Vandaria Saga: Ratu Seribu Tahun by
Ardani Persada SubagioMy rating:
4 of 5 starsVandaria Saga
Pencipta Hikayat: Ami "Sang Ayah a.k.a. Big V-Daddy" Raditya
Perjalanan Ke Barat ala Vandaria
Review oleh: Andry Chang
Dalam kunjungan liputannya di Jagad Vandaria, Musafir dari Everna, si paparazzi antar dunia kali ini menemui narasumbernya, yaitu Ratu Narasoma dari Kerajaan Madra. Yang berjulukan Ratu Seribu Tahun (R-1K-T).
Kebetulan beliau (the 1000-year old girl) baru kedatangan tamu, seorang pejalan cakrawala lain bernama Hekhaloth (baca: hack-a-lot).
Sebagai hasil dua sesi "kongkow" itu, jadilah Narasoma melakukan perjalanan ke barat. Tentu saja dengan tiga tujuan:
1. Membebaskan Madra dari kungkungan Iblis Murugan.
2. Mengamalkan dan menyempurnakan ajaran Avesta Rahwan
3. Dan mengakhiri kutukan hidup abadi padanya. Dengan kata lain, seperti yang Nara katakan sendiri, "Aku bosan hidup."
Sang Musafir tentunya ikut serta sebagai peliput. "Untuk Buletin Vandaria di Facebook," katanya.
Nara hanya mengangguk-angguk saja lalu bicara pada Ixion, kudanya, "Ix, Fesbuk itu apa sih? Gue gak ngerti..."
Nah, dalam perjalanan ini Narasoma a.k.a. Volsung, Tong Sam Cong ala Vandaria mengangkat beberapa murid (yang jelas tersepona oleh keluhuran budinya), yaitu:
1. Ixion: Kuda titisan naga. Pemegang gelar Ph.D. Ilmu Kelistrikan. Julukannya: Ix-Man.
2. Vari: Tipikal gadis lugu-berlagu. Ia bagai kertas putih bersih yang siap dipenuhi Avesta. Tokoh orisinil ala V.
3. Kugo: Kera sakti (Sun Go Kong ala V) titisan Varaha (Hanuman ala V)
4. Hakka: Seekor Gorken (orc atau siluman piggy) yang minus di kecerdasan, plus di kekuatan dan bersifat ksatria. Cu Pat Kay ala V.
5. Gojoh: Pemburu yang punya pasukan roh pelindung yang disebut Terminus. Sah Ceng ala V.
6. Hekhaloth dan Markabah: Para juru bisik dan tukang sapu. Peran mereka hanya bicara, tak boleh banyak ikut campur dan main tangan. Hekhaloth beri bonus juga, si Ix-Man. Kegemaran? Jalan-jalan di cakrawala.
7. Murugan: Pada dasarnya ia iblis jahat, tapi twist dalam cerita membuatnya jadi tokoh yang paling menarik. Here, Muru, Muru! Fetch!
Dan tentu saja supaya ada konfliknya, ada pihak-pihak tertentu yang, demi kepentingan "keamanan negara" dan "kedamaian di Vandaria" berusaha menghalangi perjalanan Volsung ini. Tepatnya memaksa "si inang bencana" kembali untuk "terpenjara" di Madra. Forevah.
Inilah para antagonista!
1. Tritorch dan Lumina: Tri mengirim kera sakti dan Lumina sedikit bicara, dengan kata-kata yang menentukan segala.
2. Alhazad: Kejam pada musuh tapi mampu menghargai bawahannya hingga mereka rela mati nyengir untuknya. Tipikal pemimpin yang baik ala Sun Tzu.
3. Zagam! Pakai suara bas, serukan keras dan bergema. Zaagaam!
4. Delapan Yang Abadi plus para abdi 4 Raja Surga khususnya Alhazad dan Zagam: peran-peran pembantu yang menambah seru cerita.
5. Seraph: Ratu Frameless Edenion. Cameo dari saga mainstream. Nantikan sepak terjangnya di novel-novel V selanjutnya.
6. Rahwan: Rahwana ala V. Biang kerok pemicu masalah dalam kisah ini.
Berikut ini hal-hal yang membuat Sang Musafir terkagum-kagum:
- Ilustrasi-ilustrasi "kelas dewa" dari para "dewa gambar" Indonesia jelas memberi nilai tambah yang besar bagi karya ini. Sebagian berasal dari artwork untuk trading card game (TCG) Vandaria Wars.
Sebut saja nama-nama besar seperti: Is Yuniarto, Wenart Liang, Tatsu Maki, Ecky Oesjady dan Andre Pratama. Lihat artwork mereka dan *duh, Sang Musafir jadi iri...*
- Karakter Vari. Walaupun hanya terkesan tambahan, sesungguhnya perannya sangat penting sebagai penyeimbang dalam kelompok yang "sangar-sangar" ini. Lewat kelembutan, kerajinan dan ketulusan hatinya.
- Kisah R-1K-T ini sarat pesan moral, nasihat-nasihat praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan tak lekang zaman.
- Adegan-adegan tarung yang cukup detail, hingga terasa benar serunya.
- Karakter Zagam yang sepak terjangnya kental dan kentara kebrutalan dan kekejamannya berhasil membangkitkan rasa sebal Sang Musafir. Justru ini makin menambah mutu penokohan di cerita ini sendiri.
- Secara umum, salah satu kekuatan utama novel ini adalah kedalaman karakter para tokoh utama mampu meninggalkan kesan hingga bisa jadi kegemaran dan membekas lama dalam ingatan pembaca.
Hal-hal yang membuat Sang Musafir tersandung-sandung:
- Sudah banyak adaptasi roman "Kera Sakti - Perjalanan Ke Barat" yang dibuat bahkan lebih populer dari hikayat orisinilnya sendiri. Sebut saja diantaranya Dragon Ball dan Gensomaden Saiyuki.
Yah, "Sun Go Kong" ala Vandaria itu sah-sah saja, karakter-karakter yang mirippun tak masalah.
Hanya saja, akan lebih keren kalau plot R-1K-T dimodifikasi sebeda mungkin dengan SGK, jadi tak terlalu mengingatkan pembaca akan CERITA di SGK itu. Dragon Ball adalah contoh bagus. Adaptasi "Ramayana" ala Vandaria dalam kisah Rahwan-Varaha juga jadi contoh modifikasi yang "jauh beda dengan aslinya".
- Satu pertanyaan: Rahwan menyebarkan agama dan Avesta, tapi kemudian jadi penjajah dengan dalih menggelar "perang suci".
Bukankah Raja Shalya dan rakyat Madra yang tahu persis Rahwan menyerang negeri mereka seharusnya berhenti jadi penganut "agama orang khilaf" itu? Bahkan Narasoma sepertinya tak tahu tentang "Rahwan Complex" itu hingga di akhir cerita ia baru sadar dan merevisi Avesta Rahwan menjadi Goldark?
Asumsi Musafir, mungkin Nara mendasari ajaran itu pada Sang Ibu, dan Rahwan hanya numpang nama dan jadi broadcaster saja. Satu lagi, ingat kalau "Perang Suci" tercatat dalam sejarah dunia nyata, walaupun tak seekstrim Agresi Rahwan sendiri. Tapi itu tak menghentikan orang menganut agama-agama terkait.
- Figur karakter Murugan mirip monster-iblis di serial anime yang sangat terkenal. Bahkan caranya "dipenjara" dalam tubuh Narapun mirip.
- Gojoh dalam cerita dideskripsikan sebagai pria "tampan", padahal di ilustrasinya kelihatan "tam-tu". Tua tapi tampan? Macam Sean Connery (007)-kah?
- Seperti di universe Vandaria pada umumnya, sorotan utama Sang Musafir selalu pada masalah kecocokan nama, penampilan dan budaya geografis yang sering campur-aduk. Contoh di kisah ini adalah nama Goldark sebagai pengganti nama negeri Madra yang sudah cenderung bernuansa India. Svarna mungkin lebih cocok.
Saran Sang Musafir untuk Sang Ratu Seribu Tahun:
- Walaupun bisa membayangkan perjalanan ke barat lewat Jalur Sutera dengan membandingkannya dengan Planet Bumi, akan lebih baik bila setidaknya ada peta singkat yang menjabarkan rute perjalanan Volsung dkk. Pembaca akan lebih terbantu visualisasinya dan lebih nikmat membacanya. Yumm!
- Sistem keterangan istilah dengan footnote sudah mantap. Mungkin bisa dipertimbangkan menambahkan Daftar Istilah di bagian akhir novel.
- Meskipun mudah ditebak, ada baiknya mencantumkan nama tokoh dalam ilustrasi khusus tokoh. Misalnya: (Tritorch by Is Yuniarto, Amazu dan Baxilios oleh Ecky Oesjady)
- Saran-saran lainnya, termasuk untuk proyek-proyek novel Vandaria Saga pada umumnya dapat dilihat di Resensi Andry Chang untuk Harta Vaeran. Tak perlu siaran ulangan, toh?
Dengan kaki pegal dan hati heboh setelah perjalanan pulang-pergi dari timur ke barat, Murugan "Muru-Muru" mengantar Sang Musafir kembali ke base-campnya di Dunia Everna.
Muru bertanya, "Nah, bagaimana menurutmu tentang cerita ini, wahai pelancong dimensi (Level dewa yang lebih tinggi dari pejalan cakrawala)?"
Sang Musafir mengangkat dua jempolnya sambil berujar, "Top markotop, Gan! Seru abis! Titip salam buat Ardani si Pejalan Cakrawala, terima kasih untuk hiburan yang berkesan ini. Lain kali saya akan mampir lagi ke Vandaria, Gan."
Muru-Gan pamit, lalu berbalik pergi sambil bergumam, "Dasar anak Kaskus..."
Untuk tahu lebih banyak tentang Vandaria, kunjungi website
www.vandaria.com dan
www.facebook.com/vandaria View all my reviewsDetail:
Paperback, 584 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2011
ISBN13: 9789792274325
Edisi Bahasa Indonesia
No comments:
Post a Comment