dari draw weight-nya? Mengganti tali busur sebuah crossbow di tengah pertarungan bukanlah hal yang mungkin dilakukan. Untuk mengganti tali busur crossbow, seorang tentara harus datang ke bengkel pandai besi dan menggunakan peralatan yang tepat.
Keuntungan menggunakan crossbow akan nampak dalam skenario pengepungan kastil. Seorang crossbowmen dapat mengisi ulang senjata mereka di balik perlindungan dinding. Pengepungan benteng juga umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang amat lama. Karena ini, isu kecepatan isi ulang peluru crossbow menjadi tidak berarti.
Catatan: crossbow yang dibahas dalam artikel ini adalah "heavy crossbow" yang membutuhkan alat bantu untuk mengisi ulang bolt (Identik dengan masa-masa akhir Medieval). Crossbow sesungguhnya sudah ditemukan dari jaman Roma ataupun pada Cina kuno. Crossbow ini memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi tetap berjalan dalam prinsip yang serupa. Contohnya seperti repeating crossbow (Chu-ko-nu) dari Cina kuno. Chu-ko-nu memiliki mekanisme untuk mengisi ulang anak panah dengan mudah. Pada bagian atas crossbow terdapat balok berisi sejumlah anak panah. Dengan mendorong dan menarik tuas yang terletak di sisi crossbow, bolt crossbow akan meluncur dan mengisi ulang dengan sendirinya. Mekanisme ini dapat bekerja secara efisien karena draw weight Cho-ko-nu tergolong rendah. Di tangan tentara terlatih, Cho-ko-nu dapat menembakkan 10 bolt dalam 15 detik. Tentu saja untuk mencapai kecepatan tembak ini, kekuatan dikorbankan.
Referensi:
https://www.youtube.com/user/lindybeige
http://www.lloydianaspects.co.uk/weapons/crossbow.html
https://www.youtube.com/watch?v=ly7bU_3EkH0
http://en.wikipedia.org/wiki/Repeating_crossbow
Sumber artikel ini:
Le Chateau de Phantasm - Official Facebook Page
2 comments:
kalau beli crossbow harus izin polisi ga
thanks for info https://bit.ly/2QSyljA
Post a Comment